Anda di halaman 1dari 12

Makalah Sejarah & Urgensi Bk Dalam Praktek

Pendidikan Di Indonesia

Diajukan Kepada Dosen Pembina


Mata Kuliah Dasar Dasar Bimbingan & Konseling
Dalam Rangka Penyelesaian Tugas Perkuliahan
Program Studi Bimbingan & Konseling

Dosen pengampu :
Arman Bin Anuar M,Pd

Oleh:
Kelompok 1

Muh. Apriyanto Baso 221230004


Elvita Sukri 221230002
Muh. Jamal Mirdad 221230005
Nadila Febianti 221230003

KELAS A2
PRODI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
Sejarah dan urgensi BK dalam prakter pendidikan di Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Dasar Dasar Bimbingan Konseling . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah perjalanan Sejarah
Pancasila hingga sampai sekarang dan makalah ini kami sajikan berdasarkan
beberapa sumber.
Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan,baik suka dan duka,namun
dengan kesabaran dan pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermafaat bagi siapa saja,khususnya
bagi diri kita sendiri, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah kami.

Palopo,23 September 2022

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

A. Sejarah Bimbingan Konseling..................................................................

B. Urgensi Bimbingan & Konseling Pendidikan Di Indonesia.....................

BAB III PENUTUP.....................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

 Bimbingan konseling adalah suatu proses bantuan atau pertolongan yang


diberikan dari seorang konselor kepada konseli melalui pertemuan tatap muka yang
bersifat rahasia untuk mengoptimalkan potensi diri konseli agar mampu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

Dari pengembangan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan tersebut, pada tahun 1975
lahirlah kurikulum untuk sekolah menengah atas yang didalamnya memuat pedoman
Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal
formal diakui pada tahun 1989 dengan lahirnya SK menpan No 026/men an/1989
tentang angka kredit bagi jabatan guru dalam lingkungan departemen pendidikan dan
kebudayaan. Pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah disesuaikan dengan
tujuan pendidikan nasional, yaitu pengembangan potensi siswa. Layanan bimbingan
dan konseling sekolah bekerja dengan pengertian. Tugas pemahaman mendorong
siswa untuk mencoba memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah Bimbingan & Konseling Dalam sejarah Hingga Sampai Ke
Indonesia?
2. Bagaimana Urgensi Bimbingan & Konseling Di Pendidikan Indonesia?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulis
1. Mengetahui sejarah Bimbingan & Konseling hingga pada era sekarang ini.
2. Mengetahui seberapa penting peran bimbingan & konseling dalam pendidikan
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Sejarah Bimbingan & Konseling


Gerakan bimbingan karir lahir di Amerika pada 13 Januari 1908, dengan
didirikannya Biro Karir oleh Frank Parsons, yang kemudian dikenal sebagai "bapak
gerakan kepemimpinan dalam pendidikan Amerika". Hal ini menekankan pentingnya
membantu setiap individu untuk mengenali atau memahami berbagai perilaku dan
kelemahan yang ada dalam dirinya, dan menggunakannya dengan bijak untuk
memilih yang paling sesuai. .

Di sinilah istilah bimbingan kejuruan pertama kali dikenal, tepatnya di Boston


pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Dengan berdirinya Dinas Profesi dan
Ketenagakerjaan. Tujuannya adalah untuk mendukung pilihan karir kaum muda dan
untuk melatih guru untuk bimbingan sekolah.

Pada tahun 1905, Eli Weaver membentuk sebuah komite, New York High School
Student Aid Committee, yang diketuainya sendiri. Dalam mengembangkan
komisinya, Weaver menyimpulkan bahwa siswa membutuhkan saran dan bimbingan
sebelum memasuki dunia kerja Pada tahun 1920-an, kualifikasi konselor sekolah
diperkenalkan di kedua kota tersebut (Bimo Walgito, 2010:15).

Sekitar waktu yang sama, konselor Detroit Jasse B. Davis mulai menawarkan
layanan konseling pendidikan dan karir di sekolah menengah (1898). Kemudian, pada
tahun 1907, ia mencoba memasukkan program bimbingan ke dalam pengalaman
pendidikan siswa di Sekolah Menengah Atas Detroit.

Bimbingan Konseling pada awalnya hanya dikenal sebagai Konseling Karir dari
perkembangannya serta peran Biro yang didirikan oleh Frank Parson di Boston.
Namun pada kenyataannya perkembangan bimbingan konseling juga merambah
bidang pendidikan (educational bimbingan) yang didirikan oleh Jase B. Davis. Di sisi
lain, diketahui juga ada Bimbingan Pribadi.
Pada dasarnya, kepemimpinan dan konseling berkembang tidak hanya di bidang-
bidang ini, tetapi juga di bidang-bidang lain yang mencakup pemahaman dan praktik
kepemimpinan dan konseling, seperti bidang sosial, kewarganegaraan, agama, dan
bidang kepemimpinan lainnya.
Pada masa yang hampir sama, Jasse B Davis juga memulai memberikan layanan
konseling di SMA pada tahun 1898. Pada tahun 1907 dia mencoba memasukkan
program bimbingan ke dalam pensisikan siswa SMA di Detroit. Eli Weaver pada
tahun 1905 mendirikan Students Aid Committee of High School di Newyork dan
dalam mengembangkan komitenya, dia berada pada suatu kesimpulan. Kesimpulan
yang dikemukakannya yaitu bahwa siswa membutuhkan saran dan konsultasi
sebelum mereka masuk ke dunia kerja.
Pada perkembangannya, mula mula bimbingan konseling dikenal sebagai
bimbingan untuk pekerjaan atau karir, namun pada perkembangan lebih lanjut
merambah pada bidang pendidikan atau Education Guidance yang dirintid Jasse B.
Davis. Dimana bimbingan ini dikenal dengan adanya bimbingan dalam segi
kepribadian atau Personal Guidance. Bimbingan konseling juga berkembang di
bidang- bidang yang lain seperti pengertian, dan praktek bimbingan konseling
terhadap ilmu sosial, budaya, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain sebagainya.

1) Sejarah Bimbingan konseling di Indonesia

Sejarah Konsultasi Konseling di Indonesia

Layanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 pada awalnya disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), namun pada kurikulum 1994 telah berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) hingga saat ini. Layanan BK telah dibahas di
Indonesia sejak tahun 1962. Namun, baru pada kurikulum 1975 diperkenalkan BK
diperkenalkan ke sekolah-sekolah Indonesia. Kurikulum 1984 kemudian direvisi
untuk memasukkan bimbingan karir. Pada tahun 2001, perkembangan BK mulai
stabil.

Tahapan perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah:

1. Era sebelum kemerdekaan


Tahap ini bertepatan dengan masa penjajahan ketika Indonesia dijajah oleh Belanda
dan Jepang. Pada tahap ini, siswa juga diajarkan untuk melayani kepentingan para
pendatang. Dalam keadaan seperti ini, mahasiswa dimobilisasi untuk mengabdi pada
negara dan berjuang untuk bangsa Indonesia. Mahasiswa dikerahkan untuk
memperjuangkan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Pada tahap ini “Taman
Siswa” yang dikembangkan oleh K.H.Dewantara merupakan salah satu wadah untuk
mengembangkan potensi murid. Dalam K.H.Dewantara berusaha keras untuk
menanamkan jiwa nasionalisme di kalangan para siswanya . Pada fase ini terdapat
beberapa dekade dalam perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.

2. Dekade 40-an
Pada dekade ini, bimbingan dan konseling lebih banyak ditandai dengan perjuangan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Pada dekade ini juga
diupayakan secara bertahap memecahkan masalah besar seperti pemberantasan buta
huruf.
3. Dekade 50-an
Pada dekade ini, bidang pendidikan menghadapi tantangan besar yakni,
memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangnya masyarakat Indonesia pada
masa itu. Kegiatan bimbingan pada masa itu lebih dikerahkan agar membuat para
siswa agar berprestasi.

4. Dekade 60-an
Berbeda dengan dekade ini, pada dekade ini terdapat beberapa peristiwa
penting seperti :
a. Lahirnya jurusan Bimbingan Dan Konseling pada IKIP (1963),
b. Lahirnya kurikulum gaya baru pada tingkat Sekolah Menengah Atas (1964)
c.  Ketetapan MPRS tahun 1996 tentang pendidikan nasional.
Pada fase ini, dengan lahirnya jurusan bimbingan dan konseling maka
dibukalah jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Jurusan ini pertama kali diterapkan
pada perguruan tingkat tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Akan tetapi
sesuai dengan perkembangannya zaman maka digantilah dengan nama yang lebih
spesifik yakni, Psikologi seperti yang kita ketahui pada saat ini. Dengan keadaan
seperti ini dapat memberikan tantangan besar bagi keperluan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah.

5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini, bimbingan diupayakan aktualisasinya melalui penataan
legalitas sistem dan pelaksanaannya.  Dekade ini lebih dikerahkan penuh dalam
pemerataan kesempatan belajar. Pada dekade ini bimbingan dilakukan secara
konseptual maupun secara operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah
merasakan apa, bagaimana, dan dimana bimbingan konseling.

6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional.

2) Urgensi Bimbingan & Konseling Pendidikan Di Indonesia

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah landasan dari BK, dan pengetahuan dan
keterampilan teknis akan lebih disempurnakan dari waktu ke waktu. BK sebagai
sarana yang membantu sekolah dalam mengklasifikasi data siswa dari segi moral,
minat dan bakat. BK membantu peserta didik dalam menemukan potensi dirinya
(bakat dan minat).Memberikan arahan-arahan kepada peserta didik, yang nantinya
tertuju pada perbaikan moral.

Dan yang terakhir adalah gobalisasi, semakin bertambahnya tahun semakin


berkembang pula ilmu pengetahuan dan kreatifitas mannusia. Semakin berkembang
pula pola tingkah laku masyarakat. Budaya barat yang masuk ke negara timur sangat
bertentangan dengan budaya timur contoh saja pakaian, tutur kata dan sebagainya.
Hal ini tentu membuat perilaku masyarakat menjadi berubah. Hal ini tentu bisa di
contoh pelajar. Untuk itulah perlu adanya BK disekolah untuk menasehati perilaku
yang menyimpang anak-anak didiknya.

Supaya dalam melayani bimbingan dan konseling kepada setiap individu tidak
mengalami penyimpangan maka pengetahuan dan pemahaman terkait landasan
yuridis informal BK sangat diperlukan sehingga diharapkan tidak ada kecurangan
nantinya. Pada peserta didik BK sering dianggap sebagai momok yang menakutkan.
Mereka menganggap bahwa setiap anak yang keluar dari ruang BK maka ia pasti
bermasalah dan hal itu didukung dengan seringnya anak-anak berperilaku
menyimpang yang sering di panggil ke BK. Namun nyatanya tidaklah seperti itu, BK
mengayomi semua permasalahan siswa, tidak hanya siswa yang bermasalah siswa
yang berprestasipun juga pasti membutuhkan BK untuk mendiskusikan langkah apa
yang akan diambil selanjutnya dalam pendidikannya kedepan. Oleh karena itu, guru
harus memiliki pengetahuan terkait dengan landasan yuridis informal BK berupa
psikologis, sosial budaya, iptek dan globalisasi. Semakin berkembanya zaman
semakin beragam juga keberagamaan yang dihadapi.

Untuk itulah Urgensi guru BK, Berperan dengan kemampuan nya agar bisa
membimbing dan mengkonseling peserta didik dengan baik. Setiap sekolah
membutuhkan pelayanan terhadap bimbingan dan konseling yang hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang atau pihak tertentu yang telah mendalami ilmu atau
pengetahuan terkait dengan masalah pelayanan bimbingan dan konseling kepada
orang lain, karena ini berada dilingkungan sekolah maka pelayanan bimbingan dan
konseling bisa diberikan kepada peserta didik namun tidak menutup kemungkinan
kepada warga sekolah lainnya. Disekolah bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh
orang yang fungsional atau secara resmi dinamakan dengan Guru Pembimbing.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Peran Kehadiran Bimbingan dan Konseling di sekolah sangat membantu kinerja


sekolah itu sendiri, terutama Bimbingan dan Konseling yang bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan terkait permasalahan yang dihadapi siswa dalam
kehidupan sehari-hari. BK harus menjadi profesional layanan dan nasihat dan harus
berada di tangan orang yang tepat dengan keterampilan dan keahlian di bidang
layanan. Selain itu, guru BK juga perlu mengetahui dasar hukum konseling informal,
antara lain psikologis, sosial budaya, iptek, dan globalisasi. Setelah guru BK
menguasai dan memahami dasar-dasarnya, mereka dapat membimbing mereka untuk
memberikan layanan terbaik. BK sangat penting untuk digunakan di sekolah
mengingat siswa berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dan faktor
lingkungan dapat mempengaruhi perilaku siswa.

Saran

Dalam praktek pendidikan hendaknya lebih mementingkan bimbingan dan


konseling untuk kedepannya. Hal ini akan memberikan hasil positif untuk
mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik, sehingga bisa meminimalisir
kemungkinan-kemungkinan kenakalan peserta didik akan terjadi lagi.


Daftar Pustaka

Haryanto. 2009. Pengertian Bimbingan dan Konseling. [Online]


http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling. Diakses
pada 06 Februari 2016.

Haryanto. 2010. Asas Bimbingan dan Konseling. [Online]


http://belajarpsikologi.com/asa-bimbingan-konseling. Diakses pada 06
Februari 2016.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/11/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-di-
sekolah-90963.html (diakses tanggal 06 Februari 2016)

http://latifahata.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling.html
(diakses tanggal 06 Februari 2016)

Kartadinata, Sunaryo. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai


Upaya Pedagogis. Bandung: UPI Press

Sukardi, Dewa Ketut Drs. MBA. MM. dan Desak P.E. Nila Kusmwati, S.Si, M.Si.
(2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Syamsu, Yusuf Dr., L.N. dan Dr. A. Juntika Nurihsan. (2009). Landasan Bimbingan
dan Konseling. Bandung: Rosda

Tohirin, Drs. M. Pd. (2007). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

A, Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.


Husnul Abdi 26 Desember 2020.
https://m.liputan6.com/hot/read/4442453/globalisasi-adalah-suatu-proses-yang-
mendunia-ketahui-dampaknya#:~:text=Globalisasi%20adalah%20proses
%20sesuatu%20yang,pelajar%2C%20dan%20lain%2Dlain diakses pada 20
Februari 2020
Mohamad Surya. 1998. Dasar-dasar Penyuluhan Konseling. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfa Beta
Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling. Pendidikan Formal, Nonformal, dan
Informal. Yogyakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai