2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan dan rahmat nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Konsep pembelajar dan konsep Pembelajaran, ini tepat di waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Abdul Azim Wahbi,M.Pd pada mata kuliah Startegi Belajar dan Pembelajaran.
Selain itu, makalah ini juga ditujukan kepada pembaca dan penulis untuk memberi
pengetahuan Startegi Belajar dan Pembelajaran mengenai pendidikan.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……….3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….……….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..5
2.1 Konsep Dasar Belajar……………………………………………………….…..5
A. Pengertian Belajar………………………………………………………….…….5
B. Ciri - Ciri Perilaku Belajar………………………………………………….……5
C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Belajar…………………………….………7
D. Motivasi Belajar………………………………………………………….………7
2.2 Konsep Dasar Pembelajaran…………………………………………….………8
A. Teori - Teori Pembelajaran…………………………………………….………...8
B. Metode Pembelajaran…………………………………………………….……..13
C. Contoh Belajar dan Pembelajaran………………………………………………14
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….15
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….………….15
3.2 Saran……………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interkasi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Santrock dan Yussen Mendefinisikan Belajar sebagai Perubahan yang Relatif
Permanen karena adanya pengalaman. Reber Mendefinisikan Belajar dalam 3
pengertian Pertama Belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua
sebagai belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng
sebagai Latihan yang di perkuat. Dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses memperoleh pengentahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi dan relative permanen atau
menetap karena adanya interkasi individu dan lingkungannya.
5
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan karena usaha individu sendiri. Oleh karena itu perubahan tingkah
laku karena proses kematangan yang terjadi karena sendirinya karena dorongan
daridalam tidak termasuk perubahan dalam pengertin belajar.
6
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
1. Faktor internal
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar Contoh : faktor
jasmani (faktor kesehatan dan cacat tubuh ) dan faktor psikologi ( intelegensi,
erhatian, minat, bakat, motif dan lain - lain).
2. Faktor Eksternal
Faktor yang ada diluar individu Contoh : faktor keluarga (cara orang tua
mendidik,relasi antar anggota keluarga,suasana rumah dan lian-lain) ,faktor
sekolah(metode mengajar,relasi antar guru dan siswa, relasi antar siswa,disiplin
sekolah dan lain-lainnya) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat,teman bergaul media masa dan lain-laninnya)
D. Motivasi Belajar
Menurut Biggs dan Telfer (dalam Dimyati dkk,1994) motivasi dibedakan
menjadi 4 golongan,yaitu:
1. Motivasi instrumental : Motivasi belajar karena adanya hadiah atau
menghindari hukuman.
2. Motivasi Sosial : Peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam
hal ini keterlibatan siswadan tugas tersebut sangat menonjol.
3. Motivasi berprestasi : Peserta didik belajar karena ingin sukses meraih
prestasi atau keberhasilan.
4. Motivasi intrinsik : Peserta didik itu belajar karena keinginannya sendiri.
7
2.2. Konsep Dasar Pembelajaran
8
Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk mewujudkan terjadinya
proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
9
pemahaman. Walaupun demikian, teori belajar ini dapat digunakan untuk
menghafal rumus, dalil, peristiwa sejarah, dan sebagainya.
2. Teori Gestalt
Teori belajar Gestalt lahir di Jerman pada tahun 1912 yang dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer yang diikuti oleh Koffka dan Kohler yang
berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian, sebab
keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.Hal terpenting dalam
belajar adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan
yang tepat, bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt seringkali disebut
field theory atau insight full learning yang memandang manusia yang bukan
hanya sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau beraksi jika ada
perangsang yang memengaruhinya. Menurut para ahli Ilmu Jiwa Daya, manusia
adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani dan rohani (psiko-fisik) yang
berinteraksi dengan dunia luar menurut kepribadiannya yang unik dan dengan
caranya yang unik pula. Tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang
benar-benar sama atau identik terhadap objek atau realita yang sama.Singkatnya,
belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt bahwa faktor pemahaman atau pengertian
(insight) merupakan faktor yang penting dalam menghubungkan antara
pengetahuan dan pengalaman. Pribadi atau organisme memegang peranan
penting dalam belajar karena belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-
mekanistis, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif, dan bertujuan.
3. Teori Asosiasi
Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi disebut juga teori Sarbond,
yaitu stimulus (rangsangan), respons (tanggapan), dan bond (dihubungkan).
Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan
antara keduanya dan terjadilan asosiasi. Teori ini berprinsip bahwa keseluruhan
itu sebenarnya terdiri atas penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
10
Terdapat dua teori yang sangat terkenal dari aliran Ilmu Jiwa Asosiasi, yaitu:
teori Connectionism dari Thorndike dan teori Conditioning dari Ivan P. Pavlov.
4. Teori Connectionism
Teori Connectionism ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L.
Thorndike berdasarkan eksperimen yang ia lakukan dengan menggunakan hewan
terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Seekor kucing yang lapar
ditempatkan dalam sangkar berjeruji besi yang dilengkapi dengan pengungkit,
gerendel pintu, dan tali yang menghubungkan pengungkit dengan gerendel.
Peralatan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing
tersebut memperoleh makanan yang ada di depan pintu. Berdasarkan hasil
eksperimennya, Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respons. Menurut Thorndike, belajar berproses melalui trial and
error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) dan law of effect yang berarti
bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan
(cocok dengan tuntutan siatuasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-
baiknya.Teori Connectionism memandang bahwa organisme (juga manusia)
sebagai mekanismus yang hanya bergerak atau bertindak jika ada perangsang
yang memengaruhi dirinya. Terjadinya otomatisasi dalam belajar disebabkan
adanya law of effecttersebut. Karena adanya law of effect terjadilah hubungan
(connection) atau asosiasi antara tingkah laku atau reaksi yang dapat
mendatangnya sesuatu hasil (effect).
11
5. Teori Conditioning
12
B. Metode Pembelajaran
• Metode Latihan
Metode ini merupakan metode penyampaian pembelajaran melalu
kebiasankebiasaan.Dalam metode pembelajaran ini pengajar memberikan
latihan-latihan kepada peserta didik untuk mengetahui proses tujuan, fungsi ,
manfaat dan kegunaan sesuatu
• Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran melalui bentuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Metode ini dikembangkan
ketrampila n mengamati,menginterpretasi,mengklarifikasikan dan membuat
kesimpulan tentang pelajaran yang sedang di ajarkan dan membuat kesimpulan
tentang pelajaranyang sedang diajarkan.
• Metode Karyawisata
Metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna
memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan
mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan damping
oleh Pendidikan.
• Metode Demonstrasi
13
C. Contoh Belajar dan Pembelajaran
• Belajar
Contoh dari belajar yang lebih umum adalah seorang anak yang baru
masuk sekolah dasar kelas 1 yang masih belum pandai menulis dan
membaca.
Setelah melalui rangkaian proses pembelajran yang dialaminya di sekolah
bersama guru dan teman teman sekelasnya, maka satu semester kemudian
dia sudah pandai menulis dan membaca dengan cukup lancar.
• Pembelajaran
Environment Learning,Yaitu jenis pembelajaran secara nyata dengan
mengajak peserta didik secara langsung melihat bentuk realistis dari apa
yang dipelajari, seperti misalnya mempelajari hewan langsung ke kebun
binantang dan taman nasional.
Dengan belajar menggunakan metode pengajaran alam sekitar selain
menyenangkan karena bisa belajar sekaligus rekreasi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah tingkah
laku dan tindakan yang kompleks, maka belajar hanya dialami oleh siswaitu
sendiri.Salah satu tugas guru adalah mengajar, dalam kegiatan mengajar tentu ada
cara-caranya dan tidak asal mengajarkan.Proses belajar mengajar harus dijalankan
sesuai dengan prinsip . Konsep belajar dan pembelajaran telah dibahas menurut
tinjauan psikologi yang dihubungkan dengan teori-teori pokok tentang belajar
sehingga diperoleh simpulan sebagai berikut:
15
cara melatih semua daya yang tersedia. Teori belajar Ilmu Jiwa Gestalt
memandang bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian, sebab
keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan. Teori belajar Ilmu
Jiwa Asosiasi yang dibedakan atas teori belajar Connectionism memandang
bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons, dan teori belajar
Conditioning yang memandang bahwa segala tingkah laku manusia tidak lain
adalah hasil dari latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap
perangsang-perangsang tertentu yang dialami di dalam kehidupannya
3.2. SARAN
Dalam proses mengajar kita sebagai calon pendidik harus memberikan
prinsip-prinsip belajar yang baik bagi peserta didik. Meningkatkan kualitas
mengajar agar dapat terbentuk kelasyang diinginkan calon pendidik ataupun
peserta didik
16
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://blogahmadmansur.blogspot.com/2012/04/makalah-belajar-dan-
pembelajaran.htmlhttp://majalahsiantar.blogspot.com/2012/05/berbagai-macam-
metode-guruhttp://majalahsiantar.blogspot.com/2012/05/berbagai-macam-metode-
guru-dalam.htmldalam.html
http://www.tokoblog.net/2010/10/macam-macam-metode-pembelajaran.html
Sugihartono, dkk.2007.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta:UNY
Presshttp://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html
17