Wb
Strategi Pengembangan
kecerdasan Sosial Emosi
Anak Usia Dini
Mata Kuliah : Perkembangan Sosial dan Emosi
Dosen Pengampuh : Nurhayati, S.Psi., M. Psi
Kelompok 3 :
Intan Wulandari
Sestatri Asty
Laily
Pengertian Kecerdasan Sosial Emosional
Kecerdasan disebut juga dengan intelegensi. Intelegensi berasal dari kata
inteliligere=intelegence yang mempunyai arti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Kecerdasan juga dapat diartikan sebagai
kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat umum.
01
Cinta dan kasih
sayang
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Cinta dan kasih sayang
Faktor belajar sangat menentukan kepada siapa saja kasih sayang itu ditunjukkan.
Anak-anak pada umumnya bersikap ramah dan sayang terhadap orang yang
menyayangi mereka. Agar menjadi emosi yang menyenangkan dan dapat menunjang
penyesuaian yang baik, kasih sayang harus terjadi dua arah, dan saling berbalas.
Sebaliknya jika kasih sayang hanya satu pihak maka anak akan merasa ditolak dan
dapat berakibat buruk bagi perkembangan emosinya.
Dalam pembelajaran tentang kasih sayang ini peroses attachment juga sangat
penting. Attachment adalah hubungan kasih sayang pertama antara anak dan
kedua orang tuanya. Adanya ikatan kasih sayang ini merupakan hal yang
penting dalam perkembangan anak karena merupakan dasar pembentukan pola
hubungan dengan orang lain. Anak akan menyalurkan lagi pola kasih sayang ini
dan belajar membentuk persahabat dengan orang lain
Sasaran pengembangan sosial
emosional
02
Empati
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Empati
Empati adalah satu respons individu untuk merasakan perasaan orang lain dengan
cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata lain ia
menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama sebagai mana
yang dikemukakan Stiwart, at.al (1985), yaitu an empeashic responce is one in
which someone responce as if he or she were feeling what another person in
feeling. Empati merupakan emosi yang kompleks.
Contoh : misalnya dalam peristiwa seorang anak yang menangis karena
jatuh dari sepeda, anak yang telah mengembangkan empatinya akan
mendekati anak tersebut, menepuk atau mengusap badannya, dan
membantunya berdiri lalu memapahnya untuk pulang. Ia mengerti rasa
sakit yang diderita anak tadi dan memahami kebutuhan anak tersebut.
Berbeda dengan anak yang belum cukup usia atau belum
mengembangkan sikap empatinya, mungkin ia hanya akan menonton
kejadian tersebut, dan tidak tahu apa-apa yang harus dilakukannya.
Sasaran pengembangan sosial
emosional
03
Pengendalian
emosi
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Pengendalian Emosi
Seorang anak perlu di didik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan ini
berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan tindakan
yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil mengendalikan
emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya. Berikut ini adalah contoh
penelitian yang berhubungan dengan pengendalian emosi
Contoh : sekelompok anak dikumpulkan. Pada kelompok ini diberikan dua pilihan, mereka
boleh angsung mengambil satu permen yang enak lalu keluar ruangan atau menunggu
beberapa menit, tetapi mereka bisa mengendalikan dua permen. Kelompok langsung
terbagi dua, mereka yang langsung ingin mendapatkan permen (dan segera
menghabiskannya) dan mereka yang bersedia untuk mendapatkan dua permen. Setelah
diamati bertahun-tahun kemudian, anak-anak dari kelompok kedua ternyata
berkembang menjadi anak populer, menyenangkan, dan sukses dalam pergaulan sosial.
Hal sebaliknya terjadi pada kelompok pertama, yang membedakan mereka adalah anak
dari kelompok yang mau menunggu beberapa menit agar mendapatkan permen
tambahan memiliki keunggulan, yaitu mereka mampu menunda pemuasan keinginan.
Kemampuan ini amat penting dan harus dilatih pada anak sejak dini.
Strategi yang dapat dilakukan oleh pendidik PAUD ataupun orang tua untuk
mengoptimalkan perkembangan kecerdasan sosial-emosional pada anak usia dini adalah:
• Memberikan perhatian kepada anak. Setiap individu sudah tentu ingin diperhatikan, termasuk juga
anak. pada saat di rumah, anak sangat membutuhkan perhatian dari orang tuanya.
• Mengenalkan berbagai emosi positif dan emosi negatif beserta dampaknya kepada anak. Langkah
selanjutnya setelah memberikan perhatian kepada anak adalah dengan mengenalkan berbagai emosi
positif dan negatif beserta dampaknya pada anak.
• Memenuhi kebutuhan anak. Jika mengacu pada teori herarkhi kebutuhan menurut Abraham Maslow
maka setidaknya ada lima kebutuhan, yaitu: a) kebutuhan fisiologis; b) kebutuhan akan rasa aman; c)
kebutuhan akan memiliki dan cinta; d) kebutuhan akan adanya rasa percaya diri yang dimilikinya; e)
serta kebutuhan untuk dapat mengaktulisasikan diri. Bagi anak usia dini, kelima kebutuhan tersebut
tidak dapat dipenuhinya sendiri.
• Menciptakan perilaku positif kepada anak.
• Memberikan reinforcement terhadap perilaku anak. Reinforcement atau penguatan dapat diberikan
oleh orang tua ataupun pendidik PAUD terhadap perilaku anak, baik itu perilaku yang positif
maupun perilaku yang negatif.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih dan mengaktualisasikan kegemarannya.
Sudah tentu setiap anak memiliki kegemaran masing-masing.
• Menjalin komunikasi dengan anak. Orang tua atau pendidik PAUD perlu membuka komunikasi
dengan anak. pada saat anak menginginkan sesuatu, tanyakanlah kepada anak mengapa ia
menginginkannya.
• Memberikan contoh perilaku yang baik. Sesuatu yang dilihat anak akan dilakukan. Hal ini
dikarenakan anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada didengarnya, dengan demikian,
orang tua maupun pendidik PAUD harus dapat memberikan contoh perilaku yang baik secara
langsung kepada anak.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan kegiatan bermain sosial. Pada kegiatan
Untuk membantu proses perkembangan emosi anak usia dini, seorang
guru dapat melakukan beberapa metode pembelajaran berikut :
Khotimah, T. H. (n.d.). Kerjasama antara guru dan orang tua dalam mengembangkan
perilaku mandiri anak di tk, 1–13. http://jurnal.untan.ac.id/index.ph p/jpdpb
/article/view/15427.
Lubis, Yanti. 2019. Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain.
Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan, Sumatera Utara
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH