MAKALAH
TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KESENIAN
ANAK USIA DINI 4-5 TAHUN DAN 5-6 TAHUN
Disusun oleh :
RABIAH 19.14.0105
RUPIDA 19.14.0108
Segala puji hanya bagi Allah Swt Tuhan semesta Alam. Allah yang telah
memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya,
dan kita sebagai generasi penerus hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibu Hj Rahimah, M. Pd pada mata kuliah Pengembangan Kesenian. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Tingkat
Pencapaian Perkembangan Kesenian Anak Usia Dini 4-5 Tahun Dan 5-6
Tahun ” bagi para pembaca juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Hj Rahimah, M. Pd, selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Kesenian yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni.......................................................................................... 4
B. Pentingnya Pembelajaran Seni Bagi Anak................................................ 4
C. Jenis-jenis Kegiatan Seni yang Bisa Dilakukan Anak Usia Dini.............. 6
D. Peranan Kegiatan Seni dalam Mengembangkan Aspek-aspek
Perkembangan Anak Usia Dini................................................................. 6
E. Tahapan Perkembangan Seni pada Anak Usia Dini.................................. 12
F. Kegiatan untuk Menstimulasi Seni pada Anak Usia Dini......................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini sangat penting diperhatikan
khusunya dalam melakukan pengajaran terhadap anak didik. Fungsi seni
dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesiona. Seni
untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi
perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja
professional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya
secara professional.
Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan lebih difokuskan
pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik,
bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil
karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar,
1990: 10).1 Pendidikan seni kreatif berperan mengembangkan kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan kreativitas (CQ),
kecerdasan spiritual (SQ) dan multi-intelegensi (MI). Peran guru adalah
menstimulus siswa agar dapat menuangkan serta mengembangkan ekspresi
gerak yang kreatif baik secara individual maupun kelompok. Ide atau gagasan
siswa biasanya orisinal, misalnya siswa dapat distimulus untuk memberikan
contoh dan ide gerak tentang bagaimana kelompok binatang menghisap madu,
atau seekor kupu-kupu hinggap di bunga, bagaimana gerak bebek berenang di
kolam. Guru adalah sebagai fasilitator, maka biarkan siswa memvisualisasikan
semua gerakan yang diinginkannya, selanjutnya guru dapat memilih gerakan
mana yang penting dan mana yang tidak.
Mengembangkan imajinasi yang penuh ilham merupakan oksigennya
kreativitas yang menghembuskan warna kehidupan, menambah elemen
1
Munandar, S.C. Utami , 1992, Mengembangkan Bakat Anak, Jakarta : Gramedia
1
2
kegembiraan. Oleh karena itu ketika menari, siswa harus dalam keadaan
gembira sehingga gerak tarian yang muncul akan terlihat luwes dan sesuai
keinginan. Gladys Andrews Fleming (1976) berpendapat bahwa melalui
bergerak dalam menari, sesuai dengan tingkat pemahaman siswa itu sendiri.
Imajinasi setiap siswa tentu tidak akan sama dengan siswa lain apalagi dengan
guru tarinya. Setiap penari bisa saja mengekspresikan gerakan yang ia lakukan
seperti meniru gerak binatang, kodok meloncat, burung terbang, ikan
berenang, atau ia merasa memainkan peran seorang peri dengan tongkat
ajaibnya, menirukan gerakan pohon melambai, gerak di luar dugaan, muncul
berdasarkan daya imajinasinya dan kita sebagai seorang guru harus
mendorongnya agar lebih banyak lagi yang dapat memberikan kebebasan atas
pengembangan ide dan kreativitas anak.
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan pembahasan yang diinginkan, penulis merasa
perlu merumuskan masalah-masalah terlebih dahulu. Merujuk pada latar
belakang, penulis merumuskan masalah pada beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah definisi dari seni?
2. Bagaimana peranan dan kegiatan seni dalam mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak?
3. Apa saja tahapan perkembangan seni pada anak?
4. Bagaimana peran guru dalam menstimulasi anak pada kegiatan seni?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini
adalah:
1. Menjelaskan definisi seni
2. Mengidentifikasi peranan dan kegiatan seni dalam mengembangkan aspek-
aspek perkembangan anak.
3. Menjelaskan tahapan perkembangan seni pada anak
3
4. Menjelaskan peran guru dalam menstimulasi anak pada kegiatan seni yang
sangat wajar di usianya. Dengan mencoret-coret, aspek perkembangan
lainnya menjadi berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), seni diartikan sebagai
elok, indah; kecakapan membuat, membuat, menciptakan sesuatu yang indah-
indah; suatu karya yang diciptakan dengan kecakapan luar biasa. Dodge,
Colker & Heroman (2002) menyatakan bahwa seni adalah mendesain,
(designing), membuat dan menghasilkan sesuatu (creating), serta
mengeksplorasi (exploring).2 Dalam kegitan seni, anak mencampur-
campurkan cat; mencampur dan membentuk dari tanah liat, membuat bentuk
dari balok-balok, kardus, lego, menari, membuat ritme dengan tangannya, dan
bernyanyi. Apabila kita melihat dari definisi-definisi di atas kita akan melihat
bahwa di dalam seni ada sesuatu yang indah yang diproduksi, diperoleh dari
pengalaman-pengalaman melakukan eksplorasi, dan hasilnya bisa dinikmati
oleh orang banyak.
4
5
3. Drama/bermain peran
Drama yang dimaksud di sini bukanlah adegan-adegan yang banyak
membutuhkan dialog-dialog percakapan panjang yang sering kita lihat di
11
televisi. Drama yang ditujukan pada anak-anak usia dini lebih pada anak
berpura-pura menjadi sesuatu atau seseorang, role play, atau membuat
karakter. Anak dapt melakukannya secara spontan tanpa harus dilatih.
Dalam bermain peran anak dapat mengekspresikan diri sebebas-
bebasnya. Mereka bisa juga menjadi siapapun yang mereka inginkan.
Dalam kegiatan ini, hubungannya dengan aspek perkembangan lain adalah
sebagai berikut.
a. Perkembangan sosial emosi: untuk bermain peran dengan anak lain
anak harus belajar bernegosiasi mengenai peran yang akan mereka
mainkan, situasinya, dan alat-alat apa yang bisa mereka pakai. Mereka
melakukan kreasi terhadap perannya dan bisa masuk dalam situasi
yang sebenarnya tidak menyenangkan bagi mereka. Penelitian
menemukan bahwa anak yang biasa bermain peran mengembangkan
empatinya karena mereka terbiasa berada pada situasi orang lain untuk
sekejap. Mereka mampu bekerja sama dengan temannya, dan lebih
sedikit menampilkan perilaku agresivitas dibandingkan anak-anak
yang tidak biasa bermain peran.
b. Perkembangan fisik: anak mengembangkan keterampilan motorik
halus saat mengancingkan baju bermain perannya dan melepaskan
bajunya. Hal tersebut juga terjadi pada saat anak memakaikan dan
melepaskan pakaian bonekanya.
c. Perkembangan kognitif: saat mereka berpura-pura, mereka membuat
gambaran di benaknya mengenai pengalaman masa lalu dan
menghubungkannya dengan situasi yang ia imajinasikan. Hal tersebut
merupakan hal yang abstrak. Pada saat mereka menyiapkan meja untk
2 orang dan bermain jual beli, konsep matematika berkembang.
d. Perkembangan bahasa: untuk membuat situasi bermain perannya
terlaksana, anak harus menjelaskan kepada teman-temannya, bertukar
pikiran dan beragumentasi dengan kata-kata yang bisa dipahami oleh
temannya. Terkadang mereka menggunakan alat-alat tulis sebagai
12
media bermain peran dan menuliskan huruf atau angka sebagai bagian
dari kegiatan bermain peran.
4
Donley, S. K. & Janet E. T. (1984). Riverview children's center museum project guide.
New York: Pearson Education Inc.
13
Apabila kita lihat dari tabel di atas, di bawah usia 4 tahun anak masih
menjadi penikmat musik. Anak masih megumpulkan informasi tentang
suara, ritme, tempo nada. Pada usia 4-6 tahun, anak mulai menjadi
penikmat musik yang aktif. Mereka sudah bisa memutuskan jenis musik
apa yang mereka suka, diajak untuk berdiskusi mengenai musik dan
dengan kemampuan motorik kasar serta halusnya, anak mulai secara aktif
menari dengan ketukan yang tepat.
menyenangkan bagi anak. Mereka sangat menimati prosesnya dan tidak punya
waktu untuk mengkritisi guru. Hal yang penting dilakukan guru dalam
menstimulasi seni pada anak adalah memahami seni itu sendiri, memahami
perkembangan anak di usia 4-6 tahun, dan menyediakan sarana untuk
memulainya. Kemudian lakukan dengan semangat dan antusias. Anak akan
melakukan kegiatan dengan antusias apabila gurunya juga melakukan hal yang
sama.
Walaupun tidak bisa bernyanyi, guru tetap bisa mengajarkan bernyanyi
pada anak anak. Caranya putarkan lagu yang ingin diajarkan, kemudian
bernyanyi dengan suara lembut namun tetap berekspresi dan menggerakkan
tubuh sesuai lirik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Seni adalah suatu kegiatan yang merefleksikan keindahan yang dihasilkan
dari kegiatan eksplorasi terhadap lingkungan dan hasilnya dapat dinikmati
semua orang.
2. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang penting dipelajari oleh anak sedini
mungkin karena beberapa alasan seperti meningkatkan kreativitas dan
sensitivitas.
B. Saran
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi referensi,
penyusunan kata, kalimat. Maka dengan lapang dada kami menerima kritik
dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah ini bisa menjadi sebuah
pengetahuan yang bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Adila, Laraskhairia. 2013. Pendidikan Seni Tari untuk Anak Usia Dini.
https://www.academia.edu/29099918/Pendidikan_Seni_Tari_Untuk_Anak_
_Usia_Dini diakses tanggal 3 November 2021
Dodge, D.T., Colker, L.J., dan Heroman, Cate. 2002. The Creative Curriculum
For Preschool. Washington DC: Teaching Strategies, Inc
16