Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 11 & 12

KONSEP PENDIDIKAN SENI & PEMBELAJARAN SENI TERPADU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidkan Seni di SD


Dosen Pengampu: Putri Dyah Indriyani, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. KHUSNUL KHOTIMAH 858849402
2. WAHYU IKA YUNITASARI 858850138
3. NURUL DESY ARIYANI 858850145

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UT MALANG
POKJAR BANDUNG TULUNGAGUNG
2023.2

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Alloh SWT, yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Seni di SD ini. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada tutor kami yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya selama tutorial webinar berlangsung.

Makalah ini berisi materi modul 11 dan 12 yaitu “Konsep Pendidikan Seni
dan Pembelajaran Seni Terpadu” yang memaparkan tentang konsep seni.
Selain untuk memenuhi tugas, makalah ini kami buat agar bisa bermanfaat
untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun
demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Pendidikan Seni di SD ini


bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Kami juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang telah
membaca makalah ini hingga akhir.

Tulungagung, 03 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...2
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN.………………………………………………………..4
A. Latar Belakang.……………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah.………………………………………………………...5
C. Tujuan.…………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN.………………………………………………………...6
A. Konsep Pendidikan Seni di Sekolah Dasar.……………………………….6
B. Fungsi Pendidikan Seni.…………………………………………………...8
C. Ruang Lingkup Pendidikan Seni.………………………………………...10
D. Karakteristik Pendidikan Seni di Sekolah Dasar………………………....10
E. Pengertian Pembelajaran Terpadu………………………………………..11
F. Prinsip Pembelajaran Terpadu…………………………………………....12
G. Merancang Pembelajaran Seni Terpadu………………………………….13
BAB III PENUTUP.……………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA.…………………………………………………………...16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pengetahuan itu utuh. Namun, jika pengetahuan itu
kemudian diubah menjadi informasi yang akan digunakan untuk membahas
permasalahn, mulailah pengetahuan dibagi oleh orang sehingga menjadi
bervariasi bentuknya. Tujuannya untuk memudahkan pembahasan.
Ketika seorang belajar tentang suatu objek, maka dikerahkan indera,
pikir, maupun perasaan untuk memahami bentuk, sifat, dan arti informasi
tersebut. Dari sudut pandangnya terjadi bentuk, sifat, dan makna objek
tersebut yang berbeda-beda. Pengetahuan satu terkumpul dengan yang lain
sehingga terjadi pemahaman terhadap objek pemahaman yang selanjutnya
dihimpun dalam pengalaman lainnya selanjutnya terjadilah pengklasifikasian
pengetahuan berdasarkan sifat, jenis, pola, dan implementasi dalam
kehidupan sehari-hari manusia.
Pendidikan seni saat ini sudah dimasukkan ke dalam susunan
kurikulum pendidikan SD dengan nama Kerajinan Tangan dan Kesenian
(Kertakes). Perubahan nama mata pelajaran ini menyesuaikan kebutuhan
politis serta kebutuhan lapangan terhadap perkembangan persepsi
masyarakat. Perubahan nama ini akhirnya mengalami perkembangan
pembelajaran: materi dan tujuan. Namun pendidikan seni tetap melekat pada
isi materi pelajaran kepekaan rasa, karena prinsip dan dasar filsafatnya tetap
satu.
Dari perubahan nama serta pola pembelajaran tersebut, para guru sulit
memahami bahkan menjadi apatis terhadapnya. Dalam menciptakan model
pembelajaran justru tidak menghasilkan kompetensi yang diharapkan atau
kontraproduktif. Akhirnya perubahan tersebut menjadikan para guru
melaksanakan pembelajaran seni sebatas pengetahuan umunya serta tidak
berdasarkan pada teori kebutuan siswa. Kondisi seperti ini dapat membawa
dampak buruk. Pemahaman pelaksana pendidika terhadap konsep Pendidikan
Seni masih tidak merata; oleh karena sebagian guru dan orang tua siswa

4
masih menganggap bahwa pendidikan seni adalah sebagai: (1) pelajaran bagi
calon seniman, (2) pelajaran tambahan sebagai pemanis kurikulum
(superfacial curriculum), dan (3) pelajaran selingan setelah penat belajar
materi pelajaran yang lain yang dianggap lebih bermanfaat bagi siswa dan
kehidupannya.
Seni mempunyai ikatan primordia (bertingkat) yang merupakan akar
pengetahuan. Namun, setelah para pencipta seni menekuni bidang garap
sesuai dengan bahan atau medium kreasinya, seni menjadi terpisah-pisah
menjadi seperti yang kita kenal sekarang, yakni seni tari; musik; rupa; sastra;
dan drama. Teknologi mengangkat peristiwa seni menjadi lebih absurd dan
relatif terbuka. Hal ini terlihat misalnya pada seni masal, seni kelompok, dan
seni personal yang semakin terpisah satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep pendidikan seni di sekolah dasar?
2. Apa sajakah fungsi pendidikan seni?
3. Apa saja ruang lingkup pendidikan seni?
4. Bagaimana karakteristik pendidikan seni di sekolah dasar?
5. Apakah dasar-dasar pembelajaran seni terpadu?
6. Apa saja prinsip pembelajaran seni terpadu?
7. Bagaimana merancang pembelajaran seni terpadu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan seni di sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui fungsi pendidikan seni.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan seni.
4. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan seni di sekolah dasar.
5. Untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran seni terpadu.
6. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran seni terpadu.
7. Untuk mengetahui cara merancang pembelajaran seni terpadu.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Seni di Sekolah Dasar


Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala
hal sehingga anak menjadi orang dewasa, dimana kedewasaan tersebut
meliputi: berpikir; merasakan; berperilaku; dan kedewasaan menjalankan
tugasnya sebagai anggota masyarakat. Untuk mewujudkannya, perlu adanya
usaha sadar mendorong potensi dalam diri seorang anak yang dikendalikan
oleh otak (pikiran), perasaan, dan karsa. Ketiga komponen tersebut bekerja
secara simultan (saling mengisi di antara komponen satu dengan yang lain
secara terus- menerus) yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya perilaku manusia dikendalikan melalui kerja otak
kanan dan kiri. Oleh sebab itu fungsi pendidikan adalah menyeimbangkan
kinerja otak kanan dan kiri agar terjadi perpaduan gerak yang dinamis.
Peran otak kanan manusia adalah mengembangkan kedisiplinan,
keteraturan, dan berpikir dinamis. Sedangkan kinerja otak kiri adalah untuk
mengembangkan kemampuan kreasi dan imajinasi yang tidak membutuhkan
sistematika kerja. Berangkat dari prinsip kerja otak tersebut dirancanglah
pendidikan yang mampj mendorong pengembangan keduanya yang didukung
oleh beberapa mata pelajaran yang dikenal dengan kelompok mata pelajaran
berbasis pelatihan berpikir (matematika, IPA) dan pelatihan karsa (IPS,
agama, kesenian).
Pendidikan seni melatih rasa keindahan yang sifatnya individual.
Herbert Read (the meaning of art, Penguin Books: 1959) dalam Pamadhi
(2023: 11.10) mengemukakan, seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk
yang menyenangkan. Pembelajaran seni juga melatih mengungkapkan rasa
(ekspresi) agar dalam diri anak terjadi keseimbangan antara penerimaan yang
sudah menumpuk dalam memori dapat diungkapkan. Menurut Ki Hadjar
Dewantara (1977) dalam Pamadhi (2023: 11.10), seni yaitu segala perbuatan
manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat
menggerakkan jiwa dan perasaan manusia. Artinya, perkembangan anak

6
membutuhkan keseimbangan antara emosi (perasaan) dengan pikiran
(intelectual) yang dikemas dalam model pengalaman kreatif.
Menurut teori kejiwaan, jika digambarkan jiwa seseorang ini seperti
balon yang senantiasa diisi angin secara terus-menerus dan tidak
dikempeskan maka suatu ketika akan meledak. Gambaran ini jika terjadi
dalam balon perasaan anak yang kadangkala diisi dengan keinginan yang
tidak tercapai dan disimpan dalam balon rasa tersebut akhirnya suatu saar
meledak sebagai emosi tak terkendali. Akibatnya segala tindakan menjadi
anarkis dan semuanya sendiri mirip anak yang kurang penyaluran emosinya.
Produksi dan apresiasi seni akan membantu melepaskan ketegangan yang
dialami anak, di sini seni dapat berfungsi sebagai cerapan mental dan sebagai
terapi (art as mental hygiene and art as therapy).
1. Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, dan Karsa
a. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir
Ketika seorang anak menyanyi dan menari, memerlukan kecermatan
mengatur tempo maupun ekspresi yang berkaitan dengan gerak dan
irama. Karena, ingatan dan memori gerak nada maupun irama
berkonsentrasi dalam satu penampilan. Proses menari merupakan
kesatuan antara fungsi rasa dan pikir yang menyatu untuk
menggerakkan dorongan berkarya. Ketika menggambar dan
menciptakan benda seni yang praktis, kinerja otak dan rasa menyatu
untuk menemukan proporsi bentuk ideal dan keindahan bentuk yang
ideal.
b. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Kepekaan Rasa
Ketika anak melukis, segala angan dan ide tercurahkan agar warna
yang ditampilkan sesuai dengan yang diangankan. Ketika menyanyi
sebuah lagu, perasaan anak bergerak untuk memperoleh keselarasan
nada yang diatur dalam rasa. Proses menyanyi yang dilakukan anak
merupakan ragkaian kinerja rasa yang didukung dengan karsa
(kemauan yang tinggi). Pendidikan seni sangat erat dengan pendidikan
rasa. Oleh sebab itu, semakin anak diberikan rasa estetik (keindahan)
semakin mampu mengutarakan pendapatnya kepada orang lain.

7
Sebaliknya, semakin anak mempelajari seni secara mendalam, maka
kepekaan rasa akan semakin tinggi dan dalam.
c. Pelatihan Produksi Seni Membangkitkan Karsa Anak
Proses berkarya merupakan kegiatan berangan-angan serta
membayangkan terciptanya suatu karya. Misalnya ketika menari
Kupu-Kupu, angan-anagn anak melambung membayangkan
keindahan kupu-kupu yang sedang terbang. Dalam hal ini karsa anak
bergerak menuju imajinasi tentang hewan kupu-kupu tersebut.
Kegiatan berkesenian membutuhkan kerja kreativitas, sensitivitas
(rasa), dan karsa (mood) yang berkolerasi positif dan dibutuhkan oleh
siswa. Pelatihan dalam menciptakan karya akan memberikan pemindahan
kecakapan dalam berpikir (kognisi), perasaan (afeksi), dan karsa
(psikomotor). Selain itu terjadi pemindahan nilai hakikat: berpikir akan
berkembang menjadi kemampuan mencipta, kepekaan rasa akan
berkembang menjadi rasa toleransi antar teman, serta keinginan untuk
mencipta kehidupan praktis melalui berkaya praktis (life skill).
2. Seni Membantu Belajar Memahami Materi Pelajaran Lain
Peran seni dalam pembelajaran antara lain:
a. seni membantu meningkatkan prestasi siswa dalam belajar,
b. seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain seperti
korelasinya dengan mata pelajaran yang lain,
c. seni membantu berimajinasi dari yang abstrak menuju konkrit atau
sebaliknya dari konkrit menuju abstrak.

B. Fungsi Pendidikan Seni


Seni sebagai bagian dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti
bagi perkembangan anak didik, di antaranya adalah sebagi berikut.
1. Seni sebagai Media Ekspresi
Pembahasan seni sebagai media ekspresi telah banyak diungkapkan
oleh John Dewey: art as media expression. Dalam pandangannya
dijelaskan bahwa secara harfiahnya, manusia itu selalu mengungkapkan

8
angan-angan dan pikirannya, perasaan dalam berbagai hal sebagi
pernyataan, komunikasi, maupn ungkapan segala macam kebutuhannya.
2. Seni sebagai Media Komunikasi
Pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat
karya seni. Melalui seni anak dilatih menyusun keindahan kata-kata
dengan halus budinya, dilatih berperilaku sopan ketika akan menjawab
pertanyaan, demikian pula akan memberikan kesan yang senang, dami,
indah, dan menarik.
3. Seni sebagai Media Pembinaan Kreativitas
Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu
pendidikan untuk memberikan kesempatan anak berkembang sesuai
dengan naluri dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari
dengan mandiri. Pelatihan kreativitas anak dapat dicapai melalui
pendidikan seni sebagai berikut.
a. Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap
bunyi, rupa, gerak dan perpaduannya, serta karya kerajinan dan
teknologi.
b. Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, evaluasi.
c. Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi
bentuk, artistic, serta memiliki sikap menghargai dan menghayati.
d. Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.
4. Seni sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat
Ada tiga anak yang mempunyai kemampuan dalam memahami seni.
a. Anak yang mempunyai bakat, adalah anak yang cepat menerima
tangapan seni serta mengungkapkannya dalam bentuk produksi seni,
pengetahuan seni, serta apresiasi seni.
b. Anak yang berbakat sedikit, adalah anak yang mempunyai
pemahaman seni dan dapat mengutarakan walaupun kuantitasnya
rendah.
c. Anak yang mempunyai apresiasi tinggi, anmun pemahaman tentang
wujud, irama, serta komposisi (pengetahuan seni) belum sepenuhnya
tampak dalan betuk produksi karya.

9
C. Ruang Lingkup Pendidikan Seni
1. Pengetahuan Seni
Ketika seorang guru mengajar praktik berkarya sebenarnya di dalamnya
tergambarkan pengetahuan berkarya sekaligus arti berkarya seni.
2. Apresiasi
Apresiasi seni adalah menilai melalui proses menghargai dan bertujuan
untuk menghargai dan mengerti maupun memahami kara orang lain.
Menurut Primadi, apresiasi seni terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
kejutan, empati, rasa esetika, reaksi psikologis, etis, pesona haru.
3. Pengalaman Kfreatif
Pengalaman kreatif adalah pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari
berperilaku seni.

D. Karakteristik Pendidikan Seni di Sekolah Dasar


1. Model Pembelajaran Seni
a. Pendekatan Belajar Seni
Sebagai guru sebaiknya harus mengetahui akan memulai mengajar
dari sisi mana. Akan mengajarkan jenis hewan, menjelaskan teknik
menggambar, atau memberikan gambaran tentang jenis-jenis hewan
yang ada di kebun binatang tersbeut, atau justru meminta siswa
menciptakan gerakan yang mencontoh perilaku hewan.
1) Pendekatan Deskriptif
Guru menjelaskan bermacam-macam hewan dan karakteristik
gerakan dengan menggunakan contoh-contoh gerakan binatang
tersebut di dalam kelas.
2) Pendekatan Partisipatif
Guru melakukan kegiatan membuat syair terlebih dahulu
kemudian syair tersebut diisi dengan nada dan irama sehingga
menjadi sebuah nyanyian.
3) Pendekatan Eksploratif

10
Guru meminta siswanya mencari referensi tentang hewan dan
karakteristik dari berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain,
misalnya kamus, ensiklopedia, atau bertanya pada penjaga kebun
binatang.

E. Pengertian Pembelajaran Terpadu


1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam
bentuk informasi utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling
menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran (sesuai
dengan topik dan tema yang ada dalam kurikulum) berdasarkan sifat dan
fungsinya.
2. Prinsip Pembelajaran Terpadu
Belajar pada prinsipnya adalah usaha mencari tahu sesuati lewat
kinerja tersistem maupun tidak. Pada hakikatnya peristiwa belajar adalah
perilaku mencari tahu terhadap permasalahan, di mana permasalahan
merupakan jarak antara tahu dengan belum tahu. Pengembangan materi
dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat vertikal dan horizontal.
a. Pembelajaran Terpadu Vertikal
Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah
mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa
melihat keterkaitan dengan materi pelajaran lain.
b. Pembelajaran Terpadu Horizontal
Pengembangan materi pembelajaran terpadu horizontal dilakukan
pleh guru dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran
seperti perbedaan materi dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi
belajar siswa.
3. Model Pembelajaran Terpadu
Mengenai pembelajaran terpadu, ada sepuluh alternatif pengembangan
dalam kurikulum maupun strategi pembelajaran di kelas dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

11
a. Terpadu prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran. Model
ini dilaksanakan secara:
1) fragmented
2) connected
3) nested
b. Terpadu materi yang disinggungkan (across several disciplines) yang
termasuk di dalamnya adalah:
1) sequenced
2) threaded
3) webbed
c. Terpadu pengelolaan kelas (within and across learners) yang
berkecenderungan pada pengaturan kelompok belajar siswa dan
struktur kelas. Yang termasuk di dalamnya adalah model:
1) immersed
2) networked

F. Prinsip Pembelajaran Terpadu


1. Arah Pembelajaran Pendidikan Seni
Secara garis besar jiwa kurikulum seni memiliki cakupan:
a. Kurikulum akademis (academic curriculum) yang mengantarkan
mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis di bidangnya.
b. Kurikulum praktis (practical curriculum of instrumental) dirancang
untuk memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampilan hidup.
c. Kurikulum humanistik (cultural curriculum) dirancang untuk
mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaannya.
2. Substansi Pendidikan Kesenian
Dilihat dari substansi kependidikan, pendidikan kesenian merupakan hasil
tumpuan (common ground) dua disiplin keilmuan, yaitu pendidikan dan
berkesenian.
3. Pendekatan Partisipatif Produksi Seni

12
Pendekatan partisipatif adalah salah satu model pembelajaran seni di
mana siswa harus aktif berkarya/ berproduksi seni.
4. Pendekatan Tematis Pembelajaran Produksi Seni
Tema merupakan hal pokok yang menjadi dasar berpikir dan bertindak
atau sebagai motivasi penciptaan karya seni.
5. Pendekatan Medium Produksi Seni
Secara teoritis tidak ada perbedaan cara pengungkapan karya seni
berdasarkan mediumnya: rupa, gerak, dan suara. Namun, ketika proses
visualisasi, bahasa seni memberikan kekhasan di antaranya adalah tari
yang mempunyai kaidah bdan sebagai medium utamanya.
6. Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian
Terdapat 3 keterpaduan dalam pembelajaran seni:
a. Keterpaduan kurikulum
b. Keterpaduan pembelajaran
c. Keterpaduan kelas

G. Merancang Pembelajaran Seni Terpadu


1. Rancangan Pembelajaran Terpadu
a. Indikator
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pendahuluan
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
2. Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni
a. Keterpaduan Murni
Pembelajaran terpadu dengan keterpaduan murni (integrated) dalam
penampilan pembelajarannya guru tidak membedakan masing-masing
mata pelajaran seperti IPS, Sains atau IPA, Mtematika, dan
seterusnya.
b. Keterpaduan Topik
Guru dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu
topik terlebih dahulu pada hari itu; bisa saja topik diangkat dari satu

13
mata pelajaran yang diselenggarakan paling pagi, misalnya topik
dilaksanakan oleh pelajaran seni tari.
c. Keterpaduan Konsep
Keterpaduan konsep sebenarnya lebih dekat dengan pengertian kelas
rangkap dengan satu materi pelajaran seni.
d. Keterpaduan Kelas dalam Satu Mata Pelajaran
Seorang guru mengajar kesenian lebih dari satu kelas sehingga
terpaksa menyatukan beberapa kelas dalam jam pelajaran yang sama.

14
BAB III
PENUTUP

Seni sebagai bagian dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti
bagi perkembangan anak didik, di antaranya adalah sebagai media ekspresi,
komunikasi, pembinaan kreativitas, dan model pelatihan pengembangan hobi
dan bakat. Pendidikan seni melatih rasa keindahan yang sifatnya individual.
Pembelajaran seni juga melatih mengungkapkan rasa (ekspresi) agar dalam
diri anak terjadi keseimbangan antara penerimaan yang sudah menumpuk
dalam memori dapat diungkapkan.
Perkembangan anak membutuhkan keseimbangan antara emosi
(perasaan) dengan pikiran (intelectual) yang dikemas dalam model
pengalaman kreatif. Dalam hal ini, seni juga dapat berfungsi sebagai cerapan
mental dan sebagai terapi (art as mental hygiene and art as therapy). Selain
itu, seni membantu pengembangan daya pikir, rasa, dan karsa. Seni juga dapat
membantu belajar memahami materi pelajaran lain: meningkatkan prestasi
siswa dalam belajar, membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain
seperti korelasinya dengan mata pelajaran yang lain, membantu berimajinasi
dari yang abstrak menuju konkrit atau sebaliknya dari konkrit menuju abstrak.
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa
dalambentuk informasi utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu paling
menonjol adalah memadukan materi dari beberapa mata pelajaran (sesuai
dengan topik dan tema yang ada dalam kurikulum) berdasarkan sifat dan
fungsinya. Pengembangan materi dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat
vertikal dan horizontal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pamadhi, H., dkk. (2023). Pendidikan Seni di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

16

Anda mungkin juga menyukai