Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“DEFINISI METODE DAN STRATEGI SERTA PENYUSUNAN RPP DAN


SILABUS”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pengajaran
Dosen Pengampu:
Larasati Widoningtyas, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Nurul Fitryah (12402193015)
2. Muhammad Afiq Alfian (12402193326)
3. M. Fariz Sulistiyo (12402173479)

SEMESTER 6
JURUSAN EKONOMI SYARIAH 5A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
PEBRUARI 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Sehubungan selesainya penulisan penulis makalah ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak H. Dede Nurrohman, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Syariah.
3. Ibu Dr. Binti Nur Asiyah, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.

4. Ibu Larasati Widoningtyas, M. Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah


Strategi Pengajaran.
5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Dengan penuh harapan, semoga jasa kebaikan mereka diterim Allah SWT dan
tercatat sebagai amal shalil. Akhirnya, makalah ini disuguhkan kepada
segenap pembaca, dengan segala harapan adanya kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dan perbaikan. Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapatkan
ridha dari Allah SWT.

Tulungagung, 28 Pebruari 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Definisi Metode Pengajaran ................................................................. 3
B. Definisi Strategi Pengajaran ................................................................. 9
C. Langkah-langkah Pembuatan RPP ...................................................... 14
D. Langkah-langkah Pembuatan Silabus .................................................. 18
E. Studi Kasus ........................................................................................... 25
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 27
A. Kesimpulan .......................................................................................... 27
B. Saran ..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu strategi pengajaran dapat dipahami sebagai suatu cara ataupun


teknik yang dapat dilakukan dan ditempuh oleh seorang pengajar maupun
pelajar dalam melakukan usaha untuk suatu perubahan tingkah laku dan
sikap. Strategi pengajaran ini dapat digunakan oleh seorang pengajar dalam
menyampaikan materinya. Proses dalam pengajaran berlangsung tidak akan
bisa lepas dari penerapan strategi pengajaran. Karena strategi pengajaran
salah satu metode yang digunakan seorang guru dalam menyampakaian
pembahasan yang penting untuk siswanya. Dengan harapan materi yang
disampaikan dapat diahami oleh siswa, karena hal ini berdampak dengan
tujuan yang akan dicapai dalam proses pengajaran. Tujuan proses dari
pengajaran tersebut adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan atau
standart minimum.

Strategi pengajaran sangan bermanfaat bagi pengajar maupun pelajar


pada proses pengajran yang sedang berlangsung. Bagi pengajar atau guru
dapat dijadikan sebagai pegangan dan acuan berindak yang sistematis dalam
pelaksanaan mengajar. Bagi pelajar atau siswa penggunaan strategi
pengajaran dapat mempermudah proses dalam menangkap isi materi yang
telah disampaikan., karena setiap poin dari strategi pengajaran dibuat untuk
mempermudah proses pengajaran . diharapkan strategi pengajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa,

Seorang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi tertentu agar
pelaksanaan proses mengajar di kelas berjalan dengan lancar serta hasil yang
optimal. Tidak ada seorang guru yang tidak mengharapkan demikian. Karena
setiap individu guru masih mempunyai nurani yang peka terhadap anak
didiknya. Maka dari itu tujuan kami membuat makalah mengenai “Strategi

1
Pengajaran”. Supaya pembaca mengetahui bagaimana strategi pengajar yang
efektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam


penulisan makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan metode pengajaran?


2. Bagaimana definisi strategi pengajaran?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) ?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan silabus?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna dari metode pengajaran.
2. Mengetahui definisi dari strategi pengajaran.
3. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan RPP.
4. Mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan silabus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pengajaran


Metode pengajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara
yang digunakan seorang pengajar dalam mencapai tujuannya. Dapat
dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajararan yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Ada beberapa metode yang digunakan seperti metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, karya wisata,dst.
Metode dalam bahasa Yunani artinya cara, jalan. Secara umumnya metode
diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola khas dalam menerapkan
beberapa prinsip pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan berbagai
teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada
diri pembelajar.1
1. Pertimbangan Dalam Memilih Metode
Dalam memilih dan menentukan metode ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti:
a. Tujuan yang hendak dicapai
Seorang pengajara harus mengetahui dengan jelas tujuan dari apa yang
disampaikan. Sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan pengarah
bagi tindakan-tindakannya dalam menjalankan fungsinya sebagai
pengajar dan pendidik. Disamping menjadi sasaran dan pengarah
tindakan, tujuan pembelajaran juga berfungsi sebagai kriteria bagi
pemelihan dan penentuan dari metode pengajaran.
b. Kondisi dan karakteristik siswa
Kondisi yang dimkasud adalah yang menyangkut kondisi tubuhdan
psikis mereka, serta posisi kelas dimana mereka belajar. Selain

1
Zainal Aqib, Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif), 2013,
Bandung: Yrama Widya.
3
kondisi, karakteristik siswa juga dapat menjadi pertimbangan dalam
pemelihan metode. Karena ada metode yang memerlukan pengetahuan
dan kecakapan tertentu. Seperti metode diskusi yang memerlukan
pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan yang didiskusikan agar
mereka dapat berargumentasi dan menilai benar salahnya pendapat
yang dikemukan peserta lain serta keterampilan berbahasa dan
kemampuan mengemukakan pendapat.
c. Sifat materi pembelajaran
Materi yang berupa fakta-fakta dan informasi dapat disampaikan
dengan metode ceramah. Materi yang mengandung permasalahan dan
menuntut penyelesaian masalah tepat diajarkan dengna metode diskusi.
Materi yang sarat dengan keterampilan dapat menggunakan metode
yang menekankan penguasaan keterampilan seperti Demonstrasi,
Simulasi dan Drill.2
d. Ketersediaan Fasilitas dan Media
Adanya fasilitas, media pembelajaran dan alat peraga turut
menentukan jenis metode pembelajaran. Seperti metode karya wisata
memerlukan fasilitas misalnya kendaraan. Metode Demonstrasi dan
Eksperimen memerlukan ketersediaan bahan-bahandan alat-alat yang
sesuai dengan pokok bahasan.
e. Tingkat partisipasi siswa
Maksudnya adalah keterliabatanaktif siswa dalam proses
pembelajaran. Hal yang penting dicatat adalah bahwa tidak ada satu
metode yang tepat untuk mencapai semua tujuan pengajaran serta
sesuai untuk semua situasi dan kondisi.
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
a. Metode Ceramah
Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuam secara lisan kepada sekelompok
pendengar untuk mencapai tujuan pembelaran tertentu. Metode

2
Tanireja, Tukiran,dkk, Model-Moel Pembelajaran Inovatif dan Efektif, 2013, Bandung:Alfabeta.
4
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh bebrapa
pertimbangan tertentu. Ada beberapa kelebihan sebagai alasan
mengapa ceramah sering digunakan:
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk
dilakukan. Murah maksudnya saat proses ceramah tidak
memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan
metode lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan artia
mudah adalah ceramah hanya mengandalkan suara dari seorang
pengajar.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Maksudnya
adalah materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum dan
dijelaskan pokok-pokonya dalam waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok meteri yang perlu ditonjolkan.
Artinya pengajar hanya menyampaikan poin penting yang sesuai
dengan kebutuhan anak didiknya.
4) Dengan metode ceramah, pengajar dapat mengontrol keadaan
kelas, oleh karena itu, sepenuhnya kelas adalah tanggung jawa
guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat
diatur lebih sederhana.
Pada umumnya metode ceramah tidak seefektif metode diskusi jika
digunakan untuk mengajak siswa berpikir. Karean itu dalam
menggunakan metode ceramah, strategi yang perlu digunakan adalah
membangun daya tarik terlebih dahulu, memaksimalkan pengertian
dan ingatan , melibatkan peserta didik selama ceramah dan
memberikan penguatan terhadap apa yang telah disajikan3.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah

3
Melvin L.Silberman, Active Learning 101 strategis to Teach Any Subject.
5
dimana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap
suatu masalah dengan mengemukakan argumentasi. Metode ini dapat
dimaknai sebagai proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga akan mendapatkan suatu
kesepakatan. Menurut Mc. Keachie dari hasil penelitiannya, dibanding
dengan metode ceramah , metode diskusi dapat meningkatkan anak
dalam pemahaman konsep dan keterampilan dalam memecahkan
masalah. Namun dalam transformasi pengetahuan , penggunaan
metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas
pengetahuna anak daripada metode diskusi. Berikut beberapa tips
seorang pengajar seperti:
a) Mengungkapkan kembali (memarafrasekan) apa yang dikatakan
oleh seorang siswa sehingga pelajar merasa bahwa pertanyaan atau
komentarnya dipahami dan siswa lain dapat mendengar ringkasan.
b) Mengecek pemahaman dengan meminta siswa untuk menjelaskan
apa yang mereka katakan.
c) Memberi pujian atau komentar yang lebih mencerahkan.
d) Mengelaborasi kontribusi siswa dengan memberi contoh atau
menyarankan cara baru melihat problem.
e) Memacu diskusi mempercepat tempo, menggunakan humor
maupun mendorong siswa untuk berdiskusi.
c. Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah suatu cara penyampain pelajaran dari seorang
pengajar dengan jalan mengajukan pertanyaan dan pelajar
menjawabnya. Tujuan metode ini menjajaki sejauh mana pelajar dalam
menangkap materi yang telah disampaikan, serta memusatkan
perhatian siswa serta melihat sejauh mana kemajuan yang telah dicapai
pelajar. Metode tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan daripada

6
metode lainnya. Kelebihan dari metode ini seperti suasana kelas lebih
hidup karena murid-murid berpikir aktif. Hal ini memberikan dampak
positif untuk melatih anak berani mengemukakan pendapat secara lisan
dan bahasa teratur. Maka dengan adanya hal itu membuat siswa yang
malas akan lebih berhati-hati dan sungguh-sungguh mengikuti
pelajaran. Disamping adanya kelebihan metode ini juga mempunyai
beberapa kelemahan misalnya terjadi perbedaan pendapat maka akan
menimbulakn perdebatan sehingga akan memakan waktu yang lebih
lama untuk menyelasaikannya.
d. Metode Demonstrasi
Metode ini merupakan penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada siswa mengenai proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan sebagai bahan yang harus didemonstrasikan.
Metode ini juga efektif untuk mengajarkan materi yang menekankan
keterampilan, prosedur langkah-langkah maupun tindakan. Misalnya
proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara
lainnya, atau melihat/ mengetahui kebenaran sesuatu.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bila mana pengajar
maupun pelajar memperlihatkan atau meragakan kepada seluruh kelas
tentang sesuatu proses misalnya cara membuat kue, memasarkan suatu
produk dan sebagainnya.
e. Metode Eksperiment (Percobaan)
Metode eksperimental ini merupakan suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinnya. Saat
menggunakan metode ini siswa diberi kesempatan untuk menghadapi
sendiri dengan mengikuti proses, mengamati suatu onyek,
menganalisis, membuktikan serta membuat kesimpulan tentang hal
yang diamatinya. Alasan menggunakan metode ini ialah karena
metode ini mapu menumbuhkan cara berpikir siswa dengan rasional

7
dal ilmiah, memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dan
dapat mengembangkan sikap dan prilaku kritis serta tidak mudah
pecaya sebelum adanya bukti.
f. Metode study Tour ( Karya Wisata)
Metode ini merupakan metode dengan mengajar anak didiknya
mengunjungi suatu objek guna memperluas atau menambah
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik diminta membuat laporan
dan mendiskusikannya dengan teman-temanya selanjutnya
dipresentasikan ke depan kelas. Kelebihan dari metode ini seperti
pengajaran dapat lebih merangsang kekreatifitas siswa. Namun
kekurang menggunakan metode ini seperti memerlukan pengawasan
yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
g. Metode Drill (Latihan keterampilan)
Pelaksanaan metode ini dengan memberikan kegiatan latihan
keterampilan secara berulang kepada peserta didik agar siswa
memiliki keterampilan yang lebih tinggi terkait mater yang dipelajari.
Tujuan dari metode ini adalah melahirkan keterampilan melakukan
sesuatu serta membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada
peserta didik.
h. Metode Simulasi
Metode ini digunakan untuk mengajarkan materi dengan menerapkan
sesuatu yang hampir serupa dengan kejadian sebenarnya. Diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan siswa
melakukan suatu keterampilan, melatih kerja sama kelompok dan
membangkitkan motivasi belajar siswa. Prinsip –prinsip Metode
Simulasi :
a) Pelaksanaan simulasi harus menggambarkan situasi yang lengkap
dan proses yang berurutan.
b) Mempersipkan seluruh perangkat dan perlengkapan yang
diperlukan.

8
c) Perlu penjelasan langkah-langkah atau proses yang akan dilakukan
siswa dalam simulasi.

B. Strategi Pengajaran

1. Definisi Strategi
Pada mulanya kata strategi digunakan dalam dunia kemiliteran dan
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur
strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu
tindakan. Setelah semua dilalui barulah akan menyusun tindakan yang harus
dilakukan baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, teknik
maupun waktu yang tepat untuk bertindak. Dari ilustrasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa strategi yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan
atau keberhasilan suatu tujuan. Dalam dunia pendidikan diartikan sebgai “a
plan, method, ar series of detivtics designal to achieves a particular
education good” . jadi arti strategi dalam dunia pembelajaran adalah suatu
pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan.
Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua
(1989), strategi adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.
Menurut O’Malley dan Chamot (1990), strategi adalah seperangkat alat
yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa
kedua atau bahasa asing.
Untuk memahami makna strategi secara lebih dalam, biasanya
dikaitkan dengan istilah pendekatan dan metod. Menurut KBBI (1995)
Pendekatan adalah proses, perbuatan atau cara mendekati. Pedekatan ialah
sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berwujud asumsi.

9
Metode adalah rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara rapi
dan teratur.4
2. Definisi Pengajaran
Pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidi
dan sumber belajar pada suatu lingkunagn belajar ( UU No.20/2003, Bab I
Pasal ayat 20) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikapdan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adaalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
3. Definisi strategi pengajaran
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut
strategi pengajaran. Dalam hal ini straegi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) yang termasuk juga metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya dalam pembelajaran. Ini artinya bahwa didalam penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan . strategi yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
disisni bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-lanhkah pembelajaran ,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuannya diarahkan
dalam pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu
tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya .
Ada dua hal yang patut diperhatikan. Yakni strategi pengajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Jadi

4
Mudjiono Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, 2009, Jakarta: Rineka Cipta.
10
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan renca kerja
belum sampai tindakan. Selanjutnya strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusuna strategi adalah
pencapaian tujua. Maka penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu, sebelum menentukan
strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.5
4. Strategi Pengajaran yang Efektif
Kelas adalah suatu tempat yang mempertemukan pendidik dengan
anak didik, dimana karakter serta kemampuan yang berbeda-beda. Maka
dari itu untuk menjadi pendidik yang efektif memrlukan penerapan strategi
pengajaran yang efektif dan inovatif dalam kelas untuk membantu
memenuhi kebutuhan individu siswa.
Pembelajaran yang efektf biasanya ditandai dan diukur oleh tingkat
keercapaian tujuan dari sebagian besar siswa. Pembelajaran yang efektif
tidak terlepas dari mutu pembelajaran yang berkualitas karena kualitas hasil
belajar tergantung pada efektivitas proses pembelajaran yang terjadi.
Kemungkinan sulit dalam menemukan atau mengetahui strategi pengajaran
mana yang cocok untuk peserta didik, misalnya saat menggunakan metode
A belum tentuk cocok diterapkan untuk B. Berikut strategi pengajaran yang
efektif :
a. Visiualisasi
Menghidupkan suatu konsep akademik yang membosankan dengan
pengalaman belajar visual serta praktis bisa membantu siswa dalam
memahami penyampaian materi yang dipelajari oleh peserta didik
dalam kelas. Misalnya menggunakan papan tulis interaktif atau lcd
proyektor untuk menampilkan foto, tampilan video, serta kegiatan

5
Siti Nurhasanah dkk, Strategi Pembelajran, Cetakan Pertama, 2019, JakartaTimur: Edu Pustaka.
Hlm 9-15
11
yang mendorong peserta didik untuk bereksperimen dan aktif di
dalam kelas.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran ini diharapkan untuk mendorong peserta didik untuk
bekerja sama dengan membentuk kelompok. Yakni mengekspresikan
ide-ide peserta didik secara verbal dan menanggapi orang lain, akan
mendorong peserta didik dalam mengembangkan kepercayaan diri
mereka serta meningkatkan komunikasi dan keterampilan berpikir
kritis.
c. Intruksi Berbasis Pertanyaan
Pengajar dapat melakukan atau memberikan sebuah pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir sendiri dan menjadi
pembelajar yang mandiri. Memberikan kesempatan untuk peserta
didik juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan mereka serta mendapatkan pemahaman
yang lebih dalam, serta memberikan instruksi berbasis pertanyaan
dapat memusatkan perhatian peserta didik pada pelajaran atau materi
yang dirumuskan. Alsanya pertanyaan dapat digunakan sebagai
penetuan apa yang telah dipelajari oleh peserta didik juga sebagai
memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa.
d. Penggunaan Teknologi Dalam Kelas
Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai proses mengajar dalam kelas
dimana strategi ini juga efektif bila dilaksanakan atau ditempuh untuk
melibatkan peserta didik dengan aktif, terutama media digital yang
sangat akrab di abad ke -21. Misalnya penggunaan smarthphone dapat
digunakan untuk menampilkan gambar maupun video yang dapat
membantu siswa dalam memvisualisasikan materi yang dipelajari.
Pembelajaran dapat lebih interaktif ketika teknologi digunakan karena

12
peserta didik dapat terlibat secara langsung dalam penyampaian
materi pembelajaran.6
5. Strategi Pengajaran yang Berdasarkan Klasifikasinya, sebagai berikut:
a. Penekakanan komponen dalam Program Pengajaran
Komponen program pengajaran antara lain yang berpusat pada pengajar,
peserta didk dan materi pengajaran .berpusat pada pengajar, pengajar
menyampaikan informasi kepada peserta didik. Teknik penyajian adalah
teknik cerama, teknik team teaching, teknik sumbang saran, teknik
demonstrasi dan teknik antar disiplin. Dimana dengan pusat peserta didik,
strateginya seperti memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
didikuntuk aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kasus
ini, pengajar berperan sebagai fasiliator dan motivator. Teknik penyajian
ini ialah teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik penemuan atau
eksperimen, teknik kerja lapangan dan teknik penyajian khusus. Pusat
pada materi pengajaran, materi terbagi menjadi dua yaitu materi formal
dan materi informal. Materi formal adalah materi yang isi pelajarannya
terdapat dalam buku-buku teks resmi disekolah, sedangkan materi
informal adalah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan
sekolah. Teknik penyajian adalah tutorial, teknik modular dan teknik
demonstrasi.
b. Kegiatan Pengolahan Pesan atau Materi dibedakan menjadi dua, yakni
strategi pembelajaran ekspositoris artinya strategi bentuk penguaraian,
baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan secara verbal. Selanjutnya
strategi heuristik adalah strategi yang menyiasati supaya aspek-aspek dari
komponen-komponen pembentuk sistem intruksional mengarah kepada
pengaktifan peserta didik untuk menemukan sebuah fakta, prinsip serta
konsep yang dibutuhkan.
c. Pengolahan pesan atau materi. Dibedakan menjadi dua , yaitu strategi
dedukasi adalah pesan diolah mulai dari hal umum menuju kepada hal

6
https://guruinovatif.id/@dwitanurcahyani/4-strategi-pengajaran -efektif-dalam-kelas.diakses
pada 2/27/2022; 8:14 AM.
13
khusus. Seperti bila pengajaran menggunakan kalimat tunggal, maka
dimulai dengan definisi kalimat tunggal. Sedangkan strategi induksi
adalah pesan diolah mulai dari hal-hal khusus menuju konsep yang
umum. Misalnya bila pengajaran tentang kalimat tunggal maka
dimulai dengan memberikan contoh-contoh dari kalimat tunggal
sehingga peserta yang menyimpulkan apa itu kalimat tunggal.
d. Cara Memproses Penemuan. Dibedakan menjadi dua yakni strategi
ekspositoris artinya strategi yang berbentuk penguraian yang berupa
bahan tertulis atau penjelasan verbal. Sedangkan strategi penemuan
(discovery) adalah proses yang dapat mengasimilasikan sebuah konsep
atau prinsip. Misalnya mengamati, mecerna, mengerti,
menggolongkan, meduga, menjelaskan dan membuat kesimpulan.

C. Langkah-Langkah Pembuatan Rpp

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22


Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD).RPP yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku
teks pelajaran, dan buku panduan guru.Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis sebagai
langkah awal dari proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan efisien dalam rangka mengembangkan
ketrampilan berpikir tingkat tinggi. RPP disusun berdasarkan serangkaian
KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan
RPP ini dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran,

14
namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
secara berkelompok melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
di sekolah/madrasah.Sebaiknya hal ini dikoordinasi, difasilitasi, dan
disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah atau guru senior yang ditunjuk
oleh kepala sekolah/madrasah.Pengembangan RPP yang dilakukan oleh
guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau Dinas Pendidikan
atau Kantor Kementerian Agama setempat.

b. Prinsip PenyusunanRPP

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016


Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan
serangkaian prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menyusun RPP.
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal,


tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Sebagai
contoh guru menggunakan secara bergantian penayangan video klip,
poster, aktivitas fisik, dramatisasi atau bermain peran sebagai teknik
pembelajaran karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda.

b. Berpusat pada peserta didik

Guru yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta


didik pertama-tama memperlakukan siswa sebagai subyek didik atau
pembelajar. Dilihat dari sudut pandang peserta didik, guru bukanlah
seorang intruktur, pawang, komandan, atau birokrat. Guru bertindak
sebagai pembimbing, pendamping, fasilitator, sahabat, atau abang/kakak
bagi peserta didik terutama dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni
kompetensi peserta didik. Oleh karena itu guru seyogyanya merancang

15
proses pembelajaran yang mampu mendorong, memotivasi, menumbuhkan
minat dan kreativitas peserta didik. Hak ini dapat berjalan jika seorang
guru mengenal secara pribadi siapa (saja) siswanya, apa mimpi-mimpinya,
apa kegelisahannya, passion-nya, dan sebagainya.

c. Berbasis konteks

Pembelajaran berbasis konteks dapat terwujud apabila guru mampu


mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai sumber belajar lokal
(setempat), guru mengenal situasi dan kondisi sosial ekonomi peserta
didik, mengenal dan mengedepankan budaya atau nilai-nilai kearifan
lokal, tanpa kehilangan wawasan global. Sebagai contoh nilai gotong
royong di Jawa atau pela gandong di Maluku dapat dijadikan inspirasi
mengembangkan proses dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran juga
dapat dimulai dari apa yang sudah diketahui oleh peserta didik sesuai
dengan konteksnya dan baru pada konteks yang lebih luas.
d. Berorientasi kekinian

Ini adalah pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi dan nilai-nilai kehidupan masa kini.Guru
yang berorientasi kekinian adalah guru yang “gaul”, tidak “gaptek”,
“melek informasi”, bahkan sebaiknyawell informed, selalu meng-update
dan meng-up grade ilmu pengetahuan yang menjadi bidangnya, termasuk
teori-teori dan praktik baik di bidang pendidikan/pembelajaran. Dengan
demikian rancangan pembelajaran yang dikembangkan guru dapat menjadi
inspirasi bagi siswa dana abagi guru-uru yang lain.

e. Mengembangkan kemandirian belajar

Guru yang mengembangkan kemandirian belajar (siswa) selalu


akan berusaha agar pada akhirnya siswa berani mengemukakan pendapat
atau inisiatif dengan penuh percaya diri. Di samping itu guru tersebut juga
selalu mendorong keberanian siswa untuk menentukan tujuan-tujuan
belajarnya, mengeksplorasi hal-hal yang ingin diketahui, memanfaatkan

16
berbagai sumber belajar, dan mampu menjalin kerja sama, berkolaborasi
dengan siapa pun. Idealnya semuau ini tercermin dalam rencana kegiatan
pembelajaran siswa.

f. Memberi umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,


penguatan, pengayaan, dan remedi.

g. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara


KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasi
pembelajaran tematik,keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.

h. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Kegiatan pembelajaran dalam RPP disusun dengan


mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi. Sebagai contoh ketika guru menugasi siswa mengeksplorasi
sumber-sumber pengetahuan lewat internet, guru harus bias menunjukkan
kepad siswa alamat situs-situs web atau tautan (link) yang mengarahkan
siswa pada sumber yang jelas, benar, dan bertanggungjawab.

c. Komponen RPP

Komponen dan sistematika RPP berikut mengacu pada Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
dan Menengah. Komponen RPP yakni:

17
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c. kelas/semester;

d. materi pokok;

e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian


KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;

i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;

k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan

m. Penilaian hasil pembelajaran.7

D. Langkah-langkah Pembuatan Silabus


a. Pengertian Silabus
7
Kementerian Pendidikan, Panduan Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran, 2017, Cetak ke-3
18
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.

b. Landasan Pengembangan Silabus


1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat (2):
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA
dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan
di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar

c. Prinsip Pengembangan Silabus


1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
2) Relevan
19
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual


Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa
yang terjadi.
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor)

d. Unit Waktu Silabus

20
a) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
b) Penyusun silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
persemester, pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain
yang sekelompok.
c) Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum

e. Pengembangan Silabus
1) Pengembangansilabusdapatdilakukanolehparagurusecaramandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pada
Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Dinas Pendidikan.

2) Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan


mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan
lingkungannya.

3) Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat


melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru
mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah tersebut.

4) Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI,
menyusun silabus secara bersama.

5) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara


mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain
melalui forum MGMP/KKG untuk bersama-sama

21
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-
sekolah dalam lingkup MGMP/KKG setempat.

6) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus


dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing.

f. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran, sebagaimana tercantum pada SI, kita perlu
memperhatikan:
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi tidak harus selalu sesuai dengan urutan
yang ada di SI.
b) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran.
c) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
antar mata pelajaran.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran yang
menunjang pencapaian kompetensi dasar, kita perlu
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansidengankarakteristikdaerah;
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik;
d) kebermanfaatanbagipesertadidik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

22
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan
h) alokasiwaktu.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, serta potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat penilaian.
5) Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan,
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian
diri.Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

23
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
a) penilaiandiarahkanuntukmengukurpencapaiankompetensi;
b) penilaianmenggunakanacuankriteria;yaituberdasarkanapayang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya;
c) sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa;
d) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan;
e) sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar
yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.

6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan


pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran
24
perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang


digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak
dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial,
dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.8

g. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan
ditindaklanjuti oleh masing- masing guru. Silabus harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan
hasil evaluasi belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),
dan evaluasi rencana pembelajaran.
E. Studi Kasus

Liputan6.Com: Akibat lonjakan kasus covid-19 belum terkendali,


beberapa daerah pun memutuskan menunda Pembelajaran Tatap Muka
atau PTM, termasuk di DKI Jakarta. Kegiatan belajar mengajar pun
kembali dilakukan secara daring. Di tengah pandemi dan melonjaknya
kasus covid-19, pembelajaran tatap muka terbatas jadi salah satu solusi

8
Https://id.scribd.com/doc//prinsip-pdan-langkah-penyusunan-rpp diakses pada: 26 Pebruari
2022: 21;49
25
pendidikan demi mencegah semakin dalamnya penurunan kemampuan
belajar anak atau ''learning loss''. Apa saja yang dipersiapkan saat PTM
terbatas?. Dan bagaimana mengatasi kendala Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) agar mencegah ''learning loss''?

Kritik dan Saran

Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia


pendidikan kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat.
Padahal, secara teknis dan sistem belum semuanya siap. Selama ini
pembelajaran online hanya sebagai konsep, sebagai perangkat teknis,
belum sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal,
pembelajaran online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka
dengan aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas yang
bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara online harusnya mendorong
siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan,
menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa
menjadi pembelajar sepanjang hayat.Dari tantangan-tantangan itu, kita
harus berani melangkah untuk menjadikan pembelajaran online sebagai
kesempatan mentransformasi pendidikan kita. sistem pendidikan kita harus
siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran
daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru
untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan
kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita
dengan teknologi.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode dalam bahasa Yunani artinya cara, jalan. Secara umumnya


metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola khas dalam
menerapkan beberapa prinsip pendidikan. Selain itu, metode juga
merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi
proses pembelajaran pada diri pelajar. Hal-hal yang perlu dipehatikan
seperti, Tujuan yang hendak dicapai.Seorang pengajara harus mengetahui
dengan jelas tujuan dari apa yang disampaikan.Kondisi dan karakteristik
siswa.Kondisi yang dimkasud adalah yang menyangkut kondisi tubuhdan
psikis mereka, serta posisi kelas dimana mereka belajar. Selain kondisi,
karakteristik siswa juga dapat menjadi pertimbangan dalam pemelihan
metode.. Sifat materi pembelajaranMateri yang berupa fakta-fakta dan
informasi dapat disampaikan dengan metode ceramah. Materi yang
mengandung permasalahan dan menuntut penyelesaian masalah tepat
diajarkan dengna metode diskusi.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22


Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD).RPP yang dikembangkan.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau


kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
27
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penyususn akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis mengaharapkan kritik dan
saran mengenai makalah dalam kesimpulan di atas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Zainal Aqib. 2013. Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif).Bandung: Yrama Widya.

Tanireja, Tukiran,dkk. 2013. Model-Moel Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung:Alfabeta.

Melvin L.Silberman, Active Learning 101 strategis to Teach Any Subject.

Mudjiono Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta: Rineka Cipta.

Siti Nurhasanah dkk.2019. Strategi Pembelajran, Cetakan Pertama . JakartaTimur: Edu

Pustaka. Hlm 9-15

https://guruinovatif.id/@dwitanurcahyani/4-strategi-pengajaran -efektif-dalam-
kelas.diakses

Https://id.scribd.com/doc//prinsip-pdan-langkah-penyusunan-rpp

29

Anda mungkin juga menyukai