Makalah Kelompok
Disusun oleh :
Kelompok 3
EM
PE
ST
SI
M IM
AN
PI
AH
NA
UB
N
ER
–D
–P
AKUNTABILITAS
UK
N Laporan Hasi
UN
GA
GA
Odit/Evaluasi Program
–P
–D
ER
N Badan Penasihat
NA
UB
PI SISTEM
SISTEM
A
IM
HA
M MANAJEMEN
PENYAMPAIAN
N
PE Kesepakatan
SI
KE Kurikulum Bimbingan
ST
Penggunaan Data–Menutup
EM
Perencanaan Individual
Kesenjangan
IK
KE
dengan Siswa
Monitoring Siswa
PE
Layanan Responsif IK
EM
MI
Penggunaan Waktu
ST
MP
Dukungan Sistem
Penjadwalan SI
I
NA
LANDASAN AN
N
AH
–D
Filsafat UB
UK
–P
GA
Pribadi/Sosial A N
N
Standar Nasional/ NG
–P
KU
ER
Kompetensi DU
UB
–
AN
A
HA
IN
MP
N
MI
SI
ST
PE
EM
KE
IK
Gambar 1. Model Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
(ASCA, 2005)
Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah merupakan
bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan setiap sekolah. Program itu
merupakan program yang sesuai dengan perkembangan peserta didik dan
menyediakan kegiatan sekuensial yang ditata dan diimplementasikan oleh konselor
sekolah yang berkualifikasi. Isi program mencakup wilayah: Perkembangan
Akademik, Perkembangan Karir dan Perkembangan Pribadi/Sosial. Program
disampaikan melalui Layanan Dasar, Layanan Responsif, Perencanaan Individual,
dan Dukungan Sistem.
a. Layanan Dasar
Dalam konsep asli dari ASCA, layanan ini disebut Guidance Curriculum.
ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) mengartikannya sebagai
Layanan Dasar, untuk menghindarkan penafsiran bahwa bimbingan itu merupakan
sebagaian dari kurikulum yang diajarkan kepada peserta didik. Layanan Dasar
merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta didik sampai tingkat kelas
tiga SMA (K-12) disajikan melalui kegiatan kelas (klasikal) atau kelompok untuk
membahas kebutuhan perkembangan dalam bidang akademik, karir, dan pribadi
sosial peserta didik. Tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya membantu
peserta didik agar (1) memiliki kesadarn pemahaman diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaanm sosial-budaya, dan agama); (2) mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku
tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya; (3) mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Gysbers & Henderson (2006) mengemukakan bahwa layanan dasar
merupakan bagian pusat perkembangan program bimbingan dan konseling
komprehensif, dirancang untuk melayani semua siswa berdasarkan kompetensi yang
harus dikembangkan oleh siswa dan sering dilakukan melalui bimbingan klasikal atau
bimbingan kelompok.Proporsi waktu yang disediakan untuk penyelenggarakan pada
setiap tingkat sekolah berbeda-beda. ABKIN (2008) menjelaskan untuk tingkat
sekolah dasar adalah sebesar 30-40% dari seluruh program bimbingan dan konseling
di sekolah, untuk SMP 20-30% dan untuk SMA 15-25%.
b. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan layanan bantuan bagi para peserta didik yang
memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan
segera. Layanan responsif dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan kepedulian
peserta didik yang mendesak atau para peserta didik yang mengalami hambatan
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu
berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah (Yusuf
dan Juntika, 2009). Kebutuhan mereka mungkin terpenuhi melalui konsultasi,
konseling pribadi, konseling untuk menangani krisis atau program referal. Kontak
dengan konselor dapat berupa inisiatif peserta didik atau melalui referal. Proporsi
waktu yang disediakan untuk layanan ini pada jenjang sekolah dasar adalah 30-40%,
SMP 30-40%, dan SMA 30-40% (ABKIN, 2008).
c. Perencanaan Individual
Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya (Permendikbud No. 111, 2014). Perencanaan individual
mencakup kegiatan yang membantu semua peserta didik dalam merencanakan,
memonitor dan mengelola pembelajaran, perkembangan pribadi dan sosial mereka
sendiri. Kegiatan itu biasanya dirancang dan diarahkan oleh konselor. Proporsi waktu
yang disediakan untuk layanan ini pada jenjang Sekolah Dasar adalah 5-10%, SMP
15-25%, dan SMA 25-35% (ABKIN, 2008).
d. Dukungan Sistem
Layanan ini merupakan kegiatan manajemen yang membangun, memelihara
dan memperkuat program bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk program
pengembangan profesional, hubungan staf dengan masyarakat, komite penasihat,
jangkauan masyarakat, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Proporsi
waktu yang disediakan untuk layanan ini pada jenjang sekolah dasar adalah 15-20%,
SMP 15-20%, dan SMA 15-20% (ABKIN, 2008).
STRUKTUR ORGANISASI DALAM BIMBINGAN
Kartadinata, S. 2007. Seri landasan dan teori bimbingan dan konseling. www.upi.edu
Shertzer dan Stone. 1966. Fundamentals of guidance. Ney York : Houghton Mifflin
Company.
Yusuf, S. & Nurihsan. 2009. Landasan bimbingan dan konseling. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.