Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas Individu

Mata Kuliah :Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu :Hafsah, M. Pd

Disusun Oleh :

Nama :Sukmawan

Nim :2022A1C021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARRGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023
KATAPENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang suda melimpahkan
Rahmat, Taufik dan hidayah nya sehingga kami bisa menyusun tugas strategi
pembelajaran ini dengan baik serta tepat waktu Tak lupa pula kita kirimkan
solawat Junjungan Nabi besar kita Nabi Muhamad SAW Beserta keluarganya para
Sahabtnya,dan seluruh umatnya yang senantiasa totiqomah hingga akhir zaman
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran yang Berjudul “PENDEKATAN PEMBELAJARAN ”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hafsah,M. Pd, selaku dosen


mata kulia,strategi pembelajaran yang telah Memberikan tugas ini kepada kami.
Kami memperoleh banyak manfaat setelah Mempelajari makalah ini Akhir Kalam
kami,kami menyadari bahwah makalah ini masih jauh dari Sempurna,baik pada
teknis Penulisan maupun materi,mengingat akan Kemampuan yang kami
miliki,karena itu kami Mengharapkan saran dan kritik Konstruktif demi perbaikan
makalah dimasa mendatang harapannKami semoga Makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak Demikian makalah ini Kami susun,semoga
dapat memberikan manfaat bagi Pembaca.

MATARAM, Senin 6 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

KATAPENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................... 2

A. Pengertian pendekatan pembelajaran ....................................... 2


B. Tipe tipe pendekatan pembelajaran .......................................... 2
1. Pendekatan kontekstual ............................................... 2
2. Pendekatan Konstruktivisme ........................................ 5
3. Pendekatan Deduktif..................................................... 7
4. Pendekatan Induktif ...................................................... 7
5. Pendekatan Konsep....................................................... 8
6. Pendekatan Proses ....................................................... 9
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat ............ 10
C. Implementasi Pendekatan pembelajaran .................................. 10
1. Pendekatan Pembelajaran Individual............................ 10
2. Pendekatan Pembelajaran Berkelompok ..................... 13
3. Pendekatan Pembelajaran Klasikal .............................. 14
4. Posisi Guru – Siswa Dalam Penyampaian Pesan ......... 15
5. Kemampuan Yang Akan Dicapai Dalam pembelajaran 16
BAB III PENUTUP ............................................................................. 19

Kesimpulan .................................................................................... 19

Daftar pustaka.......................................................................... 20

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan pembelajaran sangat penting dalam proses belajar.


Mengajar. Pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide
dalam Memandang suatu masalah (Sanjaya, 2008: 127). Jadi, pendekatan
adalah Sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang masih umum
kemudian Dikuatkan menggunakan model dan metode pembelajaran yang
sesuai. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan adalah Sebuah langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu Permasalahan atau objek kajian.

Pendekatan juga akan menentukan arah dari pelaksanaan ide-ide


guna Menggambarkan dan mendeskripsikan perlakuan yang diterapkan
terhadap Masalah-masalah atau objek kajian yang akan ditangani. Jadi,
dapat dikatakan Bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolak
atau sudut pandang Mengenai cara bagaimana mengelola proses kegiatan
belajar dan perilaku dari Para siswa agar dapat aktif melakukan tugas
belajar agar dapat mencapai Tujuan belajar yang telah ditetapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. pengertian pendekatan pembelajaran
b. Tipe tipe pendekatan pembelajaran
c. Implikasi Pendekatan pembelajaran

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran, metode pembelajaran, serta teknik
dan taktik dalam pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin
Makmun dalam Akhmad Sudrajat, 2003) mengemukakan empat unsur strategi
dari setiap usaha, yaitu: (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi hasil (output) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. (2)
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran. (3) Mempertimbangkan dan
menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran. (4) Mempertimbangkan danmenetapkan tolok ukur
(criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur
Dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
B. Tipe tipe pendekatan pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual

2
Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey
pada Tahun 1916, yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada
pengembanganminat dan pengalaman siswa. Kontekstual (Contextual
Teaching
and Learning). Dikembangkan oleh The Washington State Consortium for
Contextual Teaching and Learning, yang bergerak dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi
kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar
pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat PLP
Depdiknas.
Pendekatan kontekstual lahir karena kesadaran bahwa kelas-kelas di Indonesia
tidak produktif. Sehari-hari kelas-kelas di sekolah diisi dengan “pemaksaan”
terhadap siswa untuk belajar dengan cara menerima dan menghapal, Harus
segera ada pilihan strategi pembelajaran yang lebih berpihak dan.
Memberdayakan siswa.
Adapun yang melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di
benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan
menjadi fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan
yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme
yang digagas oleh John Dewey pada awal abad 20 yang lalu.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar
mengetahuinya.
Sebab, pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Inilahyang terjadi pada kelas-kelas di sekolah Indonesia dewasa ini. Hal
ini terjadi karena masih tertanam pemikiran bahwa pengetahuan dipandang

3
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal, kelas berfokus pada
guru sebagai sumber utama pengetahuan, akibatnya ceramah merupakan
pilihan utama strategi mengajar. Karena itu, diperlukan:
(1)Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa(2)Kesadaran
bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang Siap
diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh
siswa(3)kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar
bagi mereka, apa manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka
pelajari adalah berguna bagi hidupnya.

(4).Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar
daripada pemberi informasi.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)


merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapinya. Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen-komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,

4
refleksi, penilaian sebenarnya Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan
terjadinya lima bentuk Belajar yang penting, yaitu:
1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan
konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan
memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit
bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari
bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

5.Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar


dengan focus pada pemahaman bukan hapalan

2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam
peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa

5
baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Dalam
pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan
unutk meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran,secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan
kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu
melaluiaktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya
pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa
pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi
sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan
yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama
(konstruktivisme individu).

❖ Konstruktivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu.
Kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam
psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional
atau kognitif dan strateginya.

❖ Konstruktivisme social

Berbeda dengan Piaget. Vygotsky percaya bahwa pengetahuan


dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan
kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan
pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang

6
berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
❖ Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme

1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan


pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri
melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa
dapat menyalurkan ide-ide baru
2. sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai
dengan kajian teori.
3. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan
dengan Pengalaman yang ada dalam diri siswa.
4. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang
mereka pelajari.Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan
menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta
memberikan peluang kepada siswa untuk Menganalisis sesuai dengan
materi yang dipelajari
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari
keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang
bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus

4. Pendekatan Induktif

7
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi
umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari
keadaan Khusus menuju keadaan umum APB Statement No. 4 adalah contoh
dari penelitian induksi, Statement ini adalah suatu usaha APB untuk
membangun sebuah teori akuntansi. Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement) dibangun
berdasarkan observasi dari praktek yang ada.Perbedaan Pendekatan Deduktif
dan Induktif. Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan
nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara
yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa
laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan kepada
pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value
measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya,
teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan
yang sebenarnya terjadi.

5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta
didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang
diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang
secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
➢ Ciri-ciri suatu konsep adalah:
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya

8
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-
pengalarnan
e. Konsep yang benar membentuk pengertian
f. Setiap konsep berbeda dengan melihat ‘ciri-ciri tertentu

➢ Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar


Dengan pendekatan konsep adalah:
a. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan
unsurLingkungan.
b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah
dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik
pulasampai konsep yang komplek.
Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan
atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai
proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan
kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan
proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah
proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan
dalam bekerrja dan sebagainya.

9
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan
Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara
pendekatan konsep, keterampilan proses,CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta
pendekatan lingkungan. (Susilo, 1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat
(STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS), Science
Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi
Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun sebenarnya
intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu
ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan
terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun
tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan
penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan
sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya. Filosofi yang mendasari
pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik
menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan
apa yang telah mereka ketahui.

C. Implikasi Pendekatan Pembelajaran

1.Pendekatan Pembelajaran Individual


Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang
menitikberatkan pada bantuan dan bimbngan belajar kepada masing-masing
individu. Pada pembelajaran ini, guru memberi bantuan pada masing-masing
pribadi. Contohnya, bantuan guru kelas tiga kepada siswa yang membaca dalam
hati dan menulis karangan. Pada membea dalam hati secara individual siswa
menemukan kesukaran sendiri-sendiri.

Ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi-
Segi:

10
a. Tujuan pengajaran
Tujuan pengajaran yang menonjol adalah pemberian kesempatan dan
keleluasaan siswa untuk berlajar berdasarkan kemampuan sendiri serta
pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal.
b. Siswa sebagai subyek yang belajar Siswa memiliki keleluasaan berupa : (1)
kebebasan menggunakan waktu belajar (2) keleluasaan dalam mengontrol
kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan
belajar yang ditetapkan. (3) siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil
belajar. (4) siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri (5)
siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri (6)
jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung
jawab belajar-mengajar. Hal ini terkait dengan perkembangan emansipasi diri
siswa. Meskipun demikian pada tempatnya sejak usia pendidikan dasar siswa
dididik memiliki rasa tanggung jawab dalam belajar sendiri.
c. Guru sebagai pembelajar
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat
membantu,Berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa: (1)
perencanaan kegiatan belajar (2) pengorganisasian kegiatan belajar (3)
penciptaan pendekatan terbuka anatara guru dan siswa (4) fasilitas yang
mempermudah belajar Peranan guru dalam merencanakan kegiatan belajar
siswa adalah sebagai berikut: (1) membantu merencanakan kegiatan belajar
siswa: dengan musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
membuat program belajar sesuai kemampuan siswa. (2)membicarakan
pelaksanaan belajar, mengemukakan kriteria keberhasilan belajar, menentukan
waktu dan kondisi belajar (3)berperan sebagai penasihar atau pembimbing
(4)membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri
Peranan guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan
memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai
berikut:
(1) memberikan orientasi umum sehubungan dengan belajar topik tertentu
(2)membuat variasi kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan

11
(3) mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan, materi,
media, dan sumber.
(4) membagi perhatian pada sejumlah pelajar, menurut tugas dan kebutuhan
pelajar
(5) memberikan balikan terhadap setiap pelajar
(6)mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar

Peranan guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa bertujuan


menimbulkan perasaan bebas dalam belajar, dilakukan dengan cara:
(1) membuat hubungan akrab dan peka terhadap kebutuhan siswa
(2) mendengarkan secara simpatik terhadap segala ungkapan jiwa siswa
(3) membina suasana aman sehingga siswa leluasa bereksplorasi, memberi
kemungkinan penemuan- penemuan dan mendorong terjadinya emansipasi
dengan penuh tanggung jawab. Cara guru untuk menjadi fasilitator dalam
belajar adalah:
(1) Membimbing siswa belajar
(2) menyediakan media dan sumber belajar
(3) Memberi penguatan belajar
(4)menjaditemandalammengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil belajar
(5) memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki

d. Program pembelajaran
Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan
pengajaran klasikal. Dari segi kebutuhan pelajar, program ini lebih efektif,
sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.
▪ Dari segi guru, kurang efisien jika jumlah siswa terlalu besar

Dari segi usia perkembangan belajar, program ini cocok untuk siswa SMP ke
atas, karena siswa dipandang telah dapat membaca dengan baik, mengerti dan
memahami dengan baik, serta dapat bekerja mandiri dan bekerjasama dengan
baik.

12
▪ Dari segi bidang studi, bidang studi yang cocok untuk program ini ialah
bahasa, matematika, IPA, dan IPS bagi ajaran tertentu, serta musik, kesenian,
dan olahraga yang bersifat perorangan
Program pembelajaran individual dapat berjalan efektif jika
mempertimbangkan hal-hal berikut: (1) disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa (2) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa
(3) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa (6)keterlibatan guru dalam
evaluasi dimengerti siswa

E. Orientasi dan tekanan utama dalam pelaksanaan pembelajaran Program


pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap
siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Dalam pelaksanaan, guru berperan
sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan
diskusi.

2.Pendekatan Pembelajaran berkelompok

Dalam pembelajaran ini, guru memberikan bantuan atau bimbingan


kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini terjadi karena: (1) hubungan
antarguru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab (2)siswa memperoleh bantuan.
Kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat (3)siswa
dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar.

Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau


dari segi:

• Tujuan pengajaran pada kelompok kecil


Tujuan pengajaran pada kelompok kecil adalah: (1)memberi kesempatan
kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah secara rasional. (2)mengembangkan sikap sosial dan semangat
bergotong-royong dalam kehidupan (3)mendinamiskan kegiatan kelompok
dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian dari kelompok
yang bertanggung jawab. (4)mengembangkan kemampuan kepemimpinan-

13
keterpimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah
kelompok. B. Siswa dalam pembelajaran kelompok kecil

Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk
memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan kerja
yang kompak dan kohesif.

Ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol adalah: (1)tiap siswa merasa sadar diri
sebagai anggota kelompok. (2)tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama
berupa tujuan kelompok (3)memiliki rasa saling membutuhkan dan saling
tergantung (4)ada interaksi dan komunikasi antar anggota (5)ada tindakan
berasama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok

Agar kelompok kecil berperan konstruktif dan produktif diharapkan:


(1)anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok (2)siswa sebagai
anggota kelompok memiliki tanggung jawab (3)tiap anggota kelompok
membina hubungan akrab (4)kelompok mewujud dalam satuan kerja yang
kohesif c. Guru sebagai pembelajar dan pembelajaran kelompok

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari:


• Pembentukan kelompok
Dengan pertimbangan tujuan yang akan diperoleh siswa dalam berkelompok,
latar belakang pengalaman siswa, serta minat atau pusat perhatian siswa
• Perencanaan tugas kelompok
Tugas kelompok dapat paralel (semua kelompok memiliki tugas yang sama)
atau komplementer (kelompok saling melengkapi pemecahan masalah)
• Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan, guru dapat berperan sebagai berikut: pemberi informasi
umum tentang proses belajar kelompok 2)sebagai fasilitator, pembimbing, dan
pengendali ketertiban kerja 3)melakukan evaluasi
• Evaluasi hasil belajar kelompok

14
Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan utama pelaksanaan adalah
peningkatan kemampuan kerja kelompok

3. Pendekatan Pembelajaran Klasikal


Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal itu
disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong
efisien. Secara ekonomis, pembiayaan kelas lebih murah. Jumlah siswa tiap kelas
pada umumnya berkisar dari 10-45 orang. Dengan jumlah siswa sebanyak
itu,Guru masih dapat membelajarkan siswa secara berhasil.Pembelajaran kelas
berarti melaksanakan pengelolaan kelas, yaitu penciptaan kondisi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar dengan baik. Dan juga melaksanakan
pengelolaan pembelajaran yang bertujuan mencapai tujuan belajar.
Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Di samping
penyusunan desain instruksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dapat
dilakukan dengan: (1)penciptaan tertib belajar (2)penciptaan suasana senang
dalam belajar (3)pemusatan perhatian pada bahan ajar (4)Mengikutsertakan siswa
belajar aktif (5)Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa. Guru dapat
mengajar seorang diri atau bertindak sebagai tim pembelajar.

4.Posisi Guru-Siswa dalam Penyampaian Pesan


Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berusaha menyampaikan sesuatu
hal yang disebut “pesan”. Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga berusaha
memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa
pengetahuan, wawasan, ketrampilan, atau “isi ajaran” yang lain.
1.Pembelajaran dengan strategi Ekspositori
Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada
guru. Peranan guru yang penting adalah: (1)penyusun program pembelajaran
(2)pemberi informasi yang benar (3)pemberi fasilitas belajar yang baik
(4)pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar 4)penilai perolehan
informasi.

15
Peranan siswa yang penting adalah: (1)pencari informasi yang benar
(2)pemakai media dan sumber yang benar (3)menyelesaikan tugas sehubungan
dengan penilaian guru.

2.Pembelajaran dengan strategi inkuiri


Model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah
Pesan sehingga memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai.
Peranan guru yang penting adalah: (1)mencipatakan suasana bebas berpikir
sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah
(2)fasilitator dalam penelitian (3)rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian
alternatif pemecahan masalah (4)pembimbing penelitian, pendorong keberanian
berpikir alternatif dalam pemecahan masalah.
Peranan siswa yang penting adalah: (1)mengambil prakarsa dalam pencarian
masalah dan pemecahan masalah (2)pelaku aktif dalam belajar, melakukan
penelitian (3)penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan 4)penemu
pemecahan masalah.

Evaluasi hasil belajar pada model inkuiri meliputi: (1)ketrampilan pencarian dan
perumusan masalah (2)ketrampilan pengumpulan data atau informasi
(3)ketrampilan meneliti tentang obyck, seperti benda, sifat benda, kondisi, atau
peristiwa dan pelaku (3)ketrampilan menarik kesimpulan 4)laporan

5. Kemampuan yang akan Dicapai dalam Pembelajaran

Siswa yang belajar akan mengalami perubahan. Bila sebelum belajar


kemampuannya hanya 25% misalnya, maka selama belajar selama lima bulan
akan menjadi 100%. Hasil belajar tersebut mengningkatkan kemampuan mental.
Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran.
Ada kesengajaan antara pra belajar dengan kemampuan yang akan dicapai.

• Secara umum kegiatan belajar tersebut meliputi fase-

16
Fase:

1. Motivasi, Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman


(2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
2. KonsentrasiKonsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses
Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang
studi.
3. Menggali
Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang
akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap
pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada
pertanyaan sebelumnya
4. Prestasi, danDalam pembelajaran, definisi metode presentasi adalah
metode pemaparan gagasan di depan umum oleh siswa secara individu
maupun tergabung dalam kelompok. Metode ini mengharuskan siswa
untuk berbicara di depan kelas mengenai topik tertentu.
5. Umpan balik
Umpan balik merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pendidik untuk
membantu peserta didik dalam memahami suatu pembelajaran dengan cara
menanggapi hasil suatu pembelajaran yang dilakukan sampai peserta didik
menguasai materi yang telah disampaikan.

Kegiatan belajar disekolah menurut Biggs dan Telfer, ada umumnya dapat
dibedakan menjadi empat hal berkenaan dengan :

1. Belajar yang kognitif seperti pemerolehan pengetahuan.

17
2. Belajar yang efektif seperti belajar tentang perasaan, nilai nilai dan emosi,
Belajar yang berkenaan dengan isi ajaran, seperti yang
3. Ditentukan dalam silabus semacam pokok-pokok bahasan, dan Belajar
yang berkaenaan dengan proses, seperti bagaimana suatu hasil dapat
diperoleh.

4. kegiatan belajar tersebut dapat digolongkan menjadi tujuan yang akan


dicapai dan ranah yang akan dikembangkan. Dari segi tujuan ditemukan
adanya pengutamaan isi ajaran dan proses perolehan.

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan (Approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita


terhadap proses pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan pembelajaran dapat berarti panutan pembelajaran yang berusaha


meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif. Afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang
pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat (i)pendekatan dari segi
dan proses, dan (ii)pendekatan dari segi materi pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dengan ditinjau dari segi dan proses meliputi: (1


)pendekatan yang Berorientasi kepada Guru/Lembaga pendidikan &
(2)pendekatan pembelajaran yang Berorietasi kepada Peserta didik Serta
Pendekatan pembelajaran yang ditinjau dari segiMateri pembelajaran, meliputi
(1)pendekatan Kontekstual & (2)pendekatan tematik.
Tipe-tipe pendekatan pembelajaran:
1.Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2.Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
3.Pendekatan Pembelajaran Deduktif
4.Pendekatan Pembelajaran Induktif
5. Pendekatan Pembelajaran Proses
6.Pendekatan Pembelajaran Konsep
7.Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi dan

19
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan.


Bandung: Rosda Karya Remaja
Anonim. 2010. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran.
BAHAN 03 Pendekatan Pembelajaran Macam-Macam Pendekatan
PeMBELajaRan << chotem.htm
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rincka Cipta Junahaini. 2010. Pendekatan Pembelajaran. D: Pasca
sarjana UNP Strategi pembelajaran fisika BAHAN 03 Pendekatan
Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Bandung: San Grafika
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, metode
Teknik, dan Model Pembelajaran. Pembelajaran Pendekatan, Strategi,
Metode,
Sulistyanto, 2009. Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (Ct) Disertai Lembar Kerja Siswa
Untuk Meningkatkan ProsesMetode, Pendekatan Teknik, TENTANG
BAHAN 03 dan Model Pembelajaran AKHMAD SUDRAJAT
PENDIDIKAN.htm. Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Vii A Smpn 1
Kemusu Boyolali Tahun Pelajaran. D:Pasca sarjana UNP Strategi
pembelajaran fisika BAHAN 03 Pendekatan Pembelajaran A420050010
Suryati, Atit. 2008. Implementasi Pendekatan Kontekstual
Untuk MeningkatkanKemampuan Kreativitas Siswa. ..\BAHAN 03
PendekatanPembelajaran Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk
MeningkatkanKemampuan Kreativitas Siswa «. Peta Konsep Anak
Bangsa.htm

20

Anda mungkin juga menyukai