Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDEKATAN DAN METODE

“Mata Kuliah : Pembelajaran Seni Rupa di SD”

Dosen Pengampu : Tiara Intan C, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 8

1. Yosie Wahyu Endayani 1702101098


2. Munazar Akbar Adi Nugroho 1702101113
3. Leni Latifah 1702101118
4. Erina Okie Widiyanti 1710101125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Pendekatan dan Metode” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pembelajaran Seni Rupa di SD.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini, tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingannya, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Ponorogo, 10 Mei 2020

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……........................................................................................... .. 1

Kata Pengantar………....................................................................................... .. 2

Daftar Isi............................................................................................................ .. 3

BAB I   PENDAHULUAN

      A.      Latar Belakang Masalah ........................................................................ 4

      B.      Rumusan Masalah ...................................................................................4

      C.      Tujuan Penulisan .................................................................................... 5

 BAB II PEMBAHASAN

A.       Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa ...........................................................6

B.       Pengertian dan Tujuan Penggunaan Metode ................................................9

C.       Jenis-jenis Metode Pembelajaran Khusus Seni Rupa ..................................9

D.       Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD ..................................................... .9

BAB III   PENUTUP

A.       Kesimpulan ................................................................................................. 16

B.       Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ .. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memilih suatu pendekatan dalam pendidikan seni hendaknya mengacu kepada misi dan
tujuan pendidikan seni, karakteristik siswa, jenis dan karakteristik bahan ajar, dan lingkungan
belajar. Misi pendidikan seni yang utama adalah mengembangkan kepekaan rasa, dengan tujuan
agar terbentuk manusia yang memiliki kepribadian seimbang secara jasmani-rohani, mental-
spiritual, dan intelektual-emosional. Pelaksanaan pendidikan seni rupa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah harus mempertimbangkan bahwa pendidikan seni sebagai wahana bermain
yang bermuatan edukatif dan membangun kreativitas. Jika kita menggunakan pendidikan seni
sebagai  sarana pendidikan, maka pendekatannya pun  harus sesuai dengan tujuan penciptaaan
seni, meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan pendidikan.

Jenis dan karakteristik bahan ajar dapat dipilah-pilah antara bahan ajar seni
rupa/kerajinan yang bersifat teori, ada yang bersifat praktik pelatihan (drill) penguasaan
kecakapan teknis-motorik, ada yang mengembangkan kemampuan berekspresi-kreatif, ada yang
menekankan pengembangan apresiasi. Secara garis besar, dapat pula dibedakan antara “belajar
pemertahanan” (maintenance learning) dan “belajar inovatif” (innovative learning) (Botkin,
1984).

Pendidikan Seni Rupa dapat mencakup kognisi, apresiasi dan berkreasi. Kegiatan kognisi
dan apresiasi memberi bekal kepada anak untuk mengenal dan memahami pengetahuan
kesenirupaan, seperti: mengenal unsur-unsur dasar seni, prinsip-prinsip seni, fungsi seni, 
hubungan seni dengan kehidupan masyarakat. Kegiatan kreasi dalam pelaksanaannya
memberikan kebebasan berekspresi dan memberikan saluran  emosi serta memiliki peran dalam
mengembangkan mental-spiritual anak-anak.

B.       Rumusan Masalah

1.         Apa saja pendekatan dalam pembelajaran seni?

2.         Apa pengertian dari Metode pembelajaran?

4
3.         Apa tujuan penggunaan metode?

4.         Apa sajakah metode pembelajaran seni rupa di SD?

5.         Apa saja model dalam pembelajaran seni?

C.      Tujuan

1.        Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran seni

2.        Untuk mengetahui pengertian dari Metode pembelajaran

3.        Untuk mengetahui tujuan dari penggunaan metode

4.        Untuk mengetahui metode pembelajaran seni rupa di SD

5.        Untuk mengetahui model pembelajaran seni

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pendekatan Dalam Pembelajaran Seni

Tiga pendekatan yang dikenal, yaitu: (1) pendekatan otoritatif, (2) pendekatan permisif dan (3)
pendekatan demokratis dapat dipilih untuk disesuaikan dengan kebutuhan belajar.

1.    Pendekatan Otoritatif

Pendekatan ini menekankan pada disiplin dan penegakan kewibawaan. Cara ini penting untuk
melatih dan membina aspek kedisiplinan, ketelitian, prosedur/teknik pembuatan karya tertentu.
Ada kegiatan-kegiatan belajar dan aturan kerja yang harus diikuti untuk mencapai sasaran
tertentu. Pebelajar tidak bisa berlaku dan bekerja seenaknya.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan otoritatif dapat digabungkan  dengan pendekatan


kompetensi, misalnya untuk pebelajar menghasilkan sejumlah barang dengan kualitas minimal
tertentu dalam jangka waktu tertentu. Di pusat-pusat industri kerajinan misalnya, yang sudah
menghasilkan barang untuk diekspor perlu dilatih para calon pekerja melalui sistem magang.
Karena ketatnya persaingan dan aturan perdagangan (ada kendali mutu dan perlu tepat waktu),
maka disiplin kerja harus ditanamkan pemagang yang kelak mungkin menjadi tenaga kerja di
perusahaan tersebut. Dalam proses pembelajaran kerajinan tangan, pendekatan otoritatif  juga
digunakan untuk pembelajaran yang memerlukan disiplin penggunaan alat misalnya :

1)        Menggunakan dan memelihara alat-alat. Ada alat-alat harus dipelihara dan digunakan
menurut cara yang benar. Jika tidak, alat akan rusak atau membahayakan. Contoh: bagaimana
menggunakan gergaji dan ketam serta pahat, bagaimana menyimpannya.

2)       Mencapai penguasaan tertentu. Misalnya, setiap peserta didik harus bisa mencapai mutu
tertentu dalam kerapihan anyaman atau ukiran. Jika belum dicapai harus dilatih berulang terus.

6
2.        Pendekatan Permisif

Jenis pendekatan ini menekankan pada segi kebebasan penuh terhadap anak didik. Kebebasan
adalah hak setiap orang. Belajar itu sendiri berlangsung dalam diri masing-masing, tak dapat
dipaksakan. Hasil belajar dianggap akan optimal jika sesuai dengan minat dan keinginan peserta
didik. Oleh sebab itu, menurut pandangan ini, jangan ada pengarahan-pengarahan atau petunjuk-
petunjuk.

     Pendekatan permisif digunakan sewaktu-waktu untuk memberi kesempatan peserta didik


menciptakan bentuk baru atau mencoba bahan baku. Misalnya, pembelajaran kerajinan
membatik teknik ikat celup untuk siswa kelas Sekolah Dasar; setiap siswa dibolehkan
menciptakan sendiri bentuk-bentuk baru. Contoh lainnya, dalam kegiatan menggambar ekspresi
(menggambar bebas). Namun sesungguhnya pendekatan permisif penuh jarang dilakukan, karena
ada saja keharusan mentaati aturan kerja atau ada saat-saat siswa perlu petunjuk instruktur.

3.       Pendekatan demokratis

Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan
pendapat. Berbeda dengan pendekatan permisif, gagasan pendekatan demokratis tidak
menghendaki kebebasan penuh, sebab kebebasan seseorang harus juga memperhatikan
kebebasan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

 Pendekatan demokratis lebih cocok digunakan sebagai kebijakan umum, terutama jika
mengingat bahwa peserta didik adalah manusia dewasa yang sudah memiliki kesadaran diri dan
kesadaran sebagai warga  negara. Setiap warga negara atau peserta didik dapat mengajukan
gagasannya dalam rangka memperbaiki mutu hasil karya. Mereka hanya akan senang belajar
dalam suasana kondusif-demokratis. Peran guru dalam hal ini sebagai fasilitator dan dinamisator.

4.        Pendekatan proses kelompok

Menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif). Kelompok yang bekerja sama
secara erat akan menghasilkan nilai lebih. Kelompok bukan sekedar penjumlahan dari individu-

7
individu, tetapi kesatuan yang memiliki kekuatan. Pendekatan ini ditunjang oleh psikologi massa
khususnya dinamika kelompok.

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan kelompok adalah membina kerja sama di antara siswa
dalam menyesaikan permasalahan bersama. Dalam hal ini mereka saling melakukan interaksi
dan sekaligus saling mengenal lebih dekat mengenai kekuatan dan kekurangan fotensi yang
dimilikinya sehingga diharapkan saling mangisi, saling membantu dan mentolelir antara yang
satu dengan yang lainnya.

Pendekatan-pendekatan ini dapat dipilih secara silih berganti sesuai keperluan; bisa jadi pula
suatu proses kegiatan menggunakan beberapa pendekatan. Maka kita katakan bahwa
pendekatan eklektik (gabungan) adalah cocok digunakan.

5.       Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses menekankan pembentukan keterampilan memperoleh


pengetahuan dan mengkomunikasikannya. Keterampilan meliputi makna yang luas, meliputi segi
fisik/perbuatan, psikis/mental dalam bentuk oleh fikir dan sikap--termasuk kreativitas--, serta
sosial budaya (pendayagunaan lingkungan), yang difungsikan untuk mencapai hasil tertentu.

Guru dapat memberi stimulasi untuk penciptaan model-model inovatif. Pendekatan yang sering
dipakai biasanya pendekatan Inspiratif, pendekatan analisis hasil karya dan pendekatan empatik

6.      Pendekatan Inspiratif

Pelaksanaan pendidikan seni rupa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus
memperhatikan  dan mempettimbangkan bahwa pendidikan seni sabagai wahana bermain yang
bermuatan edukatif dan membangun kreativitas. Jika kita menggunakan pendidikan seni sebagai 
sarana pendidikan, maka pendekatannya pun  harus sesuai dengan tujuan penciptaaan seni,
meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan pendidikan. Pendekatan yang yang utama
dalam pembelajaran pendidikan seni rupa  ialah pendekatan inspiratif.

Karya seni merupakan curahan emosi yang diberi bentuk yang indah dan kreatif. Karya ini lahir
dari keharuan, dari hari nurani yang paling dalam. Bagi dunia anak, jenis pendekatan inspiratif
ini diharapkan dapat menggugah  keharuan anak untuk mencurahkan ekspresinya ke dalam

8
bentuk karya seni. Bentuk penggugah keharuan yang oleh  Lansing disebut dengan
istilah stimulation dan cultural stimulation yang terdiri dari: Direct experience as a form
stimulation (pemberian rangsangan melalui pengalaman), Verbal stimulation (perangsangan
malalui cerita/dongeng), Art material as stimulation (perangsangan melalui bahan), dan Audio-
visual aids as stimulation (perangsangan melalui media audio visual).

B.       Pengertian Metode

Metode pembelajaran membicarakan bagaimana siswa dibelajarkan sesui dengan harapan-


harapan untuk mewujudkan perubahan positif. Metode merupakan kegiatan menata dan
mengelola pelaksanaan pembelajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara
siswa, guru dan sumber belajar. Pola ini merupakan pengalihan langsung pengetahuan atau
proses-proses yang berkaitan dengan pembelajaran.

C.      Tujuan Penggunaan Metode

Tujuan metodologi pengajaran adalah untuk merencanakan dan melaksanakan cara – cara yang
efektif untuk mencapai tujuan. Dasar metode yang tepat adalah relevansinya dengan
tujuan/sasaran yang di rumuskan. Yang mana indikatornya adalah kualitas hasil pembelajaran
dalam proses pembelajarannya.

Pembelajaran seni dapat menggunakan metode seperti ceramah, demonstrasi, multimedia, slide,
pameran, belajar partisipasi, diskusi, resitasi, latihan, kerja kelompok, kerja kreatif, imitasi, kritik
seni dll.

D.      Metode Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

1. Metode Ekspresi Bebas

9
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara
maksimal, maka perlu dilakukan :

a.       Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta.

b.      Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok

c.       Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut

d.      Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut

Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode
ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap
guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi ( free
expression ) atas dasar tersebut metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif. Dalam
pelaksanaan metode ini, kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak
diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi,
mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.

Langkah – langkah kegiatan metode kerja cipta sebagai berikut :

a.         Guru memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses
kelahiran suatu karya.

b.        Siswa mencoba menuangkan suatu konsep pada desain gambar dekorasi, reklame atau
barang –barang kerajinan yang akan dibuat.

c.         Selama proses pengerjaan, guru menganjurkan sumbang saran antar siswa terjadi.

d.        Guru memberikan saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang


dikemukakannya serta memberi petunjuk kepada siswa yang mengalami hambatan.

e.         Selama proses kerja berlangsung, keterampilan – keterampilan dasar dan menengah


sudah harus betul – betul dikuasai.

10
2.  Metode Demonstrasi – eksperimen

Demonstrasi adalah kegiatan guru/ instruktur memperagakan proses pembuatan suatu


benda kerajinan. Eksperimen adalah siswa mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses
pengerjaan yang didemonstrasikan guru. Dengan prinsip belajar : dengar/perhatikan, kerjakan
dan periksa.

3.  Metode Mencontoh

Metode mencontoh merupakan metode tertua dalam seni kerajinan. Metode ini banyak
dilakukan di pusat – pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Untuk belajar keterampilan motorik,
cara ini dapat dilakukan.

Pada dasarnya metode mencontoh memiliki manfaat yang tinggi dalam meningkatkan
kemampuan motorik, sedangkan untuk keterampilan mental dan kreasi tidak memiliki apa – apa.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan mencontoh, diantaranya :

1.         Metode mencontoh baik digunakan apabila ditujukan untuk :

a.    melatih dasar keterampilan fisik;

b.    memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar atau diperkecil;

c.    memproduksi benda teradisional;

d.   memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang akan di tiru.

2.         Kegiatan mencontoh harus memiliki makna bagi proses belajar siswa

3.         Mencontoh tidak di jadikan kebiasaan

4.      sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh siswa itu sendiri

5.      seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh siswa berubah dan
membuat aplikasi tepat menjadi modifikasi model yang dicontoh.

11
Yang termasuk jenis – jenis mencontoh adalah :

a.    Metode mencontoh dengan bantuan kertas karbon;

b.    Metode mencontoh dengan bantuan kertas tipis;

c.    Metode mencontoh dengan bantuan sinar lampu;

d.   Metode mencontoh dengan bantuan alat proyektor;

e.    Metode mencontoh bantuan skala garis / skala berpetak;

f.     Metode mencontoh dengan bantuan alat pantograph;

g.    Metode mencontoh secara langsung.

Tujuan dari metode ini adalah :

1.      melatih siswa bekerja teliti dalam mengamati model yang akan digambar.

2.      Melatih siswa dalam mencari posisi/ sudut pandang yang baik dari model yang akan di
gambar.

3.      Siswa dihadapkan pada kenyataan yang rasional sehingga tidak terjadi penyimpangan dari
gambar yang ditiru.

4.       Melatih kepekaan rasa agar lebih sensitif terhadap keindahan.

4.   Metode Stick Figure

Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambar adegan gerak (action)
manusia atau binatang. Metode ini merupakan penyederhanaan bentuk atau wujud menusia atau
binatang menjadi tongkat atau garis patah – patah sesuai dengan lekukan/ persendian pada
manusia atau binatang.

5.   Metode Global

12
Metode ini biasa digunakan pada awal belajar menggambar bentuk. Tujuan penggunaan
metode ini adalah agar anak dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang
disediakan.

Secara teknis penggunaan metode ini dibagi dua, yaitu

1).    Dengan teknik silhulet

Teknik ini dipandang lebih mudah, karena anak diminta untuk menangkap benda secara
keseluruhan dengan mengabaikan bagian – bagian detailnya. Metode ini cocok untuk siswa yang
sedang belajar pada tahap – tahap awal.

2).    Dengan teknik kontur

Teknik ini lebih cocok bagi siswa, mahasiswa atau ahli gambar teknik yang sudah
memiliki kemampuan motorik. Secara teknik, penggambar dituntut untuk menangkap benda
secara global dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar (geometris) yang
dibuat dengan goresan garis. Kemudian gambar tersebut dikembangkan untuk disempurnakan
menjadi bentuk benda yang kompleks (detail).

6.   Metode kerja kelompok

Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu :

a)         Metode Group Work  (kerja kelompok jenis paduan), Dalam kegiatan ini para siswa
bekerja sama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar yang sebelumnya telah
dirancang oleh seorang temanya yang bertindak sebagai ketua kelompok sekaligus
sebagai desainer.

b)        Metode Collective painting (kerja kelompok jenis kumpulan) , Perbedaan antara metode


kerja kelompok jenis paduan dengan metode ini adalah jumlah anggota harus genap dan
pembagian tugas – yugas kelompoknya.

13
7. Metode – metode dalam kritik seni

Chapman (1978:80) menyebutkan metode kritik seni dalam upaya mengembangkan


kemampuan dan kepercayaan diri siswa dalam melakukan kritik seni. Metode – metode tersebut
adalah :

a. Metode induktif

Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan metode ini adalah :

1.      Gambarkan dasar karakter karya

2.      Gambarkan hubungan antar bagian

3.      Gambarkan wilayah dan kualitas keseluruhan

4.      Tafsirkan aspek-aspek yang dihubungkan dengan pengalaman

5.      Tafsirkan dan ringkas ide, tema,kualitas ekspresi dari makna dari karya

6.      Evaluasi karya dengan criteria kritikdan tunjukkan bukti-bukti untuk mendukung penilaian.

b. Metode Dedukatif

Pendekatan ini dapat mempertinggi keterlibatan antara pekerja seni, secara khusus jika
kita mau untuk meletakkannya sebagai percobaan, untuk dibicarakan, yang memerlukan waktu
banyak dengan standar perbedaan masing-masing. Pendekatan ini juga memberikan peluang
bentuk pembahasan yang dapat membuktikan ketertarikan dan kejelasan tentang seni.

Langkah yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah :

1.      Tentukan kriteria yang akan digunakan

2.      Uji karya seni untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang spesifik

3.      Tentukan tingkat(degree) kriteria yang dipandang pantas\

c. Metode Empatik

14
Adapun beberapa teknik yang dapat membantu mengembangkan rasa empati dan
keterlibatannya ketika kita menilai suatu karya seni, diantaranya :

1.    Jangan memandang karya seni terlalu berlebihan karena dapat melupakan orang yang lebih
terlatih pada bidang seni.

2.    Memandang kualitas visual secara murni

3.    Gunakan analogi dan metaphora untuk menghubungkan apa yang kita lihat dan rasakan

4.    Gunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk membandingkan apa yang kita lihat
dapat dirasakan

5.    Jangan takut meninggalkan satu aspek dari karya

6.    Dengan seluruh pengertian, dapatkan secara fisik dan imajinasi

7.    Menilai karya jika kita mau melakukannya.

d. Metode Interaktif

Pendekatan ini tidak semata-mata pendekatan deskriptif, ini bermaksud untuk


menemukan sampai terjadi diskusi dan debat secara berkelompok untuk membahas karya seni.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah

1.         Pilihlah moderator dan jelaskan aturan mainnya

2.         Gambarkan seperti banyak orang yang memungkinkan untuk masuk kedalam proses
menjelaskan karya.

3.         Ketika orang kelihatan untuk keluar dari penjelasan, kemudian panggil hipotesis.

4.         Beberapa peserta diskusi memperlihatkan penafsiran dengan kesepakatan kelompok.

15
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Pendekatan, dan metode pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses


pembelajaran seni di sekolah. Karakteristik mata pelajaran seni yang unik dan berbeda dengan
mata pelajaran pada umumnya menunut persiapan atau perencanaan yang matang. Perlu
diketahui bahwa hasil belajar dalam pembelajaran seni umumnya tidak serta merta tampak pada
saat itu juga. Tujuan penyelenggaraan pendidikan seni di sekolah umum mengisyaratkan bahwa
pembelajaran seni merupakan rangkaian proses pendidikan yang hasilnya mungkin baru akan
terasa setelah sekian lama siswa meninggalkan tempat pendidikannya. Untuk itulah pendekatan,
model, dan metode pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting
untuk diketahui.

B.     Saran

Pelajaran seni adalah suatu pelajaran yang berbeda dari pelajaran lain maka dari itu
sebelum memulai pembelajaran seni sebagai guru harus tahu pendekatan, metode dan model agar
pembelajaran seni di kelas dapat efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Seni. 2016. Pendidikan Seni. Makassar: Laboraturium Seni PGSD FIP UNM

Pendidikan dalam Seni (http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/pendidikan-dalam-


seni.html) Diakses Pukul 12.13 WIB. Minggu, 10 Mei 2020

Pendidikan melalui Seni (http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/pendidikan-melalui-


seni16.html) Diakses Pukul 12.13 WIB. Minggu, 10 Mei 2020

http://abang-arul.blogspot.co.id/2013/10/model-pendekatan-dan-metode.html Diakses Pukul
13.00 WIB. Minggu, 10 Mei 2020

http://muryatisahrul.blogspot.co.id/2016/05/makalah-seni-pendekatan-model-dan.html Diakses
Pukul 13.00 WIB. Minggu, 10 Mei 2020

17

Anda mungkin juga menyukai