Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR
Untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Hamdani, M. Pd

Disusun oleh:

Fikri Arnandi F1041191028

Fitriadi F1041191040

Nayya Diestania F1041201030

Angelina Florisa Aprilia F1041201022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah tentang “Hakekat Belajar” ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah ini yaitu Bapak Dr.
Hamdani, M.Pd yang telah memberikan tugas untuk pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang kami miliki terbatas.
Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih.

Pontianak, 7 Februaari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
2.1 Hakikat Belajar........................................................................................................ 2
2.2 Pengertian Belajar.................................................................................................... 2
2.3 Ciri-ciri Belajar ....................................................................................................... 4
2.4 Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya................................................................ 6
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 10
3.2 Saran........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi yang serba modern ini setiap negara berupaya untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang signifikan dengan kesiapan yang lebih matang
dalam segala aspek. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat
berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menghadapi tuntutan zaman. Namun, dalam mendidik anak sejak dini hingga menjadi
individu yang berkualitas dan mempertahankan kulitas tersebut bukanlah suatu hal yang
mudah. Perlu proses yang sangat panjang untuk membentuk individu anak yang mampu
mengikuti alur era globalisasi saat ini. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu
harus melakukan suatu proses yang disebut dengan belajar.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika
tidak ada proses belajar maka tidak akan ada dunia pendidikan. Di dalam pendidikan
akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk suatu individu yang berkualitas.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul
“Hakikat Belajar” yang nantinya dapat memperjelas pengertian, ciri-ciri, prinsip dan
hakikat dari belajar itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari belajar?
2. Apa saja ciri-ciri dari belajar?
3. Bagaimana impikasi dari prinsip-prinsip belajar?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari belajar
3. Untuk mengetahui implikasi dan memahami pentingnya prinsip-prinsip yang
berkenaan dengan Persepsi atau Penerimaan Materi dalam Belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Belajar


Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara keilmuan,
belajar merupakan perilaku kognitif yang memerlukan perilaku kognitif yang
memerlukan tingkat keterbukaan kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan
perilaku atau disposisi utuk bertindak (ditindak lanjuti). Menurut kamus bahasa
Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu
proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat (W. Gulo 2002: 23).
Menurut Nana Sudjana (1989: 28)) pada hakikatnya belajar merupakan proses
melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan belajar dilakukan oleh dua orang
pelaku yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa
adalah belajar. Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan
pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap
dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan belajar bersifat dinamis dan
kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi, dan evaluasi
pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain.

2.2 Pengertian Belajar


Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan banyaknya pengalaman
yang didapat. Belajar merupakan proses dimana manusia mencari pengalaman untuk
terus bertahan hidup. Adapun “Pengertian Belajar” menurut beberapa ahli sebagai
berikut:
1. Belajar Menurut Fontana (1081) dalam Winataputra (2007: 1.8)

2
Menurut Fontana, “belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam
perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman”.

2. Belajar Menurut Burton (1948) dalam Siregar (2013: 4)


Menurut Burton, “belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanyya interaksi antara individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.

3. Belajar Menurut Pandangan Schunk (2012)


Menurut Schunk, belajar merupakan suatu aktivitas yang melibatkan pemerolehan
dan pemodifikasian pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, perbuatan, dan
tingkah laku. Ia menambahkan bahwa sebenarnya tidak ada satupun definisi tentang
belajar yang diterima semua golongan teori, akan tetapi setidaknya ada tiga rumusan
yang dapat disebut sebagai inti dari belajar. Ketiga hal tersebut meliputi belajar
melibatkan adanya perubahan, hasil dari belajar dapat bertahan sepanjang masa, dan
belajar diperoleh sebagai hasil pengalaman.
1) Belajar Menyebabkan Perubahan Seseorang dapat dikatakan belajar jika ia
menunjukkan hasil dari kegiatan belajar tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
bagaimana seseorang itu berbicara, berbuat maupun menuliskan gagasannya,
sebagai perwujudan bahwa mereka mempelajari sesuatu.
2) Hasil Belajar Sepanjang Hayat Perubahan tingkah laku secara sementara tidak
dikaitkan sebagai hasil belajar, misalnya yang disebabkan oleh pengaruh
minuman keras maupun obat-obatan. Belajar menuntut hasil yang relatif
permanen.
3) Belajar Diperoleh Berdasarkan Pengalaman Belajar merupakan hasil dari
kegiatan latihan, pengamatan dan pengalaman lain yang dialami pembelajar,
bukan dari suatu proses pematangan atau pendewasaan individu.

4. Belajar Menurut Surya (1997) dalam Rusman (2015: 13)


Menurut Surya, belajar sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan prilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

3
pribadi itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Surya menjelaskan bahwa
belajar adalah proses, artinya bahwa belajar adalah hasil dari sebuah tindakan yang
dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjut belajar itu merupakan suatu
tindakan yang disengaja. Tindakan yang disengaja itu adalah untu mencapai perubahan
yang bertujuan.

2.3 Ciri-ciri Belajar


Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan
tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2002; 15-16)
sebagai berikut:
a. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung
terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar
berikutnya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan,
makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
c. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti
berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen.
d. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil
ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan.

Ciri-ciri belajar menurut Surya (1997) dalam Rusman (2015: 13-16). Surya
menyampaikan bahwa terdapat 8 ciri-ciri dari belajar, yaitu:

4
1. Perubahan yang didasari dan disengaja (Intensional)
Ciri tersebut menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
disadari atau disengaja oleh individu tersebut. Dia juga menyadari hasil dari perubahan
tersebut. Individu tersebut memahami bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan
atau keterampilan dari hasil dia belajar.
2. Perubahan yang berkesinambungan (Kontinu)
Perubahan yang berkesinambungan memiliki arti bahwa perubahan yang terjadi pada
individu merupakan perubahan lanjutan dari keterampilan, pengetahuan yang telah dia
miliki sebelumnya. Misalkan: si X sudah memiliki pengetahuan tentang penjumlahan
dan pengurangan, kemudian dia belajar tentang perkalian dan pembagian. Maka dia
dapat memanfaatkan pengetahuan terdahulunya untuk mempelajari pengetahuan
barunya
3. Perubahan yang fungsional
Hasil dari perubahan belajar adalah perubahan yang fungsional, artinya hasil dari
perubahan tersebut berguna. Hasil perubahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan masa sekarang atau yang akan datang. Misalkan seorang mahasiswa
fakultas pendidikan mempelajari mata kuliah teori pembelajaran, suatu saat materi
tersebut akan bermanfaat untuk keperluannya menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif
Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri individu, perubahan tersebut harus
bersifat positif atau kearah kebaikan. Jika sebaliknya maka itu bukan belajar. Misal:
seorang guru yang belajar tentang tipe-tipe cara belajar anak. Setelah dia belajar dia
paham bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda, sehingga kini dia selalu
menggunakan metode yang disesuaikan dengan siswa untuk belajar mereka.
5. Perubahan bersifat aktif
Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada indibvidu akibat belajar diperoleh
dari kegiatan aktif individu tersebut untuk mendapatkan hasil dari perubahan tersebut.
6. Perubahan yang bersifat permanen
Hasil belajar merupakan hasil yang permanen. Jadi orang dikatakan belajar jika dia
memperoleh perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen (bertahan lama).
Misalnya seorang mahasiswa yang belajar tentang komputer, kemudian dia bisa

5
mengoperasikan komputer. Kemampuan tersebut selanjutnya bertahan untuk waktu
yang lama.
7. Perubahan yang terjadi berarah atau bertujuan
Seseorang dikatakan belajar jika ia sadar, termasuk dikatakan sadar jika ia punya
tujuan. Jadi belajar harus terarah untuk meraih tujuan. Misalnya seseorang yang
belajar bermain bola, ia punya tujuan agar mahir bermain sepak bola atau punya
kehidupan yang sehat.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan
Maksudnya adalah bahwa hasil dari belajar mempengaruhi perubahan secara
keseluruhan individu. Tidak hanya pengetahuannya yang berubah, tetapi juga
keterampilan dan sikapnya

2.4 Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya


Prinsip belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan
juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dan peserta didik. Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dipakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatkan
upaya belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengejarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinsipnya:
1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa
atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.
3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh
perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain.

6
4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini
harus lebih jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik
dalam proses pembelajaran itu terjadi.
5. Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan
dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran
yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan
seluruh siswa.
6. Prinsip Transfer dan Retensi (penyimpanan)
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam
situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang
dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil
belajar.
7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsip ini akan
melibatkan proses pengenalan dan penemuan.
8. Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan
sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.
9. Prinsip Belajar Evaluasi
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan
dalam pencapaian tujuan.
10. Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan
aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

7
Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan beberapa hal, berikut implikasi
prinsip-prinsip belajar:
1. Perhatian dan Motivasi
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi
belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara
terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar
mereka secara terus menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau
mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. menanggapi secara positif pujian atau
dorongan dari orang lain, menentukan target atau sasaran penyelesaian tugas belajar,
dan perilaku sejenis lainnya. Dari contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan
dan membangkitkan motivasi belajar, dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut
bersifat psikis.

2. Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung
siswa dalam proses pembelajaran.
3. Keterlibatan Langsung atau Pengalaman
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan
segala tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini,
secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi
siswa misalnya adalah siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli, siswa
melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, siswa membaca
puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya. Bentuk perilaku keterlibatan
langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri
siswa. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan
belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan dalam belajar masih

8
diperlukan, karena merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Itulah yang
merupakan implikasi dari prinsip pengulangan.
5. Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri
siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses. dan mengolah
pesan. Sclain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala
permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan
implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah melakukan eksperimen,
melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu
masalah.
6. Balikan dan Penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah
benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang
hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi
penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan diantaranya adalah
dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan
terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari gurulorang tua
karena hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan Individual
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan tempat
duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya
prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.
Untuk memperjelas implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat
mengidentifikasi dari kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai
indikatornya.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya
belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga
akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahan kelakuan.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar suatu hal sebagai hasil ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, dan
pengetahuan.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru
sebagai pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar
pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan
dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

3.2 Saran
Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon
pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya
meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga dapat menciptakan suasana yang
akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan
nantinya.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Karyatulisku.com. “Pengertian Hakikat Belajar Menurut Para Ahli dan Hakekat


Pembelajaran Menurut Para Ahli”, 23 Juli 2020 <https://karyatulisku.com/hakikat-belajar-
hakikat-pembelajaran-hasil-belajar/ > [Diakses, 7 Februari 2021]
Karyatulisku.com. “Ciri-ciri Belajar dan Hasil Belajar Menurut Para Ahli Artikel Lengkap
Beserta Referensi”, 23 Juli 2020 <https://karyatulisku.com/ciri-ciri-belajar-dan-hasil-
belajar/> [Diakses, 7 Februari 2021]
Afidburhanuddin.wordpress.com. “Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya”, 5 Mei 2014
<https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-
implikasinya/> [Diakses, 7 Februari 2021]
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs. Belajar dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta &
Departemen Pendidikan & Kebudayaan

12

Anda mungkin juga menyukai