Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 8, kelas Ektensi semester VI

METODE BELAJAR TARI EKSPRESIF

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Studi Islam)

Dosen Pengampu:

Sukawati, M.Pd.I

Disusun oleh :

1. Yanti Deliana (19280014)


2. Siti Mulyana (19280010)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU RUSYD


KOTABUMI LAMPUNG
TAHUN AJARAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami nahba makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terciptanya kesepahaman bersama pada makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kotabumi, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Tari Ekspresif ......................................................... 3


B. Metode Belajar Seni Tari Ekspresif ................................................ 6
C. Unsur-Unsur Dalam Seni Tari ........................................................ 8
D. Gerak Dalam Seni Tari .................................................................. 11
E. Jenis Dan Fungsi Seni Tari ............................................................ 12
F. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini ........................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan seni merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kreativitas
siswa dalam berbudaya. Kreativitas adalah sebuah ciri kehidupan manusia.
Dunia pendidikan kita cenderung menekankan aspek kognitif atau pengetahuan
yang bermuara pada kecerdasan intelektualitas semata, sehingga aspek
kreativitas terasa terpinggirkan. Dewasa ini, banyak siswa yang pasif atau
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran seni budaya baik seni tari, seni rupa,
seni musik, bahkan seni drama yang ada di sekolah. Hal ini disebabkan kurang
tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan suatu sekolah.
Strategi pembelajaran yang digunakan lebih menekankan dimana guru
hanya mendemonstrasikan sebuah gerakan lalu diikuti oleh siswa, bukan pada
memberikan siswa kesempatan untuk mengekspresikan gagasan, ide, atau
sebuah gerakan. Sehingga perlu digunakan sebuah strategi pembelajaran yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar nantinya dapat merangsang
tumbuh kembangnya kreativitas siswa. Untuk itu, pendekatan ekspresi bebas
perlu digunakan serta ditingkatkan sebagai salah satu strategi pembelajaran
yang wajib digunakan oleh setiap sekolah dalam pemberian materi pendidikan
seni tari sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa.
Pengertian seni itu sendiri yang yaitu seni indah (fine art). Yervan dalam
The Liang Gie menyatakan “that art which is principlly concerned with the
production of works of aesthetic significance as distinct from useful or applied
art which is utilitarian in intention” (seni yang terutama bertalian dengan
pembikinan benda-benda dengan kepentingan estetis sebagaimana benda dari
seni berguna atau terapan yang maksudnya untuk kefaedahan). Termasuk seni
indah yaitu rupa/lukis, musik, tari, dan drama/teater (The Liang Gie:1976:63).
Seni diartikan pula karya seni (work of art atau artwork). Sebenarnya lebih tepat
seni sebagai kegiatan manusia, sedang hasil aktivitas disebut kaya seni. John
Hospers dalam The Liang Gie menyatakan bahwa “in its broadest sense, art
includes everything that is mode by man, as opposed to the workings of nature”

1
(dalam arti yang seluas-luasnya, seni meliputi setiap benda yang dibikin oleh
manusia untuk dilawankan dengan benda-benda dari alam).
Seni tari menggunakan media tubuh manusia sebagai alat berekspresi.
Dalam melakukan gerak tari, tubuh harus mempunyai kompetensi yang lebih
dari gerak yang lainnya. Kompetensi ini meliputi kelenturan tubuh,
keseimbangan, daya tahan, kecepatan, dan ketepatan. Seni tari yang
menggunakan media tubuh berkolaborasi dengan seni musik, seni rupa, dan
seni peran. Menurut Kusudiarjo, arti seni tari dalah keindahan bentuk dari
anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa harmonis. Dari
bentuk, gerak, irama, dan perasaan atau jiwa lahir keuatan jiwa manusia yang
selaras menjadi bentuk yang indah. Setiap kegiatan dengan menggunakan fisik
selalu menggunakan gerak yang berirama. Anak-anak bila mendengar suara
yang berirama akan refleks menggerakkan badannya. Sehingga seni tari
diartikan sebagai salah satu bidang seni yang menggunakan tubuh manusia
sebagai media ungkap. Maka dari beberapa penjelasan diatas penulis akan
membahas tentang metode pembelajaran seni tari ekspresif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan seni tari ekspresif ?
2. Bagaimana metode belajar seni tari ekspresif ?
3. Apa saja unsur-unsur dalam kesenian tari ?
4. Bagaimana gerak dalam tari ?
5. Apa saja jenis dan fungsi seni tari ?
6. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tari bagi anak usia dini?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang pengertian seni tari ekspresif.
2. Untuk mengetahui tentang metode belajar seni tari ekspresif.
3. Untuk mengetahui tentang unsur-unsur dalam kesenian tari.
4. Untuk mengetahui tentang gerak dalam tari.
5. Untuk mengetahui tentang jenis dan fungsi seni tari.
6. Untuk mengetahui tentang pembelajaran tari bagi anak usia dini.
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Tari Ekspresif


Pendidikan seni merupakan yang paling efektif untuk meningkatkan
kreativitas, disamping itu pendidikan seni menjadi sarana pendidikan afektif
dalam kerangka mengakomodasi emosi dan ekspresi anak. Ada dua macam
konsep pendidikan seni yakni konsep pertama seni dalam pendidikan
maksudnya sebagai proses enkulturasi (proses pembudayaan yang dilakukan
dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilai-nilai dari generasi tua ke
generasi berikutnya). Dengan demikian pendekatan seni dalam pendidikan
merupakan upaya pendidik untuk mengembangkan dan melestarikan berbagai
jenis kesenian yang ada kepada peserta didik. Sedangkan konsep kedua
pendidikan melalui seni, maksudnya pendidikan seni berkewajiban
mengarahkan ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberikan
keseimbangan rasional, emosional, intelektualitas.1
Pembelajaran seni yang ideal untuk anak-anak terutama anak usia dini harus
sesuai dengan karakteriktik anak. Adapun ruang lingkup pembelajaran seni
meliputi kajian :
a. Mainan, hiasan, benda pakai
b. Gambar, cetak, bentuk dan penataan
c. Kepekaan unsur-unsur dan kreativitas musik
d. Wiraga, wirahma, wirasa.
Kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada Bahasa Prancis danse yang
keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno donson yang berari
regangan (stretch) atau tarikan (drag).
Tari sebagai bentuk seni merupakan aktivitas khusus yang bukan hanya
sekedar ungkapan gerak yang emosional atau mengungkapkan perasaan dalam
wujud gerak tanpa arah dan tujuan, akan tetapi merupakan stimulus yang
mempengaruhi organ syaraf kinestetik manusia sebagai sebuah perwujudan
pola-pola yang bersifat konstruktif.

1
Jazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press. hlm. 75
3
Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa
konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara
simbolik. Tari pada anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang
dapat dilakukan sesuai dengan fase perkembangan kinestetiknya
(psikomotornya).
Tari adalah gerak tubuh yang ritmis’. Senada dengan Sach, Soedarsono
mengemukakan bahwa ‘tari adalah desakan perasaan manusia tentang
“sesuatu” yang disalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah’. Tari juga
merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai
ungkapan si pencipta’. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa tari merupakan
penggabungan antara olah gerak tubuh yang memiliki makna, indah dan
ekspresi yang diungkapkan oleh orang yang menampilkannya, baik tari yang
diiringi dengan irama maupun tidak.
Gerak tari dapat membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik bagi anak
usia dini, dimana gerak tari dapat memberikan penguatan konsentrasi,
keluwesan serta keindahan gerak, tidak hanya dalam penguasaan kinestetik
(psikomotor) saja melainkan dapat memberikan dan peluang keterampilan
gerak tari yang diperoleh.
Gerak dasar tari dapat didefinisikan sebagai gerakan yang bersifat jasmaniah
yang terdiri dari adanya ide, gerak dan irama sehingga menghasilkan makna.
Tari adalah jenis kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh
manusia, tubuh adalah alatnya dan gerak tubuh sebagai medianya. Gerak tubuh
yang dapat dijadikan media dalam tari yaitu dimulai dari gerakan kepala
sampai ujung kaki melalui gerakan yang halus (fine motor) atau gerakan kasar
(gross motor).2
Tari merupakan sebuah seni yang mempunyai konsep dan koreografi yang
bersifat kreatif. Pengertian tari yang paling sederhana dikemukakan oleh tokoh
sejarah musik dan tari dari luar dan dalam negeri sebagai berikut:

2
Akbar E. & Abidin, J (2018). Pembelajaran seni tari dalam mewujudkan aspek
pengembangan anak di TK . (Awlady : Jurnal Pendidikan Anak)
4
a. Menurut Curt Sach “ tari adalah gerakan yang ritmis (dance is rhythmic
motion), pengertian ini mengisyaratkan bahwa gerakan itu lebih besar
berkaitan dengan pola waktunya sebagai sebuah proses terbentuknya
rangkaian tubuh yang bermakna.
b. Menurut Dr. J. Verkuyl menekankan pada gerak anggota badan (tubuh),
keteraturan dan irama. “Tari adalah gerak-gerik tubuh dan anggota-
anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama”.
c. Menurut Crawiey, tari adalah pernyataan gerak interaktif dari urat
mengenai suatu perasaan. Pengertian tersebut menunjukan bahwa tari
sangat berurusan dengan perasaan, sensitivitas jiwa yang reaksional
dengan menanggapi suatu stimulus dari luar atau reaksi spontan dari
dalam diri manusia.
d. Menurut Wisnoe Wardana salah satu tokoh tari modern Indonesia, tari
adalah kerja rasa dari manusia yang penyalurannya melewati urat-urat.
Pemahaman tentang gerak dan didalamnya secara implicit terdiri dari
otot dan atau urat tubuh yang bersifat teknis.
e. Menurut RM. Soedarsono dalam bukunya Djawa dan Bali; Dua Pusat
Perkembangan Dramatari Tradisional di Indonesia, tari adalah ekspresi
jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis dan indah.3
f. Menurut Bagong Kusudiarjo, tari adalah keindahan bentuk dari anggota
badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yan harmonis.
Tari merupakan sebuah seni kolektif karena didalamnya terdapat beberapa
unsur, meliputi seni musik, seni sastra, seni rupa dan seni drama. Masing-
masing bentuk seni mempunyai unsur dasar yang dapat memberikan penjelasan
dan ketegasan lebih bermakna mengenai bentuk seni tersebut.
Ekspresi adalah pengungkapan atau proses menyatakan (memperlihatkan
atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya). Makna lainnya
ekspresi adalah pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang.
Sementara itu, mengekspresikan memiliki makna mengungkapkan (gagasan,
maksud, perasaan, dan sebagainya) dengan gerak anggota badan, air muka,
kata-kata, dan sebagainya. Ada pula istilah ekspresif, yang memiliki makna

3
ibid
5
tepat (mampu) memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan,
dan perasaan.
Ekspresi tentunya identik dengan wajah. Ekspresi wajah atau mimik adalah
hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah
merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan
keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya.
Dalam penciptaan karya, ekspresi adalah proses komunikasi yang dilalui
pada suatu media, yang ditujukan untuk membangun adanya kesamaan
persepsi akan pesan yang dikomunikasikan. Ekspresi sendiri dapat terjadi
ketika seseorang demikian bersinggungan akan keadaan perasaan tertentu dan
bereaksi terhadapnya.
Ekspresi dalam seni atau ekspresi seni adalah ungkapan perasaan para
pelaku seni yang merupakan perasaan khusus yang bisa membangun nilai dan
sikap. Munculnya perasaan ini bisanya dipicu oleh interaksi para pelaku seni
dengan lingkungan sekitarnya
Ekspresi dalam Tari. Ekspresi dalam tari adalah salah satu unsur utama
terciptanya suatu tarian yang berupa bentuk ungkapan penjiwaan atau
penghayatan atas peran atau gerakan tarian yang dilakukan oleh seorang
penari. Sementara Gerak ekspresif adalah gerak yang indah dan bisa
mempengaruhi perasaan manusia. Keindahan gerakan tersebut merupakan
gerakan distilir yang mengandung ritme tertentu.4

B. Metode Belajar Seni Tari Ekspresif


Pembelajaran dalam arti pengajaran adalah usaha pengajar membentuk
perilaku peserta didik sesuai tujuan yang diinginkan dengan cara menyediakan
lingkungan agar terjadi interaksi dengan peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran diartikan sebagai suatu proses menciptakan lingkungan
sebaikbaiknya agar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna.5 Manusia yang
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri peserta didik, pengajar, dan tenaga

4
Ari Subekti, Keragaman Tari Nusantara, (klaten : PT. Intan Pariwara, 2008) hlm. 23
5
Sugandi, Acmad dan Haryanto. (2003). Teori Pembelajaran. Semarang : IKIP Sujono,
hlm. 35
6
lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan sanggar dan
perlengkapan audio visual, sementara prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, evaluasi, dan sebagainya. Istilah belajar dan
mengajar adalah suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan.6
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono,
pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa
seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain
yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi
yang harus dimiliki oleh anak. 7
Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus
yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini. Beberapa jenis-jenis strategi pembelajaran
khusus tersebut adalah:
a. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif
sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk
bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak
dapat berpartisifasi dalam tugastugas bersama yang telah ditentukan
dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan secara
langsung oleh guru.
b. Demontrasi (Demonstration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan
cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara
bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan.
c. Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan
untuk membantu anak mengenal istilah istilah, strategi, informasi

6
Djamarah, Bahri, dkk. (1995). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 10
7
Yuliani nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
7
faktual dan kebiasaan-kebiasaan. Pengajaran langsung merupakan
gabungan dari modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif,
menginformasikan dan tantangan.

C. Unsur-unsur Dalam Kesenian Tari


Unsur dasar seni tari didalamnya meliputi gerak, tenaga, ruang dan waktu,
sehingga dari unsur-unsur tersebut dapat memberikan peluang untuk dapat
mengekspresikan jiwanya kedalam bentuk tari. Berbagai jenis tarian memiliki
konsep atau variasi yang terdiri dari ruang gerak, tenaga dan waktu yang
berbeda-beda.
Berikut ini adalah penjelasan konsep kesenian tari, yaitu:
a. Gerak
Tari merupakan salah satu bentuk seni yang harus dinikmati secara
visual, karena merupakan karya yang lihat dari aspek keindahan gerak
yang indah. Gerak- gerak tari tidak terlepas dari sentuhan pengalaman-
pengalaman hidup manusia, namun demikian bukan berarti gerak
tersebut gerak keseharian manusia akan tetapi sudah mengalami stilisasi
dan distorsi melalui eksplorasi.
Ada dua jenis gerak dalam tari, yaitu : gerak murni dan gerak
maknawi. Gerak murni adalah gerak yang tidak mempunyai makna
tertentu seperti godeg dan ukel. Gerak maknawi adalah gerak yang
mempunyai makna tertentu seperti sembah, nyawang.
Media utama dalam menari adalah gerak, sehingga gerak merupakan
aspek pengungkapan jiwa seseorang. Gerak bisa dikenali lebih mendalam
dan dapat dikembangkan. Ada lima macam gerakan dasar yang terdiri
dari koordinasi tubuh, kelincahan, kekuatan, keseimbangan, serta
koordinasi mata dengan tangan dan kaki.
Gerak atau lazimnya disebut kinestetik, menurut Gardner merupakan
suatu kehidupan yang melibatkan perasaan berupa pemberian kesadaran
atas posisi gerak dengan pengontrolan yang dilakukan oleh otak. Seperti
yang diungkapkan Montessori bahwa gerak tubuh membantu
8
mengembangkan pikiran yang dalam hal ini semakin mengejawantahkan
dalam gerakan dan aktivitas berikutnya.
b. Tenaga
Secara umum tenaga sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan segala aktivitasnya. Dengan tenaga kita bisa
membedakan mana gerak yang harus dilakukan dengan kuat, sedang,
maupun lembut. Penggunaan tenaga disesuaikan dengan kebutuhan
geraknya. Penggunaan tenaga dalam tari meliputi tiga aspek yaitu :
 Intensitas yaitu banyak atau sedikit penggunaan tenaga yang
dilakukan oleh penari
 Aksen yaitu perubahan gerak dengan penggunaa secara kontras
 Kualitas yaitu efek gerak yang diakibatkan oleh cara
penggunaan atau penyaluran tenaga.
c. Ruang
Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan dalam
kebutuhan gerak. Pengertian ruang secara umum dapat diartikan ke
dalam dua hal, yakni :
 Ruang sebagai tempat pentas yaitu tempat penari untuk
melakukan gerakan sebagai wujud ruang secara visual.
 Ruang gerak, yakni ruang yang diciptakan oleh penari untuk
melakukan gerakan. Misalnya gerak yang kecil tidak
memerlukan tempat yang luas, sedangkan gerak yang luas
memerlukan tempat yang luas.
d. Waktu
Unsur waktu merupakan elemen yang sangat dibutuhkan, karena
berhubungan dengan penggunaan unsur lainnya seperti gerak, tenaga dan
ruang. Penggunaan waktu dalam gerak tari berkaitan dengan
penyelesaian sebuah gerakan.

9
1. Unsur Utama Kesenian Tari
Suatu gerakan dapat dikatakan sebagai tarian jika memenuhi 3 unsur
utama. Apabila salah satu unsur utama tidak terpenuhi maka tidak dapat
disebut sebagai tarian. Unsur utama tarian antara lain:
a) Wiraga (raga) – sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan,
baik posisi berdiri maupun duduk.
b) Wirama (irama) – seni tari wajib memiliki unsur irama yang
menyatukan gerakan badan dan pengiringnya, meliputi irama musik
dan tempo tarian.
c) Wirasa (rasa) – seni tari harus mampu menyampaikan perasaan
melalui gerakan maupun ekspresi saat menari.

2. Unsur Pendukung Kesenian Tari


Unsur pendukung tarian mempunyai fungsi sebagai pelengkap dan
pemikat agar tarian nampak lebih menarik. Berbeda dengan unusr utama tari
yang harus terpenuhi, unsur pendukung boleh tidak terpenuhi. Dengan
adanya unsur pendukung dalam tarian maka pesona saat tarian dipentaskan
dan dipertontonkan akan lebih indah.
Berikut ini adalah unsur pendukung tarian, yaitu:
1. Ragam Gerak. Sebuah tarian akan nampak indah jika seluruh
anggota badan berkolaborasi. Tidak hanya tangan dan kaki, anggota
tubuh lain dapat dikombinasikan, misalnya lirikan mata, raut dan
ekpresi wajah yang menyesuaikan dengan makna tarian. Hal ini akan
menciptakan daya tarik sehingga tarian lebih estetis.
2. Ragam Iringan. Penambahan ritme atau irama berupa musik yang
sesuai dengan jenis tari akan menciptakan paduan indah antara
musik dan gerakan tubuh. Saat tarian diiringi oleh musik akan lebih
indah jika ditambah dengan hentakan, tepukan dan teriakan dari
penari.
3. Rias dan Kostum. Dalam sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan
kostum menjadi bagian penting untuk menyampaikan makna dan

10
rasa suatu tarian. Oleh sebab itu, tanpa riasan dan kostum maka
tarian akan terasa hambar untuk ditonton.
4. Pola Lantai atau Bloking. Tarian akan lebih berseni ketika ada pola
lantai yang teratur. Penari tidak harus berdiri pada satu titik dan
dapat menyesuaikan atau berpindah tempat.

D. Gerak Dalam Tari


Untuk menghasilkan gerakan tarian yang indah, maka dibutuhkan proses
pengolahan atau penggarapan. Pengolahan unsur keindahan tersebut dapat
bersifat stilatif dan distortif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan
menjadi lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah.
b. Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari
gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerakan melalui proses stilisasi dan distorsi maka
lahirlah dua jenis gerakan tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak
maknawi (gestur).
a. Gerak Murni adalah gerakan tari yang pengolahannya tidak
mempertimbangkan suatu pengertian tertentu. Hal yang menjadi
pertimbangan utama adalah keindahan gerakan.
b. Gerak Maknawi adalah olah gerak tari yang mengungkapkan kandungan
dengan maksud tertentu selain keindahannya. Gerak maknawi juga
disebut gerak gestur yang bersifat peniruan imitatif dan mimitatif.
Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam, sedangkan
mimitatif adalah gerak tiru dari gerakan manusia.
Dalam gerakan tari ada beberapa contoh yang termasuk gerakan maknawi,
yaitu trisig dan gedih yang merupakan stilasi atau distorsi dari gerakan berjalan
dan berlari. Kemudian gerak sawang yang menjadi gambaran gerak melihat
atau memandang, serta gerak lambean yaitu gerakan merias diri.

11
E. Jenis dan Fungsi Seni Tari
Tarian dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor
tertentu, misalnya jumlah penari dan genre atau aliran tari. Berikut ini adalah
jenis seni tari berdasarkan jumlah penari yang melakukan, yaitu:
1) Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang
penari.
2) Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua
orang penari secara berpasangan.
3) Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang
dalam kelompok.

Tarian memiliki beberapa fungsi sesuai dengan gerakan serta irama yang
dilakukan. Berikut ini adalah beberapa fungsi seni tari, antara lain:
a. Sarana Keagamaan / Kepercayaan.
Tarian telah alam digunakan dalam sarana keagamaan yang bersifat
sakral dan mengajarkan makna kebaikan, misalnya beberapa jenis tari di
Bali yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan dewa dan
leluhur.
b. Sarana Upacara Adat
Seni tari juga bisa digunakan sebagai sarana upacara adat untuk berbagai
tujuan, seperti meminta hujan, meminta hasil panen, serta acara adat lain.
c. Sarana Pergaulan
Tarian mengandung nilai sosiokultural bagi masyarakat. Hubungan sosial
dapat terjalin saat tarian dilakukan dan dipentaskan. Manfaatnya adalah
munculnya kerukunan dan persatuan antar manusia.
d. Saranan Hiburan
Seni tari bermanfaat sebagai ajang hiburan, tontonan, serta pertunjukan.
Berbagai jenis tarian adat dapat dinikmati bagi mereka pecinta seni dan
masyarkat awam.

12
F. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini
Tari dalam dimensi pendidikan akan memberi warna dan arah pada
pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran tari tidak hanya mengembangkan kompetensi motorik
semata, akan tetapi kompetensi afektif dan kognitif. Ada empat fungsi
pendidikan taripada anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
1) Mengembangkan kompetensi intelektual. Hal ini disebabkan pada
saat menari anak harus mempu secara kognitif, yaitu untuk
memahami, mengerti, mensintesa bahkan mengevaluasi gerak yang
dilakukan. Sedangkan dari ranah afektif anak dituntut untuk mampu
bersikap positif menerima estetika tari. Sementara dari ranah
psikomotorik anak dituntut untuk mampu melakukan gerak secara
terampil, tepat dengan irama yang mengiringinya;
2) Wahana sosialisasi. Tari dalam dimensi pendidikan juga merupakan
wahana sosialisasi bagi anak, terutama sewaktu menari dalam bentuk
kelompok. Setiap anak dituntut untuk mampu bekerjasama. Hal ini
diperlukan untuk memberi kekompakan gerak sewaktu menari.
Sosialisasi melalui tari akan berdampak pada rasa percaya diri pada
anak;
3) Wahana cinta lingkungan. Selain mengembangkan kompetensi
intelektual dan kompetensi bersosialisasi, tari pendidikan juga
mampu mengembangkan cinta lingkungan pada anak. Ini dapat
dilakukan dengan cara memberi pengertian tentang makna tari yang
terkandung didalamnya. Dengan demikian anak tidak hanya hanya
hapal dalam menari melainkan dapat menanamkan sejak dini untuk
mencintai lingkungan alam sekitar;
4) Pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas ini dapat
dilakukan dengan melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan oleh
anak. Melalui eksplorasi anak-anak dapat mencoba dan menemukan
berbagai ragam gerak yang dikehendaki.

13
Kemampuan yang sangat mendasar dari fisik anak usia dini dapat dilihat
dari kemampuan dalam melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor,
kecepatan, adanya perubahan ekspresi, teknik, bisa mengendalikan tubuh dan
dapat melakukan gerak energik melalui koordinasi dengan anggota tubuh
lainnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tari bagi anak
usia dini, yaitu8 : (1) tari imitatif, dan (2) karakteristik gerak tari bagi anak
usia dini.

Seni tari merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni yang terdapat
dalam program pembelajaran. Pendidikan seni dengan pendekatan kompetensi
sebagai salah suatu alternatif solusi dan antisipasi pada persaingan global
yang kompetitif. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi untuk
mengerjakan atau melakukan sesuatu.

Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6
gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang
perlu diperhatikan oleh guru ataupun orangtua adalah memperhatikan kondisi
fisik dan psikologis anak saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak
untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan
membuat kondisi menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan
kreativitas mereka. Berikut im adalah beberapa contoh kegiatan yang
dilakukan guru dan anak berdasarkan indikator kemampuan dan kecerdasan
musikal :
a. Menyanyikan lagu-lagu anak
Guru mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan
tema tema yang digunakan atau yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari mereka. Dalam hal ini guru dapat membuat atau mengkreasikan
lagu baru ciptaannya sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
atau tanpa alat musik pengiring.

8
Desfina. (2005). Belajar Seni Tari Untuk Anak Usia TK. Bandung: Pendidikan Guru
Taman Kanak-kanak Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia UPI. Hlm. 53
14
b. Bermain Tepuk
Kegiatan bermain tepuk merupakan salah satu kegiatan yang juga
sangat digemari anak selain bernyanyi. Anak akan dikenalkan
berbagai pola tepuk yang disesuaikan dengan tema-tema. Gerak dan
ekspresi sangat memberi pengaruh dalam kegiatan ini Guru juga
dapat berkreasi membuat berbagai permainan tepuk yang
memotivasi, mengenalkan sebuah konsep, atau melatih konsentrasi
anak.
c. Tebak nada dan lagu
Dalam kegiatan ini, guru dapat melakukannya dengan bantuan alat
musik ataupun dengan bersenandung tanpa syair. Kemudian anak
diminta menebak lagu berdasarkan bunyi solmisasi dari alat musik
tersebut atau nada yang dimunculkan dari suara senandung guru.

d. Bermain alat musik buatan


Ada beberapa jenis alat musik yang bisa dipelajari atau dilatihkan
kepada anak. Alat musik juga ada yang berupa alat musik permanen
maupun alat musik buatan di mana bahannya dapat diperoleh di
sekitar anak. Agar lebih menarik, alat-alat itu kemudian dihiasi
dengan berbagai macam hiasan. Saat melaksanakan kegiatan ini
sebaiknya guru
e. Gerak dan Lagu
Menari Secara umum ada dua jenis tarian dalam kegiatan seni itu
sendiri Pertama, kegiatan tari daerah. Kemudian dilanjutkan dengan
menari modern. Sebelum anak diajarkan tari, biasanya anak akan
diajak bergerak bebas mengikuti irama musik. Kemudian mereka
mulai dikenalkan dengan kegiatan gerak tari yang berpola dan
menggunakan beberapa formasi.

Karakteristik gerak pada anak usia dini umumnya mereka dapat melakukan
dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan. Apabila seorang
guru dapat menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati

15
(observable), maka anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai
pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk
menirukannya.

Kemampuan anak-anak dalam masa pertumbuhan selalu bergerak. Sejalan


dengan perkembangan fisik serta mental anak, kegiatan gerak yang dilakukan
mereka sangat bervariasi dan atraktif, biasanya gerak yang mereka lakukan
berkenaan dengan dunia permainan. Dalam bermain anak-anak melakukan
gerak kreatif dengan mengungkapkan berbagai ekspresi melalui simbol gerak.
Pengekspresian simbol gerak berhubungan dengan penggunaan tubuh, ikiran,
dan jiwa (rasa) yang tergabung dalam ekspresi nonfungsional dan komunikasi
diri.

Secara umum karakteristik gerak bagi anak usia dini, yaitu 9 :


1) Menirukan.
Dalam bermain anak-anak senang menirukan hal-hal yang
diamatinya baik secara audio, visual maupun audio visual. Ia mulai
menirukan berbagai aktion/gerakan sampai pada otot-ototnya demi
menurut kata hatinya.
2) Manipulasi (perlakuan)
Anak-anak melakukan gerakan-gerakan secara spontan dari objek
yang diamatinya sesuai dengan keinginannya ataupun terhadap gerakan-
gerakan yang disukainya.
3) Bersahaja
Anak-anak dalam melakukan gerak dengan sangat sederhana dan
tidak dibuat- buat atau apa adanya. Kesahajaan itulah yang dimiliki
anak. Contohnya ketika anak usia dini mendengarkan musik, ia akan
menggerak-gerakan bagian tubuhnya sesuai dengan keinginan hatinya.

9
Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Hlm. 46
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Seni tari ekspresif merupakan seni tari yang mampu mengungkapkan


perasaan melalui gerakan. Unsur dasar seni tari didalamnya meliputi gerak,
tenaga, ruang dan waktu, sehingga dari unsur-unsur tersebut dapat memberikan
peluang untuk dapat mengekspresikan jiwanya kedalam bentuk tari.
Untuk menghasilkan gerakan tarian yang indah, maka dibutuhkan proses
pengolahan atau penggarapan. Pengolahan unsur keindahan tersebut dapat
bersifat stilatif dan distortif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
c. Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan
menjadi lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah.
d. Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari
gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi.
Berikut ini adalah jenis seni tari berdasarkan jumlah penari yang melakukan,
yaitu:
4) Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang
penari.
5) Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua
orang penari secara berpasangan.
6) Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang
dalam kelompok.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang metode pembelajaran seni tari ekspresif. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf jika makalah ini banyak
kekurangan dan kesalahan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akbar E. & Abidin, J (2018). Pembelajaran seni tari dalam mewujudkan aspek
pengembangan anak di TK . (Awlady : Jurnal Pendidikan Anak)

Ari Subekti, Keragaman Tari Nusantara, (klaten : PT. Intan Pariwara, 2008)

Desfina. (2005). Belajar Seni Tari Untuk Anak Usia TK. Bandung: Pendidikan
Guru Taman Kanak-kanak Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia UPI.

Djamarah, Bahri, dkk. (1995). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Jazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Sugandi, Acmad dan Haryanto. (2003). Teori Pembelajaran. Semarang : IKIP


Sujono

Yuliani nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks.

18

Anda mungkin juga menyukai