Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN BAHASA PADA REMAJA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Karakteristik
Perkembangan Remaja yang diampu oleh
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M. Pd.
Nadia Aulia, M. Pd

Disusun oleh :

1. Dania Puji Astuti (1700568)

2. Delina Eka Puspita (1700463)

3. Septiara Sondang E. (1701786)

4. Tiara Iskandar Pratiwi (1700610)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 21 September 2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………...…2

DAFTAR ISI……………………………………………………………….....3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….4
A Latar Belakang…………………………………………………...…...4
B Rumusan Masalah…………………………………………………….4
C Tujuan………………………………………………………………...5
D Manfaat……………………………………………………………….5
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………...6

A Karakteristik Perkembangan Bahasa pada Remaja………………......6

B Potensi Bahasa pada Remaja…………………………………………8

C Kompetensi Bahasa pada Remaja……………………………………9

D Tantangan Perkembangan Bahasa pada Remaja…………………….12

E Kebutuhan Dukungan pada Perkembangan Bahasa Remaja………..13


BAB III KESIMPULAN……………………………………………...15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu media untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek
kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya.
Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, remaja mengikuti
proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan bahasa
diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar.
Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, namun juga secara berencana merekayasa perkembangan
sistem budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup
menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu
berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat
khusus.
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan
memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan
kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar
di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik perkembangan bahasa pada masa remaja ?
2. Bagaimana potensi perkembangan bahasa pada masa remaja ?
3. Bagaimana kompetensi berbahasa pada remaja ?
4. Bagaimana tantangan perkembangan bahasa pada remaja ?
5. Kebutuhan dan dukungan apa saja yang diperlukan dalam perkembangan
bahasa pada remaja ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :

4
1. Mengetahui karakteristik perkembangan bahasa pada masa remaja
2. Mengetahui potensi perkembangan bahasa pada masa remaja
3. Mengetahui kompetensi berbahasa pada remaja
4. Mengetahui tantangan perkembangan bahasa pada remaja
5. Mengetahui kebutuhan dan dukungan yang diperlukan dalam
perkembangan bahasa pada remaja
D. Manfaat
Dari hasil penulisan makalah ini diharapkan manfaat atau kegunaan bagi
pihak-pihak yang terkait dalam penuisan makalah ini yaitu:
1. Dengan mengetahui berbagai karakteristik perkembangan bahasa pada
remaja, diharapkan kita sebagai calon guru mampu melakukan berbagi
identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa pada remaja.
2. Diharapkan seorang guru harus banyak membrikan rangsangan dan koreksi
dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas agar perkembangan bahasa
pada remaja terarah.
3. Diharapkan adanya kritik dan saran untuk dapat lebih memahami proses
perkembangan bahasa pada remaja.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karakteristik Perkembangan Bahasa pada Remaja


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dan telah
banyak belajar dari lingkungan, dengan demikian bahasa remaja terbentuk
dari kondisi lingkungan (Samandiman, 2014). Lingkungan remaja
mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Selanjutnya, Samandiman (2014)
mengemukakan mengenai karakteristik perkembangan bahasa pada remaja
antara lain :
1) Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh
lingkungan masyarakat.
Artinya, pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku
bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas,
remaja mengikuti proses belajar disekolah. Pada lembaga pendidikan
diberikan rangsangan bahasa terarah sesuai dengan kaidah kaidah
berbahasa yang benar. Proses pendidikan bukan semata memperluas
dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan, tetapi juga secara
berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
perilaku berbahasa.
2) Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) cukup
menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
3) Perbedaan lingkungan masyarakat dan keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa setiap remaja.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat,
dan sekolah dalam perkembangan bahasa, menyebabkan perbedaan
antara remaja yang satu dengan yang lain. Pilihan dan penggunaan
kosakata pada umumnya sesuai dengan tingkat sosial keluarga.
Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf,

6
akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan
istilah istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya
memiliki status sosial lebih baik menggunakan istilah istilah lebih
selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.
4) Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif.
Kata kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata
yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “permainan”
diganti dengan “mainan”, “pekerjaan” diganti dengan “kerjaan”.
Kalimat kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat
tunggal. Bentuk bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat
susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat kalimat yang tidak lengkap. Penggunaan struktur yang pendek
dalam pengungkapan makna menjadi lebih cepat dan sering membuat
pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami
kesulitan untuk memahaminya. Bahasa remaja dibuat begitu singkat
tetapi sangat komunikatif.
5) Sejalan dengan teori perkembangan kognitif Jean Piaget (Tahap
Operasional formal).
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya
didukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah
mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan
kognitif, remaja mulai mengaplikasikan prinsip prinsip berpikir formal
atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi. Remaja mengalami
peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara
komperhensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi
dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dan terminologi
konkret dalam mengomunikasikannya (Ali dan Asrori 2006).

6) Karakteristik perkembangan bahasa sejalan perkembangan psikis


remaja.

7
Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase
pencarian jati diri, terdapat kemampuan berbahasa yang berbeda dari
tahap tahap sebelum atau sesudahnya yang kadang kadang
menyimpang dari norma umum seperti munculnya istilah istilah
khusus di kalangan remaja. Karakteristik psikologis khas remaja
seringkali mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa relatif
berbeda dan bahkan khas untuk kalangan remaja sendiri, sampai
sampai tidak jarang orang di luar kalangan remaja kesulitan
memahaminya. Dalam perkembangan masyarakat modern sekarang
ini, di kota-kota besar bahkan berkembang pesat bahasa khas remaja
yang sering dikenal dengan bahasa gaul (Ali dan Asrori 2006).
7) Sesuai dengan tingkatan usia kronologis yang telah dicapai
Sesuai dengan tingkatan usia kronologis yang telah dicapai.
karakteristik perkembngan bahasa remaja telah mencapai tahap
kompetensi lengkap. Pada usia ini, individu diharapkan telah
mempelajari semua sarana bahasa dan keterampilan-keterampilan
performansi untuk memahami dan menghasilkan bahasa tertentu
dengan baik (Tarigan, l986 dalam Ali dan Asrori, 2006).
Sementara itu, perkembangan bahasa remaja menurut Santrock
(2007) antara lain :
1) Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang
kompleks (Fischer & Lazerson, 1984, dalam Santrock, 2007) dimana
remaja lebih baik dari anak-anak dalam menganalisis fungsi suatu kata
yang berperan dalam sebuah kalimat.
2) Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan dua
makna yang berbeda) dan setir (menggunakan ironi, cemooh, atau
lelucon untuk mengekpos kebodohan)
3) Meningkatnya kemampuan memahami literatur yang rumit
4) Lebih dari anak-anak dalam mengorganisasikan ide untuk menyusun
tulisan; menggabungkan kalimat-kalimat sehingga masuk akal; dan
menorganisasikan tulisan dalam susunan pendahuluan, inti, dan
kesimpulan.

8
5) Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi bahasa
yang memiliki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang khas
(Berko Gleason, 2005 dalam Santrock, 2007).
B. Potensi Bahasa pada Remaja

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling


mempengaruhi satu sama lain. Seseorang menyampaikan ide dan
gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain
melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu
merupakan proses berpikir yang abstrak (Atep Rian N. 2012). Pada masa
remaja, kemampuan dalam berpikirnya tidak lagi harus menggunakan
simbol-simbol dan sesuatu yang kongkret untuk memahami sesuatu, tetapi
mereka sudah berpikir secara abstrak, membandingkan sesuatu atau
melihat sesuatu secara lebih kritis dan pandangannya serta
permasalahannya pun kompleks, sehingga faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh dalam penggunaan bahasa mereka dalam menyampaikan ide,
pendapat, atau gagasan mengenai sesuatu. Anak yang memiliki IQ tinggi
biasanya sangat memperhatikan penggunaan bahasa dan cenderung lebih
memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan yang
lainnya. Remaja harus lebih banyak diajak untuk berdiskusi, baik itu saat
belajar di dalam kelas maupun di luar kelas, agar kognitif mereka lebih
berkembang dan penguasaan serta pembendaharaan kata mereka semakin
meningkat dan mereka juga belajar bagaimana mengkomunikasikan apa
yang ada di dalam pikiran mereka dengan baik.
Remaja mulai membina hubungan dengan orang lain seiring
dengan perkembangan kognitif nya dimana mereka sudah bisa menyusun
pola hubungan secara komprehensif. Terkadang mereka membuat kata-
kata atau bahasa sendiri karena pengaruh lingkungan dan teman sebaya
yang mana kata-kata tersebut lebih mudah dipahami oleh orang-orang
yang ada di sekitarnya, dan itu menjadi salah satu pemicu atau pendorong
dalam membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Remaja pun
dapat mulai membangun identitas diri atau membangun ciri khas dalam

9
berbahasa dengan keberagaman bahasa yang mereka dapatkan dari
lingkungan dan pembendaharaan kata atau bahasa yang mereka miliki.
C. Kompetensi Bahasa pada Remaja
Jablin dan Sias (dalam Rahma, 2011, hlm. 27) mendefinisikan
“Kompetensi komunikasi sebagai sejumlah kemampuan yang dimiliki
seorang komunikator untuk digunakan dalam proses komunikasi, yang
menekankan pada pengetahuan dan kemampuan”.
Duran (dalam Rahma, 2011, hlm. 27) menyatakan bahwa
“Kompetensi komunikasi merupakan suatu fungsi dari kemampuan
seseorang untuk beradaptasi sesuai dengan situasi sosialnya”.
Sedangkan Larson, Backlund, Redmond & Barbour (dalam Rahma,
2011, hlm. 27) menyatakan bahwa “Kompetensi komunikasi meliputi
kemampuan seorang individu untuk mendemonstrasikan pengetahuannya
tentang perilaku komunikasi yang tepat pada situasi yang ada”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
komunikasi adalah kemampuan seorang individu untuk berkomunikasi
secara tepat dan efektif sesuai dengan situasi sosialnya, yang meliputi
kemampuan individu dalam bertindak, serta pengetahuan dan motivasi
yang dimiliki individu.
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial secara efektif
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang remaja, khususnya
remaja awal. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Havighurst (Monks, 2004) mengatakan bahwa salah
satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada masa remaja adalah
dapat memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih
dewasa dengan orang lain. Pada masa kanak-kanak, seorang individu
hanya menggunakan komunikasi untuk menyampaikan keinginannya serta
untuk memulai menjalin hubungan dengan orang lain, sedangkan pada
masa remaja, khususnya remaja awal, kemampuan komunikasi diperlukan
untuk memperluas dan mempererat hubungan dengan orang lain.
Kompetensi komunikasi ini akan dipengaruhi oleh bagaimana para remaja
menggunakan bahasanya dalam berkomunikasi sehari-hari (Wiguna n.d.).

10
Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam Rahma, 2011, hlm.
28-30) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen kompetensi
komunikasi, yaitu: knowledge, skills, dan motivation.
1. Knowledge
Untuk mencapai tujuan dari komunikasi, individu harus
memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi
secara efektif dan tepat. Spitzberg dan Cupach mengemukakan
bahwa pengetahuan dalam hal ini lebih ditekankan pada “
bagaimana” sebenarnya komunikasi daripada “apa” itu
komunikasi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut diantaranya seperti
mengetahui apa yang harus diucapkan, tingkah laku seperti apa
yang harus diambil dalam situasi yang berbeda, bagaimana orang
lain akan menanggapi dan berperilaku, siapa yang diajak
berkomunikasi, serta memahami isi pesan yang disampaikan.
Pengetahuan ini dibutuhkan agar komunikasi dapat berjalan secara
efektif dan tepat. Pengetahuan ini akan bertambah seiring tingginya
pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, semakin seseorang
mengetahui bagaimana harus berkomunikasi dalam situasi yang
berbeda maka kompetensi atau kemampuan berkomunikasinya
akan semakin baik.
2. Motivation
Motivasi dalam hal ini merupakan hasrat atau keinginan
seseorang untuk melakukan komunikasi atau menghindari
komunikasi dengan orang lain. Motivasi biasanya berhubungan
dengan tujuan-tujuan tertentu seperti untuk menjalin hubungan
baru, mendapatkan informasi yang diinginkan, terlibat dalam
pengambilan keputusan bersama, dan lain sebagainya. Semakin
individu memiliki keinginan untuk berkomunikasi secara efektif
dan meninggalkan kesan yang baik terhadap orang lain, maka akan
semakin tinggi motivasi individu untuk berkomunikasi. Dalam hal
ini, tanggapan yang diberikan orang lain akan mempengaruhi
keinginan individu dalam berkomunikasi. Jika individu terlalu

11
takut untuk mendapat tanggapan yang tidak dinginkan, maka
keinginannya untuk berkomunikasi akan rendah.
3. Skills
Skill meliputi tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan
kemampuan seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan
dalam berkomunikasi secara tepat dan efektif. Kemampuan ini
meliputi beberapa hal seperti other-orientation, social anxiety,
expressiveness, dan interaction management. Other-orientation
meliputi tingkah laku yang menunjukkan bahwa individu tertarik
dan memperhatikan orang lain. Dalam hal ini, individu mampu
mendengar, melihat dan merasakan apa yang disampaikan orang
lain baik secara verbal maupun nonverbal. Other-orientation akan
berlawanan dengan self-centeredness dimana individu hanya
memperhatikan dirinya sendiri dan kurang tertarik dengan orang
lain dalam berkomunikasi. Social anxiety meliputi bagaimana
kemampuan individu mengatasi kecemasan dalam berbicara
dengan orang lain dan menunjukkan ketenangan dan percaya diri
dalam berkomunikasi. Expressiveness mengarah pada kemampuan
dalam berkomunikasi yang menunjukkan kegembiraan, semangat,
serta intensitas dan variabilitas dalam perilaku komunikasi. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan vocal yang beragam, wajah yang
ekspresif, penggunaan vocabulary yang luas, serta gerak tubuh.
Sedangkan interaction management merupakan kemampuan untuk
mengelola interaksi dalam berkomunikasi, seperti pergantian dalam
berbicara serta pemberian feedback atau respon.
D. Tantangan Perkembangan Bahasa pada Remaja
1) Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat individu tumbuh dan berkembang memberi
andil yang besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan
perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Pada dasarnya,
bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan pergaulan, kelompok, masyaakat dan sosial

12
(Samandiman, 2014). Namun, tidak semua lingkungan yang ada
berpengaruh baik terhadap perkembangan bahasa remaja. Sekarang ini
dengan pesatnya globalisasi, tidak sedikit bahasa-bahasa yang
seharusnya tidak dipergunakan malah menjadi bahasa yang viral di
kalangan remaja.
2) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak
dengan anggota keluarganya... Perbedaan perkembangan bahasa bagi
anak yang hidup dalam keluarga yang terdidik dan tidak terdidik
(Samandiman, 2014). Namun, banyak sekali keluarga yang memiliki
status sosial ekonomi keluarganya yang masih rendah, sehingga hal
tersebut berdampak pada perkembangan bahasa anak.
3) Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang dimaksud adalah kesehatan individu. Seseorang
yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi,
seperti bisu, tuli, gagap, dll akan mengganggu perkembangan
berbahasanya. (Samandiman, 2014)
4) Penggunaan Bahasa Gaul
Pada saat berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan teman
sebayanya, remaja seringkali menggunakan bahasa “gaul”. Bahasa
bukan merupakan bahasa yang baku, kata-kata dan istilahnya hanya
dimengerti oleh para remaja yang kerap digunakan. Secara sadar
maupun tidak sadar, remaja sering menggunakan bahasa gaul untu
berkomunikasi. Hal itu berdampak remaja cenderung menghindar dari
pembicaraan-pembicaran yang penting dan serius (dan tulisan-tulisan
yang serius).
5) Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian
jati diri, terdapat kemampuan berbahasa yang berbeda dari tahap tahap
sebelum atau sesudahnya yang kadang kadang menyimpang dari
norma umum seperti munculnya istilah istilah khusus di kalangan
remaja.

13
E. Kebutuhan Dukungan pada Perkembangan Bahasa Remaja
Dukungan terhadap bahasa, dukungan sosial dalam perkembangan
bahasa anak meliputi:
1. Motherese yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan
bayi, serta dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana.
2. Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat
dengan cara berbeda, mungkin dengan cara mengemukakannya
dalam pertanyaan.
3. Echoing yaitu mengulangi apa yang akan dikatakan kepada kita,
terutama jika kata-kata tersebut belum benar.
4. Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang anak telah katakan
kepada kita dengan linguistik yang lebih baik.
Orang tua dan guru merupakan komponen penting dalam
perkembangan bahasa anak, karena perannya sebagai model bahasa dan
pengkoreksi atas kesalahan anak. jadi apabila orang tua dan guru dapat
berperan aktif, maka anak mengalami perkembangan bahasa yang postitif.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian
secara mandiri, baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada bahan
bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan
membentuk pola bahasa masing-masing. dalam penggunaan model ini,
guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk
diskusi atau komunikasi bebas. selain itu sarana perkembangan bahasa
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain hendaknya
disediakan di sekolah maupun di rumah.

14
BAB III
KESIMPULAN

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dan telah banyak
belajar dari lingkungan, lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga,
masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, serta lingkungan sekolah.
Kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu
sama lain. Dilihat dari perkembangan kognitif pada masa remaja, remaja sudah
mulai berpikir secara abstrak, kritis dan kompleks sehingga berpengaruh dalam
penggunaan bahasa nya dan juga lebih memperhatikan penyampaian bahasa agar
dapat dikomunikasikan dengan baik.
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial secara efektif
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang remaja, khususnya remaja awal.
Kemampuan komunikasi diperlukan untuk memperluas dan mempererat
hubungan dengan orang lain. Tantangan yang muncul pada perkembangan bahasa
remaja dilihat dari kondisi lingkungan, status sosial ekonomi keluarga, kondisi
fisik, penggunaan bahasa gaul dan juga fase pencarian jati diri. Dan yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan bahasa pada remaja sendiri adalah dukungan
dari orangtua dan juga lingkungan, karena dari dua faktor pendukung inilah yang
mana akhirnya akan menjadi model atau pedoman mereka dalam penggunaan
bahasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, & Muhammad, Asrori. (2006). Psikologi Remaja


Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Atep Rian N., dkk. "Makalah karakteristik perkembangan bahasa remaja serta
implikasinya dalam pendidikan." 2012.

Rahma, R. (2011). Perbedaan Kompetensi, Komunikasi Antar Remaja Awal


Bilingual Dengan Monolingual (skripsi). Sumatera Utara: Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Samandiman, F. P. (2014, Maret). Perkembangan Bahasa Remaja . Retrieved


September 23, 2018, from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/246009973/perkembangan-bahasa-remaja#

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak dan Remaja. Jilid 1 Edisi Kesebelas.


Jakarta: PT. Erlangga.

Wiguna, Meilyani. Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/mell/55005580813311001efa75de/mengeta
hui-perkembangan-bahasa-anak.

16
17

Anda mungkin juga menyukai