Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERISTIWA PSIKOLOGIS DALAM BELAJAR (TRANSFER,


MENGINGAT, LUPA) & PENGUKURAN HASIL BELAJAR DAN
EVALUASI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN ANAK USIA SD
DOSEN PENGAMPU
Dr. NINA PERMATASARI, S.Psi., M.Pd

DISUSUN OLEH
KELAS 3E PGSD
KELOMPOK 10
1. Ainun Azzahra (2010125320017)
2. Gideon Saputra (2010125210019)
3. Laila Maulia (2010125220027)
4. Khadijah (2010125320001)
5. Siti Fathonah (2010125220009)
6. Rizvi Fadillah (2010125210013)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Peristiwa Psikologis dalam Belajar (Transfer, mengingat, lupa) &
Pengukuran Hasil Belajar dan Evaluasi”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Nina
Permatasari, S.Psi., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Psiokologi
Pembelajaran Anak Usia SD yang telah memberikan bimbingan dan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan rekan-rekan mahasiswa
Universitas Lambung Mangkurat program studi PGSD yang selalu berdoa dan
memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan
pada penyusun pada khusunya.

Banjarmasin, 26 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
D. Manfaat penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Peristiwa Transfer dalam Belajar ................................................................ 3
B. Peristiwa Mengingat dalam Belajar............................................................. 5
C. Peristiwa Lupa dalam Belajar...................................................................... 10
E. Pengukuran Hasil Belajar ............................................................................ 11
F. Evaluasi Belajar ........................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
Lampiran .......................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya
jiwa dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi
artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Namun, para ahli juga
berbeda pendapat tentang arti psikologi itu sendiri. Ada yang berpendapat
bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa
psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku atau perilaku manusia.
Belajar adalah suatu proses perkembangan. Individu anak baru dapat
mempelajari dan merencanakan bila telah matang untuk menerima bahan
pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang,
kesediannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan
jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena lingkungan dan
pengalaman.
.Dalam proses belajar ataupun pembelajaran terdapat peristiwa
psikologis seperti transfer, mengingat dan lupa dalam belajar. Pengukuran
dan evaluasi belajar juga tidak bisa lepas dari proses belajar. Oleh karena
itu, pada makalah ini penulis akan membahas mengenai hal yang sudah
disebutkan tadi.

1
B. Rumusan Penulisan
1. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa transfer dalam belajar?
2. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa mengingat dalam belajar?
3. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa lupa dalam belajar?
4. Bagaimanakah pengukuran hasil belajar?
5. Bagaimanakah evaluasi belajar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peristiwa transfer dalam
belajar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peristiwa mengingat
dalam belajar.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peristiwa lupa dalam
belajar.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran hasil belajar.
5. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi belajar.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang peristiwa
psikologis dalam belajar (transfer, mengingat, lupa) & pengukuran hasil
belajar dan evaluasi
2. Dapat digunakan sebagai bahan bacaaan.
3. Dapat menjadi bahan ajar dan media pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peristiwa Transfer Dalam Belajar
Transfer dalam Belajar yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam
situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam
tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsipprinsip
pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan
umum (generalisasi).
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-
prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian
digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru
hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok
dari materi yang diajarkannya.
Satu hal lagi konsep Thorndike yang perlu diketahui adalah transfer of training.
Konsep ini menunjuk pada dapat digunakannya hal yang telah dipelajari untuk
menghadapi atau memecahkan hal-hal lain yang serupa atau berhubungan. Adanya
tarnsfer of training itu merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan,
karena bilaman sekiranya tranfer of training itu tidak ada, maka sekolah hampir
saja tidak ada gunanya bagi kehidupan bermasyarakat. Fungsi sekolah justru
mempersiapkan calon-calon warga masyarakat. Karena itu apa yang dipelajari di
sekolah harus dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di luar sekolah.
Dengan perkataan lain harus ada transfer of training. Untuk itu yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana mengusahakan agar transfer of training itu dapat
terjadi secara optimal. Dalam hubungan dengan hal ini teori atau konsep mengenai
transfer of training diperlukan.
Transfer of training lebih dikenal dengan theory of idential elements, yang
menyatakan bahwa transfer of training akan terjadi bila antara hal yang lama (yang
telah dipelajari) dengan hal baru (hal yang akan dipelajari atau dipecahkan) terdapat
unsur-unsur yang identik. Oleh karena itu bila kita dapat membaca koran/ majalah,
sekalipun disekolah tidak pernah diajarkan, karena huruf-huruf yang dipergunakan

3
di koran/majalah adalah identik dengan huruf yang dipergunakan dalam buku-buku
pelajaran di sekolah, kita dapat mempergunakan buku resep masakan karena
hurufnya sama dengan huruf-huruf yang dipelajari di sekolah, juga sistem
penulisannya mirip dengan sistem pada kamus yang biasa kita pakai di sekolah.
Kesimpulannya, untuk mendapatkan transfer of training yang optimal terletak
pada bagaimana memilih bahan yang dipelajari itu agar mengandung kesamaan
sebanyak mungkin dengan hal yang nantinya akan dihadapi oleh siswa/siswi yang
memiliki kompetensi, daya tawar, dan daya saing yang sama, baik pada kehidupan
sehari-hari di masyarakat maupun pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Setelah mendapat tanggapan yang tepat ketika belajar dan jika suatu
kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk menguasai
kemampuan yang lain. Maksudnya, kemampuan itu dapat dipakai untuk
mempelajari hal-hal yang lain.
Mentransfer atau merefer siswa/siswi yang menurut perkiraan guru tidak
mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan atau kewenangan guru, wali
kelas, dan konselor sekolah. Transfer semacam ini biasanya dilakukan kepada
lembaga/ahli yang diperkirakan dapat membantu siswa/siswi dalam menyelesaikan
kesulitannya.
Hal penting yang berkenaan dengan proses belajar adalah kemungkinan
mentransfer hasil yang dipelajari ke dalam situasi yang fungsional. Dasar pemikiran
ini merupakan asas psikologis yang logis dan rasional.
a. Peserta didik tidak dapat disebut telah menguasai ilmu tajwid (misalnya),
jika ia belum dapat menggunakannya dalam membaca Al-Qur‟an.
b. Apabila suatu hasil belajar tidak dapat ditransfer dan hanya dapat digunakan
dalam satu situasi tertentu saja, maka hasil belajar itu disebut hasil belajar
palsu.
c. Sebaliknya, jika suatu hasil belajar dapat ditransfer kepada penggunaan
yang aktual, maka hasil belajar itu disebut hasil belajar otentik. Jadi,
evaluasi yang baik harus mengukur hasil belajar yang otentik dan
kemungkinan dapat ditransfer.
d. Dalam penelitian sering ditemukan hasil-hasil pembelajaran yang dicapai
tampaknya baik, tetapi sebenarnya hasil itu palsu.

4
e. Peserta didik dapat mengucapkan kata-kata yang dihafalkan dari buku
pelajarannya, tetapi mereka tidak dapat menggunakannya dalam situasi
baru. Penguasaan materi pelajaran seperti ini tidak lebih dari “penguasaan
beo”.
Ada dua sebab mengapa hasil pembelajaran yang mengakibatkan dan
berhubungan dengan proses transfer menjadi penting artinya dalam proses evaluasi.
1. Hasil-hasil itu menyatakan secara khusus dan sejelas-jelasnya kepada guru
mengenai apa yang sebenarnya terjadi ataupun tidak terjadi, dan sampai
dimana pula telah tercapai hasil belajar yang penuh makna serta otentik
sifatnya.
2. Hasil belajar sangat erat hubungannya dengan tujuan peserta didik belajar,
sehingga mempunyai efek yang sangat penting.

B. Peristiwa Mengingat Dalam Belajar


1. Pengertian ingatan (daya ingat)
Berdasarkan arti katanya, daya merupakan kemampuan melakukan sesuatu
atau tindakan dan ingat berarti berada dalam pikiran. Daya ingat berarti kemampuan
mengingat kembali Daya ingat yang dimiliki seseorang tergantung pada persepsi
atau pengalaman yang dimiliki oleh setiap individu. Menurut walgito daya ingat
atau memori dimaknai tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang
pernah dialami namun juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan
dan menimbulkan kembali apa yang telah diketahui. Kemampuan tersebut disebut
dengan pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemulihan kembali
terhadap apa yang telah dialami atau diketahui (retrival).
a. Proses encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsikan dengan
cara mengubah informasi menjadi simbol- simbol sesuai dengan daya
ingat seseorang). Dalam proses encoding mengubah suatu sifat sebuah
informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat- sifat memori
seseorang. Proses encoding sangat mempengaruhi waktu lamanya suatu
informasi disimpan dalam pikiran/jiwa seseorang. Proses ini dapat
berlangsung sengaja atau tidak disengaja.

5
b. Proses storage (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam
encoding). Proses storage dapat disebut juga dengan retensi yang
merupakan proses mengendapkan informasi yang diterimanya pada suatu
tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi kepada jenis
memori, baik itu memori jangka pendek maupun memori jangka panjang.
c. Proses retrival (pemilihan kembali atau mengingat kembali apa yang
telah disampaikan sebelumnya dalam proses penerimaan informasi). Dalam
proses ini seseorang/peserta didik berusaha mencari dan menemukan
kembali informasi yang telah disimpan dalam memori untuk digunakan
kembali. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu peserta
didik untuk mengatasi permasalahan sehari-hari sehingga sering dikatakan
belajar dari pengalaman. Hal ini terjadi apabila peserta didik mampu
menggunaka informasi yang telah diterima di masa lalu untuk memecahkan
permasalahan yang ada di masa sekarang.

2. Permasalahan Ingatan Yang Sering Dialami Peserta Didik Dalam


Belajar Dan Pembelajaran
Daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap peserta didik untuk belajar
optimal. Inikarena hasil belajar peserta didik di sekolah diukur berdasarkan
penguasaan peserta didik atas materi pelajaran yang prosesnya tidak terlepas dari
kegiatan mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat). Daya ingat yang baik
akan menyebabkan peserta didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil
optimal, namun tidak setiap peserta didik memiliki daya ingat yang baik. Setiap
informasi diperoleh dari hasil proses interaksi dengan lingkungan
a. Memori jangka panjang:
1. Kemampuan yang tidak terbatas.
2. Beberapa pendapat menyatakan memori ini memiliki kemampuan
penyimpanan yang permanen.
3. Menyimpan informasi dengan teratur dan berdasarkan sistem indeks.

6
b. Memori jangka pendek :
1. Kemampuan terbatas.
2. Kemampuan menyimpan item-item untuk waktu singkat (hingga 30 detik
tanpa pengulangan).
3. Melibatkan pemrosesan informasi yang dilakukan pada tataran conscious.

c. Register sensorik :
1. Kemampuan yang besar.
2. Memuat informasi sensorik.
3. Ingatan sangat ingkat mengenai gambar. Informasi ditransfer- informasi
dilupakan - informasi ditransfer dipanggil kembali. Di dalam kelas
misalnya, pasti ada peserta didik yang memiliki daya ingat baik dan ada pula
yang memiliki daya ingat buruk. Tentu saja, proses pembelajaran di kelas
akan berlangsung lancar bila seluruh peserta didik memiliki daya ingat yang
baik. Tetapi ketika sebagian besar peserta didik memiliki daya ingat buruk
(ditandai dengan kesulitan peserta didik dalam mengingat materi pelajaran)
tentunya akan timbul masalah karena proses pembelajaran menjadi lamban.
Daya ingat merupakan komponen yang penting dalam belajar, terkadang
banyak peserta didik yang sangat mudah lupa materi pelajaran yang telah diajarkan,
bahkan yang baru saja diajarkan. Hal ini terjadi karena peserta didik menyimpan
materi yang diajarkan hanya pada short term memory bukan pasa long term
memori.
Fenomena yang sering terjadi adalah kurang ketertarikannya peserta didik
terhadap pembelajaran sehingga materi yang diberikan cepat dilupakan begitu saja
oleh peserta didik, sehingga guru sulit untuk meneruskan pembelajaran berikutnya
dikarenakan pemahaman terhadap pembelajaran sebelumnya belum dipahami.

3. Faktor yang mempengaruhi daya ingat peserta didik dalam belajar


dan pembelajaran
Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi belajar seseorang yaitu
intelegensi, motivasi,kondisi isik, modalitas belajar individu dan

7
kemampuan mengingat khususnya kemampuan untukmengingat kembali
materi yang telah disampaikan atau kemampuan untuk melakukan recall
memory.
a. Intelegensi
Intelegensi yang dimiliki peserta didik dalam belajar
membantu untuk mengolah informasi dalam bentuk kemampuan
berpikir dan mengingat lebih cepat. Peserta didik yang memiliki
intelegensi tinggi tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
memanggil lagi informasi yang telah disimpan dalam
pikiran/jiwanya saat informasi tersebut dibutuhkan.
b. Motivasi
Motivasi belajar merupakan hal yang sangat berpengaruh
dalam proses belajar peserta didik. Seorang peserta didik yang tidak
termotivasi akan merasa kesulitan dalam menerima materi yang
disampaikan sehingga daya ingat terhadap materi yang diberikan
menjadi rendah, demikian sebalikanya apabila peserta didik merasa
termotivasi saat melakukan proses pembelajaran maka peserta didik
tersebut akan lebih lama mengingat materi tersebut.
c. Kondisi Fisik
Kesehatan jasmani memberi pengaruh pada peserta didik
dalam mengingat suatu pelajaran. Sakit, kurang tidur atau kelelahan
akan berdampak pada turunnya prestasi ingatan.
d. Modalitas Belajar Individu
Daya ingat peserta didik baik itu short term memory atau
long term memory dipengaruhi oleh sejauh mana peserta didik telah
mempelajari serta memahami materi yang diajarkan sejak awal.
e. Gangguan
Salah satu alasan penting yang mempengaruhi daya ingat
peserta didik dalam mengingat pelajaran yang telah diberikan adalah
adanya gangguan. Gangguan terjadi ketika informasi
bercampurcampur atau disingkirkan oleh informasi lainnya.

8
f. Emosi
Peserta didik akan mengingat sesuatu dengan baik apabila
peristiwa- peristiwa itu menyentuh perasaan atau menyenangkan
bagi peserta didik. Masalah-masalah yng sudah dipahami benar dan
dipertimbangkan baik-baik akan lebih melekat diingatan.
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar
seseorang antara lain adalah lingkungan tempat terjadinya proses
belajar seperti suasana lingkungan belajar, dan materi pelajaran yang
dipelajarinya.

4. Cara Meningkatkan Daya Ingat Jangka Panjang Peserta Didik


Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Cara meningkatkan daya ingat jangka panjang peserta didik terhadap
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memperbaiki strategi dalam pembelajaran
Strategi pengajaran yang aktif melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran akan berperan dalam meningkatkan ingatan jangka panjang
peserta didik. Strategi yang digunakan diharapkan :
1) mengembangkan emosi dan kemauan peserta didik agar proses
pembelajaran lebih menyenangkan,
2) guru tidak menerangkan suatu materi pembelajaran terlalu cepat atau
terlalu lambat yang membuat anak bosan,
3) berpusat pada peserta didik (student center learning) dengan
mengikutsertakan seluruh indera yang dimiliki untuk mengkonstruksi
suatu pengetahuan.
b. Menyediakan waktu untuk melakukan pengulangan
Pengulangan merupakan hal yang penting harus dilakukan untuk
mengingat kembali pembelajaran yang telah diperoleh. Ketika orang
dicegah secara mental untuk mengulangi informasi yang telah dipelajari
maka pengetahuan tersebut hanya akan berada pada daya ingat jangka
pendek (short term memory). Proses mempertahankan sesuatu dalam daya
ingat adalah melalui pengulangan baik itu memikirkan atau mengatakannya

9
berulang-ulang. Guru harus menyediakan waktu untuk melakukan
pengulangan selamapembelajaran di ruang kelas.
c. Membuat pembelajaran menjadi bermakna
Untuk memiliki memori yang baik, anda harus secara sadar
memasukkan tidak hanya fakta, tetapijuga makna dan asosiasi. Jika
informasi mempunyai makna bagi anda. Anda akan lebih mudah
mengingatnya daripada daftar fakta dan angka yang acak. Untuk
memaksimalkan memori, anda harus membuat informasi tersebut
bermakna. Yang Bermakna adalah memahami informasi dan memberinya
makna pribadi.
d. Belajar lebih (Overlearning)
Overlearning artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan
dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons
atau reaksi tertentu muncul setelah peserta didik melakukan pembelajaran
atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan.
e. Tambahan waktu belajar (Extra study time)
Extra study time ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau
penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi
waktu belajar materi tertentu berarti peserta didik menambah jambelajar,
misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi
belajar berarti pesertadidik meningkatkan kekerapan belajar materi
tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini
dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.

C. Peristiwa Lupa dalam Belajar


1. Pengertian Lupa Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Terkadang ada hal-hal yang tidak dapat ditimbulkan kembali atau
yang dilupakan. Dengan demikian dapat diambil pemahaman bahwa lupa
merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan
kembalihal-hal berupa informasi,peristiwa dan pengalaman tertentu yang
telah pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan

10
untuk menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumny telah
kita pelajari.
2. Faktor-Faktor Penyebab Lupa Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Peserta didik dapat mengingat suatu kejadian/informasi dalam
pembelajaran, berarti kejadian/informasi yang diingat tersebut pernah
dialami atau dengan kata lain pernah dimasukkan dalam kesadaran,
kemudian disimpan dan pada suatu ketika kejadian itu ditimbulkan kembali
di atas kesadaran. Dengan demikian ingatanitu merupakan kemampuan
pikiran/jiwa yang dimiliki oleh seseorang untu menerima dan memasukkan
(learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
(remembering) dengan mengingat hal-hal yang suda lampau. Terkadang
dalam proses remembering seseorang mengalami kesulitan dalam
memanggil/menimbulkan lagi informasi-informasi yang dibutuhkan.

D. Mengukur Hasil Belajar


Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengatahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi ada diri siswa untuk terns belajar, dengan
sesuatu harapan hasilnya terns meningkat.
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh
kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan
pola-pola kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Siswa diakatan mengalami kesulitan belajar, apabila
menunjukkan pola-pola perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari
seharusnya, seperti : acuh tak acuh, melalaikan tugas, sering membolos, menentang,
isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak seimbang dan sebagainya.
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu;
ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah
tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.

11
Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan
mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun
kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.
1. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan
kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas
fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

2. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir,
termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi.

3. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep
diri, nilai dan moral. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih
ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan
aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui
bentuk tes obyektif.
Sementara itu, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik
kerapkali diabaikan.
1) Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang
dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen,
percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan
mengendalikan diri.
2) Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu:mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah
yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut.

12
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Untuk itu,
afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih
kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran
afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor.
Dengan dengan satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran
yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.

E. Evaluasi Belajar
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan
informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah
atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai
dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
1. Fungsi-Fungsi Evaluasi Belajar
1 . Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan murid
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar
b. Dapat dipergunakan sebagai dorongan (motivasi)
belajar
c. Untuk memberikan pengalaman dalam belajar.
2. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan pendidik
a. Untuk menyeleksi murid yang selanjutnya berguna
untuk meramalkan keberhasilan studi berikutnya.
b. Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar
murid, yang selanjutnya berguna untuk memberikan
bimbingan belajar kepada murid.
c. Untuk pedoman mengajar
d. Untuk mengetahui ketepatan metode mengaiar.
e. Untuk menempatkan murid dalam kelas (ranking,
penjurusan, kelompok belajar dan lainnya).

13
3. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan organisasi atau lembaga
pendidikan :
a. Untuk mempertahankan standar pendidikan
b. Untuk menilai ketepatan kurikulum yang disediakan
c. Untuk menilai kemajuan sekolah yang bersangkutan.

2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar


1. Evaluasi Harus Dilaksanakan Secara Kontinu
Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu artinya evaluasi harus
dilaksanakan secara terus menerus pada masa-masa tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar penilai memperoleh kepastian atau kemantapan dalam
mengevaluasi. Bila ditinjau dari kapan atau di mana kita harus mengadakan
evaluasi, dan dimaksudkan untuk apa evaluasi tersebut diadakan dalam
keseluruhan proses pendidikan, maka evaluasi meliputi :
a. Evaluasi formatif yaitu penilaian yang dilakukan selama dalam
perkembangan dan proses pelaksanaan pendidikan. Karena itu
evaluasi formatif dikenal juga dengan evaluasi proses. Tujuan
evaluasi formatif ialah agar secara tepat dan cepat dapat
membetulkan setiap proses pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
rencana.
b. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada akhir
pelaksanaan proses pendidikan. Evaluasi ini disebut evaluasi
terhadap hasil pendidikan yang telah dilakukan oleh siswa atau
evaluasi produk.
2. Evaluasi Harus Dilaksanakan Secara Komprehensif
Evaluasi yang mampu memahami keseluruhan aspek pola
tingkahlaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan adalah
makna evaluasi secara komprehensif Untuk dapat melaksanakan evaluasi
secara komprehensif maka setiap tujuan pendidikan harus dijabarkan sejelas
mungkin sehingga dapat dijadikan pedoman untuk melakukan pengukuran.
Pengukuran .

14
3. Evaluasi Harus Dilaksanakan Secara Objektif
Pelaksanaan evaluasi harus objektif artinya dalam proses penilaian hanya
menunjuk pada aspek-aspek yang dinilai sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Jadi dalam menilai hasil pendidikan, penilai tidak boleh
memasukkan faktor-faktor subyektif dalam memberikan nilai kepada siswa.
Dengan kata lain, evaluasi dikatakan objektif apabila penilai dalam
memberikan penilaian terhadap suatu objek hanya ada satu interpretasi.
4. Dalam Melaksanakan Evaluasi Harus Menggunakan Alat Pengukur
Yang Baik.
Agar evaluasi yang dilaksanakan itu objektif, diperlukan informasi
atau bahan yang relevan. Untuk memperoleh informasi atau bahan yang
relevan diperlukan alat pengukur atau instrumen yang dapat
dipertanggungjawabkan atau memenuhi syarat. Alat pengukur yang baik
adalah alat pengukur yang memenuhi persyaratan a). validitas, b).
reliabilitas, dan c). daya pembeda.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transfer dalam Belajar yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan
masalah dalam situasi lain.
Daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap peserta didik untuk
belajar optimal. Ini karena hasil belajar peserta didik di sekolah diukur
berdasarkan penguasaan peserta didik atas materi pelajaran yang prosesnya
tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat).
Lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan
kembali hal-hal berupa informasi, peristiwa dan pengalaman tertentu yang telah
pernah dialaminya. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk
menyebut atau mereproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita
pelajari.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengatahui bahwa grafik
hasil belajar meningkat, maka ada motivasi ada diri siswa untuk terns belajar,
dengan sesuatu harapan hasilnya terns meningkat.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif
atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk
membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
B. Saran
Sebagaimana halnya dengan Psikologi dalam pelajaran, motivasi
dan minat belajar dengan kategori tinggi lebih banyak dialami oleh para
siswa. Hal ini tentunya sangat mendukung kegiatan belajar yang mereka
ikuti. Oleh karena itu, hendaknya para siswa dapat mempertahankan kondisi
motivasi dan minat belajar mereka agar tetap tinggi. Hal ini dapat dilakukan

16
dengan mengenali faktor apa saja yang dapat menjadi stimulan timbulnya
motivasi dan minat belajar dalam diri sendiri, sehingga tingkat motivasi dan
minat belajar akan senantias terjaga.

17
DAFTAR PUSTAKA
Nurjan, Syarifan. 2015. Psikologi Belajar. Pomorogo: CV. WADE GROUP.
Thahir, Andi. 2014. Psikologi Belajar : Buku Pengantar Dalam Memahami
Psikologi Belajar. Bandar Lampung.
Kustawan, Dedy. 2013. Analis Hasil Belajar. Luxima Metro Media PT.
Nofindra, Rudi. 2019. INGATAN, LUPA, DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN. ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-
4141. Jurnal Pendidikan Rokania Vol. IV (No. 1/2019) 21 -
34.
Salamah, Umi. 2018. PENJAMINAN MUTU PENILAIAN PENDIDIKAN.
EVALUASI. Vol.2, No. 1, Maret 2018 P-ISSN 2580-3387 E-
ISSN 2615-2886.
Rahmat, N.H. 2018. EDUCATIONAL PSYCHOLOGY: A TOOL FOR LANGUAGE
RESEARCH. Volume 4 Issue 2, pp. 655-668. Volume 4 Issue
2, pp. 655-668.
Siew, N.M, Mui, K.C. 2018. Rahmat, N.H. 2018. EDUCATIONAL
PSYCHOLOGY: A TOOL FOR LANGUAGE RESEARCH.
Volume 4 Issue 2, pp. 655-668. Volume 4 Issue 2, pp. 655-
668. ISSN 1648-3898 /Print/ ISSN 2538-7138 /Online/.
ISSN 1648-3898 /Print/ ISSN 2538-7138 /Online/

18
LAMPIRAN
PEMBAGIAN TUGAS

1. Rizvi Fadillah (20101252100)


o Menggabungkan dan mengedit makalah
o Membuat PPT
o Mencari Ebook
2. Gideon Saputra (2010125210019)
o Mencari Ebook
o Mencari Jurnal Nasional

3. Siti Fathonah (2010125220009)

o Mencari Ebook
o Membuat Latar Belakang
o Mengecek Makalah

4. Laila Maulia (2010125220027)

o Mencari Jurnal Internasional


o Membuat Cover

5. Khadijah (2010125320001)
o Mencari Jurnal Internasional
o Membuat Kesimpulan
6. Ainun Azzahra (2010125320017)
o Mencari Jurnal Nasional
o Membuat Saran

19

Anda mungkin juga menyukai