Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“CARA-CARA MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN


PAI DI SEKOLAH”

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Metode Studi Islam


Dosen Pengampu : Sukawati, M.Pd.I

Disusun Oleh :

SOLASFIANA ASGAF
NPM. 19270056

RIA FARHANA
NPM. 20270026

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU RUSYD


KOTABUMI LAMPUNG UTARA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT yang
telah memberi kesehatan kepada kita semua, sholawat salam kita lantunkan
kapada Nabi Muhammad, SAW sehingga kita bisa merasakan dunia seperti saat
ini. Selanjutnya terima kasih pula kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
mendukung penuh dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Cara-
Cara Menerapkan Metode Pembelajaran PAI di Sekolah”
Penulis menyadari bahwa penulis masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun kata-kata, dari itu penulis sangat butuh kritikan dan saran dari
pembaca agar penulis bisa lebih baik lagi kedepannya. Di mana ada kesalahan
kami mohon maaf, dan kami ucapkan terima kasih.
Wassalam.

Kotabumi, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode dalam Pembelajaran PAI .......................................2
B. Fungsi Metode dalam Pembelajaran PAI ..............................................5
C. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran .............................................6
D. Ruang Lingkup PAI ..............................................................................7
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI .........................7
F. Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metodologi merupakan hal yang sangat penting dalam pengajaran. Semakin
baik metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien pula
pencapaian tujuannya. Dalam metode mangajar, faktor guru, siswa, bahan yang
akan diajarkan, situasi, sarana, prasarana, serta fasilitas-fasilitas lainnya sangat
besar pengaruhnya. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi di
dalam penggunaan suatu metode, maka disini seorang guru dituntut untuk
menetapkan metode yang paling baik dan harus dipakai di dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam agar pembelajaran tersebut berhasil.
Salah satu alat pendidikan agama Islam yakni metode pendidikan agama
Iislam. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu
mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam. Dengan mengetahui
metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menyampaikan materi-
materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian metode dalam pembelajaran PAI ?
b. Apa fungsi metode dalam pembelajaran PAI ?
c. Apa saja kriteria pemilihan metode pembelajaran
d. Apa saja ruang lingkup pengajaran PAI ?
e. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI ?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian metode dalam pembelajaran PAI
b. Untuk mengetahui fungsi metode dalam pembelajaran PAI
c. Untuk mempelajari kriteria pemilihan metode pembelajaran
d. Untuk mengetahui ruang lingkup pengajaran PAI
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode dalam Pembelajaran PAI


Metodologi terdiri dari kata metodo dan logi. Metode berasal dari bahasa
greek „metha‟ (melalui/melewati) dan „hodos‟ (jalan/cara). Metode berarti jalan
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Logi berasal dari
kata „logos‟ yang artinya ilmu. Jadi, metodologi berarti ilmu yang membahas
tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara harfiah kata metode adalah dari kata “method” yang berarti cara kerja
ilmu pengetahuan manakala kata “metodologi (methodology)” adalah
penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan
dalam penelitian ilmiah. Menurut Al-Toumy Al-Syaibany metodologi adalah jalan
yang dilalui atau diikuti untuk memberi paham kepada murid terhadap segala
macam pelajaran dalam semua mata pelajaran. Sebagai suatu ilmu, metodologi
merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya.
Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena
itu, ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi,
yaitu metodologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang
digunakan dalam pekerjaan mendidik.
Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi
(pengajaran) Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses
belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan
Islam.
Konsep metode, fungsi dan perananya dalam proses pendidikan amatlah
penting untuk menentukan dan menyampaikan cara atau jalan dalam mengajar,
pikiran, pengetahuan, maklumat, keterampilan, pengalaman dan sikap untuk
ditransferkan dari pengajar (guru) kepada pelajar (siswa). Salah satu yang harus
dimiliki oleh guru dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai guru adalah
menguasai metode pengajaran atau metodologi. Untuk itu pemilihan metode yang
tepat sangat diharapkan agar siswa memiliki gairah dan minat dalam menerima
pelajaran yang disampaikan.

2
Sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran pada surah an-Nahl (16)
125 yang berbunyi :

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dengan metode belajar yang diberikan akan mengajak dan membiasakan


siswa untuk bersikap analisis dan deskriptif terhadap masalah-masalah yang ada.
Metode belajar yang efektif dapat membiasakan siswa bersikap mandiri dan aktif
dalam proses belajar mengajar. Dan diharapkan dapat menjadi salah satu model
mengajar yang efektif dan efesien. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
siswa, baik masalah pribadi maupun kemasyarakatan, juga dapat berakibat positif
bagi siswa terutama untuk melatih mereka aktif dalam diskusi kelompok dengan
mengemukakan dan kebebasan berpikir tetapi terkontrol dengan baik. Pentingnya
kedudukan metode mengajar dalam proses pendidikan, ilmu pendidikan dan
pekerjaan mengajar, maka para pendidik menaruh perhatian besar. Itulah
sebabnya masalah metode mengajar ini diterapkan sebagai satu bagian dari ilmu
pendidikan yang dikenal dengan istilah metodelogi
Menurut Syaiful Bahri Jamarah metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang
telah dirumuskan dan dikemukakan oleh ahli psikologi dan pendidikan.[1]

[1]
Syaiful Bahri Djamaran, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002),
hal. 53

3
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar dan menyajikan bahan
pembelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual atau secara
kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimamfaatkan oleh
siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian
tujuan.
Cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi
berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam mengusai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (kognitif, psikomotorik, efektif). Khusus
metode mengajar di dalam kelas, efektivitas suatu dipengaruhi oleh faktor tujuan,
faktor siswa, faktor situasi, dan faktor guru itu sendiri.[ 2 ] Dengan memiliki
pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan
lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi
pengajaran yang khusus.
Proses perkembangan pendidikan di Indonesia bahwa salah satu hambatan
yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan ialah masalah metode mengajar.
Metode tidaklah mempuyai arti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen
lain. Metode hanya penting dalam hubungannya dengan segenap komponen
lainya, seperti tujuan, situasi dan lain-lain.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian
anak didik. Tetapi juga penggunaan metode bervariasi tidak akan menguntungkan
kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan sesuai dengan situasi
yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik.
Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam metode yang
tepat. Karena pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya
menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode mengajar sebagai berikut :
1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
[2]
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar SBM, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),
hal.52.

4
2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangan
3. Situasi yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
4. Pribadinya guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Menurut Sahilun A Nasir Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang
sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam
dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat
menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Metodologi pendidikan
agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian
agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran
ataupun hukuman. Sedangkan metodologi pengajaran agama adalah cara-cara
yang tepat dipakai untuk mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki
pengetahuan agama. Adapun metodologi Pengajaran Agama adalah cara-cara
yang tepat digunakan agar peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha
melakukan perubahan perilaku dengan mengikuti tuntunan agama yang
dipeluknya.

B. Fungsi Metode dalam Pembelajaran PAI


Di dalam penggunaan satu atau beberapa metode memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi
membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
2. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan
eksplorisasi dan inovasi (pembaharuan)
5. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi mendidik
murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan
melalui usaha pribadi.

5
6. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi
mentiadakan penyajian yang bersifat verbilitas dan mengantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode pembelajaran yang dipergunakan harus dapat berfungsi
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.[3]

C. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran


Pemilihan metode pembelajaan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik,
serta situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Terdapat beberapa metode dan tehnik pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih metode pembelajaran
tersebut.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih metode
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki.
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin dan sesuai yang
dapat memberikan rangsangan dan membantu peserta didik memahami
dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan.

Selain kriteria diatas, pemilihan metode pembelajaran dapat dilakukan dengan


memerhatikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
1. Apakah materi pelajaran paling tepat disampaikan secara klasikal
(serentak bersama-sama dalam satu satuan waktu)?
[3]
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar SBM, (Bandung:CV.Pustaka Setia, 1997),
hal.53.

6
2. Apakah materi pelajaran sebaiknya dipelajari peserta didik secara
individual sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing?
3. Apakah pengalaman langsung hanya dapat berhasil diperoleh dengan jalan
praktik langsung dalam kelompok dengan guru atau tanpa kehadiran guru?
4. Apakah diperlukan diskusi atau konsultasi secara individual antara guru
dan siswa?

D. Ruang Lingkup PAI


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan
perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
b. Pengajaran akhlak
c. Pengajaran ibadah
d. Pengajaran fiqih
e. Pengajaran Al-Quran
f. Pengajaran sejarah Islam

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI


Pembelajaran adalah upaya untuk menjabarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam kurikulum dengan mengalisis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi
bidang studi Pendidikan Agama Islam yang terkandung dalam kurikulum.
Selanjutnya dilakukan kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-
cara (strategi) pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada, agar kurikulum dapat teraktualisasi

7
dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar terwujud dalam diri peserta
didik.
Dalam Pembelajaran ada tiga komponen utama atau faktor yang saling
berpengaruh dalam proses pembelajaran pendidikan Agama, yaitu:
1. Kondisi pembelajaran Pendidikan Agama.
Faktor kondisi ini berhubungan dengan pemilihan, penetapan dan
pengembangan pembelajaran PAI.
2. Kendala pembelajaran
Bisa meliputi berupa keterbatasan sumber belajar, keterbatasan alokasi
waktu atau keterbatasan media pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
4. Hasil Pembelajaran.
Hasil pembelajaran PAI adalah mencakup semua akibat yang dapat
dijadikan indikator keberhasilan penggunaan metode yang digunakan
dalam pembelajaran. Hasil pembelajaran PAI dapat berupa hasil yang
nyata dan hasil yang diinginkan. Hasil yang nyata adalah hasil belajar PAI
yang dicapai peserta didik secara nyata dengan digunakannya metode
tertentu dalam pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kondisi
tertentu.
F. Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah
kognitif, tetapi lebih mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik
sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut
Noeng Muhajir (1988) seperti dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A. ada beberapa
metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:4
1. Metode Tradisional, yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan
nasehat atau indoktrinasi. Metode ini dilaksanakan dengan cara
memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang
kurang baik. Dengan metode tersebut guru memiliki peran yang
menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan

4 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003

8
yang disampaikan oleh guru. Penerapan Metode tersebut akan menjadikan
peserta didik hanya mengetahui atau menhafaljenis-jenis nilai tertentu dan
belum tentu melaksanakannya. Karena itu tekanan metode ini lebih
bersifat kognitif.
2. Pembelajaran nilai dengan Metode Bebas yang merupakan kebalikan dari
metode tradisional. Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang
akan diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya, dan
peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara aktif. Kelemahan
metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana yang baik
atau buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan dari
pendidik untuk memilih nilai yang terbaik.
3. Pembelajaran nilai dengan Metode Reflektif yaitu dengan menggunakan
pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori
dengan pengalaman. Dalam penerapan metode ini dituntut adanya
konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman peserta didik.
Metode ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir peserta
didik dan tujuan pembelajaran nilai untuk menumbuhkan kesadaran
rasional terhadap suatu nilai tertentu.
4. Pembelajaran nilai dengan Metode trasinternal yaitu membelajarkan nilai
dengan melakukan tranformasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi.
Dalam penerapan metode ini guru dan peserta didik terlibat dalam
komunilasi aktif baik secara verbal maupun batin (kepribadian). Guru
berperan sebagai penyaji informasi, pemberi contoh atau teladan, serta
sumber nilai yang melekat dalam pribadinya yang direspon oleh peserta
didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.

Ada beberapa metode pembelajaran yang ditawarkan oleh Ibnu Sina antara
lain adalah metode talqin (Sekarang dikenal dengan metode tutor sebaya), metode
demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi dan penugasan.

9
1. Metode Tutor teman sebaya biasanya digunakan dalam pembelajaran al
Qur‟an, yaitu dengan cara menugaskan peserta didik yang pintar untuk
membimbing teman-temannya yang masih tertinggal.
2. Metode Demonstrasi menurut Ibnu Sina, dapat digunakan dalam
pembelaran menulis. Menurutnya dengan metode tersebut seorang guru
mencontohkan terlebih dahulu tulisan huruf hijaiyah kepada peserta didik
dilajutkan denga pengucapan huruf-huruf tersebut kemudian di tirukan
oleh peserta didik. Untuk pembelajaran masa sekarang, metode ini bisa
diterapkan pada materi pembelajaran yang berorientasi pada ranah
psikomotor seperti pembelajaran wudhu atau shalat dan lain-lain.
3. Metode pembiasaan dan teladan adalah salah satu metode yang paling
efektif diterapkan pada pengajaran akhlak dengan dilakukan pembiasaan
dan teladan yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.

Penerapan metode Diskusi dilakukan dengan cara penyajian pelajaran yang


berupa pengetahuan yang bersifat rasional dan teoritis. Metode ini kemudian
berkembang pesat pada sekarang ini.
Untuk metode penugasan dilaksanakan dengan memberikan tugas tertentu
pada peserta didik agar dikerjakan diluar jam pelajaran di sekolah yang
dimaksudkan agar siswa selalu melakukan kegiatan belajar.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metodologi pengajaran agama adalah cara-cara yang tepat dipakai untuk
mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki pengetahuan agama.
Adapun metode pembelajaran PAI adalah cara-cara yang tepat digunakan agar
peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha melakukan perubahan perilaku
dengan mengikuti tuntunan agama yang dipeluknya.
Di dalam penggunaan satu atau beberapa metode memiliki fungsi sebagai
berikut: membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa., menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa, memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mewujudkan hasil karya, merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorisasi dan inovasi (pembaharuan), mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi,
mentiadakan penyajian yang bersifat verbilitas dan mengantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan, menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di
sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
b. Pengajaran akhlak
c. Pengajaran ibadah
d. Pengajaran fiqih
e. Pengajaran Al-Quran
f. Pengajaran sejarah Islam

11
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 2003

Ahmadi. Abu, Strategi Belajar Mengajar SBM, Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997

Djamaran. Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Rineka Cipta,


2002

Syafaat.TB. Aat, Peranan Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Raja Grafindo, 2008

12

Anda mungkin juga menyukai