Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti


Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika

Kelompok : IV (Empat)
Nama Anggota : 1. Devi Tri Lestari (NIM : 0305213101)
2. Nia Arbiah Lubis (NIM : 0305213075)
3. Nur Syahrani (NIM : 0305213077)

4. Riska Dewi (NIM : 0305213084)


Kelas : PMM-4
Semester : IV (Empat)
Dosen Pengampu : 1. Dr. Asrul, M.Si
2. Raudiyah Rizki R, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami sampaikan kehadirat Allah Swt, karena
atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pendekatan Pembelajaran Matematika” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat atas tugas dari Dosen Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran Matematika, disamping itu juga ditujukan sebagai media
pembelajaran dalam melengkapi kegiatan perkuliahan.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Asrul,
M.Si dan Ibu Raudiyah Rizki R, M.Pd yang telah mempercayakan tugas makalah
ini kepada penulis. Tidak lupa kami mengucapkan terima kassih kepada semua
pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik ataupun
saran serta bimbingan dari para pembaca demi penyempurnaan di masa-masa
yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Medan, 08 Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Definisi Pendekatan Pembelajaran ........................................................... 3
2.2 Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran ............................................... 5
BAB III : PENUTUP ........................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan
yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan
belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan
belajar siswa. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami
sebaikbaiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan
bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi
siswa. Selain istilah belajar ada istilah lain yaitu pembelajaran, pada
dasarnya pembelajaran sudah berlangsung pada kehidupan sehari-hari,
akan tetapi masih sedikit orang yang memahami apa makna pembelajaran
itu, karena pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri yang tidak bisa
disamakan dengan kegiatan lain, jika tidak sesuai dengan ciri-ciri tersebut
maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu pembelajaran.
Dalam proses belajar dikenal beberapa istilah lain seperti model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, taktik
pembelajaran, dan beberapa istilah lain yang berkaitan dengan proses
pembelajaran. Berbagai macam istilah diatas harus dipahami oleh seorang
pengajar, karena tanpa diketahui oleh pengajar maka proses pembelajaran
juga akan terhambat dan tidak akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Salah satu yang menjadi titik awal adalah pemilihan pendekatan
pembelajaran yang tepat, sebelum memilih pendekatan pembelajaran,
seorang pengajar harus mengetahui makna dari pendekatan pembelajaran
itu sendiri dan apa saja yang termasuk pendekatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memutuskan untuk
menyusun makalah ini yang berisi tentang definisi dari pendekatan
pembelajaran serta macam-macamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas maka
diperoleh rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :

1
1. Apakah definisi dari pendekatan pembelajaran?
2. Apa sajakah macam-macam pendekatan pembelajaran?

1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis
dapat memberitahukan tujuannya sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari pendekatan pembelajaran
2. Mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini baik bagi penulis maupun
pembaca adalah memberikan penjelasan mengenai definisi dan macam-
macam dari pendekatan pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendekatan Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Kemudian, pengertian pendekatan menurut para ahli yaitu :
a.) Menurut Roy Kellen (1998), mencatat bahwa terdapat dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat
pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centered). Pendekatan yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan discoveri serta
pembelajaran induktif.
b.) Menurut Sanjaya (2008:127), pendekatan dapat dikatakan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya
proses yang sifatnya masih sangat umum.
c.) Menurut Tarigan (1995:5), pendekatan adalah seperangkat asumsi
yang bersifat aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran,
bahan, belajar bahasa yang digunakan sebagai landasan dalam
merancang, melakukan, dan menilai proses belajar bahasa.
d.) Menurut Anthony (Ismati dan Umaya, 2012:76), pendekatan
(approach) adalah sekumpulan asumsi yang terkait dengan hakikat
bahasa dan hakikat belajar.
Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang
suatu masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah

3
pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang
diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran secara umum adalah proses interaksi
antara peserta didik atau siswa dengan pendidik atau guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa
yang saling bertukar informasi. Arti pembelajaran yang lain adalah
usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha. Pengertian
pembelajran menurut para ahli diantaranya adalah :
a.) Gagne dan Briggs (1979), pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal.
b.) Menurut Arifin (2010), pembelajaran merupakan suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif
dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber
belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.
c.) Menurut Sanjaya (2011), definisi pembelajaran menurut Sanjaya
merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah
keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan
mengabaikan proses pembelajaran.
Bisa disimpulkan bahwa definisi pembelajaran adalah sebuah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

4
2.1.3 Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Berikut ini pengertian pendekatan pembelajaran menurut para ahli
diantaranya sebagai berikut :
a.) Menurut Miftahul Huda (2014: 184), endekatan pembelajaran
bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh
pembelajaran untuk bisa belajar dengan efektif.
b.) Menurut Erman, suherman (2003:6), pendekatan pembelajaran
matematika adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat
diadaptasikan oleh siswa.
c.) Menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146) adalah
sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada
dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
d.) Menurut Wati, pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum (Wati, 2010, hlm. 7).
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah
pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk
menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan
perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar-mengajar.

2.2 Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran


2.2.1 Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan yang
melibatkan peserta didik agar mampu menghubungkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pendekatan

5
kontekstual menurut Johnson (2002) adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-
subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,
yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran konstektual, yaitu:
a.) Mendapat ilmu matematika secara menyeluruh
b.) Menambah wawasan pengetahuan
c.) Memberikan pemahaman mengenai ilmu matematika
d.) Mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
e.) Memberikan umpan balik pada peserta didik
Guru juga harus bisa mengubah pembelajaran matematika yang
rumit seperti halnya perkalian, pembagian dan pecahan menjadi
sangat mudah dan banyak siswa yang menyukainya. Menurut
Muhammad Arifin (2015) ada 7 langkah pembelajaran kontekstual,
yaitu :
a.) Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah teori pembelajaran yang
memberikan pemahaman kepada siswa yang berhubungan dengan
pengalaman baru. Guru juga harus bisa menguasai materi yang
akan disampaikan, agar siswa dapat berfikir krisis dan kreatif.
Guru bisa memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada peserta
didik mengenai materi yang telah disampaikan. Tugas guru adalah
memberikan fasilitas yang mudah digunakan dan sesuai dengan
pembelajaran. Misalnya menyediakan alat yang mudah untuk
melakukan pembagian dan pecahan dengan menggunakan jeruk.
b.) Inkuiri
Inkuiri adalah teori pembelajaran yang fokus pada
pertanyaan, ide dan pengamatan. Guru harus berperan aktif
dengan cara memberikan tantangan dan ujian kepada peserta
didik, agar siswa dapat bertanggungjawab untuk mempelajari
materi dengan baik.

6
c.) Bertanya
Siswa diwajibkan untuk bertanya jika ada materi yang
belum dipahaminya. Dari pertanyaan tersebut maka guru akan
memberikan dorongan, bimbingan, dan bisa memberikan
penilaian mengenai cara berfikir dari tiap siswa. Tujuan guru
ialah mengembangkan karakter siswa, menghidupkan rasa ingin
tahu, berfikir kritis, logis dan menumbuhkan rasa percaya diri.
d.) Masyarakat belajar
Masyarakat belajar adalah warga yang berpendapat untuk
mengadakan kegiatan belajar bersama bagi semua siswa, dari
kegiatan tersebut diharapkan agar mereka saling berbagi ilmu
pengetahuan. Hal tersebut bisa menimbulkan nilai positif bagi
semua, dengan itu mereka tidak akan merasa malas dan bosan.
e.) Pemodelan
Pemodelan dalam sebuah pembelajaran adalah adanya
sesuatu yang dapat merupakan bentuk pembelajaran yang
membosankan menjadi menyenangkan.
f.) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir siswa mengenai suatu kejadian
dan pengalamannya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara
berdiskusi.
g.) Penilaian autentik
Penilaian autentik adalah suatu metode pembelajaran untuk
menilai siswa dari kegiatan dalam menyelesaikan tugas dan
memecahkan masalah.

Beberapa kelebihan dalam pendekatan kontekstual diantaranya


adalah :
a.) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat
penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi

7
itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga
tidak akan mudah dilupakan.
b.) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran
CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa
dituntun untuk me- nemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis kons- truktivisme siswa diharapkan belajar
melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
Beberapa kelemahan dalam pendekatan kontekstual diantaranya
adalah :
a.) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode
CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas
guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang
baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai
instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak melainkan
guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya.
b.) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi me-
reka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya
guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.
Adapun contoh pembelajaran kontekstual di kelas adalah sebagai
berikut :

8
a.) Guru mempraktikkan renang gaya kupu-kupu di hadapan para
peserta didik.
b.) Guru menampilkan gambar rangka manusia untuk menunjukkan
bagian-bagian rangka manusia.
c.) Guru membawa bahan ajar berupa perkecambahan untuk
menunjukkan proses pertumbuhan biji.
d.) Guru membawa contoh koran atau majalah sebagai bahan untuk
membahas berita.
e.) Guru mengajak peserta didik di daerah yang rawan banjir maupun
longsor untuk menjelaskan struktur tanah.

2.2.2 Pendekatan Matematika Realistik


Realistic mathematics Education (RME), merupakan teori belajar
mengajar dalam pendidikan matematika. Realistic mathematics
Education (RME) pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di
Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengacu
pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus
berkaitan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia.
Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan
kehidupan nyata sehari-hari.
Menurut Erman, (2003: 143) pada dasarnya Realistic mathematics
Education (RME) membentuk siswa untuk menemukan kembali
konsep- konsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli
matematika atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang
sama sekali belum pernah ditemukan. Pengembangan pembelajaran
matematika dengan pendekatan realistic merupakan salah satu usaha
meningkatkan kemampuan siswa memahami matematika.
Terdapat lima prinsip utama dalam kurikulum matematika
realistic:
a.) Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua
hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
b.) Perhatian diberikan pada pengembangan model-model, situasi,
skema dan symbol-simbol.

9
c.) Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat
pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa
memproduksi sendiri dan mengkontruksi sendiri (yang mungkin
berupa algoritma, rule atau aturan), sehingga dapat membimbing
para siswa dari level matematika informal menuju matematika
formal.
d.) Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran
matematika.
e.) Intertwining (membuat jalinan) antar topik atau antar pokok
bahasan atau antar strand.
Beberapa keunggulan dari pembelajaran matematika dengan RME:
a.) Pembelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan
suasana tegang tampak.
b.) Materi bisa dipahami oleh sebagaian besar siswa
c.) Guru menjadi kreatif mengembangkan sumber belajar
d.) Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin
pandai.
Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut
Suryanto (2007) adalah sebagai berikut:
a.) Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual problems)
digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep matematika
kepada siswa.
b.) Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip, atau model
matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang
realistik dengan bantuan guru atau temannya.
c.) Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap
masalah yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda,
baik cara menemukannya maupun hasilnya).
d.) Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah
dikerjakan dan apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri
maupun hasil diskusi.

10
e.) Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran
matematika yang memang ada hubungannya.
f.) Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan
hasil-hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau
prinsip matematika yang lebih rumit.
g.) Matematika dianggap sebagai kegiatan bukan sebagai produk jadi
atau hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai
kegiatan paling cocok dilakukan melalui learning by doing
(belajar dengan mengerjakan).

Menurut Mustaqimah (2001) keunggulan dan kelemahan


Matematika Realistik sebagai berikut:
Keunggulan Matematika Realistik :
a.) Karena siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa
tidak mudah lupa dengan pengetahuannya.
b.) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan.
c.) Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap
jawaban siswa ada nilainya.
d.) Memupuk kerjasama dengan kelompok.
e.) Melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya.
f.) Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan
pendapat.
g.) Pendidikan budi pekerti, misalnya: kerja sama dan saling
menghormati teman yang sedang berbicara.
Kelemahan Matematika Realistik :
a.) Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka
siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya.
b.) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah.
c.) Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti
temannya yang belum selesai.

11
d.) Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi
pembelajaran saat itu.
e.) Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan
dalam evaluasi/memberi nilai.
Pendekatan matematika realistik merupakan metode dimana siswa
di ajak belajar matematika yang disangkut pautkan kepada masalah
sehari-hari. Contoh ketika materi bilangan bulat. Terdapat materi
bilangan bulat positif dan bulangan bulat negatif, seorang guru bias
mengasumsikan dengan uang.

2.2.3 Pendekatan Pembelajaran Open-Ended


Penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran
adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau
pendekatan yang berbeda dalam dalam menjawab permasalahan yang
diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Siswa
dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana
sampai pada suatu jawaban.
Menurut Shimada (Arsad HS, Dwi NS, Winanda Marito, 2013: 1)
model Open Ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
dimulai dari mengenal atau menghadapkan siswa pada masalah
terbuka. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak
jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan
pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di
dalam proses pembelajaran.
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran
berbasis pemecahan masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran
yang dalam prosesnya dimulai dengan memberikan suatu masalah
kepada siswa. Bedanya problem yang disajikan memiliki jawaban
benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari
satu disebut problem tak lengkap atau problem open ended.

12
Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda
(2000) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan
pola piker matematis siswa melalui problem solving secara simultan.
Kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi
ketiga aspek yaitu :
a.) kegiatan siswa harus terbuka,
b.) kegiatan matematik dalam ragam berpikir,
c.) kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan.
Pendekatan open-ended menyajikan suatu kesempatan kepada
siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakini
sesuai dengan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar
kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari
setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar.
Ada beberapa karakteristik dalam pembelajaran Open-Ended
menurut Suherman (2005: 49) adalah sebagai berikut:
a.) Bersifat terbuka, terbuka berarti siswa bebas berimprovisasi
melakukan kegiatan belajar sesua dengan jalanpikirannya.
b.) Ragam Berpikir, dalam kegiatan pembelajaran terdapat
berbagai macam kegiatan berpikir yang bisa dilatih atau
dibiasakan.
c.) Keterpaduan, keterpaduan maksudnya adalah kebebasan siswa
untuk berpikir dalam upaya memecahkan masalah sesuai
dengan kemampuan, sikap, minat, dan kondisi emosionalnya.
Kelebihan pendekatan Open-Ended menurut Shoimin (2014:112)
antara lain adalah:
a.) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekpresikan ide.
b.) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan matematika secara komperehensif.
c.) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.

13
d.) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
e.) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatau
dalam menjawab permasalahan.
Kelemahan pendekatan Open-Ended menurut Shoimin (2014:112)
antara lain adalah:
a.) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna
bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru kurang
memiliki alat evaluasi untuk penyelesaian berbeda dari siswa atau
atau kemampuan untuk meningkatkan level tertinggi dari
pemecahan masalah.
b.) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c.) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau
mencemaskan jawaban mereka.
d.) Kemungkinan ada sebagian siswa merasa bahwa kegiatan belajar
mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.
Contoh dalam pendekatan Open Ended guru memberikan
permasalahan kepada siswa yang solusinya tidak hanya ditentukan
hanya dengan satu jalan atau cara. Guru harus memanfaatkan
keberagaman cara untuk menyelesaikan masalah itu untuk
memberikan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru
berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berpikir yang telah
diperoleh sebelumnya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Macam-macam
pendekatan pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu : (1) Pembelajaran
kontekstual, yaitu suatu pendekatan yang melibatkan peserta didik agar
mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-
hari. (2) Pendekatan Matematika Realistik, menurut Erman (2003: 143)
pada dasarnya Realistic mathematics Education (RME) membentuk siswa
untuk menemukan kembali konsep- konsep matematika yang pernah
ditemukan oleh para ahli matematika atau bila memungkinkan siswa dapat
menemukan hal yang sama sekali belum pernah ditemukan. (3)
Pendekatan Pembelajaran Open-Ended, yaitu ketika siswa diminta
mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam dalam
menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada
jawaban (hasil) akhir.

3.2 Saran
Setelah melihat dari definisi dan macam-macam pendekatan
pembelajaran tersebut, maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu :
a.) Bagi siswa harus selalu semangat dalam kegiatan pembelajaran
apapun metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b.) Bagi siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar, diharapkan
kepada guru agar melakukan remedial namun sebelum melakukan
remedial guru diharapkan membimbing dan lebih memotivasi siswa
untuk semakin meningkatkan hasil belajar.

15
c.) Diharapkan kepada guru agar menggunakan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi, agar para siswa tidak merasa bosan dalam proses
pembelajaran.
d.) Setelah menyusun makalah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan penulis menyarankan untuk mencari sumber
referensi lainnya untuk menambah wawasan mengenai definisi dan
macam-macam pendekatan pembelajaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2017). Pendekatan dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan


Siswa. Edureligia. Vol.1 (1).
Arma. (2020). Hakikat Pendekatan Menurut Ahli.
Biliya, B. (2015). Penerapan Model Open Ended untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Repaking-
Wonosegoro-Boyolali. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Elisa, Edi. (2021). Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar.
https://educhannel.id/blog/artikel/pendekatan-pembelajaran.html diakses
pada 12 Maret 2023 pukul 08:50 WIB.
Hartono, Y. (2007). Pendekatan matematika realistik. Pembelajaran Matematika
Sekolah Dasar.
Hidayat, M. S. (2012). Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. INSANIA:
Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan.
Khotimah, R. P., & Masduki, M. (2014). Pengembangan Model dan Perangkat
Pembelajaran Persamaan Diferensial dengan Pendekatan Kontekstual
untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah
Mahasiswa (Pengembangan Penelitian Berbasis Lesson Study).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurdin, E., Herlina, R., Risnawati, R., & Granita, G. (2019). Pengembangan
Lembar kerja siswa berbasis pendekatan open-ended untuk memfasilitasi
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Madrasah Tsanawiyah.
Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 4(1), 21-31.
Rahmah, M. L. (2021). Pendekatan Kontekstual dalam Pendidikan Matematika
untuk Menumbuhkan Karakter Peserta Didik. Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo.
Semiawan, C. (1997). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.
Suherman, E. (2003). Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika.
Educare.

17
Thabroni, Gamal. (2022). Pendekatan Pembelajaran : Pengertian, Ciri, Macam &
Jenis. https://serupa.id/pendekatan-pembelajaran/ diakses pada 25 Maret
2023 pukul 22:00 WIB.
Wina, S. (2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan
. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zakky. (2020). Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/ diakses pada 12
Maret 2023 pukul 08:30 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai