Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh
Dra. Tri Murti, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 1:
Aditya Dwi Wahyuni (190151602664)
Aisyah Maghfirah (191151602502)
Zulfa Fatmawati (190151602600)
E9 PGSD

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
“Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang dibina oleh ibu Dra. Tri Murti, S.Pd, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran di Universitas Negeri Malang
dapat kami selesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi sarana dalam bekal kami untuk jauh
lebih baik di masa yang akan datang. Penyusun berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya bagi pembaca pada umumnya.

Malang, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran.................................................................3
2.2 Tujuan Belajar dan Pembelajaran........................................................................4
2.3 Fungsi Belajar dan Pembelajaran........................................................................8
2.4 Macam-Macam Teori Belajar dan Pembelajaran................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2. Saran.................................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk
menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala
hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan
zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu berkualitas dan
dapat mempertahankannya, perlu proses yang panjang. Untuk mewujudkan hal
tersebut, individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar tersebut terjadi proses
pembelajaran yang dapat membentuk individu yang berkualitas.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang
berjudul “ Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas
pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
1.2.2 Apakah tujuan dari belajar dan pembelajaran?
1.2.3 Apakah fungsi dari belajar dan pembelajaran?
1.2.4 Apa sajakah macam-macam teori belajar dan pembelajaran?

1
2

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Mengetahui arti dari belajar dan pembelajaran
1.3.2 Mengetahui tujuan belajar dan pembelajaran
1.3.3 Mengetahui fungsi belajar dan pembelajaran
1.3.4 Mengetahui macam-macam teori belajar dan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto dalam Teori Belajar dan Proses
Pembelajaran yang mendidik (Daryanto & Rachmawati, 2015:35), belajar adalah
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Menurut Suyono dan Hariyanto dalam Teori Belajar
dan Proses Pembelajaran yang mendidik (Daryanto & Rachmawati, 2015:36),
belajar merupakan suatu aktifitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian.
Pengertian belajar yang lain juga dikemukakan Rusman (2017:76), Belajar
merupakan aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis.
Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental,
misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, dan
menganalisis. Aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan atau praktik, misalnya melakukan percobaan, latihan, dan membuat karya
(produk).
Jadi, pengertian belajar adalah proses atau aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa merubah
pengalaman masa lalu menjadi pengalaman baru dan bisa mengubah tingkah laku
menjadi lebih baik lagi.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik menurut Warsita dalam (Rusman,
2017:85). Definisi lain dari pembelajaran menurut Rusman (2017:84), pembelajaran
merupakan proses interaksi antara guru dan siswa baik interaksi secara langsung

3
4

seperti kegiatan tatap muka maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan
berbagai media.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 dalam
belajar dan pembelajaran (Rusman, 2017:85), pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi dari definisi pembelajaran diatas, pembelajaran adalah interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam proses belajar. Interaksi bisa dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran langsung misalnya dengan
pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tidak langsung misalnya dengan bantuan
media seperti belajar online.
2.2 Tujuan Belajar dan Pembelajaran
2.2.1 Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sukandi (1983: 18) adalah mengadakan perubahan
tingkah laku dan perbuatan. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan
keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan
penghargaan. Sedangkan Surakhmad (1986) mengatakan bahwa tujuan belajar adalah
mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan
sikap dan perbuatan.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku terminal,
kondisi-kondisi tes, dan standar perilaku.
1) Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku
siswa setelah belajar. Tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang menunjuk pada
hasil yang diharapkan dalam belajar.
2) Kondisi-kondisi tes, komponen ini menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk
mempertunjukkan tingkah laku terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan
oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai
dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
3) Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran
yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. Suatu
ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti,
5

bahwa siswa telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah suatu
masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, ketepatan
tingkah laku, jumlah kesalahan, kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya
dengan teori tertentu.
Jadi, tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.
2.2.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan
dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran adalah proses
membantu siswa belajar,yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru hanya dapat dikatakan telah
melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta
didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu
sebagai berikut:
1) Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku
yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu.
2) Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan.
3) Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
6

4) Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu


deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran.
Tujuan belajar dan pembelajaran yang lebih spesifik dikemukakan oleh
taksonomi Instruksional Bloom. Menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
1) Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, yang berkenaan dengan ingatan tentang fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c. Penerapan, kemampuan mengaplikasi yang mencakup kemampuan
menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata
dan baru.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga,dapat dipahami dengan baik. Misalnya dapat
menguraikan sebab-sebab terjadinya sesuatu, dan memahami hubungan
antar bagian-bagiannya.
e. Sintesis, adalah proses memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun program kerja.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat, menilai, dan
menentukan keputusan tentang suatu hal berdasarkan criteria tertentu.
Misalnya kemampuan menilai hasil karangan.
2) Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yakni:
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya
perbedaan-perbedaan.
b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
7

c. Penilaian dan penentuan sikap yang mencakup menerima suatu nilai,


menghargai, mengakui dan menentukan sikap. Misalnya dapat menerima
pendapat orang lain.
d. Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan suatu nilai dan
menjadikannya sebagai pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan
mempermbangkan dan menunjukkan tindakan disiplin.
3) Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku, yaitu:
a. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas
serta menyadari perbedaannya. Misalnya perbedaan warna, membedakan
angka 6 (enam) dan 9 (sembilan).
b. Kesiapan, yang mencakup kesiapan secara jasmani dan rohani sebelum
terjadinya suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing, kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau
gerakan peniruan, seperti meniru gerak tari.
d. Gerakan terbiasa, kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.
e. Gerakan kompleks, yaitu kemampuan melakukan gerakan atau
keterampulan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien dan
tepat. Misalnya membongkar pasang peralatan secara tepat.
f. Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak-gerak dengan persyaratan khusus yang
berlaku. Misalnya keterampilan bertanding olahraga.
g. Kreativitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola gerak yang baru
atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari kreasi
baru (Dimyati, 2000).
8

2.3 Fungsi Belajar dan Pembelajaran


2.3.1 Fungsi Belajar
Adapun fungsi dari adanya proses belajar antara lain :
1) Untuk Memperoleh Pengetahuan
Peningkatan pengetahuan serta pemahaman dalam menguasai materi
merupakan hasil dari proses belajar. Selain menambah pengetahuan, proses
belajar juga akan membuat daya pikir seseorang menjadi lebih baik lagi,
sehingga orang tersebut dapat berpikir secara kritis terhadap suatu
permasalahan.
2) Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Meskipun setiap individu memiliki keterampilan yang berbeda satu sama
lainnya, ketahuilah bahwa keterampilan tersebut tidak datang secara tiba-tiba.
Mereka harus melalui proses belajar agar dapat mengasah keterampilan
tersebut.
3) Membentuk Sikap
Selain dua hal diatas, belajar juga bisa membentuk sikap atau pribadi
seseorang. Dengan melalui proses pembelajaran, seseorang mampu
menumbuhkan kesadaran dalam dirinya, sehingga membentuk sifatnya
seperti sekarang ini.
2.3.2 Fungsi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
2.4 Macam-Macam teori Belajar dan Pembelajaran
1) Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar
menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
9

interaksi antara stimulus dan respon. Berkenaan dengan perubahan tingkah laku
manusia, teori belajar behavioristic memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
b. Mengamati perilaku manusia dari reaksi-reaksi yang timbul karena pengaruh
stimulus
c. Perilaku manusia sangat ditentukan oleh masa lalu. Artinya pengalaman yang
pernah terjadi akan mempengaruhi dan mewarnai perilaku manusia hari ini.
d. Pembentukan perilaku manusia lebih banyak diakibatkan oleh proses kebiasaan.
Kelebihan Teori Behavioristik:
a. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus lainnya dan seterusnya samai
respons yang diinginkan muncul
b. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pebiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
c. Teori behavioristic juga cocok digunakan untuk melatih anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.
Kekurangan Teori Behavioristik:
a. Cenderung mengarahkan peserta didik untuk berpikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif dan cenderung mendudukkan peserta didik sebagai
individu yang pasif
b. Pembelajaran Peserta didik yang berpusat pada guru dan bersifat mekanistik dan
hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
c. Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan terjadinya
proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi peserta didik.
2) Teori Kognitif
Teori belajar kognitif dipelopori oleh Jean Piaget (1896-1980) seorang psikolog.
Menurut Piaget dalam (Rusman, 2017:119) belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk mereka bereksperimen/mencoba dengan objek fisik yang ditunjang
oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Seperti
10

halnya siswa dikasih kesempatan untuk bekerja berkelompok dengan temannya.


Menurut para ahli kognitif tingkah laku manusia tidak cukup dapat dijelaskan oleh
perilaku yang tampak dan dapat diukur seperti dalam pandangan behavioristic.
Perilaku manusia menurut para ahli kognitif selalu dipengaruhi oleh proses mental
seperti motivasi, kesengajaan, persepsi, keyakinan, dan minat. Menurut Piaget
dalam(Rusman, 2017:119) secara keseluruhan proses meliputi:
a. Skema adalah struktur kognitif, dimana seseorang beradaptasi dan terus
mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan skema
juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan
yang datang dan terus berkembang.
b. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan
konsep awalnya, hanya menambah atau memerinci
c. Akomodasi adalah proses pembentukan skema karena konsep awal sudah tidak
cocok lagi.
d. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya
(skemata).
3) Teori Konstruktivistik
Teori konstruktivistik dipelopi oleh Piaget, Bruner dan Vygotsky pada awal 20 an
yang mempunyi pandangan bahwa pengetahuan dan pemahaman tidaklah diperoleh
secara pasif akan tetapi dengan cara yang aktif melalui pengalaman personal dan
aktivitas eksperiental. Konsep utama dari konstruktivistik adalah bahwa peserta didik
aktif dan mencari untuk membuat pengertian tentang apa yang ia pahami, ini berarti
belajar membutuhkan untuk fokus pada scenario berbasis masalah, belajar berbasis
proyek, belajar berbasis tim, simulasi, dan penggunaan teknologi. Guru
Konstruktivistik memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
a. Menghargai inisiatif siswa
b. Mengutamakan kinerja siswa berupa mengklasifikasi, mengnalisis, memprediksi,
dan mengkreasi dalam mengerjakan tugas.
11

c. Menyediakan peluang kepada siswa untuk berdiskusi baik dengan dirinya maupun
dengan siswa yang lain.
d. Menyediakan kesempatan yang cukup kepada siswa dalam memikirkan dan
mengerjakan tugas
e. Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa melalui penggunaan model pembelajaran
yang beragam.
4) Teori Humanistik
Menurut teori humanistic tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia,
proses belajar dianggap bberhasil jika peserta didik telah memahami lingkungannya
dan dirinya. Aplikasi teori humanistic dalam proses pembelajaran cenderung
mendorong peserta didik untuk berpikir induktif. Teori ini mementingkan factor
pengalaman dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam belajar.
Implikasi dalam teori humanistic guru sebagai fasilitator. Guru sebagai
fasilitator dimaksudkan sebaiknya guru memberi perhatian kepada penciptaan
suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas. Guru memfasilitasi
pembelajaran yang berlangsung kepada siswa agar siswa bisa lebih aktif dalam
berpartisipasi dalam pembelajaran. Menurut teori humanistik, guru yang baik nbaik
yaitu guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu
berhubungan dengan peserta didik dengan mudah dan wajar. Sedngkan guru yang
tidak efektif yaitu guru yang memiliki rasa humor yang rendah, mudah menjadi tidak
sabar, suka melukai perasaan peserta didik dengan komentar yang menyakitkan,
bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada (Daryanto &
Rahmawati, 2015:80-81)
5) Teori Sibernetik
Teori sibernetik mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang
dipelajari. Menurut teori sibernetik belajar adalah pemrosesan informasi. Proses
pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyajian informasi, diikuti
dengan penyimpanan informasi, dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan.
6) Teori Revolusi Sosiokultural
12

Menurut sociocultural-revolution dikemukakan bahwa peningkatan fungsi


mental seseorang berasal dari kehidupan social atau kelompoknya, bukan sekedar
individu itu sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh
kesempatan yang luas untuk perkembangan potensinya melalui belajar dan
berkembang. Guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuanyang
dapat memfasilitasi anak-anak agar mereka dapat memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Bantuan yang diberikan bisa berupa contoh-contoh dan bimbingan dari
teman yang lebih kompeten.anak yang telah mampu belajar sendiri perlu ditingkatkan
tuntutannya , sehingga tidak perlu menunggu anak-anak yang dibawahnya. Dengan
demikian diperlukan adanya pemahaman yang tepat tentang karakteristik peserta
didik sebagai pijakan dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar adalah proses atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa merubah pengalaman masa
lalu menjadi pengalaman baru dan bisa mengubah tingkah laku menjadi lebih baik
lagi.
Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses
belajar. Interaksi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pembelajaran langsung misalnya dengan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tidak
langsung misalnya dengan bantuan media seperti belajar online.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku terminal, kondisi-
kondisi tes, dan standar perilaku. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang
spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.Tujuan belajar
dan pembelajaran yang lebih spesifik dikemukakan oleh taksonomi Instruksional
Bloom. Menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
Adapun fungsi dari adanya proses belajar antara lain : untuk memperoleh
pengetahuan, menanamkan konsep dan keterampilan, serta membentuk sikap. Fungsi
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Dari uraian di atas maka para pendidik dan para perancang pendidikan serta
pengembangan program-program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya
pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Berbagai teori belajar dan
pembelajaran seperti teori behaviouristik, kognitif, konstruktivitas, humanistik,
sibernetik, dan revolusi sosiokultural penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai
dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi.

13
14

3.2. Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya peserta didik, baik pelajar
maupun mahasiswa, para pendidik, para perancang pendidikan, serta pengembang
program-program pendidikan agar mengetahui hakikat dan teori belajar dan
pembelajaran sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN

Alamsyah. 2011. Hakikat Belajar dan Pembelajaran.


(https://alamjhie.wordpress.com/2011/11/19/makalah-hakekat-belajar-dan-
pembelajaran/), diakses pada 5 September 2020.
Dalma, M Afif. 2020. Belajar dan Pembelajaran : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Teori dan
Metode. (https://dosenpintar.com/pengertian-belajar/), diakses pada 4 September
2020.
Daryanto & Rachmawati. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik.
Yogyakarta: GAVA MEDIA
Marlena, Tika. 2016. Hakikat Belajar dan Pembelajaran.
(http://tikamarlena.blogspot.com/2016/01/makalah-hakekat-belajar-dan-
pembelajaran.html), diakses pada 5 September 2020
Merentek, Theo. 2012. Tujuan Belajar dan Pembelajaran.
(https://chanra730.blogspot.com/2012/03/tujuan-belajar-dan-pembelajaran.html),
diakses pada 4 September 2020.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran.
Jakarta: KENCANA

15

Anda mungkin juga menyukai