Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah kurikulum dan rencana pembelajaran

Dosen Pengampu :Ira Arini,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 8 ( Delapan )
M.Mukodar Ramadani ( 8520123050)
Sahrul Korib (8520123048)
M. Ijal (8520123066)
Ilham Danu Firdaus (8520123022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGERUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
Tahun 2023/2024
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
hakikat kondisi belajar dan masalah masalah belajar.

Makalah hakikat kondisi belajar dan masalah masalah belajar telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah hakikat kondisi belajar dan masalah masalah belajar.

Akhir kata kami berharap semoga makalah hakikat kondisi belajar dan masalah
masalah belajar ini memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca .

Rangkasbitung, 20 Desember 2024

Penulis
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 3
2.1 Pengertian Kondisi Belajar…………………………………………………… 3
2.2 Tipe-tipe Kondisi belajar ……………………………………………………… 3
2.2.1 Fungsi-fungsi kondisi belajar.... .………………………………………….. 4
2.2.2 Manfaat kondisi belajar..........................…………………………….. 7
BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………. 12
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil
belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa. Kegiatan belajar di sekolah
bertujuan untuk membantu siswa agar memperoleh perubahan tingkah laku
dalam rangka untuk mencapai perkembangan yang seoptimal mungkin.
Karena pendidikan sangat penting untuk para siswa, agar mereka mampu
mengembangkan kretif masing-masing serta bisa menyalurkan minat dan
bakat yang dimiliki. Maka para guru wajib membantu agar siswa bisa
menyalurkan bakat yang dimiliki.
Menurut Winkel (2004: 57) Salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi adalah minat belajar. Minat merupakan kecenderungan seseorang
untuk merasa tertarik pada suatu obyek dan berusaha untuk menekuninya.
Bagi seorang siswa minat belajar merupakan suatu hal yang sangat diperlukan
dan seharusnya ada dalam diri siswa untuk mencapai prestasinya. Dengan
adanya minat belajar pada matapelajaran matematika berarti terdapat suatu
usaha untuk berkonsentrasi atau perhatian pada mata pelajaran tersebut dan
mendorong siswa untuk belajar lebih rajin dan teratur.

1.2 Rumusan Masalah


Ada beberapa faktor yang mendukung dalam peningkatan minat belajar
dan prestasi belajar siswa. Faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi
intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, dan hasil belajar, sedangkan segi
emosional seperti motif, sikap, perasaan, keinginan, kamauan, kondisi
kesehatan fisik serta mental, dan sebagainya. Faktor eksternal meliputi
kondisi fisik, sosial, psikologi keluarga, sekolah, serta masyarakat. Semua
faktor dapat berpengaruh terhadap perkembangan siswa baik pengaruh positif
ataupun negatif.
1.3 Tujuan
Menganalisis dan menguji pengaruh dukungan kemampuan awal,
fasilitas pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar dan
prestasi belajar matematika siswa.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kondisi Belajar

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi


penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari
berbagai sumber. Pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang
rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang
benar. Pada peristiwa kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah
dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua peristiwa tersebut perananguru untuk
mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada
peristiwa ketiga, motivasi diri siswa tergolong tinggi. Siswa belajar
karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan
mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli
psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang
mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu untuk belajar.

2.2 Tipe-tipe Kondisi belajar


a. Bagi siswa
Dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan
kemampuan awal siswa sehingga minat belajar dan prestasi
belajar matematika meningkat.

b. Bagi guru
1) Memberikan masukan tentang dukungan kemampuan awal
siswa, fasilitas belajar, dan lingkungan sekolah terhadap
minat belajar dan dampaknya pada prestasi belajar
matematika.
2) Sebagai bahan pertimbangan dan acuan guru dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
c. Bagi peneliti
Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam tahap proses
pembinaan diri sebagai calon pendidik.
d. Bagi peneliti lainnya
Dapat digunakan sebagai bahan acuan, pertimbangan dan
pengembangan penelitian ilmu yang sejenis.

2.2.1 Fungsi-fungsi kondisi belajar


1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan


perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan


tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Jadi yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan yang
ada pada diri seseorang untuk menggerakkan serta mengarahkan
perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Kedua belajar, menurut para ahli pendidikan berbeda namun
selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang
melakukan proses belajar akan mengalami suatu proses perubahan
dalam dirinya. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan
tingkah laku akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon.
2.2.2 Manfaat kondisi belajar
Di bawah ini adalah beberapa manfaat dari implementasi pembelajaran berdiferensiasi bagi
siswa, yaitu:

1. Pertumbuhan yang sama bagi semua siswa


Pada prinsipnya, pembelajaran berdiferensiasi diadopsi untuk mendukung setiap
siswa dalam perjalanan belajar mereka. Metode ini adalah cara untuk menjangkau dan
mempengaruhi setiap siswa di semua tingkatan. Oleh karena itu, secara individu,
seorang guru harus dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar dan
mengarahkan mereka untuk mewujudkan potensi belajar mereka secara optimal.
2. Pembelajaran yang menyenangkan
Ketika guru mengadopsi serangkaian strategi pembelajaran yang selaras dengan tipe
belajar siswa, maka siswa akan merasakan betapa belajar itu terasa mudah dan
menyenangkan.
3. Pembelajaran yang dipersonalisasi
Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru
hanya mengembangkan pelajaran mereka berdasarkan tingkat pengetahuan, preferensi
belajar, dan minat siswa.
BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kondisi siswa, merupakan keadaan/situasi siswa yang dapat


mempengaruhi proses dan hasil belajar. Keadaan/situasi siswa berkaitan erat
dengan proses belajar siswa, keadaan belajar siswa di sekolah maupun di
rumah harus tenang, nyaman dan damai. Slameto menjelaskan bahwa agar
anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana yang tenang.
Suasana belajar yang demokratis akan menciptakan motivasi dan hasil belajar
yang optimal. Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada kondisi
siswa. Siswa mampu menyalurkan energinya untuk menyelesaikan tugastugas akademis,
mengembangkan hubungan sosialnya, berusaha memperoleh
penghargaan serta meningkatkan rasa mampu, karena siswa termotivasi untuk
memenuhi kekurangan dalam dirinya. Siswa memiliki kondisi yang baik akan
termotivasi untuk belajar lebih baik. Di sinilah letak hubungannya, kondisi
siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction. New York: Macmillan Publishing.

Bower, G.H. & Hilgard, E.R. (1981). Theories of learning. (5th ed). Englewood Diffs, N.J.: Prentice
Hall.

Fontana, D. (1981). Psychology for teacher. London: A. Wheaton.

Gagne, R.M. (1985). The conditions of learning and theory of instruction. (4th ed.). Orlando: Holt,
Rinehart, and Winston.

Gagne, R.M., Briggs, L.J., & Wager, W.W. (1992). Principles of instructional design. (4th ed.).
Orlando: Holt, Rinehart, and Winston.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Schunk, D.H. (1991). Learning theories: An educational perspective. New York: MacMillan.

Suparman, A. (1997). Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA- LAN Press.

Anda mungkin juga menyukai