Pendidikan Di Indonesia
Dosen pengampu :
Arman Bin Anuar M,Pd
Oleh:
Kelompok 1
KELAS A2
PRODI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
Sejarah dan urgensi BK dalam prakter pendidikan di Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Dasar Dasar Bimbingan Konseling . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah perjalanan Sejarah
Pancasila hingga sampai sekarang dan makalah ini kami sajikan berdasarkan
beberapa sumber.
Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan,baik suka dan duka,namun
dengan kesabaran dan pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermafaat bagi siapa saja,khususnya
bagi diri kita sendiri, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah kami.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari pengembangan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan tersebut, pada tahun 1975
lahirlah kurikulum untuk sekolah menengah atas yang didalamnya memuat pedoman
Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal
formal diakui pada tahun 1989 dengan lahirnya SK menpan No 026/men an/1989
tentang angka kredit bagi jabatan guru dalam lingkungan departemen pendidikan dan
kebudayaan. Pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah disesuaikan dengan
tujuan pendidikan nasional, yaitu pengembangan potensi siswa. Layanan bimbingan
dan konseling sekolah bekerja dengan pengertian. Tugas pemahaman mendorong
siswa untuk mencoba memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah Bimbingan & Konseling Dalam sejarah Hingga Sampai Ke
Indonesia?
2. Bagaimana Urgensi Bimbingan & Konseling Di Pendidikan Indonesia?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulis
1. Mengetahui sejarah Bimbingan & Konseling hingga pada era sekarang ini.
2. Mengetahui seberapa penting peran bimbingan & konseling dalam pendidikan
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAAN
Pada tahun 1905, Eli Weaver membentuk sebuah komite, New York High School
Student Aid Committee, yang diketuainya sendiri. Dalam mengembangkan
komisinya, Weaver menyimpulkan bahwa siswa membutuhkan saran dan bimbingan
sebelum memasuki dunia kerja Pada tahun 1920-an, kualifikasi konselor sekolah
diperkenalkan di kedua kota tersebut (Bimo Walgito, 2010:15).
Sekitar waktu yang sama, konselor Detroit Jasse B. Davis mulai menawarkan
layanan konseling pendidikan dan karir di sekolah menengah (1898). Kemudian, pada
tahun 1907, ia mencoba memasukkan program bimbingan ke dalam pengalaman
pendidikan siswa di Sekolah Menengah Atas Detroit.
Bimbingan Konseling pada awalnya hanya dikenal sebagai Konseling Karir dari
perkembangannya serta peran Biro yang didirikan oleh Frank Parson di Boston.
Namun pada kenyataannya perkembangan bimbingan konseling juga merambah
bidang pendidikan (educational bimbingan) yang didirikan oleh Jase B. Davis. Di sisi
lain, diketahui juga ada Bimbingan Pribadi.
Pada dasarnya, kepemimpinan dan konseling berkembang tidak hanya di bidang-
bidang ini, tetapi juga di bidang-bidang lain yang mencakup pemahaman dan praktik
kepemimpinan dan konseling, seperti bidang sosial, kewarganegaraan, agama, dan
bidang kepemimpinan lainnya.
Pada masa yang hampir sama, Jasse B Davis juga memulai memberikan layanan
konseling di SMA pada tahun 1898. Pada tahun 1907 dia mencoba memasukkan
program bimbingan ke dalam pensisikan siswa SMA di Detroit. Eli Weaver pada
tahun 1905 mendirikan Students Aid Committee of High School di Newyork dan
dalam mengembangkan komitenya, dia berada pada suatu kesimpulan. Kesimpulan
yang dikemukakannya yaitu bahwa siswa membutuhkan saran dan konsultasi
sebelum mereka masuk ke dunia kerja.
Pada perkembangannya, mula mula bimbingan konseling dikenal sebagai
bimbingan untuk pekerjaan atau karir, namun pada perkembangan lebih lanjut
merambah pada bidang pendidikan atau Education Guidance yang dirintid Jasse B.
Davis. Dimana bimbingan ini dikenal dengan adanya bimbingan dalam segi
kepribadian atau Personal Guidance. Bimbingan konseling juga berkembang di
bidang- bidang yang lain seperti pengertian, dan praktek bimbingan konseling
terhadap ilmu sosial, budaya, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain sebagainya.
Layanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 pada awalnya disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), namun pada kurikulum 1994 telah berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) hingga saat ini. Layanan BK telah dibahas di
Indonesia sejak tahun 1962. Namun, baru pada kurikulum 1975 diperkenalkan BK
diperkenalkan ke sekolah-sekolah Indonesia. Kurikulum 1984 kemudian direvisi
untuk memasukkan bimbingan karir. Pada tahun 2001, perkembangan BK mulai
stabil.
2. Dekade 40-an
Pada dekade ini, bimbingan dan konseling lebih banyak ditandai dengan perjuangan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Pada dekade ini juga
diupayakan secara bertahap memecahkan masalah besar seperti pemberantasan buta
huruf.
3. Dekade 50-an
Pada dekade ini, bidang pendidikan menghadapi tantangan besar yakni,
memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangnya masyarakat Indonesia pada
masa itu. Kegiatan bimbingan pada masa itu lebih dikerahkan agar membuat para
siswa agar berprestasi.
4. Dekade 60-an
Berbeda dengan dekade ini, pada dekade ini terdapat beberapa peristiwa
penting seperti :
a. Lahirnya jurusan Bimbingan Dan Konseling pada IKIP (1963),
b. Lahirnya kurikulum gaya baru pada tingkat Sekolah Menengah Atas (1964)
c. Ketetapan MPRS tahun 1996 tentang pendidikan nasional.
Pada fase ini, dengan lahirnya jurusan bimbingan dan konseling maka
dibukalah jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Jurusan ini pertama kali diterapkan
pada perguruan tingkat tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Akan tetapi
sesuai dengan perkembangannya zaman maka digantilah dengan nama yang lebih
spesifik yakni, Psikologi seperti yang kita ketahui pada saat ini. Dengan keadaan
seperti ini dapat memberikan tantangan besar bagi keperluan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini, bimbingan diupayakan aktualisasinya melalui penataan
legalitas sistem dan pelaksanaannya. Dekade ini lebih dikerahkan penuh dalam
pemerataan kesempatan belajar. Pada dekade ini bimbingan dilakukan secara
konseptual maupun secara operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah
merasakan apa, bagaimana, dan dimana bimbingan konseling.
6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah landasan dari BK, dan pengetahuan dan
keterampilan teknis akan lebih disempurnakan dari waktu ke waktu. BK sebagai
sarana yang membantu sekolah dalam mengklasifikasi data siswa dari segi moral,
minat dan bakat. BK membantu peserta didik dalam menemukan potensi dirinya
(bakat dan minat).Memberikan arahan-arahan kepada peserta didik, yang nantinya
tertuju pada perbaikan moral.
Supaya dalam melayani bimbingan dan konseling kepada setiap individu tidak
mengalami penyimpangan maka pengetahuan dan pemahaman terkait landasan
yuridis informal BK sangat diperlukan sehingga diharapkan tidak ada kecurangan
nantinya. Pada peserta didik BK sering dianggap sebagai momok yang menakutkan.
Mereka menganggap bahwa setiap anak yang keluar dari ruang BK maka ia pasti
bermasalah dan hal itu didukung dengan seringnya anak-anak berperilaku
menyimpang yang sering di panggil ke BK. Namun nyatanya tidaklah seperti itu, BK
mengayomi semua permasalahan siswa, tidak hanya siswa yang bermasalah siswa
yang berprestasipun juga pasti membutuhkan BK untuk mendiskusikan langkah apa
yang akan diambil selanjutnya dalam pendidikannya kedepan. Oleh karena itu, guru
harus memiliki pengetahuan terkait dengan landasan yuridis informal BK berupa
psikologis, sosial budaya, iptek dan globalisasi. Semakin berkembanya zaman
semakin beragam juga keberagamaan yang dihadapi.
Untuk itulah Urgensi guru BK, Berperan dengan kemampuan nya agar bisa
membimbing dan mengkonseling peserta didik dengan baik. Setiap sekolah
membutuhkan pelayanan terhadap bimbingan dan konseling yang hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang atau pihak tertentu yang telah mendalami ilmu atau
pengetahuan terkait dengan masalah pelayanan bimbingan dan konseling kepada
orang lain, karena ini berada dilingkungan sekolah maka pelayanan bimbingan dan
konseling bisa diberikan kepada peserta didik namun tidak menutup kemungkinan
kepada warga sekolah lainnya. Disekolah bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh
orang yang fungsional atau secara resmi dinamakan dengan Guru Pembimbing.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/11/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-di-
sekolah-90963.html (diakses tanggal 06 Februari 2016)
http://latifahata.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling.html
(diakses tanggal 06 Februari 2016)
Sukardi, Dewa Ketut Drs. MBA. MM. dan Desak P.E. Nila Kusmwati, S.Si, M.Si.
(2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Syamsu, Yusuf Dr., L.N. dan Dr. A. Juntika Nurihsan. (2009). Landasan Bimbingan
dan Konseling. Bandung: Rosda
Tohirin, Drs. M. Pd. (2007). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada