Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kasus Remaja yang
diampu oleh Dr. Nani M Sugandhi, M. Pd. dan Tri Lestari, M. Pd.
Disusun oleh:
Dina Rizky Utami 1701700
Eka Astri Devi 1704006
Fitrah Farhataeni 1700580
Nabila Asrafidhia S 1703024
Popy Mayasari Afendy 1705305
Widia Astuti 1706097
Data Siswa
Nama : Desty
Tempat Tanggal Lahir :
Agama :
Anak ke : 1 (satu)
Jumlah Saudara : 1 (satu)
Pekerjaan Orang Tua
* Ayah : Swasta
* Ibu : Swasta
Alamat Rumah :
1. Melaksanakan Identifikasi Kasus
a. Prestasi belajar standar
b. Pemahaman terhadap teori kurang
2. Melaksanakan Diagnosis
a. Tujuan dilakukan diagnosis adalah untuk mengetahui secara tepat
masalah apa yang dihadapi oleh Desty. Serta dapat menemukan
penyebab atau latar belakang yang menyebabkan prestasi belajarnya
standar dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Oleh karena
itu apapun penyebab standarnya prestasi Desty pasti ada jalan keluar
yang bisa dilakukan atau membantu Desty memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya.
b. Teknik wawancara
Melakukan Observasi (pengamatan) terhadap prestasi belajar yang
standar dan juga pemahaman terhadap teori-teori. Dengan melakukan
observasi kepada Desty, diharapkan mendapat petunjuk yang pasti
tentang masalah apa yang sebenarnya dihadapi oleh Desty sehingga
prestasi belajarnya standar dan juga pemahan terhadap teori kurang,
dengan mengetahui masalah yang hadapi oleh Desty maka akan
membantu menyelesaikan ataupun membantu memberikan jalan keluar
dari masalah yang sekarang dihadapinya tersebut.
c. Prosedur Belajar Desty
Melihat hasil dari setiap mata pelajaran. Dengan begitu maka
dapat disimpulkan pada mata pelajaran apa Desty mengalami kesulitan
dalam teori yang diajarkan di dalam kelas sehingga nilainya standar.
1) Melihat hasil belajar Desty pada setiap mata pelajarannya.
2) Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang di
lakukan guru pada bidang studi yang nilainya Desty sangat standar
dari teman-temannya yang lain.
3) Melakukan observasi kepada Desty sendiri.
d. Berusaha mengungkapkan latar belakang
Melakukan wawancara kepada orang-orang yang dekat dengan Desty
seperti orang tua, wali kelas, dan teman-temannya. Dengan begitu maka
akan lebih jelas apa penyebab Desty kurang memahami teori yang
dijelaskan oleh guru di kelasnya.
3. Melaksanakan Prognisis
a. Tujuan dari prognosis ini adalah untuk menetapkan macam dan teknik
pemberian bantuan yang tepat kepada Desty yang mengalami kesulitan
dalam menerima teori-teori pelajaran yang diajarkan gurunya di kelas.
b. Teknik.
1) Desty dipanggil untuk diajak wawancara. Kemudian jelaskan
maksud dipanggilnya Desty ke ruang BK dan tanyakan kenapa
prestasi belajarnya standar dibandingkan dengan teman-temannya
yang lain.
2) Maka kita akan mengetahui penyebab dari prestasi standar yang
dialami oleh Desty.
c. Prosedur
Melihat latar belakang Desty yang orientasi hidupnyua adalah
everything is fun, teman-teman adalah segala-galanya, dan senang
bergaul dengan teman-temannya menyebabkan prestasi belajarnya
standar dari teman-temannya. Maka dari Desty perlu diberikan
bimbingan untuk dapat memperbaiki prestasi belajar.
4. Melaksanakan Langkah Pemberian Bantuan
a. Tujuan
Tujuan melaksanakan lanngkah pemberian bantuan kepada Desty
adalah agar Desty mampu mengatasi masalahnya yaitu tentang
prestasi belajarnya yang standar. Dengan demikian, maka diharapkan
prestasi belajar dapat diperbaiki dan berhasil mencapai hasil belajar
yang optimal, meskipun Desty senang bergaul dan teman-teman
adalah segala-galanya serta orientasi hidupnya everything is fun tidak
mempengaruhi prestasi belajarnya.
b. Teknik
Memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang tepat untuk
membantu Desty dalam memecahkan masalahnya yaitu tentang
prestasi belajar yang standar, maka hal yang dapat saya lakukan
adalah:
1) Memberikan konseling kepada Desty agar mengutamakan
pelajaran supaya prestasi belajar dan minat belajar Desty
meningkat. Dengan begitu Desty yang orientasi hidupnya adalah
everything is fun tetap menomor satukan pendidikannya dan terus
meningkatkan prestasi belajarnya.
5. Melaksanakan Tindak Lanjut
a. Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana hasil pemberian bantuan yang
dilakukan konselor kepada Desty dapat berjalan lancar atau tidak. Maka
perlu tindak lanjut dari konselor yang telah dilakukan untuk dapat
mengetahui hasil dari bimbinngan tersebut dapat membantu Desty
memperbaiki prestasi belajarnya atau tidak.
b. Teknik
Setelah melakukan tidak lanjut terhadap pemberian bimbingan kepada
Desty maka perlu teknik untuk mengetahui hasilnya yaitu dengan
melihat hasil tes belajar Desty setelah beberapa waktu diberikan
bimbingan, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemajuan yang dialami Desty yaitu dengan melakukan pengamatan
terhadap hasil tes Desty dan juga perubahan prestasi belajar yang
dialami Desty setelah pemberian bimbingan.
c. Prosedur
1) Mewawancarai Desty tentang perubahan prestasi belajar Desty dari
waktu ke waktu. Dengan mewawancarai Desty, maka dapat
diketahui hal apa saja yang didapat Desty tentang perubahan prestasi
belajarnya setelah diberikan bimbingan.
2) Mewawancarai wali kelas Desty untuk mengetahui perubahan yang
dialami Desty selama ini. Dengan begitu dapat diketahui seberapa
besar kemajuan belajar Desty setelah dilakukan bimbingan terhadap
Desty. Oleh karena itu orientasi hidup Desty yang everything is fun
tidak mempengaruhi prestasi belajar Desty di sekolah.
3) Mengadakan pengamatan atau observasi terhadap Desty. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemajuan apa saja yang didapatkan
oleh Desty setelah diberikan bimbingan. Prestasi belajar yang
standar Desty dapat diketahui ada perubahannya atau tidak.
6. Melaksanakan Pendekatan
Pendekatan ini perlu dilakukan kepada Desty agar Desty dapat
memprerbaiki prestasi belajarnya. Dengan begitu prestasi belajarnya di
sekolah akan meningkat. Oleh karena itu pendekatan ini perlu dilakukan
kepada Desty karena dengan pendekatan kepada Desty maka akan
memberikan motivasi atau dorongan kepada Desty untuk terus memperbaiki
prestasi belajarnya. Motivasi, dan bimbinngan sangat perlu diberikan
kepada Desty yang orientasi hidupnya adalah everything is fun, teman-
teman adalah segala-galanya serta bersenang-senang dengan teman-
temannya. Dengan motivasi dan bimbingnan yang diberikan kepada Desty
maka diharapkan Desty dapat memperbaiki prestasi belajarnya di sekolah,
serta dapat bersaing dengan teman-teman yang lain di sekolah tentang
prestasi belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami
suatu permsalahan atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dapat
mengidentifikasi kasus melalui beberapa fenomena yang terjadi. Suatu kasus
dapat berupa orang, peristiwa, program, maupun insiden unik yang sedang
terjadi.
Konselor harus memiliki wawasan yang luas tentang berbagai masalah
yang terkandung dalam sebuah kasus. Wawasan itu mencakup konsep atau
rincian setiap masalah serta kemungkinan sebab-akibat yang harus didapatkan
oleh konselor. Seorang konselor diharuskan memiliki wawasan, pemahaman,
dan penyikapan terhadap kasus pada umumnya, dan pemahaman cara-cara
penanganan masalah yang terkandung dalam setiap kasus.
B. Saran
Sebagai seorang konselor diharapkan mampu memahami berbagai masalah
yang terkandung dalam sebuah kasus dengan memperbanyak wawasan
mengenai cara-cara penanganan masalah atau kasus agar mempermudah dalam
menyelesaikan permasalahan.
Daftar Pustaka
Kartini, Kartono, & Dali, G. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Makmun, A. S. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja.
Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya. (2016, September 19). IDENTIFIKASI
MASALAH, BATASAN MASALAH, DAN RUMUSAN MASALAH.
Retrieved from Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya:
http://ppisb.unsyiah.ac.id/berita/identifikasi-masalah-batasan-masalah-
dan-rumusan-masalah
Rahardjo, S., & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus:
Nora Media Enterprise.
Stake, R. E. (2005). Case Study Methods in Educational Research: Seeking Sweet
Water. In R. M. Jaeger (Ed.) Complementary methods for research in
education, 2nd Edition. Washington DC: American Educational Research.
Winkel, W., & Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yin, R. K. (2009). Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo.