Anda di halaman 1dari 14

Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Di Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Talia Salsabila 06131282126034

2. Nadiah Tri Rahma 06131282126033

3. Fania Khairunnisa

06131382126081

4.Aulia Dwi Maharani 06131282126031

5.putri ayu sagita 06131282126032

6.Karina Martha Adelia 06131382126080

7. Fahrunisa 06131282126035

8. Arlinta Ulfa Auvisena 06131082122003 PMM UNNES

9. Putri Durrotul Hikmah 06131282126058

10. Rizki Putriana 06131282126056

Dosen Pembimbing:

Dra. Hasmalena, M. Pd & Dr. Makmum Raharjo, M.Sn.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan sebagai referensi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 31 Oktober 2021

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan

A. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.......................................................................5


B. Hakikat Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.....................................................5-6
C. Tujuan Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.......................................................6-7
D. Metode Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan .....................................................7-8
E. Evaluasi Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.....................................................8-10
F. Pembelajaran SBK Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan...................................10-11
G. Kompetensi Guru Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan..........................................11-12

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan........................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................13

Daftar Pustaka................................................................................................................................14

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena karakter fisik maupun
mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik,
supaya hasil kreasi anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni
dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan
sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam
kerja profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional.

Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman belajar mencipta seni disebut
sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami
seni disebut pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi,
yaitu: keterampilan dan kreativitas.

Di SD/MI kompetensi keterampilan lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih
kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil karya dan proses
dalam bersibuk diri secara kreatif. Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan
saja, namun melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai
secara langsung aktivitas berolah seni.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang termasuk kedalam Konsep Seni ?

2. Apa yang termasuk kedalam Konsep Pendidikan Seni?

3. Apa yang termasuk kedalam Konsep Pendidikan Seni di SD/MI?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Konsep Seni.

2. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Seni.

3. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Seni di SD/MI

4
BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Pendidikan seni budaya dan keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang
berbasis budaya yang aspek-aspeknya, meliputi: seni rupa, seni music, seni tari dan keterampilan.
Pendidkan seni di sekolah dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan
kepribadian, berakhlak mulia. Tujuan dari pendidikan seni budaya dan keterampilan ialah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai untuk dirinya sebagai individu maupun makhluk
social dan budaya.

Pendidikan SBK pada Sekolah Dasar memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik
yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasaan
yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual, musical, linguistic, logika, matematis,
naturalis, dan kecerdasaan kreativitas, kecerdasaan spiritual, moral serta kecerdesaan emosional.

Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural.


Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai
cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional
bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini
merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab
serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

B. HAKIKAT PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Pendidikan SBK disekolah dirasakan sangat penting, karena pelajaran ini memiliki sifat multilingual,
multidimensional, dan multicultural.

- Multilingual bertujuan mengembangkan kemampuan mengekpresikan diri dengan berbagai cara.


- Multidimensional berarti bahwa mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang
mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungdi otak
kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika.
- Multicultural bertujuan mengembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap
keberagaman budaya local dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, demokratis,
beradap, dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

Pendidikan SBK memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas
kecerdasan intarpersonal, kecerdasan interpersonal, visual, spasial, moral, emosional, musical, logic,

5
kinestetik, linguistic, matematis, dan kecerdasan naturals. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi
elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

Secara spesifik mata pelajaran SBK meliputi aspek-aspek, sebagai berikut:

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni rupa
berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
2. Seni music, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vocal, memainkan alat music,
apresiasi terhadap gerak tari.
3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan, dan, tanpa rangsangan
bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
4. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan mamadukan seni music, seni tari, dan
peran.
5. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills), yang meliputi keterampilan
personal, social, vokasional, dan akademik.

Diantara bidang seni yang ditawarkan tersebut, minal diajarkan satu bidang seni sesuai dengn
kemampuan sumber daya manusia sera fasilitasyang tersedia. Pada tingkat sekolah dasar, mata pelajaran
keterampilan ditekankan pada keterampilan vokasional, khususnya kerajinan tangan.

C.TUJUAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan
dimiliki siswa.Dan tujuan pembelajaran seni budaya disekolah dasar yaitu untuk mengembangkan sikap
dan kemampuan siswa agar bisa berkreasi,bekreati ivitas,dan menghargai kerajinan atau keterampilan
seseorang.Materi pada pembelajaran seni budaya yaitu terdiri dari seni rupa,seni tari,seni musik,dan
kerajinan yang masing-masingnya mempunyai karakteristik.

Pembelajaran seni budaya disekolah dapat membantu siswa untuk mengekspresikan dirinya
secara bebas.Melalui pendidikan seni budaya potensi yang dimiliki siswa sejak lahir untuk bergerak
secara bebas dapat dikembangkan secara optimal.pembelajaran seni budaya diberikan di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang
terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan
apresiasi pendekatan belajar dengan seni, dan peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Mata pembelajaran seni budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan

2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan

3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan

4.menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal regional maupun
global

6
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural.

1.Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan


berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.

2.Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan,


pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika.

3.Multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan


apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan
sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat
dan budaya yang majemuk

Pembelajaran seni budaya di sekolah dasar bukan sekedar proses upaya transformasi pengetahuan
seni dan budaya serta keterampilan tetapi juga perlu diupayakan pengembangan sikap secara aktif kritis
dan kreatif.karena pendidikan seni budaya memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian atau memberikan kemampuan dalam
berkarya dan berapresiasi.

D. METODE PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Melaksanakan program kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari metode yang akan digunakan.
Sudjana (1999. 70 menyatakan bahwa: "metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran." Metode ditetapkan oleh penga- Jar
dengan berpedoman kepada tujuan pengajaran dan atas pertimbangan terhadap bahan pelajaran yang akan
diberikan. Metode mengajar merupakan bagian dari strategi kegiatan yang dalam fungsinya berperan
sebagai alat untuk membantu efisiensi dalam proses mengajar.

Dalam memilih metode yang akan digunakan guru dalam program kegiatan pembelajaran, guru
hendaknya kreatif dalam memilih metode yang akan dipakai, Sehingga dengan pemilih- an metode yang
tepat, mampu menumbuhkan dan mengem- bangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa agar dapat
menghasilkan sesuatu hal yang baru berdasarkan daya pikir atau kemampuannya. Dengan pemilihan
metode yang tepat dapat membantu pembentukan kepribadian anak, Selain itu, dengan pemilihan metode
yang tepat diharapkan anak dapat menyalurkan ekspresi jiwanya, menumbuhkan keberanian berkreasi,
yaitu menyalurkan pikiran dan perasaan.

Pemilihan metode pembelajaran diperlukan oleh guru pada saat merancang proses kegiatan
belajar mengajar. Karena ketepatan pemilihan metode pembelajaran akan berdampak terhadap efektivitas
pencapaian kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran seni musik gabungan
dari berbagai metode sangat diperlukan, apalagi kalau pembelajaran yang dilakukan menekankan pada
pemberian pengalaman kepada siswa, Pemilihan metode pembelajaran yang dilakukan oleh para guru
berdasarkan hasil penilitian menunjukkan bahwa pada umumnya mereka menggunakan metode ceramah,
demonstrasi, dan latihan (drill). Metode ceramah digunakan oleh para guru pada saat menyampaikan

7
berbagai informasi yang terkait dengan materi pembelajaran. Adapun metode demonstrasi, dilakukan oleh
para guru pada saat pembelajaran materi praktik. Karena proses pembelajaran praktik yang berlangsung
lebih menekankan pada strategi ear training, maka pada saat ada materi baru siswa sangat tergantung pada
contoh guru yang dilakukan dengan metode demonstrasi.

Ketersediaan sarana pembelajaran sangat diperlukan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Apalagi dalam pembelajaran seni musik, berdasarkan karakteristik dan standar kompetensi
menurut kreativitas guru dalam meman- faatkan dan mengembangkannya. Ketersediaan buku sumber dan
buku ajar, alat musik, dan media pendukung pembelajaran lainnya juga sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran SBK ini.

Ada beberapa sarana pendukung yang diperlukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran seni
musik, seperti ruang praktik musik, perlengkapan elektronik (tape recorder, CD dan DVD player, televisi,
dan lain-lain). ketersediaan sarana pembelajaran dersebut berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
bahwa Danyak sekolah yang tidak memiliki ruang khusus pembelajaran seni musik. Adapun
perlengkapan yang ada seperti tape recorder, CD dan DVD player, serta televisi yang dimiliki di beberapa
sekolah tidak pernah digunakan sebagai sarana elektronik apalagi media dalam pembelajaran seni musik.

E. EVALUASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan dari suatu program yang bertujuan untuk menentukan
keberhasilan suatu program. Worthen & Sanders (1981) mengungkapakan bahwa evaluasi adalah
kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu yang di dalamnya terkandung pemerolehan informasi yang
digunakan untuk menentukan baik buruknya suatu program, produk, prosedur, tujuan, atau rancangan
pendekatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh
para ahli pendidikan diantaranya:

• Model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) (Fernandes, 1984)

• Model evaluasi Scriven yang berorientasi pada “consumer oriented evaluation” karena filosofi
model evaluasi tersebut didasarkan pada kepentingan konsumen (Stufflebeam & Shinkfield, 1985)

• Model evaluasi Alkin yang memperhatikan pengguna potensial, yaitu para pengguna baik yang
berada dalam suatu institusi yang mempunyai potensi menggunakan hasil evaluasi secara langsung
maupun tidak (Alkin, 1985)

• Model evaluasi Valadez (1994) menekankan pentingnya kegiatan monitoring dalam melakukan
evaluasi

• Model evaluasi Performance monitoring indicator yang mengukur dampak, outcomes, output,
input, dari suatu proyek yang dimonitor selama pelaksanaan proyek untuk memperoleh informasi tentang
mengetahui kemajuan proyek (Mosse, Roberto, & Sontheimer, 1996)

Evaluasi pengajaran merupakan bagian dari kepentingan pendidikan yang dianggap penting untuk
mengetahui tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, evaluasi pengajaran menurut
Harjanto (2000:277) adalah “penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik

8
ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum.” Maksud hukum dalam pernyataan tersebut
adalah tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum. Evaluasi pengajaran dimaksudkan untuk
memperoleh data yang akan mengukur tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dan dapt
ditempuh melalui instrument (alat) yang dibuat oleh pengajar.

Evaluasi untuk pembelajaran SBK meliputi segi keterampilan dengan menggunakan tes perbuatan
atau peragaan, segi pengetahuannya dengan menggunakan tes lisan atau pemahaman, serta tidak lepas
mengenai keadaan sikap dan inisiatif siswa dalam pembelajaran (aspek nilai dan sikap). Dalam
pelaksanaan penelitian, evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur kreativitas siswa dalam
pembelajaran SBK harus didasarkan pada aspek-aspek yang harus dicapai siswa, yaitu:

1. Aspek kognitif (pengetahuan); berkaitan dengan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan kesenian. Penilaian aspek kognitif dalam pembelajaran SBK berkenaan dengan
pemahaman daya pikir, dan aplikasi daya pikir ke dalam perbuatan.

2. Aspek efektif (sikap); berkaitan dengan perhargaan ilmu terhadap karya kesenian, penghargaan atau
penilaian terhadap karya yang sering diistilahkan dengan apresiasi proses yang diawali dengan
pengamatan dan penghayatan. Aspek afektif yang akan dijadikan sebagai penilaian yaitu respons siswa
dalam menunjukkan sikap kesungguhan dalam belajar dan keberanian untuk mengungkapkan gagasan
melalui gerak, serta respon siswa atas karya yang dihadapi karena pada saat berkreasi memerlukan
apresiasi

3. Aspek psikomotor (keterampilan); berkaitan dengan perilaku siswa yang berupa tindakan, oleh karena
itu tahapan prosedur ketika siswa berkarya atau berproses kreatif dapat menjadi fokus amatan. Penilaian
aspek psikomotor yang dilakukan untuk mengetahui kreativitas siswa mencakup kemampuan dalam
menemukan gerak yang sesuai.

Pembelajaran SBK pada siswa sekolah dasar atau madrasaah ibtidaiyah lebih menekankan kepada
proses kreatif. Menumbuhkan respons kreatif pada siswa sekolah dasar diperlukan stimulus (rangsangan).
Rangsangan mampu membangkitkan motivasi, imajinasi, dan inspirasinya. Pada dasarnya, rangsangan
dalam pembelajaran SBK digunakan untuk membantu siswa menemukan dan mengungkapkan kembali
secara estetis apa yang pernah siswa lihat dan rasakan, dan anak dituntut untuk bisa membayangkannya,
kemudian diwujudkan lewat kegiatan yang kreatif. Dalam upaya menumbuhkan sikap kreatif, siswa
diberi rangsang gagasan melalui pertanyaan seputar pengetahuan siswa mengenai kesenian tradisional.
Dengan peran serta pengajar, siswa dibimbing dan diberi motivasi untuk selalu berpikir secara kreatif dan
merealisasikan seluruh imajinasinya ke dalam kreasi yang kreatif pula, sehingga siswa dapat
mencurahkan pikirannya melalui kegiatan secara sederhana sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Anak pada usia sekolah dasar merupakan individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat luar biasa. Pada masa ini, anak mengalami pematangan fungsi-fungsi fisik
dan psikisnya yang siap merespons rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan
yang tepat untuk meletakkan asar pertama dalam mengembangkan kemampuan afektif, kognitif, dan
psikomotoriknya secara optimal. Kecenderungan anak pada masa ini sangat aktif dalam melakukan
berbagai kegiatan. Keaktifannya dalam bergerak akan meningkatkan perkembangan motoriknya.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola yang dapat dilakukan anak.
Terdapat dua macam keterampilan motorik pada anak yaitu:

9
1. Keterampilan motorik kasar, diperlukan pada anak untuk mengendalikan seluruh gerak tubuhnya
sehingga anak mampu untuk melakukan gerak, seperti: berlari, berjalan, melompat.

2. Keterampilan motorik halus, merupakan kegiatan yang menggunakan bagian kecil dari tubuh terutama
tangan. Ini memerlukan kecepatan dan kemampuan menggerakkannya, seperti menulis, dan menempel.

Berkaitan dengan perkembangan motorik, pembelajaran SBK mampu menjadi media untuk
membangun perkembangan tersebut khususnya perkembangan motorik kasar. Dalam mengembangkan
motorik kasar dibutuhkan keterampilan mengingat dan memahami, serta memerlukan kesempatan untuk
melakukan latihan-latihan.

Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan
kepribadian dan intelektual siswa. Guru memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, pujian, dan perbaikan
yang dibutuhkan siswa. Dengan kata lain, kedudukan guru ialah sebagai fasilitator untuk menciptakan
lingkungan yang merangsang kreativitas dengan baik agar siswa memiliki kebebasan dalam menyalurkan
pikiran dan perasaan serta imajinasinya, sehingga siswa mampu menjadi pribadi yang mandiri.

F. PEMBELAJARAN SBK DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Kurikulum dapat dikatakan sebagai a plan for learning, yaitu suatu rencana atau program
pembelajaran yang harus dipelajari oleh anak-anak. Kurikulum merupakan acuan pokok yang perlu
dipegang oleh para pelaksana pendidikan, dalam hal ini guru.

Menurut Ralph Taylior, dikatakan bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang
direncanakan dan diarahkan Oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dalam pengertian ini,
dijelaskan bahwa kurikulum diartikan segala kegiatan belajar yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.

Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pernbelajaran untuk


mencapai tujuan pendidikan tertentu yang meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.

Kurikulum yang dipakai di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
lebih dikenal dengan sebutan KTSP. KTSP ini mulai diberlakukan dilndonesia sejak tahun ajaran
2006/2007, yang merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum 2004 (Kurikulum.Berbasis
Kompetensi/KBK) di dalamnya lebih menekankan pada standar isi dan standar kompetensi lulusan.

Secara umum, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat diartikan sebagai kurikulum
operasional yang disu§un dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan dan silabus.

10
Kelebihan dari KTSP itu sendiri yaitu alokasi waktu pada kegiatan pengembangan diri siswa.
Siswa tidak terus-menerus mengenal teori, tetapi diajak untuk terlibat dalam sebuah proses pengalaman
belajar.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan rnèrupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan
di sekolah dasar menurut KTSP. SBK yang terdiri dari empat bagian besar, yaitu seni tari, seni musik,
seni dan keterampilan merupakan mata pelajara yang di dalamnya terkandung muatan nilai humaniora
yang sangat berguna untuk merangsang kreativitas berpikir bagi peserta didik untuk semua cabang
disiplin ilmu.

Di dalam KTSP dijelaskan bahwa pendidikan SBK merupakan sarana untuk mengembangkan
kreativitas anak. Tujuan dari pendidikan SBK bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman,
melainkan untuk mendidik menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan
SBK anak memiliki keleluasan untuk mengembangkan kreativitasnya. Dalam kurikulum dijelaskan
bahwa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam seni budaya, yaitu kesungguhan, kepekaan, daya
produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.

G. KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Keberadaan guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan yang sangat
penting. Dalam proses pembelajran guru bertugas dan bertanggung jawab dalam merencanakan dan
melaksanakan pengajaran di sekolah. Kegiatan belajar mengajar sebaiknya lebih berorientasi pada
kebutuhan siswa dan peranan guru, yaitu sebagai pembimbing. pemimpin, dan memberikan fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran Seni Budaya dan keterampilan sering di katakan mudah. Anggapan guru pada
umumnya pelaksanaan pendidikan seni hanya menggambar, bernyanyi, bergerak, atau materi yang hanya
disampaikan secara teori. Akibatnya kurang memberikan kontribusi terhadap perkembangan kreativitas
dan siawa cenderung pasif, siswa diposisikan sebagai penerima materi, penerima informasi, dan meniru
apa kata guru. Problem ini diperkuat dengan adanya beberapa guru yang mengajarkan kesenian bukan
berlatar belakang dari pendidikan seni. Hal ini dapat menyebabkan garu yang terkesan memaksakan diri
mengajar pelajaran seni padahal guru tersebut tidak memiliki kompetensi bidang seni yang tampaknya
akan meracuni pendidikan seni di masa yang akan datang

Pendidikan di sekolah (formal) berbeda dengan pendidikan di luar sekolah (nonformal), karena
pada pembelajaran sesi budaya di sekolah guru dituntut untuk mengarahkan proses pembelajaran seni
budaya yang berpengaruh pada perubahan sikap dan perilaku siswa serta penanaman makna dan nilai-nila
seni yang terkandung di dalamnya. Pembelajaran seni hute di sekolah mengharapkan siswa mengalami
sebuah proses pembelajaran yang aktif, kritis, dan kreatif. Adapun pendidikan seni di luar sekolah,
pendidikan yang disediakan hanya tertuls pada pengolahan psikomotorik siswa dan menghasilkan siswa
untuk terampil dalam berkesenian tanpa mengalami proses pembelajaran yang aktif, kritis, dan kreatif

11
Untuk mewujudkannya, maka diperlukan seorang guru yang memiliki kompetensi yang optimal,
karena guru merupakan kunci keberhasilan suatu proses pendidikan Menurut Hamalik (2002: 38), guru
yang dinilal berkompeten secara profesional apabila memiliki kriteria, sebagai berikut

1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya

2. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-peranannya secara berhasil

3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional)
sekolah

4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

Menurut Surya (2004) dalam Djumiran (2008:3.4), “kompetensi adalah seperangkat


penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan penampilan unjuk
kerja sebagai guru secara tepat.” Kompetensi yang harus dimiliki guru pendidikan seni budaya di
antaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru seni budaya. Selain itu hal yang perlu dimiliki oleh
seorang guru pendidikan seni budaya adalah sebuah inovasi dalam belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan. Seorang guru seni budaya tidak hanya terampil dalam seni saja, tetapi juga
memberikan sebuah perubahan terhadap pembelajaran seni yang dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran yang membangun kreativitas

Guru pendidikan seni budaya harus berupaya menemukan motivasi-motivasi dalam pelaksanaan
pembelajaran seni. Usaha yang inovatif dilakukan guru seni dalam proses pelajar yang aktif di sekolah
yaitu guru lebih berinteraktif dalam menuang kan gagasan-gagasan baru yang dapat memicu kreativitas,
menata letak kelas, memfasilitasi diskusi, dan yang terpenting yaitu bagaimana menyampaikan materi
yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan suasana kelas yang menyenangkan Bukan hanya itu saja
guru pendidikan seni budaya harus bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas sesuai
dengan kemampuannya

Peranan guru dalam penerapan pendidikan seni ini dianggap sebagai komponen utama, selain
peran siswa serta komponen pengajaran lainnya Peran guru dituntut untuk lebih kreatif, dalam arti
kreativitas seorang guru dalam penerapan pendidikan seni adalah bagaimana seorang guru harus pandai
memilih bahan atau materi pembelajaran, metode yang sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran
yang dipilih, serta kebutuhan peserta didik.

12
BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kata seni dalam bahasa Sansekerta yang berasal dari kata “Sani” yang berarti pemujaan,
pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur. Seni merupakan istilah yang
identik dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. Saat kita mendengar kata seni maka yang mungkin
muncul dalam benak kita adalah suatu karya seni entah berupa benda, music, bangunan, lukisan atau
benda-benda indah lainnya yang dihasilkan oleh seorang seniman yang tentunya sangat berbakat dan
memiliki kreativitas yang tinggi.

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan
seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-
anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas
permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.

Inti pokok pendidikan SD/MI, berupaya menanamkan keimanan terhadap Tuhan sesuai dengan
agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan tentunya siswa dapat menanamkan sikap yang
berakhlak, sopan dan santun antar sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku, dan agama.
Sehingga pada akhirnya siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi
terhadap bangsa dan negaranya. Pengertian pendidikan di sekolah dasar benar-benar mendidik dan
menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan pada siswa di sekolah dasar untuk memiliki sikap kebersamaan
dalam upaya mencetak generasi muda yang bertanggung jawab.

B. SARAN

Dalam proses menuntut ilmu terutama pada pendidikan sekolah dasar dibutuhkannya suatu seni
agar dapat membantu kreativitas anak dan saat proses pembelajaran berlangsung bisa terciptanya suatu
suasana yang tidak membosankan. Optimalisasi pendidikan perlu dilakukan secara fisik dan mental
karena itu seni berperan penting dalam hal ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-pengantar-untuk-tugas-makalah-karya-
ilmiah-dan-laporan

https://iainpspblog.blogspot.com/2019/09/makalah-wawasan-seni-dan-pendidikan.html?m=0

https://dispendik.surabaya.go.id/berita/2016/pentingnya-pendidikan-seni-budaya-terhadap-pembangunan-
karakter-anak-2/

http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/bedah_buku_14/2014/paper/view/352/304

Dr. Ahmad Susanto, M. (2019). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (kedua ed., hal. 308).
Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Darnita, Devi, (2016). Diakses pada Oktober 28, 2021.Kompetensi Pedagogik Guru Pada Mata Pelajaran
Seni Budaya Dan Keterampila (SBK) Di SD Negeri Dabin IV Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/28251/1/1401412570.pdf

Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa. (2017). Diakses Oktober 27, 2021, dari 123dok.com website:
https://text-id.123dok.com/document/wyew3l31y-evaluasi-pembelajaran-seni-rupa.html

14

Anda mungkin juga menyukai