Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Bahasa AUD”

Disusun oleh :

Zulkarnain

Dosen pengampu :

Febriani Rahma, S.Psi., M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Perkembangan Bahasa Pada Anak Prasekolah” makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Perkembangan Bahasa AUD di
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                              
            Lau Bekeri, 08 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak pada Prasekolah................... 2
B. Perkembangan Pengetahuan Fonetik.................................................... 5
C. Perkembangan Pengetahuan Semantik................................................. 6
D. Pengertian Pengetahuan Sintaksis........................................................ 8
E. Pengertian Pengetahuan Morfemik.......................................................10
F. Pengertian Pengetahuan Pragmatik......................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Hidayat, 2005: 15).
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
mengungkapkan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka
(Hurlock, 2002: 9).
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan
bahasa. Karena pada masa ini sering disebut masa “golden age” dimana anak
sangat peka mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan
aspek fisik motorik, intelektual, sosial, emosi maupun bahasa. Menurut
Hurlock, (Musyafa, 2002:26) perkembangan awal lebih penting dari pada
perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh belajar
dan pengalaman.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian perkembangan bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fonetik?
3. Apa yang dimaksud dengan perkembangan semantik?
4. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sintaksis?
5. Apa yang dimaksud dengan perkembangan morfemik?
6. Apa yang dimaksud dengan perkembangan pragmatik?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab dari rumusan
masalah di atas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bahasa pada Anak Prasekolah


Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun
menggunakan tanda-tanda isyarat. Perkembangan bahasa yang menggunakan
model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan
mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan
bahasa anak.
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar atau lukisan. Melalui
bahasa, setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu
pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Dan yang dimaksud Anak Prasekolah ialah anak yang berusia 3-6 tahun
menurut biechler dan snowman (2003). Anak-anak usia prasekolah terus
mengekspor bahasa pada lima aspek pengetahuan bahasa, termasuk
bagaimana pengucapannya, bagaimana bahasa mengounikasikan maksudnya,
bagaimana urutan kata memengaruhi arti, apa makna yang dimiliki akhiran
kata, bagaimana bahasa secara berbeda digunakan sesuai konteksnya, dan apa
hubungan antara bahasa lisan dan bahasa tulis. Proses eksplorasi bahasa pada
anak ini terjadi secara bersama dengan proses eksplorasi anak terhadap
lingkungannya. Interaksi yang dinamis menghubungkan dua tipe eksplorasi
ini. Eksplorasi bahasa dan lingkungan saling memengaruhi satu dan lainnya.
Kemampuan anak untuk mengajukan pertanyaan dan menggunakan
pertanyaan sebagai suatu tindak lanjut dalam suatu percakapan untuk
mengklarifikasi komunikasi orang lain bisa memperluas eksplorasi bahasa
dan dunianya.
Anak-anak usia prasekolah belum mampu melakukan apa yang disebut
dengan pengucapan privat atau internal. (Bailey & Brookes, 2003). Ujaran
mereka merupakan cerminan langsung dari apa yang mereka pikirkan.

2
Mereka berpikir dengan nyaring. Karena anak-anak usia prasekolah belum
mampu untuk memproses dan menyimpan informasi di dalam hati, mereka
tidak bisa menunda untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan. Jadi
interaksi mereka dengan orang lain dicirikan dengan ajaran yang spontan.
Perolehan kemampuan bahasa pada anak usia prasekolah ditanamkan di
dalam lingkungan dimana anak-anak berinteraksi, khususnya lingkungan
rumahnya dan lingkungan prasekolah atau tempat penitipan anak. Penelitian
telah mendokumentasikan pentingnya konteks yang mendukung perolehan
bahasa baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan pendidikan
prasekolah atau tempat penitipan anak. Suatu ikhtisar mengenai peran.
1. Bahasa Penyangga dari Orangtua
Salah satu hal yang penting adalah bagaimana orangtua membantu
perkembangan bahasa melalui strategi bahasa penyangga (strategi yang
digunakan oleh orangtua untuk membantu pembelajaran anak dengan
cara memberikan informasi dan dorongan yang dibutuhkan anak) dengan
mendorong pembelajaran anak anak di dalam zona perkembangan
proksimal (zona di mana seorang anak bisa menguasai suatu konsep baru
karena mendapatkan bantuan atau panduan dari orang dewasa). Strategi
bahasa penyangga meliputi dukungan orangtua terhadap pembelajaran
anak dengan membantu anak-anak mereka melakukan tugas-tugas lisan
maupun nonlisan yang tidak bisa dilakukan anak-anak sendirian. Orang
tua menyesuaikan jumlah bantuan yang mereka berikan,
mempertimbangkan pencapaian anak pada tingkat tertentu. (Moerk,
1974). Begitu kemampuan anak dalam suatu tugas meningkat,
orangtuanya secara bertahap mulai mengurangi bantuannya. Secara
bertahap, anak akan bisa menyelesaikan tugasnya dengan berhasil dan
mandiri. Ciri-ciri penting mengenai perilaku pengajaran orangtua telah
diidentifikasikan untuk memasukkan “kehangatan,tanggap,kesabaran,
dan tingkat struktur dan kontrol yang tepat.” (Berk & Spuhl, 1995 : 165)
terjadi di dalam permainan puzzle. Interaksi ini juga terjadi dalam
rutinitas harian seperti memakaikan sepatu pada anak. Merupakan bagian
dari proses membangun percakapan dan melanjutkan percakapan tersebut

3
dengan anak-anak. Ucapan orang tua terhadap sesuatu yang saling
berkaitan selama interaksi strategi bahasa penyangga ini juga
memberikan sumbangan bagi perkembangan ujaran internal atau privat
pada anak (Win-sler, Diaz, & Montero, 1997).
2. Lingkungan Terpelajar
Peran dari lingkungan rumah yang terpelajar dalam kontribusinya
pada kemampuan bahasa dan membaca kemudian telah didokumentsikan
oleh sejumlah penelitian. (Payne et al. 1994 : 435) menjelaskan bahwa
kemampuan reseptif dan produktif anak-anak usia prasekolah
berhubungan dengan aspek-aspek spesifik lingkungan terpelajar secara
kemampuan membaca dan menulis di sekitar anak berikut
a. Frekuensi (tingkat keseringan) membaca bersama anak
b. Usia anak ketika membaca bersama dimulai.
c. Jumlah buku bergambar di rumah.
d. Tingkat keseringan anak meminta dibacakan buku cerita.
e. Tingkat keseringan kunjungan anak ke perpustakaan.
Ketika orangtua membacakan buku cerita dengan anak-anak usia
prasekolah, mereka menggunakan bahasa untuk menggambarkan benda
atau peristiwa di dalam gambar dan menceritakan atau “membacakan”
ceritanya, tindakan yang semakin memperbesar kemampuan bahasa
reseptif anak.
Aspek lain dari lingkungan rumah untuk anak usia prasekolah yang
belajar bahasa adalah peran media yang digunakan dirumah. Menurut
penelitian yang terbaru anak-anak usia enam dan dibawahnya
menghabiskan hampir dua jam sehari berinteraksi dengan media
pentingnya interaksi orangtua dengan anak didalam rumah sangat
mempengaruhi perkembangan bagasa pada anak karena bahasa pada
anak dimula dari lingkungan keluarga.

4
3. Lingkungan kelas
Tahun-tahun prasekolah adalah periode ketika banyak anak mulai
menghabiskan sebagian harinya disuatu kelompok belajar bersama
dengana nak lainnya saling berinteraksi. Dikelas prasekolah,anak-anak
harus balajar mengamati aturan spesifik (tidak langsung atau langsung)
untuk berbicara dan berinteraksi dengan kediharapkan anak ini tidak aktif
secara fisik tetapi aktif secara lisan dengan kelompoknya. Atmosfer
bahasa didalam kelas juga dipengaruhi oleh jumlah anak dalam suatu
kelompok, pandangan teoritis guru dan tujuan pencapaian kelsa
(misalnya, membantu perkembangan r membaca dan menulis awal), dan
suasana khusus pada kelas(seperti lamanya kelas). Didalam lingkunagn
ini, dirumah atau sekolah, anak-anak didorong secara langsung maupun
tidak langsung untuk mempelajari aturan untuk berpartisipasi dalam
percakapan. Perkembangan bahasa anak terus berlanjut dengan cepat
selama taun-tahun usia prasekolah. Kemajuan signifikan terjadi pada
pengetahuan bahasa disemua aspek bahasa: fonetik, semantic, sintaksis,
morfemik, dan pragmatik. Dalam bagian selanjutnya , perkembangan
bahasa pada anak-anak usia prasekolah masing-masing lima asspek akan
dijelaskan.

B. Perkembangan Pengetahuan Fonetik


Pada usia prasekolah, kesadaran reseptif anak dan produksi bunyi yang
berhubungan dengan bahasa (fonem) hampir berkembang dengan baik.
Sementara pola perkembangan bahsa secara umum telah diidentifikasikan.
Pola perkembangan pada fonetik ini meliputi Pola-pola perkembangan pada
fonetik yaitu tetang penyebutan kosonan pada anak dan kesadaran fonemik
tentang anak anak dapat membentuk bahasa dari berbagai bunyi.
Sebelum masuk SD, anak telah menguasai sejumlah fonem/bunyi bahasa,
tetapi masih ada beberapa fonem yang masih sulit diucapkan dengan tepat.
Menurut Woolfolk (1990) sekitar 10 % anak umur 8 tahun masih mempunyai
masalah dengan bunyi s, z, v. Hasil penelitian Budiasih dan Zuhdi (1997)
menunjukkan bahwa anak kelas dua dan tiga melakukan kesalahan

5
pengucapan f, sy, dan ks diucapkan p, s, k. Terkait dengan itu, Tompkins
(1995) juga menyatakan bahwa ada sejumlah bunyi bahasa yang belum
diperoleh anak sampai menginjak usia kelas awal SD, khususnya bunyi
tengah dan akhir, misalnya v, zh, sh,ch. Bahkan pada umur 7 atau 8 tahun
anak masih membuat bunyi pengganti pada bunyi konsonan kluster.
Kaitannya dengan anak SD di Indonesia diduga pun mengalami kesulitan
dalam pengucapan r, z, v, f, kh, sh, sy, x, dan bunyi kluster misalnya str, pr,
Pada kata struktur dan pragmatik. Di samping itu, anak SD bahkan orang
dewasa kadangkala ada yang kesulitan mengucapkan bunyi kluster pada kata:
kompleks, administrasi diucapkan komplek dan adminitrasi. Agar hal itu
tidak terjadi, sejak di SD anak perlu dilatih mengucapkan kata-kata tersebut.

C. Perkembangan Pengetahuan Semantik


Anak-anak mengembangkan konsep untuk benda dan ide yang yang
merupakan bagian dari lingkungan kulturalnya. Hubungannya dengan kata-
kata berkembang melalui pengalaman langsung dan tidak langsung.
Pengetahuan semantik berkembang melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Dalam proses asmilasi , konsep baru digabungkan kedalam skema konseptual
yang sudah ada , misalnya anak mengetahui spesifikasi tentang hewan sapi
lalu ia berkunjung ke kebun binatang dan menunuk bahwa itu sapi. Dan
dalam akomodasi , struktur kognitif atau skema berubah menggabungkan
konsep baru. Adapun aspek yang terkandung dalam pengetahuan semantic
yaitu ;
1. Overektensi dan Underektensi dalam pengetahuan semantic
2. Perkembangan semantik dan pengalaman pembacaan buku bersama
3. Pengetahuan semantik dan bahasa kiasan
4. Pengetahuan semantik dan naarasi anak-anak prasekolah.

Selama periode usia sekolah dan dewasa, ada dua jenis penambahan
makna kata. Secara horisontal, anak semakin mampu memahami dan dapat
menggunakan suatu kata dengan nuansa makna yang agak berbeda secara
tepat. Penambahan vertikal berupa penambahan jumlah kata yang dapat
dipahami dan digunakan dengan tepat (Owens dalam Budiasih dan Zuchdi,

6
1997). Menurut Lindfors, perkembangan semantik berlangsung dengan
sangat pesat di SD. Kosa kata anak bertambah sekitar 3000 kata per tahun
(Tompkins,1989).
Sedangkan Berger menyatakan bahwa antara 2-6 rata-rata anak
mempelajari 6 -10 kata per hari. Ini berarti bahwa rata-rata anak umur 6 tahun
mempunyai kata 8.000 - 14.000 kata. Dan pada usia 9 - 10 tahun sekitar 5000
kata baru dalam perbendaharaan kosa katanya (Woolfolk, 1990). Merujuk apa
yang tercantum dalam Kurikulum 1994, perbendaharaan kata siswa SD
diharapkan lebih kurang 6000 kata. Dengan demikian pendapat Berger di atas
sangat tinggi. Pendapat yang relatif mendekati harapan Kurikulum 1994
adalah hasil temuan penelitian Slegers bahwa rata-rata anak masuk kelas awal
dengan pengetahuan makna sekitar 2500 kata dan meningkat rata-rata 1000
kata per tahun di kelas awal dan menengah SD dan 2000 kata di kelas atas
sehingga perbendaharaan kosa kata siswa berjumlah 8500 di kelas VI (Harris
dan Sipay, 1980). Kemampuan anak kelas rendah SD dalam mendefinisikan
kata meningkat dengan dua cara. Pertama, secara konseptual yakni dari
definisi berdasar pengalaman individu ke makna yang bersifat sosial atau
makna yang dibentuk bersama. Kedua, anak bergerak secara sintaksis dari
definisi kata-kata lepas ke kalimat yang menyatakan hubungan kompleks
(Owens, 1992).
Pengetahuan kosa kata mempunyai hubungan dengan kemampuan
kebahasan secara umum. Anak yang menguasai banyak kosa lebih mudah
memahami wacana dengan baik. Selama priode usia SD, anak menjadi
semakin baik dalam menemukan makna kata berdasarkan konteksnya. Anak
usia 5 thn.mendefinisikan kata secara sempit sedang anak berumur 11 tahun
membentuk definisi dengan menggabungkan makna-makna yang telah
diketahuinya. Dengan demikian definisinya menjadi lebih luas, misalnya
kucing ialah binatang yang biasa dipelihara di rumah-rumah penduduk.
Menurut Budiasih dan Zuchdi (1997), anak usia SD sudah mampu
mengembangkan bahasa figuratif yang memungkinkan penggunaan Bahasa
secara kreatif. Bahasa figuratif menggunakan kata secara imajinatif, tidak
secara literal atau makna sebenarnya untuk menciptakan kesan emosional.

7
Yang termasuk bahasa figuratif adalah (a) ungkapan misalnya kepala dingin,
(b) metafora, misalnya “Suaranya membelah bumi”., (c) kiasan, misalnya
“Wajahnya seperti bulan purnama.”, (d) pribahasa, misalnya “Menepuk air
didulang, terpecik muka sendiri.”

D. Perkembangan Pengetahuan Sintaksis


Perkembangangan perkembangan sintaksis ana-anak prasekolah terlihat
jelas dalam panjang dan susunan ujaran mereka. Anak-anak memasuki masa
prasekolah (sekitar usia 3 tahun) biasannya dalam tahap ini mereka mereka
berbicara dalam kalimat-kalimat pendek dan frasa yang terdiri dari dua
sampai tiga kata. Dan ada beberapa aspek dalam pengatuhuan sintaksis yaitu :
1. Mean Length of Utterance (MLU)
2. Kompleksitas Frasa Kata benda dan Kata Kerja
3. Negasi
4. Kalimat Interogatif
5. Kalimat Pasif
Brown dan Harlon (dalam Nurhadi dan Roekhan, 1990)
berkesimpulanbahwa kalimat awal anak adalah kalimat sederhana, aktif,
afirmatif, dan berorientasi berita. Setelah itu, anak baru menguasai kalimat
tanya, dan ingkar. Berikutnya kalimat anak mulai diwarnai dengan kalimat
elips, baik pada kalimat berita, tanya, maupun ingkar. Sedangkan menurut
hasil pengamatan Brown dan Bellugi terhadap percakapan anak, memberi
kesimpulan bahwa ada tiga macam cara yang biasa ditempuh dalam
mengembangkan kalimat, yaitu:pengembangan, pengurangan, dan peniruan.
Kedua peneliti ini sepakat bahwa peniruan merupakan cara pertama yang
ditempuh anak, meskipun peniruan yang dilakukan terbatas pada prinsip
kalimat yang paling pokok yaitu urutan kata.
Cara yang kedua yang ditempuh anak untuk mengembangkan
kalimatmereka adalah pengulangan dan pengembangan. Anak mengulang
bagian kalimat yang memperoleh tekanan yaitu bagian kalimat kontentif, atau
bagian kalimat yang berisi pesan pokok, sedangkan bagian lain dihilangkan
secara sistematis. Karena itu, bahasa anak disebut dengan istilah tuturan
telegrafis, karena mengandung pengurangan bagian kalimat secara sistematis.

8
Dilihat dari segi frase, menurut Budiasih dan Zuchdi (1997) bahwa frase
verba lebih sulit dikuasai oleh anak SD dibanding dengan frase nomina dan
frase lainnya. Kesulitan ini mungkin berkaitan dengan perbedaan bentuk kata
kerja yang menyatakan arti berbeda. Misalnya ditulis, menuliskan, ditulisi,
dan seterusnya.
Dari segi pola kalimat lengkap, anak kelas awal cenderung
menggunakanstruktur sederhana bila berbicara. Mereka sudah mampu
memahami bentuk yang lengkap namun belum dapat memahamai bentuk
kompleks seperti kalimat pasif (Wood dalam Crown, 1992). Menurut
Emingran siswa kelas atas SD menggunakan struktur yang lebih kompleks
dalam menulis daripada dalamberbicara (Tompkins, 1989). Pada umumnya
anak SD mengenal bentuk pasif daripada preposisi“oleh” misalnya “Buku itu
dibeli oleh Ali.” Dengan demikian kalimat pasif yang tidak disertai kata oleh,
mereka menganggapnya bukan kalimat pasif, misalnya “Saya melempar
mangga (kalimat aktif) menjadi “Mangga sayalempar (kalimat pasif) bukan
“Mangga dilempar oleh saya.” (Salah).
Anak biasanya menggunakan kalimat pasif yang subjeknya dari kata
ganti/tak dapat dibalik dan kalimat pasif yang subjeknya bukan kata
ganti/dapat dibalik secara seimbang. Namun, anak sering mengalami
kesulitan dalam membuat kalimat dan menafsirkan makna kalimat pasif yang
dapat dibalik (subjeknya bukan kata ganti). Menjelang umur 8 tahun mereka
mulai lebih banyak menggunakan kalimat pasif yang tidak dapat dibalik
(subjeknya kata ganti). Pada umur 9 tahun, anak mulai banyak menggunakan
bentuk pasif yang subjeknya dari kata ganti. Dan pada umur 11-13 tahun
mereka banyak menggunakan kalimat yang subjeknya dari kata ganti.
Penggunaan kata penghubung juga meningkat pada usia SD. Anak di bawah
umur 11 tahun sering menggunakan kata “dan” pada awal kalimat. Pada umur
11-14 tahun, penggunaan “dan” pada awal kalimat mulai jarang muncul.
Anak sering mengalami kesulitan penggunaan kata penghubung
“karena”: dalam kalimat, seperti “Saya menghadiri pertemuan itu
karenadiundang”. Anak SD bingung membedakan kata hubung karena, dan,
laludilihat dari segi urutan waktu kejadiannya. Yakni diundang dahulu baru

9
pergi ke pertemuan. Oleh karena itu kadangkala ada anak TK yang
mengucapkan “Saya sakit karena saya tidak masuk sekolah” padahal
maksudnya “Saya tidak masuk sekolah karena sakit.”. Pemahaman kata
penghubung “karena“ barumulai berkembang pada umur 7 tahun.
Pemahaman yang benar dan konsisten baru terjadi pada umur skitar 10-11
tahun (Budiasih dan Zuchdi, 1997).

E. Perkembangan Pengetahuan Morfemik


Masa prasekolah adalah masa perkembangan yang signifikan untuk
pengetahuan femik. Anak-anak pertama-tama mengembangkan pengetahuan
morfem infleksional yang digunakan untuk menunjukan kata jamak,
kepemilikan, dan kata kerja. Ini biasanya dimulai pada usia antara 2 sampai 4
tahun. Perkembangan morfem derivasional dimulai kemudian dan
membutuhkan waktu yang lebih lama . moferm derivasional adalah moferm
yang ditambahkan pada kata-kata untuk mengubah kelompok kata berdsarkan
fungsinya atau mengubah makna.
Perkembangan pengetahuan morfemik berkontribusi pada kemampuan
linguistik anak-anak dalam menyediakan cara mengomunikasikan maksud
secara lebih tepat. Dan ada beberapa aspek lainnya yaitu :
1. Peran eksperimen
2. Mengamati eksperimen anak-anak dengan bahasa.

F. Perkembangan Pengetahuan Pragmatik


Selama masa prasekolah, anak-anak mulai menggunakan bahasa untuk
berbagai tujuan dibandingkan yang mereka miliki dimasa lalu. Perkembangan
ini didukung oleh pengetahuan semantic, sintaksis, fonetik, dan morfemik
anak yang terus meningkat, ada pun beberapa aspek dari ini yaitu :
1. Penggunaan bahasa secara berbeda untuk tujuan yang berbeda.
2. Bukti pengetahuan pragmatik di permainan drama.
3. Perkembangan pragmatik dan narasi lisan anak-anak prasekolah.
4. Bukti pengetahuan bahasa pada interaksi anak-anak dengan tulisan.
5. Pengetahuan pragmatik dan pengalam pembacaan buku bersama.

10
Berbicara tentang pragmatik ada 7 faktor penentu yang perlu dipahami
anak (1) kepada siapa berbicara (2) untuk tujuan apa, (3) dalam konteks apa,
(4) dalam situasi apa, (5) dengan jalur apa, (6) melalui media apa, (7) dalam
peristiwa apa (Tarigan, 1990). Ke-7 faktor penentu komunikasi tersebut
berkaitan erat dengan fungsi (penggunaan) bahasa yang dikemukakan oleh
M.A.K Halliday : instrumental, regulator, interaksional, personal,
imajinatif,heuristik, dan informatif. Pinnel (1975) dalam penelitiannya
tentang penggunaan fungsi bahasa di SD kelas awal menemukan bahwa
umumnya anak menggunakan fungsi interaksional (untuk bekomunikasi) dan
jarang menggunakan fungsi heuristic (mengunakan bahasa untuk mencari
ilmu pengetahuan saat belajar dan berbicara dalam kelompok kecil). Dilihat
dari segi perkembangan kemampuan bercerita, anak umur 6 thsudah dapat
bercerita secara sederhana tentang acara televisi/film yang mereka lihat.
Kemampuan ini selanjutnya berkembang secara teratur dan sedikit-demi
sedikit. Mereka belajar menghubungkan kejadian tetapi bukan yang
mengandung hubungan sebab akibat. Kata penghubung yang digunakan:
dan,lalu. Pada usia 7 tahun anak mulai dapat membuat cerita yang ang agak
padu. Mereka sudah mulai mengemukakan masalah, rencana mengatasi
masalah dan penyelesaian masalah tersebut meskipun belum jelas siapa yang
melakukannya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulaan
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun
menggunakan tanda-tanda isyarat. Perkembangan bahasa yang menggunakan
model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan
mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan
bahasa anak.
Masa prasekolah dicirikan dengan perkembangan yang cepat pada setiap
aspek pengetahuan bahasa. Pengetahuan semantik anak-anak prasekolah
meningkat begitu semakin banyak kata ditambahkan dalam kosakata reseptif
dan ekspresifnya. Perkembangan pengetahuan morfemik juga berkontribusi
terhadap meningkatnya kemampuan anak-anak prasekolah dalam
menyampaikan pesan. Serta eksplorasi anak-anak prasekolah terhadap bahasa
tulis juga menunjukan bukti perkembangan pengetahuan pragmatic.
Setiap kelima aspek pengetahuan bahasa merupakan aspek penting untuk
di pertimbangkan dalam memahami perkembangan bahasa di antara anak-
anak prasekolah. Pemahaman pengetahuan bahasa ini membentuk dasar
perencanaan dan implementasi kurikulum bahasa anak usia dini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Baverly Otto, Baverly Otto Edisi Ketiga. Perkembangan Bahasa pada Anak Usia
Dini. Jakarta Prenamedia Group, 2015.

Zulkifli. Journal Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 1986.

13

Anda mungkin juga menyukai