Disusun oleh:
Roy pasaribu (2205030129)
Rika Lumita Manik (2205030407)
Mutiara Indah Br Ginting (2205030274)
Nysa Tania putri (2205030246)
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan se
cara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran di sekolah itu, dilakukan melalu
i perubahan kurikulum sekolaholeh pemerintah. Kurikulum bersifat dinamis, harus selalu menyes
uaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, melalui berbagai observasi danevalu
asi pendidikan, masukan dari para pakar pendidik serta masukan darimasyarakat yang peduli pen
didikan, pemerintah berusaha untuk memperbaikikurikulum itu yang dipandang perlu untuk diad
akan perbaikan dan penyempurnaan. Meskipun masyarakat banyak yang mengasumsikan bahwas
etiap pergantian menteri kurikulum selalu berganti. Sebagai guru yang profesional sudah seharus
nya cepat merespon perubahan kurikulum. Perubahankurikulum yang terjadi merupakan hal yan
g biasa dan merupakan suatukepercayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat ya
ng begitu cepat.
Pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Proses pe
mbelajaran unutk jenjang sekolah dasar atau yang sederajat menggunakan pendekatan saintifik d
an tematik. Model pembelajaran tematik terintegrasi dikembangkan pertama kali pada awal tahu
n 1970-an. Model pembelajaran tematik diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yangefe
ktif, karena mampu mewadahi dan menyentuh secara integratif dimensi emosi,fisik, dan akademi
k di lingkungan kelas maupun di lingkungan sekolah.Pendekatan saintifik juga dijadikan salah sa
tu acuan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa d
an proses berpikir yang konstruktif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pada bagian selanjutn
ya dijelaskan mengenai pendekatan saintifik, tematik, dan penerapannnya pada bahan ajar sekola
h dasar, khususnya pada kelas rendah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pendekatan tematik integratif pada pengembangan bahan ajar di
2. Bagaimana pendekatan saintifik pada pengembangan bahan ajar di SD?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pendekatan saintifik pada pengembangan bahan ajar di SD.
2. Menjelaskan pendekatan tematik integratif pada pengembangan bahan ajar di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN SAINTIFIK
I. Mengamati
Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, meny
imak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan atau
pun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati
gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersed
ia di media masa dan internet maupun sumber lain. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka s
ecara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiata
n: melihat, menyimak. mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melak
ukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal ya
ng penting dari suatu benda atau objek Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah sisw
a dapat mengidentifikasi masalah.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sep
erti berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekun
der.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancer
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan b
uku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat- alat tulis lainnya.
II. Menanya
yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan deng
an suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertan
yaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Dalam kegiatan meng
amati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa
yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dap
at mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai
kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abst
rak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil bel
ajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
Pertanyaaan berbeda dengan penugasan. Penugasan yang menginginkan tindakan nyata, seda
ngkan pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah "pertanyaan" tidak s
elalu dalam bentuk "kalimat tanya", melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan ked
uanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat ya
ng efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif.
Fungsi bertanya dalam pembelajaran antara lain membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan p
erhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran, mendorong dan menginspirasi
peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri
mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari s
olusinya, menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk m
enunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan,
membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memb
eri jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar,
mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemam
puan berpikir, dan menarik simpulan, membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial
dalam hidup berkelompok, membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dal
am merespon persoalan yang tiba-tiba muncul, dan melatih kesantunan dalam berbicara dan me
mbangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
III. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimenn
yaitu kegiatan siswa mencari data/informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, memperhatikan feno
mena atau objek yang lebih teliti, mengumpulkan data sekunder,observasi lapangan, uji coba (ek
sperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain- lain. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi.
B. PENDEKATAN TEMATIK
Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah olch BSNP tidak lepas da
ri perkembangan konsep dari pendekatan integratif itu sendiri. Jika dilihat dari perkembangan ko
nsep pendekatan integratif di Indonesia, saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkem
bang adalah model pembelajaran integratif yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model pemb
elajaran integratf yang dikemukakan oleh Fogarty berawal dari konsep pendekatan interdisipliner
yang dikembangkan oleh Jacob (1989). Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pemb
elajaran integratif (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang mem
ungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Denga
n adanya pemaduan itu. siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehin
gga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Kata bermakna memiliki arti bahwa pada pemb
elajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata, yang menghubungkan antara konsep-konsep dalam intra maupun antar mata
pelajaran. Apabila dibandingkan dengan pendekatan konvensional, pembelajaran tematik lebih m
enekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa aktif terlibat dala
m proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pend
ekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integr
atif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berba
gai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Kata tema berasal dari kata Yunani "tithena" yang berarti menempatkan atau meletakkan, ke
mudian kata itu mengalami perkembangan sehingga tithenai berubah menjadi tema. Menurut Ker
af arti kata, tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan.Selanj
utnya, menurut pengertian tema Secara luas adalah alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai
konsep kepada siswa secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatu
kan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa siswa dan
membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu meng
enal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mat
a pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keintegrati fan pembel
ajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengaja
r. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif ada
lah pembelajaran integratif yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa
mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seo
rang ahli Robin Fogarty (dalam Majid & Rochman, 2015:116), terdapat sepuluh cara atau model
dalam merencanakan materi pembelajaran integratif. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah.
fragmented. connected, nested, sequenced, shared, wehhed, threaded, integrated, immersed, dan
networked.
Dari sepuluh model integratif tersebut, berdasarkan sifat keintegratifannya dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu
o model dalam satu desain ilmu, yang meliputi model connected (keterhubungan) dan e
sted (terangkai):
o model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (keterurutan). model shared
(berhagi), model webbed (jaring laba-laba), model threaded (bergalur), dan model int
egrated (keintegratifan); dan model lintas siswa yang meliputi model immersed dan m
odel network
Selanjutnya menurut terdapat beberapa model pembelajaran tematik yang digunakan dala
m kurikulum di Indonesia meliputi.
Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan
beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yan
g menghubungkan, materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas keteramp
ilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer penget
ahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus.
Model Jaring laba-laba(webbed model)
Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjut
kan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pe
lajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditent
ukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandan
gan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
Moda Terpadu (integrated model)
Model terpadu (integrated model) Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan anta
r mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketra
mpilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi
konsep. nilai-nilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari ber
bagai mata pelajaran. Keuntungan medel pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang
dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran pada kurikulum 2013 di sekolah dasar menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan dalam hal pengorganisasian proses dan menggunakan pend
ekatan tematik integratif dalam hal pengorganisasian isi bahan/materi ajarnya. Berkaitan dengan
pengorganisasian proses pembelajarannya, pendekatan saintifik/ilmiah yang memiliki ciri 5M, ya
itu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Model pe
mbelajaran yang relevan dengan pendekatan saintifik yang merupakan suatu bentuk pembelajara
n yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-
based learning, problem-based learning, inquiry learning.
itu, berkaitan dengan pengorganisasian isi/bahan/materi ajaranya, pendekatan yang digunaka
n di sekolah dasar yaitu pendekatan tematik. Pendekatan tematik berusaha menggabungkan muat
an-muatan pelajaran ke dalam sebuah tema. Tema itu nantinya berfungsi sebagai bahan acuan dal
am pembelajaran. Tema untuk pembelajaran tematik dapat berasal dari beberapa sumber,diantara
nya adalah isu-isu, masalah-masalah, event-event khusus, minat siswa, dan literatur. Oleh karena
berasal dari hal-hal yang dekat dengan sisiwa. pembelajaran tematik merupakan salah satu pende
katan pembelajaran integratif (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemuk
an konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.
B. SARAN
Pendekatan saintifik dan tematik integratif merupakan dua pendekatanyang dikembangkan da
lam kurikulum 2013. Keberadaan dua pendekatan inisangat penting guna tercapainya tujuan kuri
kulum. Sehingga perlu pengertianyang mendalam terhadap dua pendekatan ini, yang dapat berim
plikasi padaTerbentuknya pembelajaran yang sesuai tuntutan kurikulum. Berkaitan dengan penge
mbanagan bahan ajar, maka pengetahuan tentang dua pendekatan ini dapat dijadikan tumpuan da
lam hal mengorganisasikan isi materi dan proses atau langkah-langkah pembelajaran yang akan d
i buat. Oleh karena itu, perlu adanya pengenalan dan pendalaman tentang apa dan bagaimana pen
dekatan tematik dan saintifik ini diterapkan dalam pembelajaran, salah satunya dalam pengemba
ngan bahan ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Fogarty, Robin. 1991. The Mindfull Schools: How to Integrate The Curricula. Palatine illionis: I
RI / Skylight Publising, Inc.Kemdikbud, 2013, Petunjuk Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu
dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Dir
ektorat Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Kemendikbud. 2014. Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: Badan Pengem
bangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan K
ementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Kusnandar, 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Gr
afindo.Majid. Abdul.. & Rochman, Chacrul. 2015. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurik
ulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembe
lajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuday
aan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar da
n Pendidikan Menengah.Samani, Muchlas. 2007. Pendidikan Bermakna. Integrasi Life Skill-KB
K-CTLMBS.Surabaya: SIC.Sa'ud, Udin Syacfuddin, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung
UPI Press.Subroto, Hadi dan Herawati. Trisnodan Ida Siti, 2003. Pembelajaran Terpadu. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.Sufairch, 2016, Pendekatan Saintifik & Model Pembelajar
an K-13. Jurnal Pendidikan Profesional. 5 (3), 116-126.Sukandi, Ujang. dkk. 2003. Belajar Aktif
dan Terpadu Apa, Mengapa, dan Bagaimana. Surabaya: CV. Duta Graha Pustaka