Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik

Dosen Pengampu : Nurul Hidayah, M.Pd

Disusun Kelompok 6

Fadhilatul Munawaroh 1811100347

Henny Oktavia 1811100377

Meiti Metalia 1811100102

Kelas I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Taufik serta hidayah- Nya sehingga kami bisa menuntaskan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam selalu kita junjungkan kepada nabi besar Nabi Muhammad SAW
yang sudah membuktikan jalur kebaikan dan kebenaran di dunia serta akhirat kepada
umat manusia.

Makalah ini disusun guna penuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik serta
untuk khalayak ramai yang bisa digunakan bahan peningkat ilmu pengetahuan dan data
yang mudah- mudahan berguna.

Makalah ini kami susun dengan seluruh keahlian kami serta semaksimal
mungkin. Tetapi, kami menyadiri jika dalam menyusun makalah ini pasti tidak
sempurna serta banyak kesalahan dan kekurangan.

Sehingga kami selaku penyusun makalah memohon kritik dan saran dari seluruh
pembaca makalah ini dan yang paling utama dosen mata kuliah Pembelajaran Tematik
yang kami harapkan selaku bahan koreksi.

Bandar lampung , 30 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Pendekatan Saintifik ..................................................................3
B. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik......4
C. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajatan Tematik .............5

BAB III PENUTUP...............................................................................................8


A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pembelajaran.
Suatu pendekatan menggambarkan sifat dan ciri khas suatu pokok pembelajaran
yang diajarkan. pembelajaran dapat menggambarkan sifat dan ciri khas suatu
pokok pembahasan yang diajarkan. pembelajaran dapat menggambarkan latar
psikologi dan latar belakang pedagogis dari pilihan metode pembelajaran yang
akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa.
Pembelajaran akan terarah dan mendapatkan hasil yang maksimal
apabila suatu pembelajaran ini menggunakan pendekatan yang baik dan tepat.
Pendekatan dalam proses pembelajaran banyak sekali macamnya seperti
pendekatan ekspositori, pendekatan heuristik, pendekatan kontekstual,
pendekatan konsep, pendekatan induktif, pendekatan deduktif, pendekatan
holistik dan pendekatan saintifik. Salah satu jenis pendekatan yang dapat
dikembangkan untuk tercapainya tujuan pendidikan yaitu menggunakan
pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia pendidikan
di Amerika sejak abad ke-19, pendekatan ini memudaahkan guru atau
pengembang kurikulum dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pendekatan
saintifik juga dikenal sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Pendekatan saintifik
merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, bukan kepada
peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan
saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik
mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan.
Pemerintah (Kemdikbud) mulai tahun ajaran baru 2013 menerapkan
kurikulum baru di semua jenjang pendidikan, termasuk SD. Pada jenjang SD/MI
mendapat perubahan yang cukup banyak. Salah satu ciri kurikulum 2013 adalah
bersifat tematik integratif. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana

4
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik di SD/MI pada kelas tinggi sangat
penting untuk menggunakan pendekatan saintifik, karena guru lebih mudah
melakukan penilaian dan siswa juga lebih mudah dalam memahami
pembelajaran, maka dari itu pada makalah ini kami akan membahas mengenai
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di SD/MI, juga untuk
menambah wawasan bagi para pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan saintifik?
2. Apa saja langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik?
3. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan saintifik.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik.
3. Untuk mengetahui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
tematik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip
melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada
peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan
saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik
mengalami belajar serkan atas munculnya kurikulum 2013. 1
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik memiliki
karakteristik berpusat pada peserta didik, melibatkan keterampilan proses sains
dalam mengkonstruk konsep; hukum; atau prinsip, melibatkan proses kognitif
yang potensial merangsang perkembangan intelek (keterampilan berpikir), serta
dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, membentuk kemampuan
dalam menyelesaikan masalah secara sistematik, menciptakan kondisi
pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu
kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-ide, meningkatkan
hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta didik.
Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki prinsip
antara lain berpusat pada peserta didik, membentuk students self concept,
terhindar dari verbalisme (mengurangi banyaknya guru dalam berbicara),

Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI (Implementasi
1

Kurikulum 2013), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm.52-54.

6
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep; prinsip; atau hukum, mendorong peningkatan
kemampuan berpikir peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dan motivasi guru untuk mengajar, memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk berlatih kemampuan berkomunikasi, serta adanya proses validasi konsep;
hukum; dan prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta didik dalam struktur
kognitifnya.2 Pendekatan saintifik memuat kriteria-kriteria berikut3 :
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskandengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas hanya kira-
kira, khayalan,legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas
dari prasangka yang serta-mert, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpangdari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan
tepatdalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikanmateri pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
danmengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespons materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.

Adapun skenario pembelajaran terkait dengan elemen pendekatan saintifik


terhadap kegiatan belajar peserta didik. Berikut penjelasannya pada tabel
dibawah ini.

2
Hosnan M, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 2 (kunci sukses
implementasi kurikulum 2013), ( CV. Ghalia Indonesia,2014), hlm. 34-37.
3
Moh. Masnun, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu, (Al
Ibtida, Vol. 3 No 1, Cirebon, 2016), hlm. 95.

7
Tabel 1. 1 Skenario Pendekatan Saintifik4

No Elemen Pembelajaran Kegiatan Belajar


. Saintifik
1. Observasi  Mengumpulkan data jenis
tumbuh-tumbuhan yang
berada dilingkungan
sekitar, misalnya dari
wawancara dengan
perkebunan tanaman dan
mengamati tumbuh-
tumbuhan yang segar atau
layu.

 Mengambil foto atau


membuat gambar terkait
bagian tumbuh-tumbuhan
yang terkenan penyakit dan
memeriksa karakteristik
penyakit tersebut.

 Mengumpulkan informasi
dari aneka sumber ilmiah,
seperti : buku, laporan
penelitian, jurnal, majalah,
dan internet.
2. Bertanya
Mengajukan pertanyaan atau
masalah terkait dengan data dan
informasi yang dikumpulkan,
misalnya :
 Apakah semua jenis
tumbuhan rentan terhadap
penyakit ?
 Jenis penyakit apa saja yang
4
Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Op.cit, hlm. 53.

8
diderita oleh tumbuhan yang
umum ditanam oleh
masyarakat ?
 Bagaimana pengaruh
lingkungan terhadap
tumbuhan ?
 Kondisi apa yang membuat
tumbuhan mudah diserang
oleh penyakit ?
 Tindakan apa saja yang
biasanya dilakukan oleh
pekebun atau penyuluh untuk
mengatasi penyakit pada
tumbuhan ?
3. Mencoba/mengumpulkan Siswa membuat hipotesis dan
informasi
merancang percobaan untuk mnguji
hipotesis tersebut. Langkah-langkah
penting yang perlu dilakukan,
yaitu :
 Merumuskan hipotesis.
 Membuat rancangan
percobaan.
 Melakukan percobaan sesuai
rancangan.
 Mengumpulkan data dengan
pengamatan atau melakukan
pengukuran parameter atau
variabel yang ditetapkan
hipotesis.
4. Menalar
Data yang diperoleh berdasarkan
hasil observasi dan percobaan
harus dianalisis dengan melakukan

9
penalaran. Siswa perlu menalar
dengan proses sebagai berikut :
 Melihat hubungan antar
variabel, misalnya : pengaruh
suhu udara terhaap
pertumbuhan hama yang
mengganggu pertumbuhan
tanaman.
 Mencermati pola (misalnya :
penyebaran hama, ketahanan
bibit tumbuhan, dan
sebagainya).
 Melakukan analisis dan
sintesis atas hubungan dan
pola yang diamati.
 Melakukan pengujian
hipotesis berdasarkan analisis
data hasil pekerjaan.
5. Networking/Komunikasi
Jaringan dikembangkan oleh
siswa ketika melakukan
investigasi tentang tumbuhan.
Kemampuan komunikasi dan
keterampilan interpersonal sangat
dibutuhkan dalam membangun
jaringan. Siswa juga dapat
melatih kemampuan komunikasi
ketika menyampaikan informasi
yang ditemukan baik melalui
tulisan atau disampaikan secara
lisan didepan kelas.

10
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 5 elemen yang
terdapat pada pendekatan saintifik dapat mengaktifkan aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yang melibatkan
pendekatan saintifik akan mempengaruhi keterampilan proses, seperti kegiatan
pengamatan, pertanyaan, percobaa, penalaran, dan percakapan peserta didik.

B. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik


Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan yang dapat dijadikan sistem agar tercapainya pembelajaran yang
diharapkan ialah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berperan penting
agar tercapainya materi yang diajarkan guru pada mata pelajaran tematik di
SD/MI. Pembelajaran tematik membantu peserta didik memiliki kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Agar tercapainya ketiga kompetensi yang
diharapkan dalam pembelajaran tematik, maka pendekatan saintifik adalah
solusinya untuk menjadikan pembelajaran yang aktif.
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
meliputi sebagai berikut :
1. Mengamati
Proses mengamati adalah salah satu uoaya yang dilakukan secara sadar
dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba,
dan perasa pada peristiwa tertentu. Mengamati merupakan metode yang
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full learning).
Pada kegiatan belajar yang dilakukan pada saat mengamati adalah membaca,
mendengar, menyimak, melihat. Kompetensi yang dikembangkan adalah
melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Berikut contoh kegiatan mengamati yang dilaksanakan oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Tabel 1. 3 Daftar Panca Indra Dan Contoh Kegiatan Mengamati

No. Indra Contoh Kegiatan


Mengamati

11
1. Mata a. Melihat gambar/poster.
(indra penglihatan)
b. Melihat benda-benda di lingkungan
sekitar sekolah.

c. Menonton film/tayangan penggunaan


alat peraga.

d. Membaca buku.
2. Hidung
Membaui aroma.
(indra penciuman)

3. Lidah Mengecap aneka rasa buah.


(indra pengecap)

4. Telinga
a. Menyimak penjelasan guru.
(indra pendengaran)
b. Mendengarkan lagu.

5. Kulit
a. Meraba berbagai macam kulit
(indra peraba)
b. Merasakan suhu udara dalam
ruangan.
c. Meraba permukaan benda-benda
yang berada di sekitar.

2. Menanya
Menanya berasal dari kata tanya, dalam KBBI kata “tanya” diartikan
sebagai permintaan keterangan (penjelasaan dan sebagainya). Dan
“bertanya” berarti meminta keterangan baik berupa penjelasan dan hal
lainnya atau meminta supaya diberi tahu tentang sesuatu. Menanya
merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan suatu penjelasan yang belum dimengerti dari
pengamatan atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati. Dan pada kompetensi yang bisa dikembangkan
dari kegiatan mengamati ini dapat mengembangkan kreativitas dan rasa
ingin tahu peserta didik untuk membentuk pikiran kritis yang perlu, agar
peserta didik mampu menjadi manusia yang cerdas dan terus belajar

12
sepanjang hayat. Beberapa contoh kegiatan menanya yang dapat disajikan
dalam merumuskan kegiatan inti pembelajaran, antara lain :
a. Peserta didik saling bertanya jawab tentang nama-nama tumbuhan.
b. Peserta didik menanyakan untuk memperoleh informasi tambahan
tentang beberapa peristiwa atau fakta yang dilihat dan tidak
dipahaminya selama kegiatan mengamati dilakukan.
c. Peserta didik mengklarifikasi informasi yang diperoleh selama
melakukan pengamatan kepada guru dan peserta didik dalam
kelompoknya.
3. Mencoba/ Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa perlakuan
melalui percobaan dalam mencari informasi seperti membaca buku teks
atau website, melihat suatu objek/ kejadian/ aktivitas, dan wawancara
dengan narasumber. Kompotensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan dalam mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kemampuan belajar.
Pada tahap ini kegiatan tidak hanya memperagakan aktivitas eksperimen
yang berarti melakukan aktivitas fisik seperti memperagakan gerakan
menanam tumbuh-tumbuhan atau memperagakan gerakan anggota tubuh
lainnya yang biasanya disebut belajar psikomotorik (keterampilan). Dan
pada kegiatan mengumpulkan semua informasi yang dilakukan peserta
didik bertujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk
diolah atau dianalisis pada tahap menalar. Informasi yang dikumpulkan
dapat diperoleh dengan cara membaca sumber belajar lain diluar buku
teks misalnya membaca tulisan di internet atau surat kabar. Adapun pada
tahap pengumpulan informasi/ eksperimen terdapat banyak aktivitas
belajar yang dapat dilakukan oleh peserta didik yaitu :

13
a. Secara berkelompok peserta didik mencari informasi tentang tumbuh-
tumbuhan dari internet atau wawancara masyarakat yang profesinya
tukang kebun.
b. Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan data informasi yang
diperolehnya.
c. Peserta didik memperagakan cara menanam tumbuhan yang baik dan
benar.
4. Menalar/ Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi
Menalar merupakan berfikir logis. Sedangkan mengasosiasikan atau
mengolah informasi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berupa
pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan
percobaan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan
dalam proses mengasosiasi atau mengolah informasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapakan prosedur, dan kemampuan berpikir dalam
menyimpulkan.
Tahapan menalar/ mengasosiasikan/ mengolah informasi, aktivitas yang
dilakukan oleh para peserta didik adalah mengolah dan menganalisis data
yang berhasil dikumpulkan. Selanjutnya, mengaitkan atau
menghubungkan informasi (hasil olahan data) dengan informasi yang
terkait untuk menemukan pola dan menyimpulkannya. Maka pada
tahapan ini terdapat banyak aktivitas belajar yang dapat dilakukan
peserta didik yaitu :
a. Secara berkelompok, peserta didik menganalisis data hasil wawancara
dengan masyarakat yang berprofesi sebagai tani tentang tumbuh-
tumbuhan.
b. Secara berkelompok, peserta didik menganalisis data berupa fakta-
fakta hasil pengamatan tentang tumbuhan yang segar dan tumbuhan
yang layu.
c. Secara berkelompok peserta didik mengolah informasi dari berbagai
sumber (buku paket dan artikel dalam internet).

14
5. Mengkomunikasi
Mengkomunikasi merupakan kegiatan pembelajaran berupa
menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, dan dengan menggunakan media berupa
powerpoint. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik
dan benar.
Keterampilan berkomunikasi menjadi bagian terpenting dalam proses
pembelajaran. Kemampuan berkomunikasi secara lisan dapat
dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung, mulai dari
proses mengamati sampai menalar dengan cara berdiskusi dalam
kelompok. Seyogyanya guru mampu menstimulus atau merangsang
peserta didik untuk berani menyampaikan pendapat dengan cara bertanya
atau menanggapi pertanyaan.
Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai pemecah masalah terhadap
belajar peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif, produktif, dan
berkarakter dalam proses pembelajaran tematik. Selain dapat menjadikan
peserta didik lebih aktif dalam ranah sikap pengetahuan dan
keterampilannya, juga dapat mendorong peserta didik untuk melakukan
penelusuran guna menemukan fenomena-fenomena yang terjadi
dilingkungannya.

C. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik


Implementasi pendekatan saintifik adalah salah satu bentuk atau cara
yang dilakukan untuk mencapai tujuan proses pembelajaran, dalam hal ini
pendekatan saintifik dijadikan sebagai pendorong berhasilnya proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Pada pendekatan saintifik ini sangat berperan

15
penting dalam mengaktifkan aktivitas peserta didik. Adapun tahapan pendekatan
saintifik dalam aktivitas belajar peserta didik sebagai berikut :

Tabel 1. 2 Aktivitas Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik

No. Tahapan Kegiatan


Saintifik Deskripsi Kegiatan
1. Mengamati Siswa mencari dan mengamati tumbuh-
tumbuhan yang berada di lingkungan
sekitar secara berkelompok.

2. Menanya
Guru Mengajukan pertanyaan atau
masalah terkait dengan data dan
informasi yang dikumpulkan, misalnya :
 Apa nama tumbuhan yang kamu
temui?
 Apa yang kalian ketahui tentang
tumbuhan ini?
3. Mencoba/eksplorasi Siswa mencari informasi dari berbagai
sumber mengenai proses
perkembangbiakan tumbuhan.

4. Mengasosiasikan
 Setelah mencari informasi data yang
didapat, siswa mendiskusikan
hasilnya dengan teman sekelompok.
 Siswa mencari bunga di lingkungan
sekolah dan mengamati bagian-
bagiannya. Siswa kemudian
menggambar bagian-bagian bunga
tersebut.
 Siswa membandingkan hasil
gambarnya dengan gambar teman
yang lain untuk mencari persamaan

16
dan perbedaannya.
 Siswa kemudian menulis manfaat
dari perkembangbiakan tumbuhan.

5. Mengkomunikasikan
Selanjutnya siswa dipersilahkan untuk
menyampaikan hasil kerja kelompok
mereka secara lisan di depan kelas.

Contoh penerapan project based learning sederhana di SD Kelas 1


Tema : Kegiatanku
Subtema : Kegiatan Pagi Hari
Saat siswa belajar tentang tema kegiatanku sub tema Kegiatan di Pagi Hari, ada
kompetensi Dasar Bahasa Indonesia yang harus dikuasi yaitu “Mengenal teks
deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud, dan sifat benda, serta
peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan atau tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman”. Maka untuk memahami kompetensi tersebut dapat
diterapkan model learning sederhana seperti berikut:

Peran Guru:
1. Instruksikan dan berikan waktu yang cukup pada siswa untuk membawa atau
menyiapkan media jelasnya berupa gambar suasana pagi hari, Globe atau bisa
digantikan dengan bola, senter, dan buku siswa (semua media dapat
disediakan oleh guru).
2. Guru menyampaikan pemahaman bahwa matahari menyinari bumi serta
memberikan cahaya dan panas bagi bumi.
3. Bimbing siswa untuk memunculkan pertanyaan tentang perubahan dari siang
menjadi malam.
4. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Secara bergantian melakukan
percobaan agar siswa dapat menemukan hal-hal yang terjadi pada saat

17
melakukan percobaan beri siswa motivasi untuk cermat dalam melakukan
percobaan.
Peran Siswa:
1. Siswa mengamati gambar yang disajikan guru dan menjawab pertanyaan
tentang suasana pagi hari.
2. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang dari mana bumi menerima cahaya
sehingga menjadi terang.
3. Siswa secara berkelmpok melakukan percobaan menggunakan globe atau
bola, senter dan untuk melihat peristiwa terjadi siang dan malam.
4. Siswa dengan bimbingan guru melakukan eksplorasi percobaan secara
menyeluruh dengan memanfaatkan media secara maksimal.

Aktivitas Pertama
1. Siswa mengamati dan menyebutkan tanda-tanda siang hari dan malam hari.
2. Siswa menyebutkan sebab-sebab terjadinya siang dan malam.

3. Setelah melakukan kegiatan siswa dibimbing untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan mengenai hal-hal berikut:
a. Dimana gambar matahari ?
b. Dimana posisi Lani ?
c. Dimana posisi Justine?

Aktivitas Kedua
Mengenai Pagi melalui Percobaan

18
Apabila guru membimbing dengan tepat maka dengan media yang
disediakan seperti di atas dan mempraktikkannya dengan benar bermakna guru
telah melaksanakan model pembelajaran discovery learning sesuai dengan teori
yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam hal ini guru bisa mengaplikasikan
model-model tersebut di atas pada tema-tema yang lain sehingga membuat
pembelajaran lebih bermakna dan menarik. Proses penilaian dapat dilakukan
selama guru mendampingi siswa beraktivitas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip
melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan/ mengasosiasikan/ mengolah
informasi, menyajikan/ mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
mengkomunikasikasi. Dalam pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai

19
pemecah masalah terhadap belajar peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif,
produktif, dan berkarakter dalam proses pembelajaran tematik.
Dalam pelaksanaan langkah-langkah implementasi pendekatan saintifik
guru tidak diwajibkan untuk menerapkannya secara berurutan dari mengamati
sampai mengkomunikasikan, jadi boleh saja dalam pelaksanaanya tidak
berurutan tetapi kelima tahap tersebut harus diterapkan dalam selama proses
pembelajaran berlangsung.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua, sehingga proses pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di
SD/MI dapat berjalan sebagaimana semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis Maulana Arafat, dan Nashran Azizan. 2019. Pembelajaran Tematik SD/MI
(Implementasi Kurikulum 2013). Yogyakarta: Samudra Biru.

Masnun, Moh. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik


Terpadu, Al Ibtida, Vol. 3 No 1, Cirebon.

M. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 2


(kunci sukses implementasi kurikulum 2013). CV. Ghalia Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai