Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN PAI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dr. Mardeli, M.A

Disusun :
Kelompok 3
Kelas : PAI G 2022
1. Putri Melati (2220202199)
2. Refiana Ayu Nurul Hidayah (2220202198)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Pendekatan Dalam Pembelajaran PAI”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen mata kuliah Metodologi Pendidikan yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan keguruan.

Palembang, 20 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................................................. 3
B. Macam-macam pendekatan dan metode pembelajaran PAI ................ 4
C. Metode pembelajaran dengan pendekatan PAI .................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13


A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkaitan dengan pengembangan imtak dan akhlak mulia maka yang


perlu dikaji lebih lanjut ialah peran pendidikan agama. Karena pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau
menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan yang di
dalamnya terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru, metode, pendekatan,
sarana prasarana, lingkungan, administrasi, dan sebagainyayang antara satu
sama lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang terpadu.
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan memiliki kedudukan yang
sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan melalui pendekatan sebagai
seni dapat mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta
didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda
dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang
anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala
hal. Maka penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak
didik. Untuk itu, pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak
didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan
beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih
disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan
sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, sebagus apapun materi yang
akan diajarkan, jika cara penyampaiannya kurang tepat maka semua itu tidak
akan bisa dicerna oleh peserta didik, sehingga tujuan yang sudah ditetapkan
akan menjadi sia-sia dan percuma.
Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan suatu kejelian dan

1
keprofesionalan pendidik untuk menentukan pendekatan yang akan dilakukan
dalam proses mengajar, pendidik harus dapat menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
karena pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan anak didik. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan
yang sama dalam hal mendidik. Hal inilah yang dapat memunculkan
penggunaan beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pendekatan Pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dan pembelajaran ilmu pendidikan
islam?
3. Bagaimana metode pembelajaran dengan pendekatan ilmu pendidikan
islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran ilmu
pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran dengan pendidikan ilmu
pendidikan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Ada beberapa istilah yang mempunyai arti yang hampir sama dan
menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan, yaitu theoritical
framework, conceptual framework, approach, perspective, point of view (sudut
pandang), dan paradigm. Semua istilah ini bisa diartikan sebagai cara
memandang dan menjelaskan gejala atau peristiwa.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1) proses
perbuatan, cara mendekati. 2) Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris,
pendekatan diistilahkan dengan: “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan
”madkhal”.
Secara terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan
bersifat axiomatic. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa
dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.
Pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan teknik. Karena
teknik yang bersifat implementasional dalam pengajaran tidak terlepas dari
metode apa yang digunakan. Sementara metode sebagai rencana yang
menyeluruh tentang penyajian materi pendidikan selalu didasarkan dengan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana
yang sangat bermakna bagi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum
pendidikan, sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi
pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.

1
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, vol.1 No.1, hal.106

3
Pendidikan tidak akan efektif apabila tidak melakukan pendekatan
ketika menyampaikan suatu materi dalam proses belajar mengajar. Dalam
proses pendidikan agama Islam pendidikan tepat guna adalah pendidikan yang
mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan materi pelajaran dan secara
fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung
dalam tujuan pendidikan Islam. 2
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pendekatan merupakan
proses kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu. Jika dikaitkan
dengan pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan, perbuatan, dan
cara mendekati bidang pendidikan sehingga mempermudah pelaksanaan
kegiatan pendidikan tersebut. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode
berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami
kemudahan dan keberhasilan.
B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
1. Pendekatan Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam
bentuk metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan
(approach). Untuk pendekatan pendidikan islam, dapat berpijak pada
firman Allah swt. Sebagai berikut:
QS. Al-Baqarah ayat 151
َ‫َاَب ََو ْاْل ِح ْك َمة‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا ََويَُزَ ِكي ُك ْم ََويَُعَ ِل ُم ُك ُم ْاْل ِكت‬ ُ ‫س ْلنَا فِي ُك ْم َر‬
َ ‫سوال ِم ْن ُك ْم يَتْلُو‬ َ ‫َك َما أ َ ْر‬
)١٥١( َ‫ََويَُعَ ِل ُم ُك ْم َما ْلَ ْم ت َ ُكونُوا ت َ َْعلَ ُمون‬
Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui”.
QS. Al-Imran ayat 104:

2
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal.
99-100

4
‫ع ِن ْاْل ُم ْن َك ِر ََوأَُوْلَئِ َك‬ ِ ‫ََو ْْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإْلَى ْاْل َخي ِْر ََويَأ ْ ُم ُرَونَ ِب ْاْل َم َْع ُر‬
َ َ‫َوف ََويَ ْن َه ْون‬
)١٠٤( َ‫حون‬ ُ ‫ُه ُم ْاْل ُم ْف ِل‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.
Macam-macam pendekatan pembelajaran ilmu pendidikan islam akan
dijelaskan lebih lanjut, sebagai berikut;
a. Pendekatan Filosofi
Berdasarkan pendekatan filosofis, ilmu pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasari oleh
nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber pada kitab suci al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad saw. Para ulama salaf dan khalaf (baru) serta
para ilmuwan muslim, terutama yang menaruh minat terhadap ilmu
pendidikan Islam telah banyak menginterpretasikan dan menganalisis
sistem nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits menjadi ajaran
dan pedoman yang mendasari proses kependidikan Islam. Sedangkan
operasionalisasinya dalam bentuk teknis diwujudkan dalam berbagai
ragam model dan pola serta metode sesuai dengan taraf kemampuan
berpikir konsepsional mereka masing-masing dari zaman ke zaman.
Yang esensial dari pendekatan filosofis ini adalah lahirnya
sikap dan pandangan dasar yakni meyakini bahwa Islam sebagai wahyu
mengandung konsep, wawasan, dan ide dasar yang memberi inspirasi
terhadap pemikiran umat manusia dalam rangka menyelesaikan
permasalahan kehidupannya. Pendekatan filosofis ini memandang
bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo ratonal” sehingga
segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada
sejauh mana pengembangan berpikir dapat dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar, pendekatan filosofis dapat
diaplikasikan ketika guru mengajar. Contohnya pada pelajaran
mengenai proses terjadinya penciptaan alam, atau pada proses
penciptaan manusia, dari mana manusia berasal, bagaimana proses

5
kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk manusia. Hal ini terus
berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia (hingga pada
zat yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT.)
Dalam hal ini, al-Qur’an benar-benar memberikan motivasi
kepada manusia untuk selalu menggunakan pikirannya (rasio) secara
tepat guna untuk menemukan hakikatnya selalu hamba Allah, selaku
makhluk sosial dan selaku khalifah bumi. Pendekatan filosofis.
Mengenai pendektan filosofis ini, dalam al-Qur’an memberikan
konsep secara konkrit dan mendalam. Terbukti dengan adanya
penghargaan Allah kepada manusia yang selalu menggunakan
pemikirannya (rasio). Ungkapan pengahargaan tersebut terulang
sebanyak 780 kali salah satu di antaranya yaitu QS. al-Baqarah [2]:269
ُ
َّ‫يرا ََو َما يَذَّ َّك ُر ِإال‬ َ ِ‫ت ْاْل ِح ْك َمةَ فَقَ ْد أَوت‬
ً ِ‫ى َخي ًْرا َكث‬ َ ْ‫يُؤْ تِى ْاْل ِح ْك َمةَ َمن يَشَا ُء ََو َمن يُؤ‬
‫أ ُ َْوْلُواْ االْلباَب‬
Artinya: Allah memberikan hikmah, kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan barang siapa yang telah diberi hikmah itu, maka sungguh ia
telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang berakal. (QS. al-Baqarah [2]:269).
Tujuan pendekatan ini dimaksudkan agar siswa dapat menggunakan
pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya
tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan
menggunakan kemampuan berpikirnya.3
b. Pendekatan Sosio-Kultural
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah
makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang
sebagai “homo socius” dan “homo sapiens” dalam kehidupan
bermasyarakat dan berkebudayaan. Pada hakikatnya, manusia itu di
samping sebagai makhluk individual juga sebagai makhluk sosial,
karena manusia tidak dapat hidup sendiri ataupun terpisah dari manusia-

3
Ibid, hal.100-101

6
manusia yang lain. manusia senantiasa hidup dalam kelompok-
kelompok kecil, seperti keluarga atau kelompok yang lebih luas lagi
yaitu masyarakat.
Pendekatan ini sangat efektif dalam membentuk sifat
kebersamaan siswa dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Pola pendekatan ini ditekankan pada aspek
tingkah laku di mana guru hendaklah dapat menanamkan rasa
kebersaman, dan siswa dapat menyesuaikan diri, baik dalam individu
maupun sosialnya. Semua bentuk-bentuk konkrit mengenai manusia
sebagai makhluk bermasyarakat juga dilakukan guru untuk mencapai
pemahaman atau memberikan satu pengertian kepada anak didik yang
secara fungsional dapat memberikan perubahan tingkah laku pada
pemikirannya.
c. Pendekatan Fungsional
Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat secara fungsi, maka
yang dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan
pendidikan Islam yaitu penyajian materi pendidikan Islam dengan
penekanan pada segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk
disampaikan kepada anak didik adalah materi yang sesuai dengan
kebutuhan anak didik dalam kehidupan bermasyarakat. Karena harus
disadari sepenuhnya, bahwa materi pelajaran yang disampaikan kepada
anak didik tidak hanya sekedar untuk memajukan aspek kognitifnya,
tetapi juga untuk kelangsungan kehidupannya di masa mendatang.
Melalui pendekatan fungsional, hendaknya setiap sekolah di tanah air
dapat menjembatani keinginan tersebut di atas. Oleh karena itu
dibutuhkan metode mengajar yang serasi, seimbang, dan progresif guna
mencapai tujuan yang dimaksud. Seiring dengan itu, ada beberapa
metode yang bisa digunakan dalam merealisasikan pendekatan yang

7
dimaksud antara lain metode latihan, metode ceramah, metode tanya
jawab, metode pemberian tugas dan metode demonstrasi.
d. Pendekatan Emosional
Emosional secara lughawi berarti menyentuh perasaan, mengharukan.
Secara terminologi, pendekatan emosional yaitu usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan
menghayati ajaran agamanya.
Melalui pendekatan emosional, setiap guru tau pendidik selalu berusaha
untuk membakar semangat anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-
ajaran agama yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an. Memberikan
sentuhan ruhani kepada anak didik diyakini sangat besar kontribusinya
dalam memicu dan memacu semangat mereka dalam beribadah dan
menuntut ilmu.
Asumsi di atas didukung oleh sebuah keyakinan bahwa setiap manusia
memiliki emosi, dan emosi selalu berhubungan dengan perasaan, setiap
orang yang disentuh perasaannya, secara otomatis emosinya juga akan
tersentuh.4
e. Pendekatan Peda (strategi mengajar) dan Psikolog
Pendekatan ini menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia
adalah makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan
pengarahan melalui proses kependidikan.
Sedangkan, menurut Ramayulis setidaknya ada tujuh pendekatan yang
dapat digunakan pendidikan Islam dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, yaitu :
1) Pendekatan pengalaman.
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai
keagamaan. Dengan pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan

4
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal.
103-106

8
untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara individual
maupun kelompok. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik.
Meskipun pengalaman diperlukan dan dicari selama hidup, namun
tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educatif) karena
ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Pemberian
pengalaman yang educatif kepada peserta didik berpusat kepada
tujuan yang member arti terhadap kehidupan anak, interaktif
dengan lingkungan.
2) Pendekatan pembiasaan.
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya
otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu
saja yang kadang kala tanpa dipikirkan. Pendekatan pembiasaan
dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada peserta
didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya baik secara
individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Menumbuhkan pembiasaan yang baik tidaklah mudah, sering
memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah membudaya
kebiasaaan itu sulit pula untuk mengubahnya.
3) Pendekatan emosional.
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan
dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat
merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Emosi adalah
gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi tersebut
berhubungan dengan perasaan. Seseorang yang mempunyai
peraasaan pasti daapt merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah
maupun perasaan rohaniah. Di alam perasaan rohaniah tercakup
perasaan intelektual, estetis, etis, sosial, dan perasaan harga diri.
4) Pendekatan Rasional
Pendekatan Rasional yaitu suatu pendekatan mempergunakan rasio
dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah.

9
Manusia adalah makhluk ciftaan Allah yang sempurna dan berbeda
dengan makhluk yang lainnya. Perbedaan manusia dengan
makhluk lain terletak pada akal, dengan kekuatan akalnya manusia
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bahkan
dengan akal yang dimilikinya juga manusia juga dapat
membenarkan dan membuktikan adanya Allah.
5) Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional yaitu suatu pendekatan dalam rangka usaha
menyampaikan materi agama dengan menekankan kepada segi
kemanfaatan pada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ilmu Agama yang
dipelajari anak di sekolah bukanlah hanya sekedar melatih otak
tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam
kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Dengan
agama anak anakdapt meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan
individu maupun kehidupan masyarakat. Sabda Rasulullah saw:
‫خيراْلناس انفَعهم ْلناس‬
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang member manfaat
(nilai guna) bagi manusia”.
6) Pendekatan keteladanan.
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan baik
yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab
antara personal sekolah, perilaku pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun
yang tidak langsungmelalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah
ketauladanan.
Kecenderungan mnausia untuk belajar lewat peniruan
menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting artinya dlam

10
proses pendidikan. Rasulullah merupakan suri tauladan bagi umat
manusia. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21
)٢١( ‫يرا‬ ِ ‫َّللاَ ََو ْاْليَ ْو َم‬
َّ ‫اآلخ َر ََوذَك ََر‬
ً ِ‫َّللاَ َكث‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
َّ ‫سنَةٌ ِْل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو‬ ُ ‫ْلَقَ ْد َكانَ ْلَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”.5
7) Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau terpusat pada siswa (student centered approuach).
Di dalam pembelajraan dengan pendekatan saintifik peserta didik
mengkonstruksi penegetahuan bagi dirinya. 6
C. Metode Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode
Pendidikan Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam
pendidikan islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Adapun
pendidikan islam yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal, di sekolah
umum sampai perguruan tinggi, masih tetap menggunakan metod ceramah,
diskusi, penugasan, praktik, dan pelatihan.
Metode pendidikan islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga,
dan pendidikan islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan islam
yang menggunakan metode yang interaksional dalam keluarga, sebagaimana
pembelajaran yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya.7 Adapun
metode pendidikan yang digunakan antara lain : sebaimana yang dikemukakan
Ustaz Muhammad Said Ramadhan Al-buwy-thi dalam bukunya yang berjudul:
“Al-Man hajut Tarbawi Faried fil Quran”, menyatakan bahwa ada tiga macam
asas/dasar yang dipakai Al-Qur’an untuk menanamkan pendidikan, yaitu:

5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2006, hal. 246
6
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Pada Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal.4
7
Beni Ahmad Saebani. Dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PUSTAKA SETIA, 2009, hal.260-
261

11
a. Muhakamah Aqliyah, mengetok akal pikiran untuk memecahkan segala
sesuatu. Di dalam tingkat ini Al-Qur’an menyadarkan setiap akal manusia
untuk memikirkan asal-usul dirinya, mulai dari mula jadinya, kemudian
perkembangan baik fisik maupun akal dan ilmunya ataupun mental
spiritualnya.
b. Al-Qisah Wat Tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah.
Dengan menggunakan cerita atau peristiwa, dan dengan membuka
lembaran-lembaran sejarah diamsa lampau, Tuhan mengajak manusia
supaya supaya bercermin kepada fakta dan data dimasa dahulu itu, untuk
melihat dirinya. Berbagai cerita yang disebut oleh Al-Qur’an dan dengan
caranya yang khas Al-Qur’an menghidupkan sejarah-sejarah untuk
memberanikan hati manusia untuk zaman yang dihadapinya dan masa-
masa depan terbentang untuk diisi dengan pendidikan kepada anak-anak
atau pemuda-pemuda.
c. Al-Itsarah Al-Wijdaniyah, memberikan perangsang kepada kepada
perasaan-perasaan. Membangkitkan rangsangan perasaan-perasaan, adalah
jalan yang terpendek untuk menanamkan suatu karakter kepada anak-anak
atau pemuda-pemuda. Dan perasaan-perasaan itu terbagi terbagi kepada :
1) Perasaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan, hasrat yang besar
dan seumpamanya
2) Perasaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa sedih
(berbuat kezaliman) dan seumpamanya.
3) Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta, rasa
bakti dan pengabdian, dan lain sebagainya.8
D. Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmu Pendidikan Islam
1. Pendekatan Saintific
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan
mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran,

8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : PUSTAKA MULIA, 1997, Hal.219

12
materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak
selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu
saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini.
a. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan
mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta
tujuan pembelajaran.Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk
memenuhi rasa ingin tahu peserta didik.Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkahlangkah seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diamati
2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang
akan diamati
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
baik primer maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek pengamatan
5) Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
pengematan, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan ala-talat tulis lainnya.
b. Menanyakan

13
Langkah kedua dalam pembelajaran saintifik adalah bertanya.
Bertanya di sini dapat pertaanyaan dari guru atau dari murid. Di dalam
pembelajaran kegiatan bertanya berfungsi:
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu
2) tema atau topik pembelajaran.
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta
4) mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
5) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan
6) untuk mencari solusinya.
7) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik
8) untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi
9) pembelajaran yang diberikan.
10) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan
11) pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan
12) bahasa yang baik dan benar.
13) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen,
14) Mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
15) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
16) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

14
17) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
c. Mencoba
Hasil belajar yang nyata akan diperoleh peserta didik dengan mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Misalnya, Pada mata pelajaran, peserta didik harus memahami
konsep-konsep Akidah Akhlak dan kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen dapat mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1)
menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan
bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar
teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
(4)melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang
terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik simpulan atas
hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan
hasil percobaan.
d. Mengolah Informasi (Asosiasi)
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara
efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta
didik. Pola interaksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R).
Teori ini dikembangan berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang
kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses
pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang juga
dikenal dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike,
proses pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik
terjadi secara perlahan atau bertahap, bukan secara tiba-tiba. Thorndike
mengemukakan berapa hukum dalam proses pembelajaran.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan
daya asosiasi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

15
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah
siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode
kuliah.
3) Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas
dengan
4) disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan
cara simulasi.
5) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis,
dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada
yang kompleks (persyaratan tinggi).
6) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati
7) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
8) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
9) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau
otentik.
10) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk
kemungkinan
11) memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
e. Mengkomunikasikan
Langkah pembelajaran yang kelima adalah memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan dan
asosiasinya kepada siswa lain dan guru untuk mendapatkan tanggapan.
Langkah ini memberikan keuntungan kepada siswa dalam
meningkatkan rasa percaya diri dan kesungguhan dalam belajar. 9
Metode ini berusaha menggabungkan cara belajara aktif berorientasi
pada proses mengarahkan peserta didik lebih mandiri dan reflektif.

9
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal. 4-11

16
Dan demikian dapat dikatan metode ini adalah suatu metode dimana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan peserta didik
menemukan sendiri informasi yang di butuhkan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan
merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu.
Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan,
perbuatan, dan cara mendekati bidang pendidikan sehingga mempermudah
pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut. Jika dalam kegiatan pendidikan,
metode berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut
mengalami kemudahan dan keberhasilan.
Macam-macam pendekatan pembelajaran dalam ilmu pendidikan islam
meliputi pendekatan filosofis, pendekatan sosio-kultural, pendekatan Peda
(strategi mengajar) dan psikologis, pendekatan emosional, dan pendekatang
fungsional, pendekatan keteladanan, dan pendekatan saintific. Sedangkan
metode pembelajaran ilmu pendidikan islam yang digunakan Ustaz
Muhammad Said Ramadhan Al-buwy-thi dalam bukunya yang berjudul :
“Al-Man hajut Tarbawi Faried fil Quran antara lain , menyatakan bahwa ada
tiga macam asas/dasar yang dipakai Al-Qur’an untuk menanamkan
pendidikan, yaitu: Muhakamah Aqliyah, Al-Qisah Wat Tarikh, Al-Itsarah
Al-Wijdaniyah
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan
mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.

B. Kritik saran
Kami ucapkan terimakasih banyak pada pihak yang sudah membaca
dan membantu dalam penyusunan makalah kami. Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum dapat menjelaskan semua pendekatan ilmu pendidikan
islam. Maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari buku:
Armai,Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2006.
Saebani, Beni Ahmad,Dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PUSTAKA SETIA,
2009.
Uhbiyati,Nur.Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : PUSTAKA MULIA, 1997.
Sumber dari jurnal:
Nasution,Khairiyah. Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei
2014.
Rianie,Nurjannah.Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, vol.1 No.1,tt

19

Anda mungkin juga menyukai