Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PERENCANAAN
Rencana adalah pemikiran atau gagasan mengenai tindakan yang akan dilakukan guna
mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa perencanaan
merupakan rancangan atau konsep. Kedudukan perencanaan sangat penting dalam setiap
kegiatan, termasuk penyelenggaraan PAUD.Bahkan, berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan,
tergantung pada matang atau tidaknya sebuah perencanaan.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan
Perencanaan dalam arti yang lebih luas, khususnya perencanaan kelembagaan, seperti
PAUD, perencanaan mencakup visi, misi dan fungsi organisasi, tujuan kelembagaan, strategi
mencapai tujuan, dan lain sebagainya.Dan semua untuk cakupan perencanaan tersebut telah
tersusun dengan rapi dalam proposal pendirian PAUD.
            Hampir semua pekerjaan dan kegiatan, termasuk penyelenggaraan program selalu diawali
dengan perencanaan yang matang.Oleh karena itu, seorang manajer atau direktur PAUD yang
ingin menjalankan program –program PAUD sudah harus mematangkan visi dan misi serta
tujuan dan strategi yang ingin ditempuh sebagimana yang tertuang dalam proposal pendirian
PAUD.
            Perencanaan yang lebih rill dan aplikatif, biasanya dilengkapi dengan time schedule atau
penjadwalan.Dalam konteks kelembagaan PAUD, hal ini bisa diimplikasikan kedalam kalender
akademik yang memuat program sepanjang tahun. Jadi, program apa saja yang ingin dilakukan
tahun depan, telah direncanakan secara matang sejak sekarang. Jika setiap manajer atau direktur
PAUD berhasil menyusun perencanaan secara matang sejak awal tahun, bisa dipastikan program
– program yang akan dijalankannya dapat berjalan mulus. Dengan demikian, kunci keberhasilan
sebuah program pendidikan, ditentukan oleh kematangan sebuah perencanaan.

B.     PENGORGANISASIAN
Walaupun diatas disebutkan bahwa berhasil atau tidaknya sebuah program
penyelenggaraan pendidikan anak tergantung pada perencanaan, tetapi perencanaan sebaik
apapun jika tidak diorganisasikan secara profesinal akan menuai banyak kendala dan sulit untuk
dioperasionalkan. Atas dasar ini, maka sebuah perencanaan memerlukan pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah pembagian tugas secara professional sesuai dengan kemampuan
masing-masing sumber daya dalam menjalankan tugasnya.Jadi, setiap perencanaan harus
diorganisasikan kedalam lingkup – lingkup yang lebih kecil, sehingga semua komponen PAUD
mendapat tugas sesuai dengan kapasitasnya masing – masing.
Sekedar contoh, tahun depan PAUD Tunas Melati akan menyelenggarakan lomba
mewarnai. Rencana ini harus diorganisasikan, seperti siapa yang membuat pengumuman acara
tersebut dan memublikasikannya sehingga menarik simpati anak – anak, siapa juri dalam
perlombaan tersebut, apa saja peralatan yang dibutuhkan, siapa saja yang terlibat, apa hadiah
utama bagi para pemenang, dan lain sebagainya.
Dengan pengorganisasian seperti ini, sebuah perencanaan menjadi lebih matang,
sehingga, sebuah perencanaan menjadi lebih matang, sehingga kemungkinan berhasil lebih
besar. Dan, sebagaimana disebutkam diatas, bahwa keberhasilan dalam perencanaan sama halnya
dengan merencanakan keberhasilan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

Gambar 1. Struktur Organisasi


C.                PENGARAHAN
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan
pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya
memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari
nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat
terselesaikan dengan baik.
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam
manajemen.Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar
dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada
anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga
layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila
perhatian tersebut dapatmembantu meningkatkan kinerja mereka.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
1.      Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2.      Memberikan petunjuk umum dan khusus
3.      Mempengaruhi anggota, dan
4.      Memotivasi
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan
adalah:
a)      Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya
dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b)      Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para
anggota organisasi.
c)      Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-
jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Fungsi pengarahan.
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul
dilaksanakan.Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi
pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah
tersebut.
Pengarahan (leading)adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan untuk melakukan
apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai leading, directing,motivating
atau actuating.
Pengarahan memiliki beberapa karakteristik:
1.      Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap manajer
menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2.      Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa organisas
3.      Human factor, fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang kompleks dan
tidak bisa diprediksi.
4.      Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke dalam
tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik menjadi tak berarti.
5.      Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan eksekutif pada
semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima instruksi hanya dari
atasannya.
6.      Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan dengan
manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu hal tidak
dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat mengkondisikan perilaku seseorang
ke arah tujuan yang diharapkan.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1.      Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat
dilakukan dengan baik.
2.      Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan
atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3.      Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi akan menentukan efektifitas manajer. Dan ini bukan satu-satunya factor yang
mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu
system akan mampu meramalkan perilaku dari bawahannyaPengarahan merupakan fungsi
manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-
perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut
Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para
bawahan.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
D.                PENGKOORDINASIAN
Koordinasi adalah penyatuan, integrasi, sinkronisasi upaya anggota kelompok sehingga
memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.  Ini adalah kekuatan
tersembunyi yang mengikat semua fungsi lain dari manajemen. Menurut Mooney dan
Reelay, “koordinasi adalah susunan teratur dari upaya kelompok untuk memberikan kesatuan
tindakan dalam mengejar tujuan bersama”. Menurut Charles Worth, “koordinasi adalah integrasi
dari beberapa bagian ke dalam lubang teratur untuk mencapai tujuan pengertian”. Manajemen
berupaya untuk mencapai koordinasi melalui fungsi dasar perencanaan, pengorganisasian,
staffing, memimpin dan mengendalikan. Itulah sebabnya, koordinasi bukan merupakan fungsi
yang terpisah dari manajemen karena mencapai keselarasan antara usaha-usaha individu terhadap
pencapaian tujuan kelompok merupakan kunci keberhasilan manajemen. Koordinasi adalah inti
dari manajemen dan implisit dan melekat pada semua fungsi manajemen.
Koordinasi adalah elemen integral atau bahan dari semua fungsi manajerial sebagaimana
dijelaskan di bawah:
1.      Koordinasi melalui Perencanaan - Perencanaan memfasilitasi koordinasi dengan
mengintegrasikan berbagai rencana melalui diskusi bersama, pertukaran ide. Misalnya –
koordinasi antara anggaran keuangan dan anggaran pembelian.
2.      Koordinasi melalui Pengorganisasian - Mooney menganggap koordinasi sebagai esensi
pengorganisasian. Bahkan ketika manajer kelompok dan memberikan berbagai kegiatan untuk
bawahan, dan ketika ia menciptakan menonjol koordinasi departemen dalam benaknya.
3.      Koordinasi melalui Staffing - Seorang manajer harus ingat bahwa hak no. personil di berbagai
posisi dengan tepat jenis pendidikan dan keterampilan yang diambil yang akan menjamin orang
yang tepat pada pekerjaan yang tepat.
4.      Koordinasi melalui Mengarahkan - Tujuan memberi perintah, instruksi & bimbingan kepada
bawahan dilayani hanya ketika ada keselarasan antara atasan dan bawahan.
5.      Koordinasi melalui Mengontrol - Manajer memastikan bahwa harus ada koordinasi antara
kinerja aktual dan kinerja standar untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pembahasan di atas, kita dapat sangat banyak menegaskan bahwa koordinasi adalah
inti sangat banyak manajemen. Hal ini diperlukan dalam setiap fungsi dan setiap tahap oleh
karena itu tidak bisa dipisahkan.
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit- unit, orang orang, lalu lintas
informasi, dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus seimbang dengan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Organisasi yang baik memberikan susunan administratif, aturan-
aturan, mekanisme pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan
aktivitas organisasi secara maksimal. Sebagaimana dikemukakan Henry L. Sisk bahwa
manajemen adalah koordinasi dari semua sumber melalui proses perencanaan, pengorganisasian
pimpinan, dan pengawasan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan koordinasi (coordination) mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang
telah dibagi, tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan
sehingga menyumbang penyampaian tujuan. Pengkoordinasian menurut The Liang
Gie merupakan rangkaian aktivitas menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan
orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju
kearah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, kekembaran kerja atau
kekosongan kerja. Sedangkan Oteng Sutisna merumuskan koordinasi ialah mempersatukan
sumbangan sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya
maksud yang ditetapkan. Purwanto mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawa orang-
orang, materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang
harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa pengkoordinasian dalam organisasi sekolah
adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah dengan menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan kepala sekolah,guru,
tenaga kependidikan, dan personal lainnya dan pekerjaannya dibawah tanggung jawab kepala
sekolah sehingga semuanya berlangsung secara tertib kearah tercapainya maksud yang telah
ditetapkan.
Koordinasi harus dapat meningkatkan kerjasama antara kepala sekolah dan personal
sekolah sebagai anggota organisasi semaksimal mungkin pada tatar sekolah maupun unit kerja
sekolah. Koordinasi harus menghasilkan penyatuan arah dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing dari tiap-tiap bagian maupun personal dalam keseluruhan agar terdapat
hubungan yang baik, segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat.
Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan khususnya sekolah, karena
dalam organisasi sekolah ada pembagian kerja yang amat pokok yaitu pekerjaan mendidik,
pekerjaan manajemen sekolah dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
sesuai mutu yang dipersyaratkan.
Setiap orang harus mengetahui tugas masing-masing, sehingga yang tumpang tindih dan
pekerjaan yang tidak perlu dapat dihindarkan. Dalam menjalankan tugas pendidikan di sekolah,
pengatur waktu merupakan hal yang terpenting, karena ada kegiatan yang harus didahulukan,
dan ada yang harus dilakukan kemudian atau bersamaan, semua dikoordinasikan oleh kepala
sekolah sebagai seorang pimpinan. Tanpa pengkoordinasian yang benar maka tiap komponen
seperti guru, tenaga kependidikan dan karyawan pendidikan lainnya akan berjalan sendiri-sendiri
tanpa arah yang jelas. Suatu usaha kerjasama sekolah yang baik, pengkoordinasian yang efektif
merupakan suatu keharusan, dan koordinasi itu tidaklah timbul dengan sendirinya, melainkan
harus diusahakan oleh manajer sekolah pada setiap unit kerja pendidikan disekolah dengan
sungguh-sungguh dan terencana. Pembagian kerja dan spesialisasi atas dasar tanggung jawab
profesionalnya masing-masing berjalan menuju kesatu titik tercapainya tujuan pendidikan. Titik
fokus dari koordinasi tersebut terselenggaranya seluruh program sekolah sesuai yang
direncanakan dan mencapai tujuan sesuai yang ditargetkan. Koordinasi yang baik akan berhasil
dengan syarat ;
1)      Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi sekolah;
2)      Membangun semangat kerja sama yang besar diantara kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan dan personal sekolah lain dan adanya organisasi informal yang sehat dalam tubuh
organisasi yang bersangkutan
3)      Tersedianya fasilitas kerja dan kontrak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam
organisasi;
4)      Memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai
proses yang kontinu.
Kesimpulannya adalah Coordinating / koordinasi merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai itu antara lain dengan memberi intruksi, perintah,
mengadakan pertemuan untuk memberikan kejelasan bimbingan dan nasihat, dan mengadakan
coaching dan bila perlu memberi teguran.

E.                 PENGAWASAN
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
Walaupun sebuah rencana telah disusun dengan matang dan dikerjakan secara
organisatoris, tetapi kedua hal ini belum menjamin sebuah rencana dapat terealisasi dengan
baik.Agar sebuah rencana dapat terealisasi dengan baik, maka perlu adanya kontrol atau
pengendalian. Idealnya hal ini dikerjakan oleh seorang supervise atau pengawas.  Satu hal yang
perlu digaris bawahi bagi seorang supervise maupun manajer ketika melakukan kontrol  ataupun
pengendalian adalah, bahwa kegiatan ini bukan untuk menilai benar dan salah maupun baik dan
buruk. Tetapi seorang superviser dan manjer harus mampu memotivasi, mengarahkan,
memperbaiki dan upaya – upaya lain yang positif kesemua komponen yang terlbat dalam
realisasi perencanaan. Dengan pola control maupun pengawasan yang demikian, diharapkan
sebuah perencanaan dapat terealisasi lebih optimal.
Dalam konteks manajemen PAUD, maka pengawasan merupakan upaya control terhadap
semua komponen kelembagaan PAUD dalam merealisasikan program – program pembelajaran.
Pengawasan bukan dimaksudkan untuk menakut – nakuti sraf - staf yang terlibat didalamnya,
tetapi lebih kepada motivasi, pengarahan dan membantu memecahkan kendala dilapangan,
sehingga sebuah program kelembagaan PAUD  dapat berjalan secara mulus.

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/10/fungsi-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai