Anda di halaman 1dari 16

SEMESTER ANTARA

Strategi Pembelajaran Fiqih

Disusun Oleh :

Lutfi Rizal Putra

(0301193208)

Dosen Pengampu :

Nuristiqomah Awaliyahputri B.,S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023

i
PRAKATA

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini pada tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini untuk memenuhi tugas Semester Antara (SA). Selain itu, tugas ini bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi saya selaku penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nuristiqamah Awaliyahputri B., S.Pd,
M.Pd selaku dosen Semester Antara (SA) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya sesuai dengan bidang studi yang saya jalani.
Saya menyadari, tugas yang saya kerjakan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas
saya ini.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 15 Februari 2023

Lutfi Rizal Putra

ii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
PRAKATA.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN.....................................................................................................1
A. Pengertian Strategi Pembelajaran.......................................................................1
B. Mata Pelajaran Fiqih............................................................................................1
C. Pengertian, Langkah-langkah, kelebihan & kekurangan Strategi
Pembelajaran.........................................................................................................2
D. Kesimpulan.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

iii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan dalam
penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar
dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari
metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul
mencapai tujuan pembelajaran (Wahyuni Nur Nasution, 2017).
Dari wahyuni Nur Nasution (2017) menurut Miarso , strategi pembelajaran adalah
pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang
dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.
Sehingga dapat kita simpulkan pengertian dari strategi pembelajaran adalah
pendekatan dalam penyampaian materi di lingkungan pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakter murid agar materi yang dibawa menjadi mudah dipahami dan lebih
dimengerti dengan baik.

B. Mata Pelajaran Fiqih


Ilmu fiqih menurut istilah berarti ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syara‟ yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dalil
tafsil (jelas danterperinci). Orang yang mendalami fiqih disebut dengan fakih,jamaknya
adalah fukaha.
Maka tujuan ilmu fiqih adalah untuk mengetahui dan menerapkan hukum-hukum
syara‟ dari amal perbuatan manusia, yaitu apa saja yang wajib dikerjakan maupun apa
saja yang wajib ditinggalkan manusia yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci ke dalam
kehidupan sehari-hari, demi untuk kemaslahatan manusia dan mencegah timbulnya
kerusakan di tengah-tengah mereka.
Fiqih Islam mencakup seluruh perbuatan manusia, karena kehidupan manusia
meliputi segala aspek. Fiqih Islam membahas hukum-hukum yang Allah syariatkan
kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah

1
tindakan timbulnya kerusakan di tengah-tengah mereka. Maka fiqih Islam datang
memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan beserta hukum-
hukumnya.1
.
C. Pengertian, Langkah-Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Strategi-Strategi
Pembelajaran, dan Penerapan Strategi Pembelajaran.
1. Strategi Pembelajaran Inquiri
Pengertian metode inquiry adalah suatu strategi penyajian pembelajaran yang
berpusat pada siswa dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari
jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan
secara jelas dan structural kelompok.2
Dapat disimpulkan pengertian metode inquiry adalah suatu strategi penyajian
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan structural kelompok untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Adapun Langkah-langkah strategi inquiru yaitu:
1. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya proses pelaksanaan pendekatan
Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok Makanan dan Minuman Halal dan
Haram.
2. Guru menerangkan materi pokok Makanan dan Minuman Halal dan Haram
3. Guru memberikan masalah kepada siswa
4. Guru menyuruh siswa untuk mengeksplorasi materi dalam kerja kelompok.
5. Guru memberikan tugas tentang materi pokok yang sedang dipelajari.
Adapun Kelebihan Strategi Inquiri :
 Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif siswa, jadi siswa dapat belajar
bagaimana belajar itu.
 Pengetahuan dalam pendekatan ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
pengertian, retensi dan transfer.

1
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013,(Semarang: PT.
Karya Toha Putra, 2014),h.4
2
Kourilsky dalamOemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Bumi Aksara,2001), h. 220.

2
 Membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan
 Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju
sesuai dengan kemapuannya sendiri.
 Pendekatan ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya,
sehinga ia lebih terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit
pada suatu penemuan khusus
 guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide
 Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk
menemukan kebenaran akhir dan mutlak
 Lebih banyak sumber belajar yang tersedia
 Setiap Pendekatan ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan
bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan-
penemuan.
 Pendekatan ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada
mereka dan unit pelajaran dari tiap bidang studi dapat dipelajari setiap waktu
pada tempat-tempat yang sesuai dengan kondisi dan gaya belajar siswa.
 Kecepatan belajar ditentukan oleh siswa itu sendiri.
 Bimbingan dan penyuluhan yang diberikan oleh tutor lebihbermanfaat dan
lebih relevan dibandingkan bimbingan yang diberikan dalam belajar yang
bersifat tradisional.

Adapun Kekurangan Strategi Pembelajaran Inquiri :

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.


2. Pendekatan ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar karena sebagian
besar waktu dapat hilang dengan membantu seorang siswa menemukan teori-
teori.
3. Harapan yang ditumpahkan mungkin mengecewakan guru dan siswa yang
sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4. Fasilitas yang dibutuhkan akan mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
5. Pendekatan ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir
kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi.

3
Harapan dari penerapan strategi pembelajaran inquiri ini yaitu
mendorong/membentuk peserta didik untuk dapat mengembangkan displin
intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Kegiatan
pembelajaran selama menggunakan strategi pembelajaran Inquiry ditentukan oleh
keseluruhan aspek pengajaran di kelas, proses keterbukaan, dan peran siawa aktif.
Pada prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu peserta didik
menjadi mandiri, percaya diri, dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri
untuk terlibat secara aktif. Peran guru bukan hanya membagikan pengetahuan dan
kebenaran, melainkan pula sebagai penuntun dan pemandu. Peran guru adalah
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Jadi, bukan memberikan informasi
atau ceramah kepada peserta didik. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan
pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan
keterampilan berpikir kritis peserta didik. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peserta didik sebaiknya tidak langsung dijawab oleh guru tetapi siswa diarahkan
untuk berpikir tentang jawaban dari pertanyaan tersebut.

2. Strategi Pembelajaran Model Ceramah Pada Pelajaran Fiqih


Pengertian metode Ceramah, Metode ceramah dapat diartikan sebagai “cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa” Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi
pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak siswa. Metode
ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan
dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode
pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat
komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.3
Adapun Langkah-langkah strategi tidak langsung yaitu:
1. Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik
sebelum belajar dimulai
2. tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup 2006), h. 147

4
3. tahap asosiasi (komparasif) artinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimannya.
Untuk itu pada tahap ini diberikan/disediakan Tanya jawab dan diskusi.
4. tahap generalisasi atau kesimpulan. pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil
ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.4
Adapun Kelebihan Strategi Ceramah :
1. Metode ceramah baik digunakan untuk menyampaikan materi yang sulit
disampaikan dengan cara lain, seperti menjelaskan makna ayat-ayat alqur’an dan
hadis, persoalan keimanan juga sejarah Islam.
2. Metode ceramah baik untuk memotivasi siswa dalam mengembangkan minat,
hasrat, antusiasme, emosi, dan apresiasi terhadap suatu pelajaran.
3. Memberikan keterangan-keterangan pada siswa dalam membantu memecahkan
masalah, jika siswa mengalami kesulitan-kesulitan.5
Adapun Kekurangan Strategi Ceramah :
1. Menjadikan perhatian hanya terpusat pada guru. Akibat guru sering dianggap
siswa sebagai sosok yang selalu benar. Disini tampak bahwa guru lebih aktif dari
pada siswa.
2. Secara tidak disadari ada unsur pemaksaan dari guru. Karena guru aktif berbicara
sedang siswa hanya pasif mendengar dan melihat apa yang dibicarakan guru,
akibatnya siswa hanya bisa mengikuti alur pikiran guru, yang terkadang tidak
sejalan dengan alur berpikir siswa.

Penerapan metode ceramah diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi


oleh siswa, dapat meningkatkan perhatian siswa, memotivasi siswa, dan mendorong
siswa untuk belajar. Akan tetatpi dampak atau efek dari metode ceramah dalam
pembelajaran dikelas cenderung membuat peserta didik pasif dan merupakan sebuah
cara melaksanakan pembelajaran yang dilakukan pendidik/guru/dosen secara
monolog dan hubungan satu arah. Dalam hal ini, timbul kesan peserta didik hanya
sebagai objek yang selalu menganggap benar apa-apa yang disampaikan oleh
pendidik/guru/dosen. Padahal posisi peserta didik selain sebagai penerima pelajaran
mereka juga menjadi subjek pembelajaran dalam arti peserta didik adalah individu
yang berhak untuk aktif mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan
4
Nana Sudjana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2011), h. 77-78
5
Ahmad Munjin Nasih, Metode Ahmad Munjin Dkk, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (Bandung; Refika Aditama), h., 50

5
keterampilan yang dibutuhkan. Penggunaan metode ceramah juga menghambat daya
kritis para peserta didik karena segala informasi yang disampaikan guru biasanya
ditelan mentah- mentah tanpa dibedakan apakah informasi itu salah atau benar,
dipahami atau tidak. Dengan demikian, sulit bagi peserta didik untuk
mengembangkan kreatifitas ranah ciptanya secara optimal.

3. Strategi Pembelajaran Model Diskusi


Pengertian Strategi atau metode pembelajaran diskusi adalah cara penyajian
pelajaran, dimana siswa-siswi dihadapakan kepada suatu masalah yang bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
Bersama.6
Ramayulis dalam bukunya metodologi pengajaran agama Islam, mengatakan
bahwa metode diskusi adalah “Suatu cara penyajian atau penyampaian bahan
pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok siswa
untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. 7
Menurut Hamdayama (2015). Agar pelaksanaan pembelajaran dengan metode
diskusi ini berjalan lancar dan efektif, maka perlu dilakukan beberapa langkah-
langkah yaitu :

a.)Langkah Persiapan

Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah:

1. Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik yang bersifat umum
maupun khusus.
2. Menentukan jenis diskusi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Mengidentifikasi masalah yang akan didiskusikan oleh siswa.
4. Menyiapkan segala sarana penunjang, seperti hal-hal yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, meliputi ruang kelas dan petugas diskusi.

b).Pelaksanaan Diskusi

Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah:

6
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hlm. 99
7
Rahmayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 1990, hlm 127

6
1. Memastikan seluruh persiapan diskusi sudah tersedia dengan baik.
2. Memberikan arahan kepada siswa terkait tujuan pembelajaran serta aturan yang
terdapat dalam diskusi.
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
4. Dalam pelaksanaan diskusi penting untuk memperhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan,
dan lain sebagainya.
5. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk mengeluarkan
pendapatnya.
6. Mengendalikan pembicaraan terbatas pada topik atau persoalan yang sedang
dibahas. Hal ini penting agar pembahasan tidak melebar dan peserta diskusi
menjadi tidak focus.
Adapun Kelebihan Strategi Model Diskusi :
Menurut Sriyono dalam bukunya Tehnik Belajar Mengajar Dalam Cara Belajar Siswa
Aktif:
1. Merangsang siswa agar lebih aktif bersedia menggali, memahami, mencari
alternatif pemecahan, masalah yang sedang didiskusikan.
2. Melatih siswa agar berani menggunakan pendapat di muka umum secara
sistematis, menentukan pengambilan keputusan dan tanggung jawab bertindak
konsisten dan konsekuen dalam hal-hal yang telah di putuskan, serta dapat
mengembangkan hal-hal yang telah di peroleh sekarang kearah yang lebih
sempurna.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif mempelajari hubungan
antara sesama manusia dan mengembangkan diri kearah wawasan pribadi secara
mantap.
4. Mangembangkan diri siswa sehingga lebih ahli dan cakap mengelola bidang-
bidang kegiatan sesuai dengan kemampuannya.
5. Lebih memahami orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki oleh orang yang bersangkutan.
Adapun Kekurangan Strategi Model Diskusi yaitu :
1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
tidak bisa dipakai pada kelompok yang besar
2. Peserta mendapat informasi yang terbatas

7
3. Kemungkinan besar diskusi hanya dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
atau ingin menonjolkan diri.

Penerapan metode diskusi dalam proses belajar mengajar selain sebagai alat untuk
mencapai tujuan intruksional juga dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan lain
yakni agar anak lebih aktif dalam belajar. Hal ini jelas karena dengan metode diskusi,
para siswa akan dapat saling bertukar informasi dan pengalaman dalam menjelajahi
kawasan baru. Disamping itu metode diskusi dapat mengembangkan kemampuan
untuk berfikir dan berkomunikasi, menambah efesiensi belajar, membantu teman
mereka serta terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Dampak atau
efek dari seringnya siswa melakukan diskusi secara otomatis siswa akan aktif dalam
memecahkan masalah yang di hadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Strategi Pembelajaran Demonstrasi


Pengertian strategi atau metode demonstrasi adalah pertunjukan atau peragaan
mengenai cara-cara memakai (menggunakan, mengerjakan) sesuatu.
Basyiruddin Usman berpendapat bahwa metode demonstrasi adalah salah satu
teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik atau orang lain yang dengan
sengaja diminta atau anak didik sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas
tentang suatu proses atau catra melakukan sesuatu.8
Adapun Langkah-langkah strategi demonstrasi
1. Guru terlebih dahulu menjelaskan materi tentang tayamum secara singkat, karena
harus dipertimbangkan dengan waktu yang terbatas. Disini guru menjelaskan
kepada peserta didik tentang niat dan bagaimana tata cara melakukan tayamum.
2. Guru mengatur tata ruang yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan
proses demonstrasi atau praktik, disini siswa tetap berada dikelas dan duduk di
bangku masing-masing dengan rapi, dan praktikan atau guru berada didepan para
peserta didik.
3. Media yang digunakan yaitu debu yang ada di bangku dan tembok agar terjamin
kebersihannya.
4. Guru mencontohkan tata cara tayamum, dimulai dengan menuliskan niat tayamum
terlebih dahulu karena masih ada siswa yang belum hafal niat tayamum, kemudian

8
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta,2002, hlm. 45

8
guru membacakan niat tayamum bersama dengan siswa, setelah itu guru
mendemonstrasikan gerakan-gerakan tayamum sesuai dengan syarat dan rukun
yang ada dalam materi, dimulai dengan mengusap wajah kemudian mengusap
kedua lengan.
5. Kemudian setelah guru selesai mempraktikan, siswa mengikuti gerakan yang
sudah dicontohkan oleh guru secara bertahap, lalu guru meminta siswa untuk
melakukan praktik secara mandiri. Disisni siswa turut aktif dalam mempraktikkan
materi tayamum dengan baik.
Penerapan strategi atau metode demonstrasi ini diterapkan dengan harapan
siswa tidak hanya mengetahui apa yang disampaikan guru, akan tetapi siswa dapat
menerapkan atau melaksanakan nya secara langsung sehingga ilmu yang diajarkan
dapat lebih mudah dipahami lewat praktik. Dampaknya siswa menjadi aktif
dikarenkan pembelajaran model demonstrasi ini melibatkan siswa untuk praktik
langsung dan siswa menjadi lebih detail dalam memahami pelajaran yang
diberikan melalui praktik.
Adapun Kelebihan Strategi Pembelajaran Demmonstrasi :
1. Perhatian anak didik akan terpusat sepenuhnya pada anak yang didemonstrasikan.
2. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
keterampilan dalam berbuat.
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki anak didik dapat terjawab.
4. Menghindarkan kesalahan anak didik dalam mengambil suatu kesimpulan, karena
mereka mengalami secara langsung proses jalannya demonstrasi.
Kekurangan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
1. Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
2. Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap
sesuai kebutuhan.
3. Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas
dimana anak didik sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas
tersebut sebagai pengalaman yang berharga.
a) Kadang-kadang apabila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian
didemostrasikan, anak didik melihat sesuatu yang berlainan dengan proses jika
dalam situasi yang sebenarnya.

9
b) Jika semua anak didik diminta mendemonstrasikan, dapat meyita waktu banyak
dan mebosankan bagi siswa lain didalam kelompok.
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.
Penerapan metode diskusi dalam proses belajar mengajar selain sebagai alat
untuk mencapai tujuan intruksional juga dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan lain yakni agar anak lebih aktif dalam belajar. Hal ini jelas karena
dengan metode diskusi, para siswa akan dapat saling bertukar informasi dan
pengalaman dalam menjelajahi kawasan baru. Disamping itu metode diskusi dapat
mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi, menambah
efesiensi belajar, membantu teman mereka serta terlibat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan. Dampak atau efek dari seringnya siswa melakukan
diskusi secara otomatis siswa akan aktif dalam memecahkan masalah yang di
hadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching


Pengertian Strategi atau model pembelajaran quantum teaching menurut
Ariani Quantum Teaching adalah model pengajaran seperti konser musik. Sebagai
guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid Anda. Anda seolah-olah sedang
memimpin konser saat berada di ruang kelas. Anda memahami sekali bahwa setiap
murid Anda memiliki karakter masing-masing, sebagaimana alat musik seperti
seruling, gitar, misalnya memiliki suara yang berbeda. Bagaimana setiap karakter
dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar.
Quantum Teaching berfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan
kelas dengan interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Dalam Quantum Teaching terdapat rancangan pengajaran yang dapat
mewujudkan pembelajaran yang dinamis. Kerangka pengajaran tersebut dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah
TANDUR, yaitu :

1. Tumbuhkan keinginan belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa
dalam bentuk apakah manfaat pelajaran tersebut bagi siswa dengan menggunakan
rumus “Apakah Manfaatnya bagiku”. Sebelum memberikan materi pelajaran
kepada siswa terlebih dahulu menjelaskan manfaat mempelajari materi tersebut,
supaya siswa bertambah keingin tahuannya terhadap materi tersebut dan akan
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

10
2. Alami Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapatdimengerti semua
siswa.
3. Namai Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu,
kita ajak untuk menulis dikertas, menamai apa saja yang mereka peroleh, apakah
informasi itu berupa gambar, tempat dan sebagainya kemudian mengajak mereka
menempelkan hasilnya di papan tulis.
4. Demonstrasikan Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, beri kesempatan
mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya Melalui pengalaman belajar
siswa akan mengetahui dan mengerti bahwa dia memiliki pengetahuan dan
informasi yang cukup memadai.
5. Ulangi Pengulangan dan post test memperkuat daya ingat dan dapat
menumbuhkan rasa, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”
Rayakan Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan, bisa dilakukan dengan memberikan tepuk
tangan maupun pemberian hadiah.9
Menurut Sunandar menyatakan kelebihan dan kekurangan model quantum
teaching sebagai berikut:
1. Selalu berpusat pada apa yang masuk akal manusia.
2. Meningkatkan motivasi dan minat belajar.
3. Menumbuhkan antusiasme siswa.
4. Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahami siswa.
5. Menciptakan tingkah laku dan kepercayaan dalam diri sendiri.
6. Belajar terasa menyanangkan.
7. Model pembelajaran Quantum Teaching menumbuhkan adanya kerjasama antara
siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Kekurangan Strategi Quantum Teaching Quantum teaching juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya adalah:
1. Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung.
2. Memerlukan fasilitas yang memadai.
3. Kurang dapat mengontrol siswa.10

9
Bobbi De Porter, dkk., QuantumTeaching mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang kelas (Bandung:
Kaifa, 2010 cetakan I) , h. 39.
10
Lestary “Quantum Learning” diakses dari : http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/hakikatquantum
teaching.html , diakses pada tanggal 21 Oktober 2019 pada pukul 23.59

11
Penerapan Strategi Quantum Teaching, Dengan diterapkan prinsip-prinsip dan
langkah-langkah yang terdapat dalam quantum teaching ini, maka suasana belajar
akan terlihat dinamis, demokratis, menggairahkan dan menyenangkan anak didik,
sehingga mereka dapat bertahan berlama-lama dalam ruangan tanpa mengenal atau
bosan. Selain itu quantum teaching tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan
atau nilai-nilai kepada anak didik, melainkan juga pengalaman, keterampilan proses
dan metodelogi dalam mencapai tujuan tersebut.

D. Kesimpulan
Metode pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam
kepada murid atau peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga tujuan
dari sebuah pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang guru ketika menggunakan metode
dalam suatu pembelajaran adalah individualitas, Integritas , motivasi, dan lingkungan.
Dengan memperhatikan hal tersebut maka seorang guru dpat menggunakan metode
yang sesuai dengan keadaan siswanya. Sehingga penggunaan metode tersebut dapat
berjalan dengan efektif.
Selain itu, ketika memilih suatu metode diharuskan juga untuk memperhatikan
faktor manusia itu sendiri dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik, sasaran
pengajaran dan latihan, bidang mata pelajaran, dan faktor waktu dan sarana fisik.
Strategi dan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
pembelajaran. Dalam hal ini strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih
adalah strategi ekspositori, inquiri, CTL dan pemecahan masalah. Selain itu metode
yang dapat digunakan untuk kelancaran pembelajaran fiqih adalah metode ceramah,
metode diskusi, metode demonstrasi, metode simulasi dan metode tanya jawab

12
DAFTAR PUSTAKA
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fikih Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum
2013,(Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014),h.4

Kourilsky dalamOemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Bumi Aksara,2001),


h. 220.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Grup 2006), h. 147
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta,
2002, Hlm. 99
Rahmayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 1990, hlm 127
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta,2002,
hlm. 45
Nana Sudjana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo
2011), h. 77-78
Bobbi De Porter, dkk., QuantumTeaching mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang
kelas (Bandung: Kaifa, 2010 cetakan I) , h. 39.
Ahmad Munjin Nasih, Metode Ahmad Munjin Dkk, Metode dan Tehnik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Bandung; Refika Aditama), h., 50
Lestary “Quantum Learning” diakses dari :
http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/hakikatquantum teaching.html , diakses pada tanggal
21 Oktober 2019 pada pukul 23.59

13

Anda mungkin juga menyukai