Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PAI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem Pembelajaran


PAI
Dosen Pengampu: Ahmad Saefudin, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Muhammad Muslih 171310003905


Fatikhatun Nur 181310003934

5PAIA2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEPARA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya ucapakan kehadirat Allah SWT yang mana


telah melimpahkan rahmatdan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW


beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama
islam.

Kemudian dari pada itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, dan dalam penyesunan
makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka
dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa di perbaiki seperlunya.

Akhirnya kami tetap berharap makalah ini menjadi butir-butir amalan


kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umunya bagi seluruh pembaca.
Amin Yarobbal’Alamin.

Jepara, 4 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PEMBELARAN.........................................................2

B. MODEL PEMBELAJARAN.................................................................5
1. INKUIRI..........................................................................................6
2. ROLE PLAYING.............................................................................7
3. EXAMPLES NON EXAMPLES.....................................................8
4. NUMBER HEADS TOGETHER....................................................9

BAB III PENUTUP

SIMPULAN................................................................................................10

SARAN......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

HASIL DISKUSI...................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengkaji pendidikan agama Islam yang dapat meningkatkan


kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta belajar, tidak dapat
dilepaskan dengan unsur-unsur seperti: guru, siswa, kurikulum, lingkungan,
serta model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Aspek-aspek tersebut akan
sangat menentukan hasil belajar yang diharapkan baik yang berupa dampak
pengajaran maupun dampak penggiringnya.
Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang
memperhatikan pola pembelajaran tertentu. Model-model pembelajaran
berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan peserta didik. Guru
yang profesional dituntut mampu pengembangkan model perbelajaran, baik
teoritik maupun praktek, yang meliputi aspek-aspek, konsep, prinsip, dan
teknik. Memilih model yang tepat merupakan persyaratan untuk membantu
siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Model pembelajaran
berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan belajar siswa. Maka dari
itu guru harus secara tepat meilih model pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang ingin di capai dalam pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan model
pembelajara PAI?
2. Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pendekatan apa saja yang digunakan dalam
pengembangan model pembelajara PAI.
2. Untuk mengetahui Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran PAI.

1
BAB II
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PAI
A. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan atau “approach” sebelum diganti didunia
pendidikan, semula telah digunakan dalam sistem penerbangan. Yaitu
bagaimana seorang pilot harus memilih berbagai cara agar dapat mencapai
tujuan yaitu mendarat di landasan dengan aman dan tepat atau bagaimana
seorang pilot menggunakan pendekatan dalam pendaratan (landing
approach), sehingga pendaratan tersebut tidak tergelincir ke luar landasan
pacunya. Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat disimpilkan bahwa
pendekatan dalam konteks ini adalah melakukan berbagai usaha untuk
mendekati landasan sehingga pendaratan dapat berlangsung dengan baik.
Adapun menurut KBBI ada beberapa pengertian dari pendekatan yakni: 1.
Proses, cara perbuatan mendakati; 2. Metode untuk mencapai sesuatu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pendekatan merupakan metode
untuk mencapai tujuan dari sesuatu.1
Menurut Sanjaya (2008;127) Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini
maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu objek kajian atau masalah. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakukan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan
ditangani

1
Trianto, desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.
190

2
3

Jenis-jenis pendekatan
a. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada guru ( Teacher
Centered Approaches).
Pendekatan berorentasi pada guru yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan
belajar bersifat klasik. Di dalam pendekatan ini, guru menempatkan
diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber
belajar.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran
ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan minat dan keinginannya.
Selanjutnya, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositoris.
Pada strategi ini menekankan pada guru mentranfer informasi dan
pengetahuan dan peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan
isi atau materi pelajaran maupun penentukan proses
pembelajaran.2
b. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa ( Student
Centered Approaches).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan
pembelajaran berorientasi pada siswa, manajemen dan
pengelolaannya ditentukan ileh siswa. Pada pendekatan ini siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreaktivitas

2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jakarta:
kencana, 2017), hlm.210
4

dan mengembangkan pontensinya melalui aktivitas secara


langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran
induktif, yaitu pembelajara yang berpusat pada siswa. Pada strategi
ini, peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator,
pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih
terarah.3
c. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan sebuah konsep
pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
mendorong siswa membuata hubugan anatara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.4
d. Pendekatan Kontruktivisme.
Pendekatan ini meruapakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreaktivitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
e. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013.
Proses pembeljaran pada kurukulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengen mengunakan pendekatan
ilmiah/pendekatan saintifik (scientific approach). Proses
penbelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan
iilmiah ranah sikap menggampit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu tantang “mengapa”. Ranah ketrampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta

3
Ibid, hlm 211
4
Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning) dikelas,
(Surabaya: cerdas pustaka, 2008), hlm. 10
5

didik tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit


transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang “apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik (soft skill)dan manusi yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan
pengetahuan.5
Berikut ini Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1) Mengamati ( bobserving).
2) Menanya (questioning).
3) Menalar (associating).
4) Mencoba (ekxperimenting).
5) Membentuk jaringan (Networking).6
B. Model Pembelajaran.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai “kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Agus Suprijono, 2010:
54). Soekamto (dalam Trianto, 2009:22) dan Syaiful Sagala (2003:175)
mengartikan model sebagai ke-rangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan. Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Model
pembelajaran berfungsi bagi pendidik membantu peserta didik mendapatkan
informasi, ide, kete-rampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide.
Disamping itu model juga berfungsi pula sebagai pedoman bagi para

5
Trianto, Loc.Cit., hlm. 194
6
Ibid, hlm.196
6

perancang dan pelaksanaan pembelajaran, karena itu pemilihan model


sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dipelajari, tujuan
(kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat
kemampuan peserta didik (Agus Suprijono, 2010:46)
Menurut Joyce dan Weil, (2009:22) suatu model pembelajaran harus
didukung oleh lima komponen yang meliputi sintak, sistem sosial, prinsip-
prinsip reaksi, sistem pendukung, efek instruksional dan pengiring.7 Berikut
bebrapa contoh model pembelajaran.
1. Model Pembelajaran Inkuri
Istilah “Inkuiri” berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiryberarti
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Wina Sanjaya
(2009:194). Mulyono, (2009:171) menjelaskan model pembelajaran
inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristic, yang berasal dari Yunani yang berarti saya me-nemukan.
Pemahaman pendapat di atas dapat diartikan bahwa inkuiri adalah
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dengan cara mencari
dan menemukan sendiri tentang materi yang dipelajarinya. Model
pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Suchman. Suchman menyakini bahwa anak-anak merupakan individu
yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu, Suyadi (2013:115).
Langkah-Langkah pembelajaran Inkuiri :
Wina Sanjaya, (1999) Secara umum proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat mengikuti

7
Asnelly Ilyas. dkk, PENGEMBANGAN MODEL PEMBELJARAN INKUIRI DALAM MATA
PELAJARAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH DASAR, (IAIN Batusangkar : 2nd International
Seminar on Education 2017 Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue, 2017),
hlm. 48
7

langkah-langkah sebagai berikut, 1) orientasi, 2) merumuskan masalah,


3) mengajukan hipotesis, 4) menguji hipotesis, 5) merumuskan
kesimpulan. Hal yang hampir sama Syaiful Sagala, (2010:197)
menjelaskan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan
strategi pembelajaran inkuiri ini sebagai berikut 1) perumusan masalah
yang harus dipecahkan siswa, 2) menetapkan jawaban sementara atau
lebih dikenal dengan istilahnya hipotesisi, 3) siswa mencari informasi,
data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalah-an/hipotesisi,
4) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan 5)
mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi baru.8
2. Model Pembelajaran Role Playing

Model pembelajaran kolaboratif tipe role playing adalah sejenis


permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan edutainment
(Huda, 2013, hlm. 208-209). Osborn & Costas (2013, hlm. 93)
menambahkan role playing adalah teknik pedagogis digunakan secara
teratur oleh konselor pendidik sebagai cara untuk memberikan
konseling siswa kesempatan untuk berlatih microskills, menerapkan
teori untuk berlatih, membangun keterampilan dan kepercayaan diri,
pengalaman situasi konseling umum dan sulit, menerima umpan balik
yang konstruktif dalam lingkungan yang aman, dan menunjukkan
peningkatan. Kelemahan pada model ini menurut Fessenden (1950,
hlm. 23) model ini membutuhkan perencanaan persiapan yang benar-
benar lama dan matang sehingga akan menghabiskan waktu. Sedangkan
kelebihan model ini menurut Gordon (2014, hlm. 3) yaitu dapat
menantang dan merangsang pemikiran ide siswa sehingga siswa
menjadi lebih aktif.
Adapun langkah-langkah role playing adalah guru menyiapkan
skenario yang akan ditampilkan, guru menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan

8
Ibid, hlm. 47
8

kegiatan belajar mengajar, guru membentuk kelompok siswa yang


masing-masing beranggotakan 5 orang, guru memberikan penjelasan
tentang kompetensi yang ingin dicapai, guru memanggil para siswa
yang sudah ditunjuk unuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan, masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil
mengamati skenario yang sedang diperagakan, setelah selesai
ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing
kelompok, masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya, dan terakhir guru memberikan kesimpulan dan evaluasi
secara umum.9
3. Example Non Example
a) Guru menyiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b) Gurumenempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
c) Guru memberi pentunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk mem perhatikan gambar/menganalisis gambar.
d) Melalui diskusi kelompo 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f) Mulai dari komentar hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g) Kesimpulan.10

9
Yunus yustian. Dkk, efektivitas Pembelajaran Role Playing dalam peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi hijrah pada mata pelajaran PaI di SMPN 7, (Bandung : Jurnal Tarbawy,
2017), vol. 4, No 2, hlm. 128
10
Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), hlm. 44
9

4. Numbered Heads Together.


Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam
setiap kelompo mendapatkan nomer :
a) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
b) Kelompok mendiskusikan hasil jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau
mengetahui jawabanya.
c) Guru memanggil salah satu nomer peserta didik dengan nomer
yang di panggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
d) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru mennjuk
nomer yang lain.
e) Kesimpulan.11

11
Ibid, hlm. 45
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Menurut Sanjaya (2008;127) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu objek
kajian atau masalah. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakukan yang diterapkan terhadap masalah
atau objek kajian yang akan ditangani.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar. Model pembelajaran berfungsi bagi pendidik membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, kete-rampilan, cara berpikir dan mengekspresikan
ide.
Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
mengenai pendekatan apa saja yang dapat di gunakan dalam pembelajaran serta
dapat memilih model pembelajaran dengan tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dan juga diharapkan juga pembaca dapat mengamalkan apa yang
telah didapatkan setelah membaca makalah ini serta menjadi ilmu yang
bermanfaat. Amin.

10
DAFTAR PUATAKA

Darmadi. 2017. Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar

Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan.

Jakarta: kencana

Trianto. 2017. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah. Jakarta: Kencan

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning)

dikelas. Suarabaya: Cerdas Pustaka

Asnelly Ilyas, dkk. 2017. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELJARAN INKUIRI

DALAM MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH DASAR,

IAIN Batusangkar : 2nd International Seminar on Education 2017 Empowering Local

Wisdom on Education for Global Issue,

Yunus yustian, Dkk. 2017. efektivitas Pembelajaran Role Playing dalam peningkatan

pemahaman siswa terhadap materi hijrah pada mata pelajaran PaI di SMPN 7

Bandung : Jurnal Tarbawy. vol. 4. No 2.

11
Hasil Diskusi
1. Melakukan praktek pada masing-masing model pembelajaran sesuai
dengan petunjuk yang ada.
2. Pertanyaan dari Yoga Prasetya:
apa yang di maksud dengan Networking?
Jawaban dari pemakalah:
Yang dimaksud dengan membentuk jaringan (Networking) pada
pendekatan saintifik adalah siswa melakukan pengorganisasian
(membentuk jaringan) pada saat pembelajaran guna mendiskusikan dan
mengkomunikasikan dengan kelompok lain (bertukar piker) materi yang
sedang diberikan oleh pendidik.
3. Tambahan dari Sa’adatul Kholili:
Dalam model pembelajaran NHT seharusnya setiap peserta didik
mendapatkan nomer, jadi pemeberian nomer tidak hanya untuk kelompok
saja.
Dari pemakalah:
Yang di contohkan pemakalah hanyalah sebagian contoh
pengembangan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together).
Jadi apa yang di jelaskan saudari Sa’adatul Kholil juga termasuk model
NHT begitu juga yang di contohkan oleh pemekalah.

12

Anda mungkin juga menyukai