Anda di halaman 1dari 20

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
Strategi Pengembangan
kecerdasan Sosial Emosi
Anak Usia Dini
Mata Kuliah : Perkembangan Sosial dan Emosi
Dosen Pengampuh : Nurhayati, S.Psi., M. Psi
Kelompok 3 :
Intan Wulandari
Sestatri Asty
Laily
Pengertian Kecerdasan Sosial Emosional
Kecerdasan disebut juga dengan intelegensi. Intelegensi berasal dari kata
inteliligere=intelegence yang mempunyai arti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Kecerdasan juga dapat diartikan sebagai
kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat umum.

Istilah kecerdasan emosional berakar dari konsep sosial intelligence, yaitu


suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk bertindak secara bijak dalam
hubungan antar manusia.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungannya dengan orang lain
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku
yang berhubungan antara individu dengan individu lainnya sebagai
bagian dari kelompoknya. Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam
hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua
maupun lingkungan dimana anak itu tinggal.
Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan
hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau
perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan
lingkungan atau objek tertentu.
Maka dari itu, pengembangan emosi anak adalah kemampuan anak dalam berhubungan
dengan individu lain. Dimana dalam lingkungannya akan terjadi peristiwa-peristiwa yang
sangat bermakna bagi hidup anak dan akan membentuk kepribadian anak. Dan lingkungan
juga yang akan menentukan kepribadian seorang anak tersebut.
Penjelasan dari strategi pengembangan emosi pada
anak usia dini
Kemampuan untuk mengenali emosi diri. Untuk membantu anak mengenali
01 emosinya dapat dilakukan dengan cara mengajarakan anak untuk memahami
perasaan-perasaan
Kemampuan untuk yang dialaminya.
mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat. Anak dapat
02 dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi suatu kejadian dengan
prilaku yang tepat. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat melatih anak untuk mengelola
emosi.
03 Kemampuan untuk memotivasi diri. Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong
oleh kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang dan guru diharapkan
tidak mengabaikan kemempuan anak untuk memecahkan masalah. Karena dengan penyelesaian
masalah ini anak dapat belajar banyak.
04 Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Untuk mengembangkan keterampilan
anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya pengembangan empati dan
keperdulian terhadap orang lain menjadi sangat penting.
Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Latihlah anak untuk
05 bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok, dan melakukan keja
sama. Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak untuk kehidupannya
dikemudian hari.
Sasaran pengembangan sosial emosional

Sasaran pengembangan sosial emosi anak usia dini


terbagi menjadi 3 yaitu :

Cinta dan Kasih Empati Pengendalian


Sayang Emosi
Sasaran pengembangan sosial
emosional

01
Cinta dan kasih
sayang
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Cinta dan kasih sayang

Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau


benda yang ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin
terwujud dalam bentuk fisik atau kata-kata. Reaksi kasih sayang terutama
diperhatikan dengan perilaku ramah-tamah, penuh perhatian, dan akbar.

Faktor belajar sangat menentukan kepada siapa saja kasih sayang itu ditunjukkan.
Anak-anak pada umumnya bersikap ramah dan sayang terhadap orang yang
menyayangi mereka. Agar menjadi emosi yang menyenangkan dan dapat menunjang
penyesuaian yang baik, kasih sayang harus terjadi dua arah, dan saling berbalas.
Sebaliknya jika kasih sayang hanya satu pihak maka anak akan merasa ditolak dan
dapat berakibat buruk bagi perkembangan emosinya.
Dalam pembelajaran tentang kasih sayang ini peroses attachment juga sangat
penting. Attachment adalah hubungan kasih sayang pertama antara anak dan
kedua orang tuanya. Adanya ikatan kasih sayang ini merupakan hal yang
penting dalam perkembangan anak karena merupakan dasar pembentukan pola
hubungan dengan orang lain. Anak akan menyalurkan lagi pola kasih sayang ini
dan belajar membentuk persahabat dengan orang lain
Sasaran pengembangan sosial
emosional

02
Empati
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Empati

Empati adalah satu respons individu untuk merasakan perasaan orang lain dengan
cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata lain ia
menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama sebagai mana
yang dikemukakan Stiwart, at.al (1985), yaitu an empeashic responce is one in
which someone responce as if he or she were feeling what another person in
feeling. Empati merupakan emosi yang kompleks.
Contoh : misalnya dalam peristiwa seorang anak yang menangis karena
jatuh dari sepeda, anak yang telah mengembangkan empatinya akan
mendekati anak tersebut, menepuk atau mengusap badannya, dan
membantunya berdiri lalu memapahnya untuk pulang. Ia mengerti rasa
sakit yang diderita anak tadi dan memahami kebutuhan anak tersebut.
Berbeda dengan anak yang belum cukup usia atau belum
mengembangkan sikap empatinya, mungkin ia hanya akan menonton
kejadian tersebut, dan tidak tahu apa-apa yang harus dilakukannya.
Sasaran pengembangan sosial
emosional

03
Pengendalian
emosi
Sasaran pengembangan sosial
emosional
Pengendalian Emosi

Seorang anak perlu di didik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan ini
berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan tindakan
yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil mengendalikan
emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya. Berikut ini adalah contoh
penelitian yang berhubungan dengan pengendalian emosi
Contoh : sekelompok anak dikumpulkan. Pada kelompok ini diberikan dua pilihan, mereka
boleh angsung mengambil satu permen yang enak lalu keluar ruangan atau menunggu
beberapa menit, tetapi mereka bisa mengendalikan dua permen. Kelompok langsung
terbagi dua, mereka yang langsung ingin mendapatkan permen (dan segera
menghabiskannya) dan mereka yang bersedia untuk mendapatkan dua permen. Setelah
diamati bertahun-tahun kemudian, anak-anak dari kelompok kedua ternyata
berkembang menjadi anak populer, menyenangkan, dan sukses dalam pergaulan sosial.
Hal sebaliknya terjadi pada kelompok pertama, yang membedakan mereka adalah anak
dari kelompok yang mau menunggu beberapa menit agar mendapatkan permen
tambahan memiliki keunggulan, yaitu mereka mampu menunda pemuasan keinginan.
Kemampuan ini amat penting dan harus dilatih pada anak sejak dini.
Strategi yang dapat dilakukan oleh pendidik PAUD ataupun orang tua untuk
mengoptimalkan perkembangan kecerdasan sosial-emosional pada anak usia dini adalah:

• Memberikan perhatian kepada anak. Setiap individu sudah tentu ingin diperhatikan, termasuk juga
anak. pada saat di rumah, anak sangat membutuhkan perhatian dari orang tuanya.
• Mengenalkan berbagai emosi positif dan emosi negatif beserta dampaknya kepada anak. Langkah
selanjutnya setelah memberikan perhatian kepada anak adalah dengan mengenalkan berbagai emosi
positif dan negatif beserta dampaknya pada anak.
• Memenuhi kebutuhan anak. Jika mengacu pada teori herarkhi kebutuhan menurut Abraham Maslow
maka setidaknya ada lima kebutuhan, yaitu: a) kebutuhan fisiologis; b) kebutuhan akan rasa aman; c)
kebutuhan akan memiliki dan cinta; d) kebutuhan akan adanya rasa percaya diri yang dimilikinya; e)
serta kebutuhan untuk dapat mengaktulisasikan diri. Bagi anak usia dini, kelima kebutuhan tersebut
tidak dapat dipenuhinya sendiri.
• Menciptakan perilaku positif kepada anak.
• Memberikan reinforcement terhadap perilaku anak. Reinforcement atau penguatan dapat diberikan
oleh orang tua ataupun pendidik PAUD terhadap perilaku anak, baik itu perilaku yang positif
maupun perilaku yang negatif.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih dan mengaktualisasikan kegemarannya.
Sudah tentu setiap anak memiliki kegemaran masing-masing.
• Menjalin komunikasi dengan anak. Orang tua atau pendidik PAUD perlu membuka komunikasi
dengan anak. pada saat anak menginginkan sesuatu, tanyakanlah kepada anak mengapa ia
menginginkannya.
• Memberikan contoh perilaku yang baik. Sesuatu yang dilihat anak akan dilakukan. Hal ini
dikarenakan anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada didengarnya, dengan demikian,
orang tua maupun pendidik PAUD harus dapat memberikan contoh perilaku yang baik secara
langsung kepada anak.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan kegiatan bermain sosial. Pada kegiatan
Untuk membantu proses perkembangan emosi anak usia dini, seorang
guru dapat melakukan beberapa metode pembelajaran berikut :

Bernyanyi atau Bermain peran Bercerita


anak dapat mengembangkan
bermain musik kemampuan sosial emosional.
Melalui cerita anak dapat
Musik memberikan dampak mengembangkan
Anak dapat mengekspresikan
nyata pada perkembangan imajinasinya menjadi apa pun
berbagai macam emosinya
emosional manusia. Oleh yang dia inginkan, anak juga
tanpa takut, malu maupun
karena itu, bermain musik dapat memperoleh nilai yang
ditolak oleh lingkungannya.ia
bagi anak sangat penting dan banyak dan berarti bagi
juga dapat mengeluarkan
memberikan pengaruh yang proses pembelajaran dan
emosinya yang terpendam
cukup kuat dalam perkembangannya,
karena tekanan sosial.
pengembangan emosinya
Program kerjasama dengan melibatkan
orangtua
Kerjasama dalam dunia pendidikan adalah hubungan antara sekolah dan
keluarga atau guru dan orang tua dalam proses pembelajaraan yang
dilakukan anaknya yang mana kedua belah pihak saling mengenal,
memahami, menghormati dan mendukung satu sama lain, agar mencapai
keberhasilan dalam mencapai tujan pendidikan dalam proses belajar bagi
anak. Dari sebuah kerjasama ini dapat memberi tahu atau menjangkau orang
tua murid dan menyadarkan bahwa mereka mempunyai tanggung jawab dan
peran dalam proses belajar anak disekolah.
Kolaborasi yang dapat dilakukan guru dan orang tua dalam mengembangkan
kecerdasaan emosional anak melalui program parenting dan kolaborasi lain
dapat dilakukan orang tua dan guru yaitu melalui rapat perdana orang tua
murid sebelum kegiatan sekolah dimulai distu pihak sekolah menjelaskan apa
saja kegiatan yang dilakukan di sekolah. Rapat dengan orang tua membahas
kegiatan dalam mengembangkan emosi anak, berkomunikasi dengan orang
tua murid melalui group wa dan mengirimkan video kepada orang tua murid
terhadap kegiatan yang dilakukan anak.
melalui kegiatan parenting yang dilakukan kepada orang tua bahwa dalam
parenting ini orang tua dapat mengetahui bagaimana kecerdasan
emosional ini nantiknya dapat mempengaruh hubungan anak dalam
berinteraksi dengan lingkungannya dalam bertindak. Juga bisa dengan
melaporkan aktivitas anak selama disekolah ke orang tuanya melalui
komunikasi langsung ataupun dunia maya
Libatkan orang tua dalam kegiatan anak, baik itu kegiatan pentas seni
yang ditampilkan anak atau memperingati hari-hari besar ataupun
kegiatan fun cooking anak dan orang tua yang dapat membentuk emosi
anak dan mengendalikan emosi anak dengan rasa percaya diri melalui
berbagai kegiatan anak. Dengan melibatkan orang tua, orang tua bisa tau
bagaimana anaknya, bagaimana pendidikan yang dilakukan disekolah
untuk bisa juga diterapkannya dirumah selama bersama anaknya bukan
malah lepas tangan dan memberikan tanggung jawab hanya terhadap guru
Kesimpulan
pengembangan emosi anak dapat di bentuk melalui metode pembelajaran seperti bernyanyi
dan bermain musik, bermain peran, bercerita, dan lain sebagainya. Selain itu pengembangan
emosi anak juga dapat dibentuk dari lingkungan dimana anak itu tinggal. Maka dari itu, guru
dan orang tua harus mengembangkan perkembangan emosi anak dengan tepat dan baik, agar
perkembangan emosi anak berkembang sesuai tahap perkembangannya
Pengembangan kecerdasaan emosional anak dibutuhkan kerjasama antara orang tua
dan guru untuk mewujudkan anak yang mampu mengenali, menggolah, dan
mengendalikan emosi baik itu pada dirinya atau orang lain. Dengan anak dapat
mengendalikan emosinya, anak bisa berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan
yang ada disekitarnya.
Kolaborasi yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam mengembangkan kecerdasaan
emosional anak melalui kegiatan parenting, funcooking orang tua dan anak disekolah, pentas
seni, atau apapupun kegiatan anak dikomunikasikan dengan orang tua baik itu langsung atau
dunia maya. Yang dapat menjalin hubungan baik satu sama lain untuk mencapai tujuan dalam
proses belajar anak terutama kecerdasan emosional.
Referensi :
Zalmi, Refilia., Hazizah, Nur. (n.d). Kolaborasi Orang Tua dan Guru dalam
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, Padang,
Indonesia.

Khotimah, T. H. (n.d.). Kerjasama antara guru dan orang tua dalam mengembangkan
perilaku mandiri anak di tk, 1–13. http://jurnal.untan.ac.id/index.ph p/jpdpb
/article/view/15427.

Lubis, Yanti. 2019. Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain.
Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan, Sumatera Utara
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai