CASE METHODE
“Sikap Ilmiah”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 5
PSPF 21-D
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat, dan karunia-Nya kepada kami sekelompok sehinga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah pada mata kuliah pengukuran dan asesmen pembelajaran fisika dengan
topik yaitu tentang Sikap Ilmiah.
Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini agar
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................9
BAB V PENUTUP................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................14
5.2 Saran...........................................................................................................................14
ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sikap ilmiah adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran
yang mendukung indikator sikap ilmiah yaitu metode praktikum. Metode praktikum
menurut Arifin merupakan salah satu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada
siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan. Djamarah mengemukakan bahwa
dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,
keadaan, atau proses sesuatu dengan demikian siswa akan lebih yakin atas suatu hal
daripada hanya menerima informasi dari guru dan buku, serta informasi yang diberikan
dalam pembelajaran akan bertahan lebih lama karena siswa diberi kesempatan untuk
melakukan percobaan sendiri.
Pembelajaran merupakan aspek terpenting dalam pelaksanaan pendidikan.
Proses pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar mahasiswa memahami alam sekitarsecara ilmiah.
Pengalaman langsung yang dimaksudkan adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan
mahasiswa secara aktif selama proses pembelajaran secara aktif mencari tahu dan
melakukan kegiatan.
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa dituntut untuk memahami konsep dan
prinsip pada materi, salah satunya dalam proses pembelajaran biologi. Dosen harus mampu
memberikan motivasi dan menumbuhkan minat belajar mahasiswa, serta perlu menciptakan
suasana belajar yang akan membantu mahasiswa dalam memahami konsep dan materi
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media, model, lembar kerja
mahasiswa, dan berbagai macam pendekatan agar mempermudah mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Telah banyak usaha yang dilakukan oleh pengelola pendidikan negeri ini demi
peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik, antara lain adalah
dengan menerapkan model pembelajaran agar tercapai standar keberhasilan di dalam suatu
tujuan materi pelajaran, serta kelengkapan sarana dan prasarana. Model apa yang cocok
agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah dengan terbuka, kreatif.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana guru bisa mendeskripsikan profil sikap ilmiah siswa dalam
pembelajaran fisika di kelas?
1.2.2 Apa saja indikator atau tanda-tanda yang harus diperhatikan untuk menilai
sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika?
1.2.3 Apakah ada perbedaan dalam profil sikap ilmiah siswa antara tingkat atau
kelas yang berbeda?
1.2.4 Bagaimana kita bisa meningkatkan sikap ilmiah seorang siswa dan melihat
perkembangan sikap ilmiah siswa dari waktu ke waktu?
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana guru bisa mendeskripsikan profil sikap ilmiah
siswa dalam pembelajaran fisika di kelas.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja indikator atau tanda-tanda yang harus
diperhatikan untuk menilai sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika.
1.3.3 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam profil sikap ilmiah siswa
antara tingkat atau kelas yang berbeda.
1.3.4 Untuk bagaimana kita bisa meningkatkan sikap ilmiah seorang siswa dan
melihat perkembangan sikap ilmiah siswa dari waktu ke waktu.
1.3.5 Untuk mengetahui apa langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk
meningkatkan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan cara berpikir logis dan jernih tanpa ada pengaruh dari hal lain
dan tidak akan menerima pernyataan-pernyataan yang tidak mempunyai dasar atau bukti
yang relevan(Candrasekaran, 2014). Sikap ilmiah merupakan sikap yang sudah tertanam
pada seorang individu sesudah mempelajari science, tanggapan dan tingkah laku sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan etika ilmiah yang kebenarannya sudah diakui. Sikap ilmiah
akan memengaruhi cara berpikir siswa saat pembelajaran berlangsung, mulai dari cara
siswa tersebut bisa terbuka terhadap opini orang lain terhadap suatu hal, mengatakan
sesuatu sesuai dengan fakta yang ada, objektif dan dapat menyimpulkan suatu hal disertai
dengan pertimbangan yang matang.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengarahkan siswa agar
memiliki kemampuan dalam mengelola permasalahan pada kehidupan sehari-hari,
sehingga dapat mendukung dan membimbing siswa dalam komunikasi, berpikir kritis,
kolaboratif dan kreatif, yaitu dengan menerapkan salah satu pendekatan untuk mendukung
beberapa hal tersebut yaitu penerapan STEM (Science, Technology, Engineering and
Mathematics). Khoiriyah dkk.(2018) menyatakan bahwa pendekatan STEM mengaitkan
pembelajaran dengan empat disiplin ilmu, yakni science, technology, engineering and
mathematics, maka pendekatan ini dapat diterapkan dalam tingkat satuan pendidikan
formal maupun nonformal. Thahir dkk.(2020) menyatakan bahwa pembelajaran fisika
yang menggunakan pembelajaran STEM dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan
pemahaman konseptual siswa secara efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa keempat
aspek dalam STEM merupakan kesatuan yang selaras antara permasalahan di kehidupan
nyata dengan PBL, maka pendekatan STEM dan model PBL dapat dikolaborasi.
Sikap Ilmiah: Makna dan Kepentingan Sikap Ilmiah adalah cara berpikir dan
hidup berdasarkan ide-ide tertentu. Ketika kursus sains diajarkan sebagai disiplin
mental, itu berkembang. Jika anak-anak mengembangkan pola pikir ilmiah, mereka
akan hidup, berpikir, dan beroperasi secara ilmiah dorongan untuk mengetahui dan
memahami, mempertanyakan semua pernyataan, pencarian data dan signifikansinya,
pencarian verifikasi, dan pemeriksaan dampak adalah karakteristik dari pendekatan
ilmiah (Gardner, 1975; Osborne, Simon & Collins, 2003). ). Sikap ilmiah didefinisikan
oleh National Society for the Study of Education (NSSE) sebagai keterbukaan pikiran,
3
keinginan akan pengetahuan yang akurat, keyakinan dalam prosedur pencarian
pengetahuan, dan harapan bahwa solusi masalah akan datang melalui penggunaan
pengetahuan yang diverifikasi. Kata 'sikap ilmiah meliputi rasa ingin tahu terhadap
lingkungan sekitar, kepercayaan dalam hubungan sebab akibat, kesabaran, kejujuran,
ketidakberpihakan dan pikiran terbuka dil. Ini mengarah pada tindakan yang rasional,
sistematis, dan terencana dengan baik dalam situasi apa pun. Ini mengurangi risiko dan
hambatan yang datang dengan prasangka, subyektif, dan perspektif parsial. Khususnya
di negara-negara berkembang seperti India, di mana terdapat beberapa masalah seperti
pertumbuhan penduduk, pengangguran, kecanduan, perselisihan agama dan lainnya,
sistem mahar, perkawinan anak, dan sebagainya. Sangat penting untuk menanamkan
pola pikir ilmiah pada anak. Jika pola pikir ilmiah ditanamkan pada anak sejak dini,
mereka akan mengembangkan kebiasaan berpikir logis sejak dini dan mampu
memahami hakikat dunia, termasuk mereka. Dengan menggunakan teknik ilmiah, ia
akan mampu mengatasi masalah-masalahnya sendiri maupun masalah-masalah sosial.
Akibatnya, penanaman pola pikir ilmiah di kalangan siswa sekolah akan membantu
pengembangan masyarakat yang sejahtera dan damai.
4
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar yang
menjadi kaitan peneliti adalah hasil belajar fisika (Susianah, 2015).
a. Keterbukaan pikiran,
b. Rasa ingin tahu,
c. Penghakiman hanya berdasarkan fakta ilmiah,
d. Kesediaan untuk menguji & memverifikasi kesimpulan,
e. Keyakinan dalam hubungan sebab akibat,
f. Pelaporan observasi eksperimen Jujur.
Komponen Sikap Ilmiah Unsur-unsur pola pikir ilmiah berikut telah diusulkan oleh Paul B.
Dederich:
Skeptisisme,
Keyakinan pada kemampuan untuk memecahkan masalah,
Keinginan untuk bukti eksperimental, presisi,
Kegemaran akan hal-hal baru
Kesediaan untuk mengubah pikiran seseorang
Kerendahan hati
Kesetiaan terhadap kebenaran
Menolak takhayul
Pendekatan objektif
Menghubungkan untuk penjelasan ilmiah
Penilaian yang ditangguhkan
Kesadaran akan asumsi ÿ Perbedaan antara hipotesis dan solusi,
5
Penilaian tentang apa yang mendasar dan signifikansi umum,
Menghormati pernyataan teoretis,
Menghormati kualifikasi,
Penerimaan probabilitas, dan
Penerimaan diperlukan generalisasi.
Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak
dari subyek untuk melakukan sesuatu dalam suatu tujuan dan disiplin merupakan sesuatu
yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.
Kurangnya motivasi peserta didik sering menjadi kendala utama yang banyak terjadi,
sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak begitu baik dan menyebabkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai tidak maksimal.
6
Ciptakan suasana demokratis di dalam kelas. Hal ini mendorong siswa untuk memiliki
sikap positif. Ini menanamkan semangat kritik yang membangun. Ŷ
Ajarkan siswa untuk tidak menerima sesuatu begitu saja, tetapi untuk memikirkannya,
menalarnya, mengumpulkan bukti, dan kemudian menerimanya.
Mendorong siswa untuk melakukan percobaan sendiri untuk menemukan kebenaran.
Memberikan kesempatan untuk membaca tambahan, kerja laboratorium, improvisasi
peralatan, pemecahan masalah, dan kegiatan lainnya;
Menjelaskan takhayul populer, menganalisisnya, dan mengungkap kebenaran di
baliknya.
Mendorong siswa untuk mempelajari metode dan jalan pintas menyelesaikan
pekerjaan eksperimental/ praktis dalam sains.
Atur acara seperti pameran sains, pameran, deklamasi, klub sains, perjalanan, dan
pekerjaan proyek, antara lain.
Puaskan keingintahuan anak-anak dengan mengajari mereka fakta, proses, dan konsep
asli.
Mendorong percobaan diri, serta sikap praktis dan ilmiah.
Dorong mereka untuk menemukan fakta-fakta untuk diri mereka sendiri.
Di dalam kelas, usahakan untuk menciptakan suasana ilmiah.
Menggunakan pendekatan pengajaran saintifik, yang meliputi penggunaan instrumen
pembelajaran, strategi, dan maksim yang tepat.
Libatkan konferensi sains, pidato ilmuwan, pembangunan museum sains, dan aktivitas
sains praktis, misalnya.
Mengadopsi sikap ilmiah agar siswa mengadopsi pendekatan ilmiah yang dibutuhkan.
Mengenalkan anak-anak akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan
manusia.
Jelaskan kepada mereka bagaimana manusia berkembang dari zaman dahulu hingga
sekarang.
Diskusikan kehidupan para ilmuwan terkenal dengan cara yang menarik, dengan
menekankan bagaimana mereka mampu menghasilkan terobosan atau kreasi.
Pengembangan Sikap Ilmiah Guru Pola pikir ilmiah hanyalah state of mind dan way of
living. Kami tidak dapat merekomendasikan metode khusus untuk pengembangannya.
Guru adalah satu-satunya pembawa obor atau seniman yang mampu membentuk pikiran
7
sensitif siswa sedemikian rupa sehingga sains berkembang sebagai subjek, sebagai sikap
mental, dan sebagai alat yang dapat mereka gunakan untuk masalah sehari-hari. Guru sains
di seluruh dunia telah lama mengakui bahwa salah satu hasil terpenting dari pendidikan
sains adalah sikap ilmiah yang baik. Mereka menyadari bahwa jika sikap ilmiah ingin
diperoleh melalui penelitian ilmiah, mereka harus diajarkan secara langsung dan konsisten
dengan cara yang sama seperti kita mencoba memahami ide-ide ilmiah.
BAB III
PENYAJIAN KASUS
3.1 Kasus dalam jurnal
1. banyak siswa yang menganggap pelajaran fisika itu terlalu sulit di pahami karena
menggunakan banyak aturan di tiap materi nya ditambah lagi karena pelajaran fisika
berhubungan dengan perhitungan matematis yang sulit
2. ketertarikan atau sikap siswa terhadap pelajaran fisika
3. tinggi rendah nya sikap ilmiah yang mempengaruhi cara berpikir siswa, dalam
pelajaran fisika
4. penilaian sikap ilmiah siswa oleh guru dalam pembelajaran di kelas (mendeskripsikan
profil sikap ilmiah siswa pada pembelajaran fisika
5. kurang nyamotivasi belajar, sikap ilmiah, dan hasil belajar para siswa terhadap
pembelajaran fisika
6. rendah nya presentase siswa yang memiliki minat untuk mempelajari pelajaran Fisika
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
Berfikir kritis: jika ada permasalahan yang diberikan oleh guru, siswa cepat tanggap
dalam memberikan berbagai macam solusi
Berkolaborasi: siswa bekerja sama dalam tim untuk berdiskusi memunculkan ide
solusi untuk pemecahan masalah yang dibuat.
2. Apa saja indikator atau tanda-tanda yang Anda perhatikan untuk menilai sikap ilmiah
siswa dalam pembelajaran fisika?
Jawaban Narasumber:
Saat saya (guru) menjelaskan mereka (siswa) benar-benar berusaha untuk memahami,
jadi penilaian tidak harus dalam bentuk tes.
Juga guru memberika tes secara lisan untuk menilai sikap ilmiah.
Cara berpikir kritis siswa, cara siswa menyelesaikan suatau masalah pembelajaran.
3. Apakah ada perbedaan dalam profil sikap ilmiah siswa antara tingkat atau kelas yang
berbeda?
Jawaban Narasumber:
Tidak ada perbedaan, karena mereka sama sama dalam tingkat yang setara yaitu
SMA.
4. Bagaimana Anda menilai dan melacak perkembangan sikap ilmiah siswa dari waktu
ke waktu?
Jawaban Narasumber:
Penilaian nya ada dalam bentuk tes, ada juga melalui UKBM (Unit Kegiatan Belajar
Mandiri) jadi siswa diharapkan bisa melaksanakan belajar secara mandiri untuk bisa
melihat bagaimana jika siswa belajar dengan sendiri nya.
5. Apa langkah-langkah konkret yang Anda ambil untuk meningkatkan sikap ilmiah
siswa dalam pembelajaran fisika?
Jawaban Narasumber:
Memberikan masalah mengenai materi fisika melalui pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) jadi dengan sering siswa memecahkan permasalahan materi dapat
meningkatkan sikap ilmiah dari siswa.
6. Bagaimana Anda mengintegrasikan evaluasi sikap ilmiah siswa ke dalam metode
pengajaran Anda?
Jawaban Narasumber:
Jadi sifat-sifat siswa itu berbeda, jadi harus bisa mengenali sifat dari siswa itu dulu
dilakukan melalui pendekatan tertentu agar terciptanya suasana belajar yang nyaman,
jadi jika kalau sudah tau sifat dari siswa pembelajaran bisa terlaksana, jadi guru pun
10
dapat mengevaluasi bagaimana pembelajaran berlangsung terutama dalam menilai
sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran.
7. Apakah ada tantangan tertentu dalam menilai sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran
fisika? Bagaimana Anda mengatasinya?
Jawaban Narasumber:
Motivasi belajar siswa yang berbeda dalam menangkap pembelajaran.
Ada beberapa siswa yang lebih menonjol ke teori, namun ada yang menonjol ke
praktek, jadi penilaian sikap ilmiah nya pun memiliki perbedaan yang harus bisa di
nilai guru.
Masalah internal pun bisa juga jadi tantangan guru terhadap penilaian sikap ilmiah
siswa, karena guru tidak tau keadaan siswa saat tidak ada berada pada lingkunagn
sekolah.
8. Bagaimana Anda melibatkan siswa dalam proses penilaian sikap ilmiah mereka
sendiri dalam pembelajaran fisika?
Jawaban Narasumber:
Teman pun juga bisa menjadi penilai dalam penilaian sikap ilmiah, karena bukan
hanya pada saat belajar saja, namun saat keseharian juga bisa dinilai teman teman
siswa.
Dan pada saat melakukan tugas kelompok, siswa yang lain dapat menilai siswa yang
lain juga pada saat mereka bekerja sama dalam tim.
9. Bagaimana Anda menggunakan data tentang sikap ilmiah siswa untuk meningkatkan
praktik pengajaran Anda di kelas?
Jawaban Narasumber:
Melalui pendekatan behavior, jangan menganggap siswa seperti siswa saja bisa
dianggap seperti teman, jadi jika siswa sudah dekat dengan kita pembelajaran akan
berlangsung dengan tertib apalagi ini pelajaran fisika yang kebanyakan pelajaran yang
kurang diminati siswa karena kerumitan nya, jadi dengan kita (guru) melalui
pendekatan terhadap siswa mampu membuat suasana belajar menjadi nyaman dengan
begitu sikap ilmiah siswa dapat meningkat.
11
1. Pemecahan kasus dari Jurnal Ilmiah Kependidikan adalah dengan bagaimana
cara guru dalam menanamkan konsep kepada siswa agar tidak memiliki
anggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit.
2. Pemecahan kasus dari Jurnal Kajian Pendidikan Sains Berdasarkan indikator
yang memiliki persentase tertinggi adalah ketertarikan menambah
waktubelajar Fisika sebesar 69.3% dengan kategori cukup baik, selanjutnya
indikator kesenangan belajar Fisika sebesar 57.1% dengan kategori cukup
baik, sedangkan untuk indikator adopsi sikap ilmiah memiliki persentase
sebesar 50.7% dengan kategori baik. Dengan demikian, indikator adopsi sikap
ilmiah memiliki kategori terbaik dari ketiga indikator sikap terhadap mata
pelajaran Fisika. Indikator dasar yang mempengaruhi sikap positif yang
ditunjukkan peserta didik dalam mata pelajaran Fisika adalah kesenangan
belajar Fisika. Dengan adanya indikator ini, peserta didik mampu
menumbuhkan sikap ilmiahnya yang memicu keingintahuan peserta didik
terhadap ilmu Fisika. Secara sadar, peserta didik membutuhkan waktu lebih
untuk belajar Fisika sehingga memenuhi keingintahuannya.
3. Pemecahan Kasus dari Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
(1). Guru sebaiknya meningkatkan lagi kualitas motivasi belajar fisika
terutama pada indicator relevansi dan sikap ilmiah siswa terutama pada
indicator kejujuran dan percaya diri pada semua materi pelajaran Fisika dan
semua mata pelajaran untuk semua jenjang kelas. Dimana hal ini berguna
untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
(2). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda bahwa variabel independen
yang lebih dominan mempengaruhi variabel dependen adalah motivasi belajar
fisika dibandingkan dengan sikap ilmiah siswa. Sehingga guru harus lebih
memperhatikan motivasi belajar fisika siswa.
(3). Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti dengan penelitian relevan
dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian dengan menambahkan
faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
4. Pemecahan Kasus dari Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, adalah dengan
dilakukannya praktikumPada umumnya, sikap ilmiah peserta didik kelas X
MIPA 5 SMAN 12 Makassar yang dominan muncul pada ketiga kegiatan
praktikum dengan persentase tertinggi adalah sikap objektif sebesar 87.75%.
12
5. Pemecahan kasus berdasarkan jurnal inovasi dan pembelajaran fisika adalah
diharapkan bisa menjadi referensi bagi guru pada pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning dengan pendekatan STEM sebagai upaya
meningkatkan sikap ilmiah siswa.
Guru juga bisa membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang berbeda beda,
nah setelah tadi guru melakukan pendekatan terhadap siswa, maka guru pun dapat lebih
mudah melihat sikap ataupun batas kemampuan dari seorang siswa tersebut. Dengan
demikian guru dapat membagai siswa tersebut ke dalam kelompok dan memilih siswa
yang merasa kesulitan mengikuti dengan siswa yang bisa mengikuti, dengan hal
tersebut siswa dapat leluasa bertanya kepada teman sekelompoknya.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu sikap ilmiah siswa saat pembelajaran di kelas
menggunakan model Problem Based Learning dengan pendekatan STEM termasuk
dalam kategori baik. Sikap ilmiah yang diukur pada penelitian ini terdiri atas indikator
diantaranya rasa ingin tahu, terbuka(jujur), teliti, hati-hati, bertanggung jawab,
menanggapi informasi, menilai informasi objektif, berpikir kritis, kreatif dan
menghargai karya orang lain.
Guru sebaiknya meningkatkan lagi kualitas motivasi belajar fisika terutama pada
indicator relevansi dan sikap ilmiah siswa terutama pada indicator kejujuran dan
percaya diri pada semua materi pelajaran Fisika dan semua mata pelajaran untuk semua
jenjang kelas. Dimana hal ini berguna untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Dan dapat juga dilakukan dengan pendekatan behavior, jangan menganggap siswa
seperti siswa saja bisa dianggap seperti teman, jadi jika siswa sudah dekat dengan kita
pembelajaran akan berlangsung dengan tertib apalagi ini pelajaran fisika yang
kebanyakan pelajaran yang kurang diminati siswa karena kerumitan nya, jadi dengan
kita (guru) melalui pendekatan terhadap siswa mampu membuat suasana belajar
menjadi nyaman dengan begitu sikap ilmiah siswa dapat meningkat.
5.2 SARAN
14
Adapun saran pada penulisan laporan ini yaitu diharapkan bisa menjadi rujukan
untuk penelitian selanjutnya dengan materi ataupun mata pelajaran yang berbeda.
Selain itu, dapat dijadikan referensi bagi guru pada pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning dengan pendekatan STEM sebagai upaya meningkatkan sikap
ilmiah siswa. Guru sebaiknya meningkatkan lagi kualitas motivasi belajar fisika
terutama pada indicator relevansi dan sikap ilmiah siswa terutama pada indicator
kejujuran dan percaya diri pada semua materi pelajaran Fisika dan semua mata
pelajaran untuk semua jenjang kelas. Dimana hal ini berguna untuk meningkatkan hasil
belajar fisika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, K., Sari, C. E., & Yani, A. (2020). IDENTIFIKASI SIKAP ILMIAH DALAM
MELAKUKAN PRAKTIKUM FISIKA. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF),
27 - 31.
Artha, L., Dodi, P. S., & Samosir, S. C. (2019). DESKRIPSI SIKAP SISWA: ADOPSI SIKAP
ILMIAH,. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 91 – 100.
Rahmah, H. I., & Sahyar. (2019). ANALISIS PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN
SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas
Negeri Medan, 27-34.
15
DOKUMENTASI WAWANCARA
16