“KARAKTERISTIK BERMAIN.”
Disusun Oleh :
Siti Suendah
SUKABUMI
Visi
“Menjadi program studi yang menciptakan insan unggul dan memiliki daya saing
dalam bidang pendidikan Agama Islam pada tahun 2019 di Jawa Barat”
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No. 74, Cikondang, Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat
43161
KATA PENGANTAR
semesta alam atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga Penulis dapat
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara pemikiran maupun materi sehingga bisa
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada
bahasa yang digunakan. Untuk itu kritik dan saran dari Pembaca sangat
Penulis
Siti Suendah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan daya cipta), bahasa (kosa kata, komunikasi), social-emosional (sikap,
kebiasaan, perilaku, moral). Pada usia dini perkembangan masing-masing
aspek memiliki karakteristik khusus yang berbeda pada usia-usia tertentu.
Pemberian stimulasi yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak
akan menjadikan berbagai aspek perkembangan anak berkembang maksimal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Karakteristik Bermain
2.2.1 Mulyadi
4
h. Anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih ke
kegiatan bermain lain (bermain bersifat fleksibel.)
2.2.3 Dockett dan Fleer
a. Simbolik
Bermain pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan
anak untuk mengemukakan berbagai ide dan gagasannya ke
dalam bentuk-bentuk simbolik yang mewakili berbagai
benda, orang atau pun aktivitas yang diketahuinya.
Karakteristik ini terlihat ketika anak memainkan balok yang
diibaratkan sebagai kereta api, anak berperan sebagai
seorang Ibu yang sedang memasak, bahkan sebagai Ibu dari
boneka yang dianggap sebagai anaknya.
b. Bermakna
Bermain pada hakikatnya adalah kegiatan memainkan
berbagai pengalaman, keterampilan dan pemahaman yang
dapat dilakukannya sejalan dengan apa yang telah diketahui
anak.
c. Aktif
Kegiatan bermain adalah kegiatan aktif yang dilakukan
anak dengan melibatkan berbagai jenis aktivitas baik fisik,
psikis, maupun imajinasinya.
d. Menyenangkan
Bermain adalah segala sesuatu yang dilakukan yang dapat
memberikan rasa senang, kegembiraan dan keceriaan pada
anak.
e. Motivasional
Bermain adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan atas
dorongan dari dalam diri anak sehingga anak
melakukannya dengan penuh semangat.
f. Beraturan
5
Segala bentuk permainan memiliki aturan-aturan, baik
dalam waktu, lingkungan maupun peralatannya. Hal inilah
yang menyebabkan anak dapat melakukan berbagai jenis
permainan jika waktunya ada, lingkungannya mendukung,
dan peralatannya tersedia.
g. Berepisode
Layaknya sebuah cerita bermain pun memiliki tahapan
yakni tahapan awal, tengah dan akhir dalam satu tema
tertentu yang dipilih anak. Jika permainan sudah memasuki
tahap akhir, biasanya anak akan memainkan permainan
baru. Pertama, permainan untuk membentuk fisik anak
yang memerlukan gerak fisik dan juga berfungsi sebagai
olahraga bagi anak. Contoh : sepak bola dan loncat tali.
Kedua, permainan melatih sosialisasi. Permainan yang
membutuhkan team work atau kerja kelompok. Dari
sanalah anak dapat melatih jiwa sosial mereka, bagaimana
cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun dengan teman
dan saling tolong menolong. Contoh : Permainan menyusun
huruf dan bermain peran menjadi Dokter dan Pasien.
Ketiga, permainan mengasah otak. Permainan ini
memerlukan keterampilan berpikir, mengasah daya ingat
serta imajinasinya. Contoh : ular tangga, menyusun balok,
lego, puzzle, plastisin atau tanah liat.
1. Tepuk Bersama
Permainan yang paling mudah untuk melatih ke
kompakkan serta kerjasama dan meningkatkan koordinasi
tangan anak.
6
2. Menyusun Puzzle
Permainan ini dapat memacu daya saing berpikir anak
dengan cepat. bisa dilakukan masing-masing atau
berkelompok.
3. Mencari Teman
Permainan mencari teman bertujuan untuk mengajak anak
banyak bergerak dan berlari. Karena dalam permainannya,
anak-anak akan bermain dengan cara mencari pasangan
yang disebutkan oleh Gurunya. Permainan ini juga dapat
meningkatkan interaksi antarteman saat mencari
pasangannya, dan dapat meningkatkan komunikasi bagi
anak.
4. Memasangkan Benda
Guru menyediakan alat-alat peraga seperti sendok-garfu,
kaos kaki-sepatu, piring-gelas dan menyimpan benda-benda
tersebut di dalam kotak secara acak. Suruhlah anak untuk
menyusun sesuai pasangan dan menghitung ada berapa
pasangan benda yang terdapat di dalam kotak.
5. Menyambung Lagu
Guru bernyanyi di dalam kelas, lalu menunjuk salah satu
anak untuk meneruskan lagunya. Permainan ini dapat
melatih keberanian anak, kemampuan berkomunikasi dan
sosial di dalam kelas.
7
Permainan ini paling mengasikkan dan seru bagi anak.
Dalam permainannya ada yang menjadi si tom dan ada
yang menjadi si Jerry. Tom harus bisa nangkap si Jerry
yang dihalangi oleh pagar-pagar yang terbuat dari
gandengan tangan anak-anak yang lain. Jika si Jerry
tertangkap, maka ia harus menjadi Tom.
8. Menyusun dan Membangun Menara
Alat yang digunakan adalah balok-balok kecil atau toples
plastik. Permainan ini bisa melatih anak dalam kesabaran,
ketelitian, kerjasama antarteman dan kognitif.
9. Menjala Ikan-ikan
Cara mainnya yaitu, 2-3 anak disuruh untuk bergandengan
tangan dan berperan sebagai jala ikan. Sementara sisanya
berperan sebagai ikan yang bebas berlarian (di luar ruangan
atau di lapangan). Anak yang berperan sebagai jala harus
berusaha menangkap ikan (anak-anak yang berlari bebas
tersebut.)
10. Balap berjalan sambil membawa balon
Anak-anak membentuk team sebanyak tiga orang, masing-
masing punggung mereka diberi balon sebagai jarak.
Mereka harus bisa membawa balon itu tetap utuh sampai di
garis start. Permainan ini dapat melatih kerjasama
antarteman dan melatih motorik kasar anak.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain adalah kegiatan yang tidak bisa lepas dari anak. Oleh karena itu,
dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan lebih
tanggap lagi menilai tentang kegiatan bermain yang diprogramkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian sesuai dengan ciri-ciri bermain anak sehingga
dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan dapat
mengukur kompetensi anak secara individual. Berikut karakteristik bermain anak :
3.2 Saran
Sebagai Pendidik, kita harus membantu anak usia dini berkembang dengan
berbagai permainan yang edukatif namun tetap menyenangkan. Dalam bermain,
anak tidak perlu ditarget atau dipaksa agar sesuai dengan tujuan akhir, cukup
melakukan prosesnya dengan baik dan anak senang melakukan permain tersebut.
Jika anak senang, maka Guru pun akan senang. Anak belajar lewat bermain dan
Guru belajar membaca perkembangan setiap anak lewat permainan. Oleh karena
itu, jadikan karakteristik bermain sebagai assesment sebelum merencanakan
kegiatan bermain untuk anak.
9
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani Nurani Sujiono, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Mayke Sugianto T. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Depdiknas.
Hurlock, E.B., 1999. Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi 6). Jakarta: Penerbit
Erlangga
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo.
http:// Susisrir14.blogspot.com/ (11 April 2019 – 11.50)
http:// Melyloelha-box.blogspot.com/ (11 April 2019 – 11.53)
http:// www.playday.org/ 12 April 2019 – 13.00)
http:// letchildrenplay.com/ (12 April 2019 – 14.05)
http:// www.ncb.org.uk/cpc/ (12 April 2019 – 15.00)
10