Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “perlibatan orang tua dan
masyarakat dalam masalah kekerasan Anak Usia Dini” guna memenuhi tugas
mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyelenggaraan PAUD dengan
tepat waktu.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini karena penulis menyadari
bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kekerasan pada Anak Usia Dini ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan pada Anak Usia
Dini ?
3. Macam-macam bentuk kekerasan pada Aak Usia Dini?
4. Bagaimana cara mengatasi kekerasan pada Anak Usia Dini ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kekerasan pada Anak
Usia Dini.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan pada
Anak Usia Dini.
3. Untuk mengetahui macam-macam bentuk kekerasan pada Anak Usia
Dini.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kekerasan pada Anak
Usia Dini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Beberapa faktor pemicu kekerasan terhadap anak menurut komnas
perlindungan anak, pemicu kekerasan terhadap anak yang terjadi
diantaranya:
1. Pewarisan kekerasan antar generasi (inter generational transmission of
violence)
Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orang tuanya dan ketika
tumbuh menjadi dewasa mereka melakuakan tindakan kekerasan kepada
anaknya. Dengan demikian, perilaku kekerasan diwarisi dari generasi ke
generasi.
2. Stress Sosial (social stress)
Stress yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan
resiko kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Kondisi-kondisi sosial
ini mencakup : pengangguran (unemployment), penyakit (illness),
kondisi perumahan buruk (poor housing conditions), ukuran keluarga
lebih besar dari rata-rata (a larger than average family size), kelahiran
bayi baru (the presence of a new baby), orang cacat di rumah(disabled
person),dan kematian seorang anggota keluarga (the death).
Sebagian besar kasus di laporkan tentang tindakan kekerasan
terhadap anak berasal dari keluarga yang hidup dalam kemiskinan.
Tindakan kekerasan terhadap anak juga terjadi dalam keluarga kelas
menengah dan kaya, tetapi tindakan yang dilaporkan lebih banyak
diantara keluarga miskin karena beberapa alasan.
3. Isolasi sosial dan keterlibatan masyarakat bawah
Orang tua dan pengganti orang tua yang melakukan tindakan
kekerasan terhadap anak.
4. Struktur keluarga
Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang meningkat untuk
melakukan tindakan, cenderung terisolasi secara sosial. Sedikit sekali
orang tua yang bertindak keras ikut serta dalam suatu organisasi
masyarakat dan kebanyakan mempunyai hubungan yang sedikit dengan
teman atau kerabat. Kekerasan dan pengabaian terhadap anak misalnya,
orang tua tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan
terhadap anak dibandingkan dengan orang tua utuh. Selain itu keluarga-
keluarga dimana baik suami atau istri mendominasi didalam membuat
keputusan penting seperti, dimana bertempat tinggal, pekerjaan apa yang
6
mau diambil bilamana mempunyai anak, dan beberapa keputusan
lainnya.
1
Natalia. “Makalah Kekerasan Terhadap Anak” hlm.6
8
yang tidak senooh dengan segera meninggalkan dimana sentuhan itu
terjadi.
2. Pembekalan Ilmu Bela Diri
Pembekalan ilmu bela diripun dapat menjadi salah satu solusi agar
anak tidak menjadi korban kekerasan. Selain mengajarkan pada anak
mengenai kedisiplinan dan membentuk mental juga jasmani yang kuat,
bela diri dapat digunakan untuk membela diri sendiri dari ancaman-
ancaman yang ada. Namun harus tetap diberikan pengarahan bahwa ilmu
bela diri dipelajari bukan untuk melakukan kekerasan.
3. Maksimalkan Peran Sekolah
Sekolah harus memiliki fungsi control sosial, yakni sekolah
memiliki assessment (penilaian) terhadap perilaku anak. Sekolah juga
harus menggagas aktifitas-aktifitas internal sekolah yang bersifat positif,
4. Pendidikan Budi Pekerti
Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda
dikalangan generasi penerus adalah mengajarkan budi pekerti baik
dirumah maupun di sekolah.
5. Laporkan Pada Pihak Berwajib
Apabila terjadi kekerasan fisik, psikis ataupun seksual ada baiknya
segera laporkan pada pihak yang berwajib. Hal ini bertujuan agar segera
diambil diambil tindakan lebih lanjut terhadap tersangka agar
mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi. Sementara korban harus
segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga.
2
Arief.”Upaya Mengatasi Masalah Perlindungan Terhadap Kekerasan Anak Dalam Tinjauan HAM” hlm.12
9
E. Cara Orang Tua Dan Masyarakat Dalam Melindungi Kekerasan Pada
Anak Usia Dini
1. Perhatikan Orang-orang yang Berada di Sekeliling Anak
Perhatikan siapa saja yang berpotensi untuk melakukan kekerasan
pada anak, karena curiga itu tidak dosa asal kecurigaan anda memiliki
dasar yang jelas.
2. Jangan Meninggalkan Anak Sendirian Tanpa Ada Satupun Orang
Terdekat yang Mengawasi Mereka
Pastikan bahwa orang tua selalu menitipkan anak pada orang
terdekat yang dapat dipercaya.
A.Kesimpulan
Kekerasan terhadap anak adalah segala tindakan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja yang dapat merusak anak baik berupa serangan
fisik, mental sosial, ekonomi, maupun seksual yang melanggar hak asasi
manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat. Beberapa faktor pemicu kekerasan terhadap anak menurut
komnas perlindungan anak pemicu kekerasan terhadap anak yang terjadi
diantaranya: struktur keluarga, pewarisan kekerasan dari generasi ke
generasi, stress sosial dan asolasi sosial, serta keterlibatan masyarakat
bawah.
13
DAFTAR PUSTAKA
14