Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Dosen Pengampu : Siti Umroh Amrillah, M.Pd.I

Oleh:

AHMAD JEKKI (2001010009)

AHMAT JUNAIDI (2001010014)

ATINA FITRIANA (2001010026)

DESI MARUYUN (2001010031)

PRODI PAI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

TA. 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-nya, karena berkat limpahan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Hubungan Antara Pembelajaran Dan Pengajaran” yang sederhana ini.

Tidak hentinya shalawat bersertakan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam
nabi besar Muhammad SAW yang telah mengeluarkan umat manusia dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain
untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban penulis sebagai mahasiswa.

Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu
selaku Dosen serta semua pihak yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian pengantar yang dapat disampaikan dimana kami pun sadar bahwasannya kami
hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanya milik tuhan yang maha esa, sehingga dalam penulisan dan penyusunanya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa di nanti dalam
upaya evaluasi diri.

Penyusun

Anjani, 18 April 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................iii

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian belajar....................................................................................................3
B. Pengertian Pengajaran.............................................................................................4
C. Teori-teori pembelajan dan pengajaran...................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

A. Kesimpulan .............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi
belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada
pandangan lama dan modern. Menurut pandangan lama aktivitas didominasi oleh guru
sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh peserta didik.
Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan dengan obyek yang
sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi
pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas belajar diperlukan aktivitas, sebab
pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.1
Proses belajar mengajar, tentunya memberi andil yang besar dalam pendidikan, sebab roh
dari pendidikan itu adalah proses dalam belajar. Belajar dan mengajar adalah dua mata
rantai yang tidak dapat di pisahkan. Sehingga pendidikan yang baik ada kemampuan guru
dalam mengelola kelas, seorang guru harus dapat memahami kondisi pembelajaran agar
proses pendidikan bisa berjalan dengan maksimal.
Kemampuan guru dalam memahami kondisi dan keakteristik siswa ini lah sangat di
butuhkan, guru yang baik juga adalah yang dapat menggabung beberapa metode dan
strategi dalam proses belajar mengajar, karna di satu sisi ada pembelajar yang mampu
belajar dengan metode yang beragam.
Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, kegiatan belajarmengajar merupakan fungsi
pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang
diemban oleh lembaga tersebut. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas itu, guru
menempatkan kedudukan sebagai figur sentral. Guru berperan penting dan memiliki
tugas pokok antara lain guru harus mampu dan cakap dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar-mengajar.2

1
Ujam Jaenudin”dkk”, Psikologi Pendidikan (Bandung: Lagood’s Publishing, 2021), hlm.111
2
Mira Mareta, Psikologi Pendidikan (Mataram: Sanabil, 2020), hlm.82

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian belajar
2. Pengertian pembelajaran
3. Teori-teori belajar dan pembelajaran
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa pengertian belajar.
2. Mengetahui apa pengertian pembelajaran.
3. Bagaimana teori-teori belajar dan pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan yang mendasar dalam penyelenggaraan
pendidikan. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung bagaimana
proses belajar yang telah ditempuh siswa dalam berbagai jenjang pendidikan.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menurut Hilgrad & Bower, belajar (to learn) memiliki arti: to gain
knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, to fix in the mind
or memory; memorize; to acquire trough experience, to become in forme of to find out.
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau
menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar
adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.3
Dalam perspektif psikologi, belajar adalah merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi
hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman,
belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan berbagai bentuk perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan.
Banyak ahli psikologi yang mengemukakan tentang pengertian belajar. Skinner (1956 )
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses adaftasi prilaku yang berlangsung
progresif; sementara itu James Whittaker, 1970, Morgan, 1984, menyatakan belajar
merupakan suatu perubahan prilaku yang relatif menetap, yang merupakan hasil dari
pengalaman atau latihan.
Sementara itu, ormrod ( 2020 ) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan
jangka dalam representasi mental atau asosiasi sebagai hasil pengalaman. Pengertian
belajar yang dikemukakan oleh Omroud dapat dijelaskan sebagai berikut:

3
Asrori, PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pendekatan Multidisipliner (Surabaya:Pena Persada, 2020), hlm.128.

3
1. Belajar adalah perubahan jangka panjang. Karena itu bukan sekedar penggunaan
informasi sementara, misalnya hanya mengingat nomor telpon yang singkat ayng
digunakan pada saat melakukan panggilan telepon atau menyebut angka 1, 2, 3, 4,
sampai 10 yang dilakukan anak ketika mulai menirukan nama bilangan.
2. Belajar melibatkan representasi mental atau asosiasi, yang pada intinya merupakan
fenomena yang terjadi di otak. Misalnya anak mengingat warna biru karena
sebelumnya pernah melihat langit yang berwarna biru.
3. Belajar adalah perubahan, karena pengalaman bukan hasil pematangan fisiologis,
kelelahan atau pengaruh obat-obatan.4

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar yang telah dikemukakan dapat dikatakan


bahwa dengan belajar, seseorang atau peserta didik tidak hanya dapat mengalami
perubahan atau penguasaan dalam satu asfek saja, tetapi berbagai asfek seperti
peningkatan penegetahuan, kemampuan berpikir, sikap yang positif ataupun keterampilan
tertentu.

B. Pengertian pembelajaran.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, peserta didik
tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Istilah sistem meliputi konsep yang sangat luas. Sebagai
misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan suatu sistem,
dan masih banyak lagi. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara terartur dan

4
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan Implikasi dalam pembelajaran. (Jakarta:Rajawali Pers, 2020), hlm. 76.

4
merupakan suatu keseluruhan. Pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-
unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi
keluaran. Jadi, pembelajaran sebagai suatu sistem adalah proses interaksi yang dilakukan
antara peserta didik dengan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu dengan
susunan, dan terjadi umpan balik diantara keduanya.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal.5
Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar.
Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan
aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem sehingga
dalam sistem belajar terdapat komponen peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai
tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Sistem
pembelajaran menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman
belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrol, dan prosedur yang mengatur interaksi
perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan (Makki, 2019).

5
Ahdar Djamaluddin. dkk, 2019, Belajar dan pembelajaran (Yogyakarta: CV Kaaffah Learning Center,
2019), hlm 13

5
Demikian halnya dengan sistem pengajaran, dimana komponen perencanaan mengajar,
bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah mengajar akan
berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan. Kenyataan bahwa dalam
proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan dan transformasi informasi
oleh dan dari guru kepada peserta didik. Ketiga kategori kegiatan dalam proses
pembelajaran ini berkaitan erat dengan aplikasi dan konsep sistem informasi manajemen.
Keterampilan mengorganisasi informasi merupakan dasar kelancaran proses
pembelajaran. Belajar adalah kemampuan untuk mampu mengorganisasi informasi
merupakan hal yang mendasar bagi peserta didik. Semua pembelajaran manusia pada
hakekatnya mempunyai empat unsur, yakni (1) persiapan, (2) penyampaian, (3) pelatihan,
dan (4) penampilan hasil (Fathurrohman, 2017).
C. Teori teori belajar dan pembelajran.
1. Teori Behaviorisme.
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik yang menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aliran psikologi belajar
yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek
pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. 6
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan
menghilang bila dikenai hukuman. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

6
Ibid.

6
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah
terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan
mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang
belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur
pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan
dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan
oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki
pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid. Metode
behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan
sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominansi peran orang dewasa,suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan
tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan
behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-
dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas.7
Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Ciri dari teori
behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi

7
Ibid.

7
atau respon, menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar,
mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini
berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan
tingkah laku adalah hasil belajar. Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung
pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan
pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering terisolasi dari
konteks dunia nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada pembelajar
mengenai pendidikannya sendiri.
2. Teori Belajar Kognitif.
Kognitivisme terkait kognisi (knowing) yaitu kegiatan untuk mengetahui sesuatu
yang mencakup perolehan, pengorganisasian dan pemakaian pengetahuan. Artinya,
kognisi fokus pada memori, atensi, persepsi, bahasa, rasio, pemecahan masalah dan
kreatifitas serta peran struktur mental atau pengorganisasiannya dalam proses
mengetahui sesuatu. Tekanan utama pendekatan psikologi kognitif terletak pada
bagaimana informasi diproses dan disimpan; ini tentu berbeda dengan pendekatan
psikologi behavioristik yang fokus pada tingkah laku dalam kontek lingkungan dan
kosekuensinya. Dengan demikian, psikologi kognitif adalah studi tentang struktur
kognisi dan komponennya dalam memproses informasi.
Konsep kognitif pembelajaran, telah berpengaruh besar pada pembelajaran berupa
pemberian kesadaran yang tinggi pada pendidik betapa pentingnya pengaruh
pengetahuan awal (entry behavior) siswa dan strategi penguatan memori mereka
terhadap pembelajaran (Anidar, 2017). Hakekat belajar menurut aliran ini sebagai
suatu aktivitas yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual,
dan proses internal (Anidar, 2017).
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
diperhitungkan agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Adapun aspck-aspek dalam
kegiatan pembelajaran yang berlandaskan aliran kognitifkonstruktivisme adalah :8
a. Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada
pengalamannva melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada
8
Muzakkir, Psikologi Dalam Perspektif Pembelajaran (ParePare: IAIN Parepare Nusantara Press, 2020),
hlm.118-119

8
pembentukan struktur kognitifnya. Belajar menurut aliran ini adalah perubahan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk perilaku yang dapat
diamati dan dapat diukur.
b. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses daripada hasil. Pemberian
makna terhadap objeklmateri yang dipelajari atau pengalaman yang diperoleh
oleh individu/peserta didik melalui interaksi dengan jaringan sosial yang unik,
yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas.
c. Evaluasi proses dan basil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran. dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan
peserta didik, serta melalui tugas-tugas pckerjaan. Bentukbentuk evaluasi bisa
berbentuk tugastugas otentik atau berbagai penilaian alternatif selain
rnenggunakan paper and pencil test di akhir pembelajaran.
d. Pembentukan pengetahuan hares dilakukan oleh peserta didik, maka is hares
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna
tentang hal yang dipelajarinya.Siswa dipandang sudah inemiliki pengetahuan
awal sebelum rnempelajari sesuatu.
e. Guru tidak mendominasi pembelajaran, tetapi membantu proses
pengkonstruksian pengetahuan peserta didik berjalan lancar. Guru tidak
mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu peserta didik
membentuk pengetahuannya sendiri. Peran kunci guru adalah pengendalian, yang
meliputi:
1) Menumbuhkan kemandirian peserta didik dengan menyediakan kesempatan
untuk inengambil keputusan dan bertindak.
2) Menumbuhkan kemampuan peserta didik mengambil keputusan dan
bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.
3) Menyediakan sistcm dukungan yang memberikan keinudahan belajar agar
peserta didik mempunyai peluang optimal untuk berlatih. Karakteristik
pembelajaran yang dilakukan guru adalah :
a) membebaskan peserta didik dari belenggu kurikulum.
b) menempatkan peserta didik sebagai kekuatan timbulnya interes.

9
c) bersama peserta didik mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah komplit.
d) proses belajar serta penilaiannya merupakan suatu usaha yang komplit
dan tidak mudah dikelola.
f. Lingkungan belajar merupakan kondisi yang memungkinkan terlaksananya
kegiatan pembelajaran. Aliran kognitifkonstruktivis rnenekankan bahwa kegiatan
pembelajaran yang penting adalah aktivitas peserta didik dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Jadi lingkungan belajar dipilih yang mendukung
munculnya berbagai aktivitas belajar peserta didik.
3. Teori Humanistik.
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Jadi peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha mencapai aktualisasi diri
secara optimal. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Maka dari itu yang menjadi tujuan utama para
guru adalah membantu anak didik untuk mengembangkan dirinya sendiri, bagaimana
membantu anak didiknya dapat lebih mengenal dirinya sendiri, sehingga nantinya
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing. Teori humanistik
cenderung bersifat elektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja
asal tujuannya tercapai.9
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka. Selain teori belajar behavioristik dan toeri kognitif, teori belajar
humanistik juga penting untik dipahami.
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori
humanistik sangat mementingkan yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian

9
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Batam: Deepublish (CV BUDI UTAMA, 2021), hlm. 83.

10
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses
belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar
lainnya.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam
pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar
bermakna atau“Meaningful learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini,
mengatakan bahwa belajar merupakan asmilasi bermakna. Materi yang dipelajari
diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar,
sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan terjadi
asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Teori humanstik berpendapat bahwa belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal
tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman
diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Pemahamanan terhadap
belajar yang diidealkan menjadikan teori humanistik dapat memanfaatkan teori
belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan teori
humanistik bersifat elektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap pendirian atau
pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula kelemahannya. Dalam
arti ini elektisisme bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsur-unsur tersebut
dalam keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanistik akan
memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya tercapai, yaitu memanusiakan
manusia.
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli di dalam menyusun teorinya
hanya terpaku pada aspek tertentu yang sedang menjadi pusat perhatiannya. Dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu setiap ahli melakukan penelitiannya dari sudut
pandangnya masing-masing dan menganggap bahwa keterangannya tentang
bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai keterangan yang paling memadai.
Maka akan terdapat berbagai teori tentang belajar sesuai dengan pandangan masing-
masing. Dari penalaran di atas ternyata bahwa perbedaan antara pandangan yang satu
dengan pandangan yang lain sering kali hanya timbul karena perbedaan sudut
pandangan semata, atau kadang-kadang hanya perbedaan aksentuasi.

11
Jadi keterangan atau pandangan yang berbeda-beda itu hanyalah keterangan mengenai
hal yang satu dan sama dipandang dari sudut yang berlainan. Dengan demikian teori
humanistik dengan pandangannya dengan pandangannya elektik yaitu dengan cara
memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk
memanusiakan manusia bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus
dilakukan. Banyak tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya adalah Kolb yang
terkenal dengan “Belajar Empat Tahap”, honey dan Mumford dengan pembagian
tentang macam-macam siswa, Hubemas dengan “Tiga macam tipe belajar”, serta
Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “Taksonomi Bloom”.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan.
Belajar dan pembelajaran merupakan proses yang akan kita alami sebagai makhluk hidup
dan selama hidup. Diperlukan suatu proses belajar dan pemeblajaran yang baik sehingga
tujuan dari keduanya dapat tercapai. Dan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh banyak
hal, mulai dari prinsip yang dilakukan, syarat apa saja yang terpenuhi, sebagaimana
aplikasi dan implikasinya. Sehingga jika semuanya telah tercapai dengan baik, maa
secara otomatis akan mampu meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan.
Seorang siswa dituntut selalu belajar untuk mengetahui hal-hal yang tidak diketahui
sebelumnya. Dengan menerapkan pembelajaran yang guru itu memfasilitasi segala yang
dibutuhkan siswa seperti media belajar, sumber belajar, dan suasana belajar yang
kondusif agar siswa belajar secara aktif. Pengajaran itu sendiri termasuk di kegiatan
pembelajaran. Karena dalam proses belajar guru dapat menerangkan materi kepada siswa
untuk memancing cara berpikir siswa. setelah itu siswa sendirilah yang mencari ilmu
supaya lebih mengena ke dalam pikiran dan pengalaman mereka. Di akhir pembelajaran,
guru akan menguatkan apa saja yang telah didapatkan siswa dan membenarkan hal-hal
yang dirasa kurang tepat.
Jadi, belajar, pembelajaran, dan pengajaran sangat saling berhubungan dan mempunyai
fungsi sendiri-sendiri yang saling membantu.
B. Saran-Saran.
Suatu bangsa dipandang maju atau tidak, bisa terlihat dari pendidikanya. Maka
diindonesia pun pendidikan menjadi proses yang penting dan peningkatan mutu
pendidikan bisa dimulai dari pembenahan proses pelajaran dan pembelajran dikelas.
Sehingga sangat diharapkan guru dapat mengupayakan metode pembelajaran yang tepat
dengan segala pertimbangan yang ada sehingga dapat mendorong siswa belajar dengan
baik dan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Jaenudin, Ujam,”dkk”. 2021. Psikologi Pendidikan. Bandung: Lagood’s Publishing.

13
Asrori. 2020. PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pendekatan Multidisipliner. Surabaya: Pena Persada
Suralaga, Fadhilah. 2020. Psikologi Pendidikan Implikasi dalam pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Djamaluddin, Akhdar, dkk. 2019. Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: CV Kaaffah Learning
Center
Mareta, Mira. 2020. Psikologi Pendidikan. Mataram: Sanabil.
Muzakkir. 2020. Psikologi Dalam Perspektif Pembelajaran. ParePare: IAIN Parepare Nusantara
Press.
Parnawi, Afi. 2021.Psikologi Belajar . Batam: Deepublish (CV BUDI UTAMA).

14

Anda mungkin juga menyukai