Anda di halaman 1dari 53

MENGGAMBAR ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu: Yusnita, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

PIAUD II & IV

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN - TEMBILAHAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT segala karunia-Nya sehingga makalah ini bisa
diselesaikan sebaik mungkin, shalawat dan salam tidak lupa pula kita ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman ilmu
pengetahuan sampai sekarang ini sehingga Penulis berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Menggambar Anak Usia Dini ” dengan tepat waktu tanpa adanya kendala
yang berarti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Kami mohon maaf dengan segala kerendahan hati mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis
maupun bagi para pembaca.

Sapat, 17 Juni 2021

PIAUD II & IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................

BAB II KONSEP DASAR MENGGAMBAR ANAK USIA DINI................................


A. Pengertian dan Perbedaan Menggambar dengan Melukis.......................................
B. Manfaat Menggambar Anak Usia Dini....................................................................
C. Tujuan Menggambar Anak Usia Dini......................................................................
BAB III JENIS – JENIS MENGGAMBAR PADA ANAK USIA DINI.......................
A. Pengertian Menggambar..........................................................................................
B. Jenis Menggambar Anak Usia Dini.........................................................................

BAB IV MEMAHAMI ASPEK DAN JENIS MENGGAMBAR.................................

A. Pengertian Menggambar..........................................................................................
B. Aspek-Aspek Menggambar.....................................................................................
C. Jenis-Jenis Menggambar Konsep............................................................................

BAB V TAHAPAN PERKEMBANGAN MENGGAMBAR ANAK USIA DINI........


A. Tahapan Menggambar Anak Usia Dini...................................................................
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menggambar.................................................
BAB VI KONSEP BENTUK KERUANGAN DAN WAKTU DALAM MENGGAMBAR
A. Pengertian Menggambar..........................................................................................
B. Konsep Bentuk Ruang dan Waktu dalam Menggambar..........................................
C. Mengenalkan Konsep Waktu pada Anak................................................................
D. Melatih Anak Menggambar Kreatif.........................................................................

BAB VII TEKNIK SENI RUPA.......................................................................................


A. Pengertian Teknik Seni Rupa..................................................................................
B. Teknik Mewarnai Berdasarkan Gradasi..................................................................
C. Usap Abur................................................................................................................
D. Membatik dengan Tissue.........................................................................................

BAB VIII KONSEP BAYANGAN DALAM MENGGAMBAR...................................

ii
A. Pengertian Bayangan dalam Menggambar..............................................................
B. Letak Pencahayaan dan Bayangan pada Objek.......................................................
C. Gradasi Antara Pencahayaan dan Bayangan...........................................................

BAB IX MEMAHAMI TEKNIK DASAR MENGGAMBAR UNTUK ANAK USIA


DINI ...................................................................................................................................
A. Pengertian Menggambar..........................................................................................
B. Teknik Dasar Menggambar untuk Anak Usia Dini.................................................

BAB X TEKNIK MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK ARSIR................................


A. Pengertian Menggambar..........................................................................................
B. Pengertian Teknik Arsir...........................................................................................
C. Menggambar dengan Teknik Arsir..........................................................................

BAB XI TEKNIK MENGGAMBAR KREATIF DAN SEMI KREATIF....................


A. Pengertian Kreativitas Menggambar.......................................................................
B. Manfaat Kreativitas Menggambar bagi Anak..........................................................
C. Pembelajaran Seni Rupa dan Kreativitas Anak Usia Dini.......................................

BAB XII TEKNIK MENGGAMBAR DEKORATIF....................................................

A. Pengertian Menggambar Dekoratif.........................................................................


B. Jenis Motif Gambar Dekoratif.................................................................................
C. Teknik Penggambaran Dekoratif.............................................................................

BAB XIII TEKNIK MENGGAMBAR BENTUK NYATA ( DUPLIKASI)

A. Pengertian Menggambar Bentuk Benda..................................................................


B. Bentuk Dasar Benda................................................................................................
C. Prinsip-Prinsip Menggambar Bentuk......................................................................
D. Langkah-Langkah Menggambar Bentuk.................................................................
E. Teknik Menggambar Bentuk...................................................................................

BAB XIV TEKNIK MENGGAMBAR MANIPULATIF..............................................

A. Pengertian Menggambar Manipulatif......................................................................


B. Macam-Macam Teknik Gerakan Manipulatif.........................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan
kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada orang
lain. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda
disekitarnya.Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak, maka pendidikan atau orangtua
anak perlu segera mendidik dan membimbingnya. Rasa seni ini akan dipelihara sehingga
mampu mewujudkan keindahan. Untuk melihat keindahan yang dihasilkan anak secara
sederhana dapat dilihat pada cara memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sifat kepribadian anak pada awalnya adalah masih bersatunya antara alam pikiran
dan perasaan anak. Perkembangan kepribadian ini dimulai dengan terpisahnya pikiran
dan perasaan anak. Pelajaran matematika dan pelajaran lain yang bersifat eksakta (ilmu
pasti) akan memisahkan secara evolusif (perlahan-lahan) antara pikiran dan perasaan
anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu strategi untuk menghidupkan rasa
dan mengembangkan pikiran pada anak. Jika pikiran saja yang dikembangkan maka
keseimbangan rasa anak akan melemah dan akhirnya rasa indah tidak akan tumbuh pada
anak tersebut. Rasa indah bermanfaat untuk menyeimbangkan otak dan mengarahkan
kemampuan kecintaan pada benda dan objek di sekitarnya. Rasa seni akan berkembang
menjadi rasa keindahan, rasa ketuhanan dan akan mudah disentuh kepribadiannya serta
etika dan moralnya.
Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna,
sehingga menimbulkan gambar. Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide,
pikiran maupun gagasan baru. Kegiatan anak yang dianggap orang tua membahayakan,
kemungkinan akan dilarang dan dihentikan justru ketika anak sedang melakukan
pengembangan imajinasinya.

1
BAB II
KONSEP DASAR MENGGAMBAR ANAK USIA DINI

A. Pengertian dan Perbedaan Menggambar dengan Melukis


1. Menggambar
Menggambar adalah suatu teknik yang tidak hanya melibatkan aktivitas fisik
semata, akan tetapi juga mental. Aktivitas yang berkaitan dalam hal fisik disini
maksudnya berhubungan dengan mempunyai keterampilan dalam menggunakan
peralatan menggambar (skill). Sedangkan mental berkaitan dengan rasa, karsa dan
daya cipta untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas menggambar merupakan dasar dari karya seni rupa. Menggambar
memanglah bentuk aktivitas yang berkaitan dengan mental dan fisik yang
diapresiasikan dalam bentuk goresan tangan, menggunakan media dua dan tiga
dimensi.

Dalam bahasa Inggris menggambar disebut drawing. Artinya, kegiatan


membentuk imajinasi menggunakan berbagai alat dan cara. Hasil karya gambar
sebagian besar merupakan representasi imajinatif ataupun ingatan seorang ahli
gambar. Subjek dari menggambar bisa berupa tampilan realistis yang terjadi dalam
kehidupan, atau bisa juga semi realistis misalnya saja sketsa. Bisa juga gambar
imajinatif, contohnya karikatus, kartun dan gambar abstrak.

2
2. Melukis
Melukis adalah kegiatan seni untuk menghasilkan lukisan dengan memakai
kanvas ataupun kertas sebagai media. Lalu dengan perlengkapan untuk melukis
seperti palet, kuas, cat air dan cat minyak. Pada seni lukis memiliki beberapa aliran
yang tiap-tiap aliran memiliki keunikan misalnya kubisme, naturalisme,
ekspresionisme dan aliran seni lukis lainnya.

Dalam bahasa Inggris melukis disebut painting. Artinya, suatu kegiatan


mengolah medium dengan tujuan memperoleh kesan tertentu. Medium atau media
lukisan dapat berupa apapun, seperti kanvas, dindin, kertas, papan dan lainnya.
Lukisan merupakan sebuah wujud dari karya seni yang proses pengerjaannya dengan
cara memoleskan cat dengan berbagai corak dan gradasi.
3. Beda Melukis dan menggambar
Untuk lebih jelas, dapat dilihat dari tabel berikut.

Melukis Menggambar

Unsur warnanya lebih dominan Unsur garisnya lebih dominan

Garisnya terlihat semu dari


pertemuan dua warna yang Garis yang terbentuk tegas hasil dari
berbeda goresan alat gambar

Bidang yang terbentuk dari Bidang yang terbentuk berasal dari


sapuan warna pada media garis linear

Ekspresi adalah hal yang penting


dan utama Kemiripan adalah hal yang utama

Lebih cenderung jadi karya seni Lebih cenderung ke karya seni


murni atau bebas (bahasa terapan (applied art) contohnya
bekennya pure art/ fine art) seperti karikatus, kartun, dan lainnya

3
B. Manfaat Menggambar Anak Usia Dini
Secara garis besar fungsi dan manfaat gambar bagi anak dapat diuraikan
sebagai berikut.
1) Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk)
2) Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan
3) Menggambar sebagai alat bermain
Ketika anak menggambar terjadi peristiwa berfantasi. Jadi menggambar
melatih anak berfantasi. Fantasi yang muncul adalah bentuk-bentuk yang kadangkala
aneh dilihat orangtua atau bentuk sederhana seperti lingkungan sekitar anak.
1)  Menggambar melatih ingatan
2)  Menggambar melatih berpikir komprehensif (menyeluruh)
3)  Menggambar sebagai media sublimasi perasaan
Menggambar dapat digunakan untuk mendidik anak melatih mengendurkan
spontanitas dan mengarahkannya untuk mengajarkan cara berbicara.
1) Menggambar melatih keseimbangan
Pikiran dan perasaan anak kadang bbertumpuk menjadi satu. BSD Susanto
(1956) menjelaskan bahwa kehidupan perasaan dan pikiran anak pada usia 3 sampai
5 tahun masih menyatu, sehingga apa yang dipikirkan sama dengan apa yang dia
bayangkan.
2) Menggambar mengembangkan kecakapan emosional
Anak akan menata bentuk dan figur itu dengan keseimbangan tidak mutlak
(obvious axial balance) yang sebenarnya menggambarkan perasaan anak. Kegiatan
menggambar ini akan dapat menampung ide dan melatih menyeimbangkan perasaan
secara spontan.ketika gambar telah selesai dapat dilihat keseimbangan penyusunan
komponen atau unsur yang ada dalam bidang gambar. Terdapat 2 jenis keseimbangan
tidak mutlak/semu (obvious axial balance) dan keseimbangan mutlak (occult axial
balance). Susunan yang menggunakan komponen atau unsur bentuk yang sama dan
ajeng disebut simetris. Hampir setiap gambar yang dilakukan anak usia dini
mengalami keseimbangan yang baik ditata secara simetris maupun asimetris (tidak
simetris). Berdasarkan teori psikologi, keseimbangan yang diperoleh ini disebabkan
perasaan dasar anak yang masih murni, belum banyak berpikir untuk menyusun.

4
3)  Menggambar melatih kreativitas anak
Kebiasan anak adalah mencari perhatian kepada orang lain. Karakter ini juga
tampak dalam gambar anak. Kreativitas yang dapat dilatih pada anak adalah : 1)
kreativitas memilih objek ( benda ) tambahan , 2) mencari sesuatu yamg lain dari
yang lain dan, 3) terjadi asosiasi bentuk yang menyebabkan secara konsep terbentuk
kreativitas.
4) Menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung
 Proses menggambar bagi anak sebenarnya merupakan hasil pengamatan
terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti : meja,
kursi, bunga, mobil, maupun benda yang bergerak lainnya. Oleh karenanya,
pembelajaran pendidikan Seni Rupa (Menggambar) dengan meminta anak
mengamati lingkungan sekitar merupakan salah satu cara melatih ketelitian
pengamatan.
C. Tujuan Menggambar Anak Usia Dini
Menggambar dan mewarnai memiliki tujuan utama baik secara akademik dan non
akademik bagi anak kelak, beberapa diantaranya, yaitu
1) Media komunikasi dan berekspresi
Dengan kegiatan menggambar dan mewarnai pada sebuah media yang kosong
maka hal ini dapat dijadikan sarana bagi anak usia dini untuk mengungkapkan apa
yang terlintas dipikiran dan kemudian diungkapkannya dengan bahasa verbal kepada
orang lain.  Hal ini tentu saja akan melatih kemampuan anak untuk berkomunikasi
ekspresif sehingga hal ini juga akan menambah perbendaharaan kosa kata yang
dimiliki. Anak akan mengungkapkannya lewat gambar walaupun terkadang gambar
yang dibuatnya tidak sesuai dengan bentuk aslinya. Hal ini karena anak usia dini
masih berada pada fase pra operasional konkret menurut Piaget.
2) Stimulasi Perkembangan Otak Kanan
Pada saat anak melakukan kegiatan menggambar dan mewarnai maka pada
saat itu stimulasi otak kiri dan kanan anak sedang berlangsung. Sejatinya stimulasi
perkembangan otak kiri dan kanan sebaiknya dilakukan secara seimbang. Bila
stimulasi otak kiri lebih ke arah analytical, practical dan membuat anak lebih
realistis. Sedangkan stimulasi otak kanan lebih cenderung pada pembentukan sikap,
anak lebih mempunyai rasa empati, melatih anak untuk fokus, dan memiliki intuisi.

5
3) Melatih kepekaan, ketelitian (sikap hati-hati) dan kesabaran.
Saat menggambar dan mewarnai, anak secara langsung akan belajar untuk
memiliki kepekaan terhadap lingkungannya dengan mengamati objek yang akan
digambarnya. Saat menggambar dan membubuhkan warna pada pola gambar maka
anak akan dilatih kesabaran dan kefokusan agar ujung crayon tidak keluar dari pola
garis sehingga hal ini juga melatih ketelitian anak.
4) Melatih kreativitas dan daya imajinasi anak
Dengan kegiatan menggambar dan mewarnai, melatih daya imajinasi anak
dengan cara menciptakan sebuah bentuk yang secara perlahan-lahan akan membentuk
pola yang sesuai dengan sesungguhnya. Sehingga kreativitas anak akan terbentuk
secara langsung pada saat anak menggambar dan mewarnai sesuai dengan
imajinasinya. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus dan konsisten maka
kreativitas dan imajinasi anak akan semakin terasah.
5) Melatih Koordinasi Tangan dan Mata
Saat anak menggambar dan mewarnai, diperlukan koordinasi yang baik  antara
tangan dan mata agar bentuk pola gambar yang dibuat dapat sesuai. Bukan hanya itu
saja saat anak memegang pensil dan menggenggam krayon maka kemampuan dasar
ini sangat baik sekali untuk kelenturann otot-otot halus ditangan .
Kelima tujuan dari kegiatan menggambar dan mewarnai yang penulis
rangkum, apabila  dilakukan oleh anak usia dini secara konsisten dan persisten maka
hal ini akan menjadi dasar bagi perkembangan kemampuan anak di masa dewasanya
kelak. Sejatinya stimulasi pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini adalah
merupakan rangkaian kegiatan yang menyenangkan dan menggembirakan bagi anak
bukan kegiatan yang membebankan anak baik secara fisik dan mental.
Ketika anak merasa senang dan gembira saat melakukan setiap kegiatan-
kegiatan yang diberikan sebagai bagian dari stimulasi pendidikan yang dilakukan
maka secara langsung kita memberikan kebebasan kepada anak untuk memanfaatkan
masa usia dininya dengan bermain sambil belajar sehingga hak dasar anak tidak akan
terenggut. Sebab keberhasilan anak dalam melewati fase usia dini menjadi sebuah
indikator awal bagi keberhasilan yang akan diperoleh pada masa dewasa kelak.

6
BAB III
JENIS-JENIS MENGGAMBAR ANAK USIA DINI

A. Pengertian Menggambar
Menggambar adalah suatu teknik yang tidak hanya melibatkan aktivitas fisik
semata, akan tetapi juga mental. Aktivitas yang berkaitan dalam hal fisik disini
maksudnya berhubungan dengan mempunyai keterampilan dalam menggunakan
peralatan menggambar (skill). Sedangkan mental berkaitan dengan rasa, karsa dan daya
cipta untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.1
Bagi anak normal, ketika melihat suatu gambar maka terjadi proses berpikir,
dalam cita-rasa dan angan-angannya akan tumbuh. Pada tahap ini gambar memiliki
fungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gambar
merupakan media untuk berkomunikasi dengan oeang lain. Dalam terori stimulasi,
pengetahuan yang dimiliki anak masih belum sempurna dan belum mampu membuat
asosiasi terhadap kondisi atau objek yang pernah dilihat.
B. Jenis Menggambar Anak Usia Dini
Jenis-jenis menggambar anak usia dini, diantaranya:
1. Menggambar Bebas
Menggambar bebas adalah menggambar sesuai dengan apa yang kita lihat
atau yang tertuang dari hati nurani. Karena dengan menggambar bebas kita bisa
membuka imajinasi.
2. Menggambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah memindahkan objek atau benda-benda yang
ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya, menurut
arah pandangan dan cahaya yang ada.
Langkah-langkah menggambar bentuk, yaitu:
a) Pengamatan, merupakan kegiatan mengenali objek yang akan di
gambar. Objek gambar harus diamati secara berulang-ulang dan lebih
baik dilakukan dengan bingkai (Frame).
b) Membuat sket, merupakan pindahan hasil pengamatan di atas bidang
gambar dengan cara mensketsa objek gambar secara tipis (membayang).
c) Menentukan gelap terang, dalam menentukan gelap terang di dalam
menggambar seperti memposisikan gambar yang akan dibuat.

1
Melyloelhabox. Menggambar bagi Anak Usia Dini, http://blogspot,com. Diakses pada (19 Juni 2021,
pukul 22.10).

7
BAB IV
MEMAHAMI ASPEK DAN JENIS MENGGAMBAR

A. Pengertian Menggambar
Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan
kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada orang
lain. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda
disekitarnya. Sifat kepribadian anak pada awalnya adalah masih bersatunya antara alam
pikiran dan perasaan anak. Perkembangan kepribadian ini dimulai dengan terpisahnya
pikiran dan perasaan anak.
 Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna,
sehingga menimbulkan gambar. Sebelum memahami teknik menggambar untuk anak
usia dini, ada baiknya anda memahami fungsi gambar bagi perkembangan anak.
Keterampilan seni rupa adalah menciptakan sesuatu bentuk baru dan mengubah
fungsi bentuk. Kegiatan yang dilakukan anak seperti menggambar dan membuat sesuatu
yang lain dapat dikatakan seni. Jadi kesenian difungsikan oleh anak sebagai media
ungkapan perasaan, ide, gagasan dan pikiran anak. Karyanya dijadikan anak sebagai alat
bermain imajinasi, mengutarakan ide dan juga sebagai media komunikasi.
B. Aspek-Aspek Menggambar
ada dua aspek dalam menggambar, diantaranya:
1. Aspek Rupa
a. Garis
Garis merupakan torehan, coretan, batas yang dibuat dengan cara
menggores dengan benda tajam, mencoret dengan pewarna atau dengan yang
lain. Pada anak usia dini suka membuat garis dengan cara mencoret atau
menggores benda tajam kepada benda lain. Terdapat garis formal dan bebas.
Garis formal dibuat dengan penggaris sedangkan garis informal berupa goresan
langsung dengan tangan.

8
b. Warna
Warna berupa pigmen atau serbuk yang dipadatkan menjadi batangan
maupun serbuk yang dibuat berbentuk pasta ataupun dicairkan. Pewarna pastel
terdapat 3 macam: pastel kapur yang mudah dihapus dengan kain atau tangan
langsung, pastel lilin yang terbuat sebagian besar berbahan lilin.

Pastel minyak sebenarnya juga pastel oil yang dipadatkan warna yang
dihasilkan kuat dan tebal dan sering dimanfaatkan untuk melukis dan
menggambar. Pewarna yang paling cocok untuk anak adalah bahan yang
memudahkan anak menggores serta membuat ketahanan menggambar lama,
disamping itu pewarna tadi tidak mengandung racun, karena anak sering lupa
menggigit-gigit ketika memegang pewarna pastel tersebut.
Warna yang sering dimanfaatkan anak itu mempunyai arti simbolis maupun
arti ekspresi. Simbolis berarti warna yang dimanfaatkan menggambarkan isi rasa
anak ketika sedang menyatakan kehendak. Sedangkan warna ekspresi, warna itu
memberi gambaran tentang kondisi anak2. Garis merupakan torehan, coretan,
batas yang dibuat dengan cara menggores dengan benda tajam, mencoret dengan
pewarna atau dengan yang lain. Pada anak usia dini suka membuat garis dengan
cara mencoret atau menggores benda tajam kepada benda lain. Terdapat garis
formal dan bebas. Garis formal dibuat dengan penggaris sedangkan garis
informal berupa goresan langsung dengan tangan.
c. Bentuk
Bentuk merupakan kumpulan dari garis sehingga membentuk satuan atau
bentukan sengaja membuat objek yang mempunyai volume.
Secara teori terdapat dua jenis bentuk:
1) Bentuk geometri, yang dibuat dengan alat penggaris sehingga terukur garis-
garisnya. Biasanya juga disebut dengan garis formal. Contohnya: segitiga,
segiempat, kerucut dan seterusnya.
2) Bentuk informal adalah bentuk bebas yang dibuat oleh anak dengan
menggores langsung atau membuat tumpukan benda dengan cara disusun
maupun dipahat. Contohnya: menggambar, melukis, mematung, membuat
abstrak dari tanah liat dan seterusnya.

2
Hajar Pamadhi, Seni Keterampilan Anak, Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014 hal 1.12

9
2. Aspek Rasa
a. Cerita
Gambar atau karya seni anak mempunyai makna dan digunakan untuk
mengungkapkan perasaan sedih, senang atau kemarahan. Cerita anak dalam
gambar bisa bersambung atau dalam satu gambar berisi bannyak cerita. Gambar
anak yang memuat banyak cerita dan ide dalam lukisan ini kadang hasilnya sulit
dipahami orang. Cerita itu digabung menjadi satu bentuk, tetapi juga bisa
dipisahkan satu persatu tetapi dimuat dalam satu muka gambar.
Aspek rasa juga dapat dimaknai nilai susunan bentuk-bentuk yang serasi
diantaranya, seperti keseimbangan yaitu tertatanya susunan bentuk baik formal
maupun bebas yang dapat mewujudkan susunan yang harmonis.
Aspek rasa hanya dapat dinikmati dan dilatih dengan kebiasaan, mengamati
mencoba menggambar dan diberi arahan serta keritikan. Jika anak-anak diberi
contoh terlalu banyak dalam menggunakan warna serta mencontoh bentuk-
bentuk kadang-kadang akan terjadi kemacetan. Padahal ide anak sangat banyak,
segala sesuatu dapat diungkapkan secara visual. Anak tidak lagi mengikuti
semua instruksi guru, karena pada masing-masing anak telah mempunyai konsep
ketika akan menggambar.
b. Tema
Istilah tema berasal dari bahasa inggris thame, artinya suatu soal atau buah
pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan. Jika hal tersebut dimanfaatkan
untuk memahami karya seni rupa maka tema adalah suatu hal yang dijadikan isi
dari suatu ciptaan.
Jadi tema adalah masalah pokok yang dibahas, jika dikaitkan dengan seni
rupa anak maka yang dimaksud tema adalah ide pokok atau cerita yang
dikemukakan oleh anak lewat karya seni.
c. Fiksi dan fantasi
Anak pada usia tertentu mampu merekam suasana atau kejadian dengan
jelas sampai dewasa dan itu jika mempunyai minat tinggi. Ingatan yang
tertumpuk itu menjadi sesak dalam ingatan anak sehingga mengalami
kejenuhan. Maka kegiatan melukis merupakanusaha untuk mengurangi
kesesakan yang menumpuk bertahun-tahun.

10
Susunan bentuk yang beraneka ragam benda maupun objek merupakan
bayangan atau imajinasi yang ada dalam pikiran anak, namun mungkin juga
sebagai perasaan anak. Gambar tersebut menjadi suatu media untuk
menuangkan khayalan serta bayangan terhadap situasi dan lingkungan sekitar.
C. Jenis-Jenis Menggambar Konsep
Menurut Tatang M. Amirin, konsep adalah rancangan, pengertian, pendapat,
paham dan cita-cita yang telah ada dalam pikiran. Secara umum konsep adalah gagasan
yang memadukan berbagai unsur kedalam suatu kesatuan. Pengertian konsep menurut
Purwadarminta, berasal dari bahasa latin yaitu Conseptus yang berarti tangkapan. Secara
subyektif pencarian konsep adalah kegiatan intelek untuk menangkap sesuatu dan secara
objektif.
1. Konsep Desain Interior
Desain interior pada pada dasarnya terkait dengan hal merencanakan,
menata, dan merancang ruang di dalam sebuah bangunan agar menjadi sebuah
tatanan fisik. Desain interior juga akan mempengaruhi pandangan dan pencitraan
terkait dengan suasana hati dan kepribadian manusia.
Konsep desain pada rancangan interior Kelompok Bermain (KB) dab Taman
Kanak-kanak (TK) dengan metode pengajaran montessori ini adlaah homey dan
transparan. Konsep desain ini dipilih mengingat anak-anak dari KB dan TK
merupaka anak usia dini memiliki sifat manja dan belum mengerti akan peraturan
yang ketat dan ingin bebas.
Dengan konsep homey ini, diharapkan para siswa dan siswi dapat senang
dan nyaman datang ke sekolah (seperti rumahnya sendiri) dan tidak merasa berada
didalam  suatu  ruangan yang menakutkan, yang akan menyebabkan  anak takut akan
sekolah.
Sedangkan untuk transparan, pihak sekolah membebaskan para orang tua
melihat perkembangan anak mereka melalui kegiatan yang ada di dalam kelas, serta
fasilitas apa saja yang ada di dalam sekolah tanpa mengganggu kegiatan belajar dan
mengajar yang terjadi di sekolah, yang dapat dilihat dari satu area yaitu aula. Aula
akan menjadi area terbukauntukumum yang menyerupailobby ,terletak di tengah
bangunan yang akan menjadi pusat ( focal point ) dari bangunan KB dan TK
tersebut. Namun, apabila terdapat kegiatan sekolah atau event tertentu maka fungsi
aula ini menjadi area pertemuan ataupun pertunjukkan untuk tamu undangan.

11
a.       Citra Ruang
Ruang yang ceria, bebas, serta nyaman seperti di rumah dapat diwujudkan
dengan suatu ambiance dari sebuah interior yaitu homey namun cheerful.
Cheerful merupakan sesuatu yang menyenangkan , gembira dan full color
(khususnya untuk kelas calistung). Penggabungan antara natural dengan
cheerful diharapkan dapat membuat anak-anak bersemangat dalam menjalani
semua kegiatan di dalam sekolah, namun tanpa menghilangkan rasa nyaman
layaknya di rumah mereka sendiri.
Namun pada ruang kelas utama (kelas Montessori) ruang yang
akanditampilkanadalahruangan yang natural, “apa adanya”, dan nyaman
layaknya di rumah (homey tidak cheerful).
Hal ini dikarenakan agar anak – anak yang belajar didalamnya dapat
memfokuskan pikiran mereka terhadap alat-alat peraga (alat pembelajaran
Montessori) yang membutuhkan konsentrasi yang cukup untuk
mengoperasikannya.
b.      Bentuk dan Garis
Siswa dan siswi KB dan TK masih belajar mengenal bentuk melalui
benda–benda ataupun elemen interior yang ada disekitarnya serta bentuk–
bentuk yang aman digunakan untuk para siswa dan siswinya. Bentuk–bentuk
geometris dipilih agar dapa tmembantu menambah wawasan anak terhadap
bentuk dan garis, serta garis lengkung dan garis “S” yang memiliki arti gerakan
lincah anak dan dengan penggunaan garis tersebut, dapat meminimalisir
kecelakaan pada anak terhadap furniture yang digunakannya.
c.       Warna
Warna-warna yang akan digunakan merupakan warna-warna yang akan
mengangkat keceriaan dan semangat anak-anak itu sendiri. Warna-warna yang
dimaksud adalah warna-warna murni seperti merah yang dapat memberikan
motivasi, biru yang dapat menenangkan dan membuat fokus, kuning yang dapat
meningkatkan konsentrasi, jingga yang dapat memupuk kepercayaan diri serta
memberikan semangat, ungu yang dapat memicu kreativitas dan hijau yang
dapat menenangkan system syaraf, warna-warna tersebut akan digunakan
sebagai aksen dan dipadu dengan warna coklat dan turunannya.

12
Hal ini dikarenakan terlalu banyak perpaduan warna dan menggunakan
warna-warna tersebut berlebihan maka akan menyilaukan mata dan dapat
membuat pusing apabila berada di dalam ruangan tersebut. Pemberian warna
coklat berfungsi untuk memberikan rasa nyaman pada anak di dalam ruang
kelas dan untuk menetralkan.
Untuk kelas utama, kelas Montessori ,menggunakan warna netral yaitu
warna coklat dan turunannya (monokromatik coklat). Hal ini dikarenakan oleh
penggunaan alat peraga / alat pembelajaran Montessori yang membutuhkan
konsentrasi yang cukup, sehingga tidak menggunakan warna – warna yang
mencolok dan bentuk yang beraneka ragam yang dapat membuyarkan
konsentrasi anak dalam mengoperasikan alat peraga tersebut.
d.      Pencahayaan 
Sistem pencahayaan  yang dipilih adalah sistem pencahayaan alami
dengan menggunakan bukan berupa jendela yang tidak dilapisi oleh sticker
maupun gorden, serta menggunkan sistem pencahayaan buatan sebagai cahaya
bantuan agar didalam kelas terpenuhi kebutuhan cahayanya dengan
menggunakan lampu jenis fluorescent, dimana lampu jenis ini menghasilkan
cahaya yang bersifat keras yang akan dilunakan dengan cahaya matahari yang
dihasilkan dari jendela kelas.
e.       Penghawaan
Penghawaan  sangat diperlukan  pada  gedung  KB dan TK, mengingat
dengan penghawaan yang cukup para siswa dan siswi serta para guru dapat
melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Sistem penghawaan yang dipilih adalah sistem penghawan alami,
mengingat penghawaan alami dapat mengurangi pemakaian daya listrik dan
menyelamatkan dunia dari pemanasan global. Penggunaan penghawaan alami
juga dapat memberikan pembelajaran terhadap anak untuk peduli terhadap
lingkungan ataupun alam sedari mereka kecil.
Desain interior dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Perancangan Interior Tetap
2) Perancangan Interior Bergerak
3) Perancangan Interior Dekoratif

13
2. Konsep Desain Eksterior
Konsep desain eksterior adalah bagaimana menata objek di luar ruang dengan
menciptakan suasana damai dan tenang. Biasanya design eskterior ini di rancang
untuk diluar halaman, contohnya halaman rumah, teras dan taman bermain anak.Oleh
karena itu ada beberapa macam konsep bentuk dari suatu bangunan yaitu
diantaranya:
a. Desain Eksterior Gaya Klasik
Adalah gaya bangunan dan teknik mendisain yang meniru pada zaman
klasik yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada priode Helenistik dan
kekaisaran romawi.
Bahan bangunan yang digunakan pada bangunan klasik umumnya adalah
bahan-bahan alam.
Beberapa ciri arsitektur klasik antara lain:
1) Bentuk simetris
2) Kolom/pilar tinggi menjulang
3) Segitiga pedimen
4) Atap kubah
b. Desain Eksterior Gaya Mediterania
Mempunyai ciri plasteran semen taanpa dicat, genteng dari tanah liat
merah, atap yang rendah serta serambi yang lebar.
Konsep mediterania sangat cocok bagi yang ingin menonjolkan sisi
kemewahan bangunan. Sangat terlihat bagaimana desain mediterania terdapat
pintu dan jendela yang besar. Tidak hanya ukuran, aspek warna juga
mempengaruhi kesan mewah pada konsep bangunan ini. Penggunaan warna
sering dipilih adalah warna coklat, merah bata, kuning tanah sehingga
menggambarkan desain bangunan kerajaan yang terkesan mewah.
c. Desain Eksterior Gaya Modren
Desain ini banyak dirtemukan pada bangunan baru. Ciri khasnya yaitu atap
yang datar, jendela kaca aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
tidak ada cornice atau profil atap.
Bentuk masa bangunan modren di dekorasi dengan ornamen garis vertikal,
horizontal dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas. Interior
bangunan modren ditata dengan ornamen yang sederhana, langit-langit bertingkat
dan void di ruang-ruang publik yang memberikan kesan luas.

14
Karakter arsitektur modren bisa dilihat dari bentuknya yang asimetris,
dengan atap datar, strukturnya terlihat halus dan efisien. Kesan mewah juga
diperlihatkan dengan penggunaan benda-benda transparan seperti kaca.
d. Desain Eksterior Gaya Arsitektur Minimalis
Arsitektur ini menekankan pada pertimbangan fungsional. Geometris
elemen, persegi dan kubus, minim ornamen dan dekorasi, itulah gambaran bentuk
khas interior gaya minimalis. Namun bukan berarti gaya minimalis tidak
mempertimbangkan estetika dan kemewahan. Namun dalam bentuk keteraturan
susunan struktur bangunan, dan bukan dari kerumitan atau keunikan struktur
bangunannya.
e. Desain Eksterior Gaya Tropis
Rumah tropis adalah rumah yang unsur-unsurnya disesuaikan dengan
keadaan iklim tropis. Desain seperti ini cocok diterapkan di indonesia. Desain ini
memiliki ciri yaitu bagian atap yang tinggi untuk menciptakan volume atap yang
besar, jendela atau ventilasi yang banyak agar sirkulasi udara bagus.
f. Desain Eksterior Gaya Etnis
Desain jenis ini, tergantung pemilik rumah untuk menentukan etnik yang
akan mereka gunakan. Misalnya: jawa, atap yang digunakan berbahan dasar kayu
yang berkualitas tinggi, juga terdapat ukiran.

15
BAB V
TAHAPAN PERKEMBANGAN MENGGAMBAR ANAK USIA DINI

A. Tahapan Menggambar Anak Usia Dini


Menggambar adalah salah satu kegiatan yang disenangi oleh anak. Anak senang
mencoret-coret karena tertarik dengan warna warna yang muncul dari kegiatannya
menggunakan alat tulis. Rasa senang anak dalam mencoret membuat ia mengekspresikan
rasa sukanya dalam setiap kesempatan dimanapun ia dapat melakukannya, baik di kertas,
di dinding, baju, maupun badannya sendiri.
Coretan-coretan yang dilakukan oleh anak merupakan refleksi dari cara berpikir
simboliknya. Perkembangan kemampuan anak dalam menggambar sesuai dengan
kemaampuannya dalam memahami benda dan kematangan senso memoriknya.Pada
awalnya, gambar yang dibuat oleh anak pada tahap perkembangan masih berupa coretan-
coretan benang kusut. Walaupun tidak terbentuk, anak akan memberikan arti pada
coretan coretannya. Seperti “ ini gambar ibu dan ayah” atau “ini gambar kakak lagi main
bola”
Karena keterbatasannya dalam kemampuan menggambar, anak akanm
memberikan arti berbeda-beda untuk bentuk yang sama. Bulatan bisaa berarti gambar
orang atau gambar pesawat dan garis lurus bisa berarti kereta atau pensil.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh beberapa peneliti, tahapan
menggambar anak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Garis-garis tak berbentuk, dilakukan oleh anak usia 1,5 tahun-kurang dari 3 tahun.
2. Mampu menggambar dengan hasil berupa bentuk-bentuk tertentu walaupun belum
sempurna dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun.
3. Mulai bisa menggambar secara realistis. Biasanya kemampuan ini dimiliki anak usia
diatas 5 tahun.
Yang belia, akan memberikan bekal yang besar bagi anak sehingga tidak menjadi
penghalang dimasa mendatang dan dapat membangun karakter anak yang kuat dan tahan
banding. Pengambilan resiko adalah penting juga dalam hidup kita apabila anak tersebut
ingin mengembangkan bakatnya secara maksimum sebgai sebuah pengembangan
pribadi.

16
Ada juga ahli pendidikan yang membuat tahapan-tahapan menggambar sebagai
berikut.
1. Coretan awal; coretan acak; coretan-coretan selalu berhubungan seolah-olah
"krayon" tidak pernah lepas dari kertas.
2. Coretan terarah, tanda-tanda tertentu (seperti garis-garis atau titik-titik) diulang-
ulang; biasanya berbentuk lonjong; tanda-tanda itu belum berhubungan.
3. Penambahan pada bentuk- bentuk lonjong; yang sering ditambahkan garis-garis dan
titik-titik, biasanya garis-garis menyebar dari bentuk lonjong dan titik-titik di dalam
bentuk lonjong.
4. Mulai muncul gambar “Kepala Besar”; titik-titik dan garis-garis dalam bentuk
lonjong menyerupai wajah; mengambang di atas kertas (tahap 1-4 merupakan
tahapan untuk kelompok Play Group);
5.  Gambar ”Kepala Besar” dengan mulai muncul gambar kaki mengambang di atas
kertas.
6. Gambar “Kepala Besar” dengan kaki dan bagian-bagian badan lainnya khususnya
tangan, mengambang di atas kertas. Muncul tulisan dalam bentuk. Huruf
mengambang seperti garis-garis.
7. “Kepala Besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota-anggota tubuh
lainnya, mengambang di atas kertas.
8. “Kepala Besar” dengan bentuk batang tertutup, bentuk batang berisi, atau bentuk
batang segi tiga sebagai badan dan anggota-anggota tubuh lainnya, mengambang di
atas kertas. (Tahap 5-8 merupakan tahapan untuk kelompok TK A)
9. Gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek-objek sederhana lainnya
(seperti kupu-kupu atau bunga-bunga), mengambang di atas kertas. Pada tahap ini
anak sudah bisa mengendalikan tangannya, sudah mempunyai konsep objek yang
digambar. Sehingga pada tahap 9 ini, anak baru diperbolehkan untuk mewarnai.
10. Bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan gambar-gambar objek
yang bisa dikenali ditempatkan di situ, objek-objek ditempatkan secara tepat di
langit, di samping rumah di bagian paling bawah kertas, dan seterusnya.
11. Sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek lain. Konsep tanah dan
proporsi gambar dan lukisan mulai terlihat. Variasi gambar mulai kompleks: ada
rumah, orang, pohon, bunga, awan, dan binatang.

17
12. Garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan anak mulai sadar
ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan dengan tepat (Tahap 9-12 merupakan
tahapan kelompok TK B). Untuk kelompok TK B, anak harus mewarnai sesuai
dengan konsep riilnya, misalkan gambar daun segar berwarna hijau, daun kering
berwarna kuning/coklat, dan lain-lain.
Nah, dalam melakukan tiap tahapan menggambar perlu diperhatikan pula
hubungannya dengan tema dan bidang pengembangan lain seperti nilai agama, moral,
sosial, bahasa, kognitif, dan lain-lain.  Tak lupa ciptakan kegiatan menggambar yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan agar makin tumbuh rasa kepercayaan diri
anak serta karakter positif lainnya.
Interaksi anak dan guru juga perlu diperhatikan dalam kegiatan menggambar.
Dalam hal ini guru dan anak bisa berkomunikasi, seperti adanya tanggapan guru tentang
apa yang digambar anak, anak menceritakan apa yang digambarnya, dan lain-lain.
Intinya adalah kegiatan seni menggambar juga tak kalah penting dengan kegiatan lainnya
untuk menstimulasi kemampuan awal menulis anak.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menggambar
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa kegiatan menggambar perlu
diberikan dan dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini. Sumanto menjelaskan bahwa sejalan dengan fungsi dan 39 tujuan pendidikan anak,
maka untuk pengembangan senirupa termasuk menggambar pada pendidikan anak,
hendaknya dapat difungsikan untuk membina keterampilan dan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan lingkungan, dan sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman
visual estetis berolah senirupa.
Diah Sukrisnawati dan Syamsuri Jari menyatakan tidak kalah dengan berbagai
cabang kesenian lainnya, seni rupa juga bisa digunakan untuk menunjang keefektifan dan
efisiensi pada pengajaran.Karena pada dasarnya anak- anak suka sekali menggambar,
mewarnai, melipat dan menempel kertas serta membuat dan menyusun sesuatu.Hal ini
semua disebabkan karena nalurinya yang besar untuk mengetahui, menyelidiki, mencoba
dan berbuat. Ditegaskan pula oleh Diah Sukrisnawati dan Syamsuri Jari bahwa bila
digunakan sebaik- baiknya, seni rupa sangat bermanfaat untuk mempermudah dan
mempercepat anak- anak dalam menyerap bahan pelajaran, memfokuskan perhatian
mereka terhadap pengajaran, dan lebih dari itu adalah menciptakan suasana belajar
mengajar yang menyenangkan. Dalam Tim Redaksi Ayahbunda dijelaskan bahwa anak
mempunyai dorongan emosi yang butuh pelepasan.

18
Oleh karenanya, sesuai dengan kondisi emosinya, ekspresi kesedihan,
kekhawatiran dan kondisi-kondisi emosi lainnya dapat terlihat dari garis, bentuk, tema,
dan warna-warna yang digunakan anak dalam gambarnya.Mengandung makna bahwa
aktivitas menggambar ini perlu diberikan pada pendidikan anak, dengan alasan untuk
pelepasan dan dorongan emosi yang ada dalam diri anak. 40 Berdasarkan pernyataan-
pernyataan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan seni rupa, baik
itu berupa kegiatan menggambar perlu diberikan kepada anak usia dini karena kegiatan
tersebut dapat menunjang efektivitas dan efisiensi pada pengajaran karena pada dasarnya
anak-anak suka sekali menggambar hal ini disebabkan karena nalurinya yang eksploratif.
Disamping itu kegiatan menggambar ini dapat digunakan sebagai media pelepasan dan
dorongan emosi yang ada dalam diri.

19
BAB VI
KONSEP BENTUK KERUANGAN DAN WAKTU DALAM MENGGAMBAR

A. Pengertian Menggambar
Menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan disukai anak-anak.
Hal ini senada dengan pendapat seefeldt dan wasik, yang menjelaskan bahwa
menggambar adalah satu-satunya kegiatan seni yang paling penting bagi anak usia dini
khusus nya tiga,empat, dan lima tahun. Bahkan kalau perlu setiap hari anak-anak harus
menggambar. Hal ini karena bagaimana pun pada usia ini anak-anak sedang memasuki
tingkat seni dan berfikir membuat lambang.
Dalam hal demikian, piaget menghubungkan proses membuat karya seni
(menggambar) dengan perkembangan pikiran pada anak. Ia mempercayai bahwa
kesenian berawal pada perkembangan tentang menetapnya (permanen) benda pada anak,
dan untuk berfikir tentang benda tersebut walaupun benda-benda itu tidak hadir secara
fisik didepan mata mereka.
Menurut Eisner, jika anak-anak sedang menggambar, mengecat atau membangun
bangunan dari balok, terlebih dahulu secara mental ia menciptakan gambar atau pikiran
didalam benak mereka. Dengan pikiran tersebut lalu mereka “membuat penelitian
mental” untuk mencari lambang yang bisa mereka gunakan untuk mengungkapkan
pikiran itu. Jadi gambar yang dihasilkan oleh anak (atau orang dewasa menyebutnya
dengan coret-coretan) tidak hanya asal-asalan tanpa dasar yang jelas. Akan tetapi,
didahului oleh proses berfikir (mencari lambang yang bisa digunakan untuk mengungkap
pikiran dan perasaan anak. Dengan menggambar anak bisa menuangkan berbagai
imajinasi atau khayalan yang iya bangun sendiri lewat sebuah lambang. Selain itu,
gambar yang mereka hasilkan juga dapat menunjukan tingkat kreativitas dan suasana hati
anak-anak. Akan tetapi, secara sadar atau tidak, kebanyakan dari orang tua malah sering
menghambat kecerdasan dan kreatifitas mereka. Misalnya, ada sebagian orang tua yang
memarahi dan menghentikan aktivitas anak, ketika menemui anaknya sedang mencoret-
coret tembok. Secara tidak sengaja, sebenarnya kita sedang menghambat kreativitas
anak.

20
Dalam kegiatan menggambar di TK atau PAUD, biasanya kegiatan menggambar
dibagi menjadi dua yakni menggambar dengan tema dan menggabar bebas. Menggambar
dengana tema, misalnya tema pemandangan alam, binatang, tumbuhan, bencana alam,
alat transportasi, dan lainnya, tujuan dari kegiatan ini agar supaya mengetahui tingkat
pemahaman anak terkait tema yang telah ditentukan. Kemudian terkait dengan
menggambar sesuai keinginan dan kebebasan imajinasi anak-anak3
B. Konsep Bentuk Ruang dan Waktu dalam Menggambar
1. Konsep Ruang
Konsep keruangan yang ada pada gambar anak menjadi berbeda dengankarya
orang tua, ruang dinyatakan dalam bentuk simbol suasana, dan yanglain berbentuk
simbol perspektif, seperti semakin jauh objek mengecil, danperbedaan warna karena
objek semakin mengabur. Gaya ini akan berangsurberalih menjadi realistik (nyata)
ketika anak telah dapat memisahkan pikirandan rasa.

Jika dilihat dari sudut perkembangan tubuh, penglihatan anak adalahsebagai


berikut.
a. Parsial, artinya anak masih belum dapat melihat secara jelas bahwa bagian-
bagian dari objek mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
b. Dipengaruhi egosentrisme, yaitu rasa keakuannya masih tinggi sehinggayang
diamati adalah sesuatu dari objek yang dia senangi. Dengandemikian apa yang
diamati anak hanya sebagian dari objek yang menarikperhatiannya.
c. Gerak fisiologis tangan dan koordinasi dengan otak belum seimbang. Kadang
pikiran anak telah mampu menjangkau bentuk objek secara rincidan dianggap
menarik perhatiannya, namun di sisi lain keterampilan untuk menyatakan objek
belum dimiliki anak. Akibatnya adalah anak terkesan malas menggambar.
d. Pikiran atau perasaan lebih cepat bertindak dari pada tangannya,sehingga anak
menjadi kebingungan untuk menyatakan bentuk objek. Anak terkesan malas
memperhatikan objek nyata dan menggambarnya.

e. Gaya anak mungkin berbeda dengan yang lain. Dalam perkembanganpikiran,


gambaran yang telah terjadi sebelumnya, berubah menjadipersepsi. Persepsi ini
3
Novi mulyani, pengembangan seni anak usia dini. (bandung : pt remaja rosdakarya,2017)
hlm 67

21
kemudian berkembang terus menjadi doronganbentuk objek dengan
mengasosiasikan (menghubungkan dan menyamakan) dengan objek
sebelumnya. Sebagai contoh: anak diminta menggambar kursi yang ada di
depannya. Anak tidak menggambar kursi tersebut melainkan menggambar kursi
yang pernah dilihat, yaitu sepertiangka 4 terbalik sehingga yang ada dalam
kertas gambar adalah angka 4 terbalik.
2. Konsep Waktu
Selanjutnya, amatilah dua buah lukisan di bawah ini, Anda dimintamenebak
terlebih dahulu arti matahari pada gambar pertama yang diletakkandi sebelah kanan
atas serta kumpulan ayam dan telur pada gambar kedua.

Bertolak dari contoh gambar di atas, dapat diuraikan sebagai berikut: terdapat
dua tipe anak dalam mengungkapkan waktu(a) anakmenggambarkan matahari ada di
atas sebelah kanan merupakan penandabahwa suasana tersebut terjadi pada waktu
matahari bisa dilihat yaitu pagiatau siang hari. Namun dalam Gambar 1.18 letak
matahari di samping kanangambar kapal menandakan waktu pagi hari.
Sedangkan Gambar 1.19memberi tanda perjalanan waktu. Sebagai contoh:
Pikiran anak menyatukan cerita ayam yang pernah didengarnya dari kakeknya dalam
bentuk dongeng menjelang tidur, dengan peristiwa pada waktu diajak ayahnya
melihat seekor ayam. Pada jaman dahulu kala ayam itu berasal dari telur dan telur
ditetaskan oleh induknya.

22
Siklus ini menunjukkan waktu yang kualitatif sehingga tidakbisa ditebak
kapan kejadian itu berlangsung. Pikiran anak merujuk kepada waktu kualitatif yaitu
dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang. Hal iniberbeda dengan waktu yang
ditunjuk pada gambar kiri; yaitu waktukuantitatif (jam dan hari) sedangkan yang lain
bersifat kualitatif yangdinyatakan dalam masa.4
C. Mengenalkan Konsep Waktu pada Anak
Anak perlu bantuan Anda untuk memahami konsep “waktu” yang memang sulit
bagi anak-anak prasekolah karena waktu bukan sesuatu yang dapat mereka sentuh,
rasakan dan eksplorasi. Latihan dan motivasi  yang Anda berikan sangat membantu.
Bantu dia mengenali konsep itu dengan menyebutnya  berulang-ulang. Namun, tak perlu
berharap anak segera bisa menguasai konsep ini karena ia sedang menata
pemahamannya.
Bagaimana membantu anak mengembangkan pemahamannya tentang konsep
“waktu”?
“Ayo, nyanyi!” Perkenalkan nama-nama hari dalam seminggu lewat syair
berirama. Kegiatan belajar dengan cara ini lebih mudah dan menyenangkan bagi anak.
Manfaatkan kemampuan mengingat anak yang semakin baik. Misalnya, “Pada hari
Minggu, ayah tidak pergi ke kantor”, atau “Hari Kamis, kamu pakai baju olahraga ke
sekolah.”
Bacakan cerita. Pilih buku cerita dengan topik terkait “waktu”. Anak akan
belajar lewat cerita yang ia dengar dan gambar-gambar menarik yang ia lihat. Sekali
waktu, tanyakan tentang apa yang sudah Anda ceritakan berulang kali untuk mengukur
pemahamannya.
Ngobrol seru dengan sering-sering menggunakan kata yang mengandung unsur
waktu.
 Masukkan dalam pembicaraan Anda dan anak periode waktu seperti pagi, siang,
sore atau malam. Misalnya, “Selamat pagi. Pagi hari adalah saatnya kamu masuk
sekolah”, “Saat perut kamu lapar dan hari terang benderang itu tandanya siang”,
“Sore adalah waktunya kamu bermain dengan teman-teman di taman”, atau  “Hari
sudah malam, karena itu Bunda menyalakan lampu kamar.” Menjelang usia 4 tahun,
pemahaman anak bahwa sehari terdiri dari beberapa periode waktu akan semakin
baik.
4
PIAUD4403-MI.PDF

23
 Gunakan kata-kata yang terkait “waktu”, seperti “kemarin”, “hari ini”, dan “besok”
saat anda berbicara dengan anak. Misalnya, “Kita pergi ke kolam renang pada hari
Selasa, dan itu adalah besok”, lalu tunjuk hari yang Anda maksud pada kalender
agar tampak lebih konkret untuk anak. Hindari penggunaan definisi tentang waktu
yang terlalu lama,misalnya “tahun depan”. Sebagai gantinya katakan, “..saat kamu
pindah ke  kelas Ibu Nina”, akan lebih mudah dipahami anak. 
Gunakan kalender spesial. Gantungkan kalender sederhana di kamarnya. Beri
tanda atau tempelkan stiker menarik di hari-hari istimewanya, misalnya hari ulang tahun
dan hari libur. Ajari anak memberi tanda silang pada tanggal hari itu dan hari-hari
berikutnya setiap sebelum ia pergi tidur. Lebih mudah menghitung mundur hari-hari
yang ia tunggu, terutama hari ulang tahunnya. Kesabaran anak pun terasah. Tanpa sadar
anak mempelajari proses pencetakan tanggal-tanggal kalender yang bergerak dari kiri ke
kanan.   
Gunting rantai.  Untuk hari spesial, seperti hari ulang tahun anak, Anda bisa
membuat sesuatu yang bisa menggambarkan berlalunya waktu secara menarik dan
interaktif. Misalnya, gunting kertas menjadi bentuk cukup panjang, lalu rekatkan masing-
masing ujungnya setelah sebelumnya dikaitkan antara satu dengan yang lain sehingga
terbentuk rantai. Bila mungkin, lakukan bersama anak Anda. Jumlah mata rantai sesuai
jumlah hari sampai hari ulang tahunnya. Khusus untuk “mata rantai” yang menunjukkan
hari ulang tahunnya, buat lebih besar atau beri hiasan menarik agar tampak menonjol
dibanding “mata rantai” lain. Gantungkan di tempat yang mudah terlihat dan mudah bagi
anak untuk merobek atau menggunting satu demi satu “mata rantai” setiap malam.
Nikmati kebahagiaan anak saat melihat “rantai” semakin pendek, yang berarti hari ulang
tahunnya semakin dekat.
Berkenalan dengan jam. Walau belum betul-betul paham, anak  di rentang usia
ini sedikit demi sedikit dapat membaca jam dengan cara sangat sederhana.
Kemampuannya mengenal angka yang sudah mencapai 10 bahkan 20, membantu
kepandaiannya membaca jam. Tunjukkan cara sederhana membaca jam, yaitu hanya
dengan membaca jarum pendeknya. Misalnya, bila jarum ini menunjuk angka 1, dibaca
jam satu. Bila ia sudah dapat membaca jarum pendek, beri penjelasan makna jarum
panjang jika jarum itu terletak di angka 6 dan 12. Cukup sampai di situ saja dahulu.
Perlahan-lahan secara bertahap pemahaman anak tentang waktu meningkat.5

5
https://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/mengenalkan-konsep-waktu-pada-anak

24
D. Melatih Anak Menggambar Kreatif
kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang
memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh
untuk berkembang. Dan juga James R. Evans mengemukakan bahwa kreativitas adalah
keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak
dalam pikiran, dan lain sebagainya.
Sedangkan menggambar sendiri mempunyai pengertian suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang yang ditujukan untuk mengungkapkan suatu ide, angan,
perasaan, pengalaman ataupun yang dilihatnya dengan menggunakan peralatan
menggambar tertentu.
Menurut para ahli, seperti Tamiya Onodera mengungkapkan bahwa menggambar
adalah gambar merupakan replika dari alam. Banyak kita jumpai gambar-gambar yang
sama persis dengan suatu daerah atau mencontoh suatu tempat dibelahan dunian ini.
Misalnya : gambar pegunungan, danau, pedesaan, dan sebagainya. Juga sudjono
mengemukakan Kreativitas merupakan suatu kemampuan setiap individu yang menjadi
setiap kebutuhan pokok setiap manusia yang dimana kemampuan tersebut diperoleh dari
interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi
dan hasil yang baru dan bermakna. Sedangkan menurut para ahli, seperti Widyatun
bahwa gambar merupakan karya yang berasal dari jiwa dan bukan menjiplak milik orang
lain.
Jadi dengan menggambar anak akan mampu untuk mengembangkan kreativitas
dan mewujudkan keterampilan dengan mengungkapkan ide-ide, gagasan, pengalaman,
pengamatan kedalam goresan garis, bentuk, warna, sesuai dengan alat gambar yang
digunakannya.Pada dasarnya mengajari anak menggambar itu dimulai dengan membuat
anak tersebut senang dan nyaman terhadap kegiatan tersebut, dan kita sebagai orang tua
ataupun pendidik harus bersikap terbuka dan komunikatif pada anak, yang salah satunya
dengan mengatakan kepada anak tersebut bahwa menggambar itu "mudah" dan
"menyenangkan" juga jangan lupa memberikannya pujian atau sebuah penghargaan
terhadap karya anak yang telah dibuatnya dengan susah payah. Mengajari anak dimulai
dengan membuat suatu bentuk coretan yang sederhana yang sesuai dengan kemampuan
mereka masing-masing.
Adapun langkah-langkah untuk mengajak anak membuat coretan gambar sebagai
berikut.

25
1. Mengambar dengan titik-titikDisini anak akan diajarkan untuk membuat suatu
gambar berupa titik-  titik satu warna, dua warna, ataupun dengan kombinasi warna
lainnya, juagn mengghubungkan suatu titik dengan titik lainnya sehingga akan
menjadi suatu gambar.
2. garis vertikal, horizontal dan miring
Anak akan diajarkan membuat gambar dengan garis vertikal, horizontal dan miring.
Caranya pun tidak jauh berbeda dengan menggambar dengan titik-titik yaitu dengan
menggunakan kombinasi warna hanya saja membentuk garis vertikal, horizontal
ataupun miring, dan jika anak merasa kesulitan untuk membuatnya, maka boleh
untuk menggunakan alat bantu seperti penggaris.
3. Menggambar bentuk lengkung dan lingkaran
Tangan anak mulai dilatih dengan kontrol yang lebih sulit yaitu bentuk lengkung dan
lingkaran, pertama, anak akan diminta untuk menggambar lengkung menghadap
kebawah seperti huruf n dan menghadap keatas seperti huruf u, setelah anak telah
menguasainya dilanjutkan dengan membuat lingkaran dengan bentuk awalnya
kombinasi n dan u lalu membuat lingkaran secara utuh.
4. Menggambar dengan teknik asosiasi
Selanjutnya masuk pada tahap menggambar bentuk nyata, pada tahap ini anak akan
diajarkan menggambar dengan mengasosiasikan bentuk yang telah dikenalnya
menjadi obyek gambar yang akan dibuat. Bentuk yang paling bagus adalan
mengasosiasikan abjad atau angka, hal ini didasarkan pada dua manfaat, yaitu selain
anak akan mahir dalam menggambar, juga akan meningkatkan kemampuan
pembelajaran keaksaraan dan angka pada anak.6

BAB VII
TEKNIK SENI RUPA

6
https://www.kompasiana.com/ayuwulandari100599/59c0668c5a676f03506d55c2/melatih-
kreativitas-anak-dengan-menggambar

26
A. Pengertian Teknik Seni Rupa
Seni dapat diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan
dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Cara
mengekspresikan seni bisa menggunakan berbagai media seperti pendapat dari
Koentjaraningrat (1990 : 45) “Kesenian memiliki banyak jenis dilihat dari cara/media
antara lain seni suara (vokal), lukis, tari, drama dan patung”.
Dilihat dari cara penyampaiannya, seni dapat dilihat, didengar, diraba dan
dirasakan. Banyaknya media yang bisa digunakan dalam pengungkapan seni sehingga
seni bisa dinikmati dan dipahami dalam berbagai bentuk. Hal ini dikarenakan seni
merupakan simbol dari perasaan yang ada pada diri manusia, apapun bentuknya. Melihat
seni bisa diibaratkan dengan seseorang yang sedang berkomunikasi,dalam artian seorang
seniman akan menuangkan apa yang ia ingin sampaikan melalui media karya seninya,
sedangkan orang yang melihat karya seni (media) tersebut menerima informasi yang
disampaikan oleh seniman.
Teknik seni rupa adalah berbagai macam teknik yang digunakan dalam
menciptakan karya seni rupa.Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni yang memiliki dua
ukuran atau sisi. Tepatnya, karya seni ini hanya memiliki panjang dan lebar saja. Seni
rupa 2 dimensi tidak memiliki ruang karena tidak mempunyai ketebalan atau ketinggian.
Seni rupa 2 dimensi berasal dari berbagai unsur-unsur pembentuk yang diolah oleh
perupa atau desainer yang menciptakannya. Contoh seni rupa 2 dimensi adalah lukisan,
seni grafis, ilustrasi, batik, poster dan sebagainnya.
B. Teknik Mewarnai Berdasarkan Gradasi
Teknik gradasi adalah teknik untuk membuat arsir yang dimulai dari arsiran yang
paling tipis (terang) menuju arsiran yang paling tebal (gelap) atau sebaliknya. Teknik
gradasi ini biasanya digunakan untuk menguasai nuansa gelap terang yang terdapat pada
permukaan bodi suatu objek / benda.
Dalam seni rupa, arsiran yang bergradasi sangatlah diperlukan untuk membuat
agar gambar bisa terlihat seperti tiga dimensi. Untuk itu maka diperlukan adanya gradasi
dalam setiap arsirannya. Arsiran gradasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu
perubahan arsir dari gelap ke terang secara perlahan tanpa ada perbedaan garis yang
mencolok.
Gradasi yang paling baik itu sebenarnya adalah gradasi yang dibuat tanpa adanya
batasan yang jelas dalam pergantian warna / arsir dari warna / arsiran gelap ke terang,

27
atau sebaliknya, sehingga karakter benda yang menjadi objek gambar akan terlihat
semakin detail dan akan tampak lebih nyata (menyerupai) wujud aslinya.
Contoh Mewarnai Teknik Gradasi:

C. Usap Abur
Usap abur adalah salah satu cara menggambar yang menggukkan kekuatan jari-
jari untuk membentuk sebuah objek. Jenis-jenis usap abur ini ada tiga yaitu: usab abur ke
dalam, usap abur keluar, usap abur keluar dan ke dalam.
Contoh gambar:
1. Usap abur ke dalam Balon

2. Usap abur keluar tomat dan terung

3. Campuran bunga

D. Membatik dengan Tissue

28
Membatik dengan tissue adalah salah satu cara membuat APE Sederhana untuk
dipakai pada kegiatan harian anak usia dini. Pengertian APE atau Alat Permainan
Edukatif sendiri adalah merupakan alat permainan yang dirancang khusus untuk
kepentingan pendidikan anak melalui bermain. Beberapa jenis APE merupakan hasil
kreasi guru sediri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan setempat.
Jadi ayah bunda bisa mengkreasikan mainan anak edukatif atau biasa disebut APE
semenarik mungkin bagi anak.
1. Cara Membatik dengan Tissue
a) Lipat kertas tissue, bisa dilipat menjadi segi tiga, segi empat, segi lima, atau segi
enam bebas.
b) Berikan warna dengan memberikan titik-titik pada tisu menggunakan spidol
warna membentuk motif.
c) Motif yang dibentuk bebas, bisa bentuk garis, lingkaran atau sesuai kreatifitas
ayah bunda.
d) Setelah lipatan tissue dibuka, pada tissue sudah terbentuk pola batik yang indah.
Selain menggunakan spidol warna, gunakan cairan lain tetapi dengan sangat
berhati-hati karena biasanya cairan lain akan terlalu banyak membasahi tisu.
Jika ayah bunda cukup kreatif, motif batik tissue yang dihasilkan akan sangat
beragam dengan persona keindahannya masing-masing.

2. Manfaat Membatik Diatas Tissue Bagi Anak


Bagi anak usia dini, membatik menggunakan kertas tisu memiliki beberapa
manfaat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena akan melatih
jari-jari tangan berkoordinasi, melatih otak berkreasi dan berimajinasi, dan mengenal
warna.

BAB VIII

29
KONSEP BAYANGAN DALAM MENGGAMBAR

A. Pengertian Bayangan dalam Menggambar


Menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan disukai anak-anak.
Salah satu kegiatan yang disenangi oleh anak adalah menggambar. 7Sedangkan bayangan
adalah suatu daerah yang tidak tersentuh oleh cahaya langsung, bayang-bayang dalam
menggambar merupakan suatu cara agar membuat benda atau objek yang di gambar
menjadi lebih nyata.
Pencahayaan dan bayangan pada sebuah objek gambar itu adalah faktor
penting agar membuat gambar suatu objek nampak bervolume dan lebih hidup.Ini adalah
teori dasar untuk memahami bagaimana menggambar pencahayaan dan bayangan pada
sebuah objek. Pada kenyataannya setiap objek yang terkena cahaya akan memiliki
bayangan, dan penempatan bayangan itu tidak selalu sama, tergantung darimana arah
datangnya cahaya.
B. Letak Pencahayaan dan Bayangan pada Objek

Gambar pertama memperlihatkan arah datang cahaya dan dimana letak


bayangannya. Sedangkan gambar yang kedua memperlihatkan berbagai macam bentuk
bayangan sesuai dengan objek nya. Bentuk bayangan sebuah objek itu tergantung dari
bentuk struktur objek tersebut.
C. Gradasi Antara Pencahayaan dan Bayangan

Gambar di atas menunjukkan skala gradasi. Jika gradasi pada obyek lebih
bervariasi maka objek tersebut akan nampak semakin realistik.
Inilah rincian gradasi cahaya dan bayangan (Highlight and Shadow), lihat gambar
di atas:
7
Novi mulyani, M.pd.I. Pengembangan seni anak usia dini. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2017).hlm.65

30
1. Light source : arah datangnya cahaya.
2. Hightlight : Ini adalah bagian yang paling terang atau bisa dibilang mengkilap.
Lebih baik biarkan kertas pada bagian ini tidak diberi arsiran, sehingga akan terlihat
mengkilap). Tapi jangan terlalu luas membiarkan bagian kertas kamu tidak di arsir,
berikan arsiran yang tipis disekitar highligt agar tidak terlalu cepat ke arah yang
lebih hitam. Lebih banyak gradasi akan lebih hidup.
3. Midtones : Ini adalah bagian dimana gradasi mulai berpaling dari sumber cahaya.
Midtones ini adalah pertengahan gradasi di antara bagian terang dan bagian yang
gelap.
4. Shadow : Ini adalah bagian yang paling dekat dengan bagian yang paling gelap dari
objek nya. Ini adalah bagian yang sepenuhnya berpaling dari cahaya dan pastinya
lebih gelap dari midtones.
5. Reflection : Bagian ini adalah pantulan cahaya dari dasar/tanah atau dari benda yang
dekat dengan obj/ek. Cahaya seringkali memantul dan kembali lagi pada objek yang
kamu gambar. Menambahkan sedikit cahaya yang memantul pada objek yang kamu
gambar akan menambah nilai jual karya kamu. Hal ini membuatnya tampak lebih
treatrikal.
Cast shadow : Bagian ini adalah bayangan setiap objek yang berada di bawah objek
yang terkena sumber cahaya langsung. Bayangan ini akan sangat terlihat jika suatu objek
terletak di sebuah ruangan dan terkena satu sumber cahaya yang kuat.

BAB IX
MEMAHAMI TEKNIK DASAR MENGGAMBAR

31
UNTUK ANAK USIA DINI

A. Pengertian Menggambar
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik dan anak
sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang
diberikan anak akan termotivasi membuat gambar. Kegiatan menggambar merupakan
salah satu cara manusia mengeksprsikan pikiran-pikiran atau prasaan-perasaannya.
Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa.8
Coret-coret yang dilakukan oleh anak merupakan refleksi dari cara berpikir
simboliknya. Perkembangan kemampuan anak dalam menggambar sesuai dengan
kemampuannya dalam memahami benda dan kematangan senso-motoriknya. Pada
awalnya, gambar yang dibuat oleh anak pada tahap perkembangan masih berupa coretan-
coretan benang kusut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh beberapa peneliti, tahapan
menggambar pada anak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Garis-garis tak berbentuk, dilakukan oleh anak usia dini 1,5 tahun-kurang dari 3
tahun.
2. Mampu menggambar dengan hasil berupa bentuk-bentuk tertentu walaupun belum
sempurna dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun.
3. Mulai bisa menggambar secara realistis. Biasannya kemampuan ini dimiliki oleh
anak usia diatas 5 tahun.9
Media yang digunakan untuk menggambar yaitu kapur, arang, pensil, tinta pensil
warna, krayon, dan lain-lain. Tujuan menggambar bagi anak yaitu :
1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri.
2. Mengembangkan daya kreativitas.
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
4. Mengembangkan citra diri anak dengan menggambar anak-anak juga dapat
bersosialisasi dengan temannya. Mereka dapar berdiskusi tentang gambar yang
mereka buat. Dengan itu dapat melatih sosial anak.
B. Teknik Dasar Menggambar untuk Anak Usia Dini

8
Sit Masganti, dkk, Pengembangan Kreativita Anak Usia Dini, (Medan : Perdana
Publishing, 2016), hlm. 184.

9
Mursid, Belajar Dan Pembelajaran PAUD, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015),
hlm. 101.

32
Anak usia dini memang masih terbatas kemampuannya sehingga teknik
menggambarnya pun juga masih sederhana seperti garis dan bentuk. Berikut teknik
menggambar untuk anak usia dini, yaitu :
1. Membuat garis horizontal dan vertikal
Ini adalah teknik dasar yang perlu diajarkan pada anak usia dini. Sesuai
dengan perkembangan usianya, anak usia dini perlu diperkenalkan bentuk-bentuk
garis.
2. Membuat garis miring dan lengkung
Sama seperti garis horizontal dan vertikal, ajarkan juga garis miring pada
anak.
3. Menggambar bentuk kotak
Jika anak sudah menguasai teknik menggambar macam-macam garis,
mulailah beralih mengajari anak menggambar bentuk. Pertama ajarkan anak
menggambar bentuk kotak.
4. Menggambar bentuk segitiga
Dengan teknik yang sama ketika menggambar kotak, ajarkan anak
menggambar segitiga.
5. Menggambar bentuk lingkaran
Jika menggambar garis lengkung sudah dikuasai. Teknik yang bisa dipakai
adalah dengan menggabungkan dua garis lengkung menghadap keatas dan
kebawah.10

BAB X

http : / / doodle. co. id. / intip-teknik-menggambar-untuk-anak-usia-dini-yuks-moms


10

/, diakses tanggal 21 Juni 2019.

33
TEKNIK MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK ARSIR

A. Pengertian Menggambar
Mengambar merupakan salah satu kegiatan yang yang disenangi oleh anak-anak.
Anak senang mencoret-coret karena tertarik dengan warna-warna yang muncul dari
kegiatannya menggunakan alat tulis. Rasa senang anak dalam mencoret membuat
membuat ia mengekspresikan rasa sukanya dalam setiap kesempatan di manapun ia
dapat melakukannya, baik dikertas,di dinding, baju maupun badannya sendiri.
B. Pengertian Teknik Arsir
Teknik arsir adalah cara menggambar dengan pengulangan garis secara acak,
menyilang, atau sejajar untuk mengisi bidang yang kosong. Menentukan gelap terang
objek gambar, memberikan karakter, memberikan kesan bentuk dan volume benda
sehingga tampak tiga dimensi. Teknik arsir merupakan cara menggambar yang paling
utama dan sederhana yang paling banyak digunakan untuk menggambar arsiran wajah
manusia, arsiran pemandangan, atau arsiran bunga.
C. Menggambar dengan Teknik Arsir
a. Arsiran satu arah (hatching)
Pada teknik ini pena digoreskan dalam arah yang sama. Sehingga terlihat
barisan sejajar dan searah. Semakin sering kita menggoreskan maka akan timbul
efek lebih gelap karena semakin padat dan menumpuknya garis akan menambah
masa garis menjadi lebih tebal sehingga terbentuk efek ilusi volume terang bayang.

b. Arsiran Silang (cross hatching)


Teknik ini mirip dengan arsiran satu arah, namun terjadi persilangan arah
dari goresan pena tersebut. Pada bagian yang ingin diarsir lebih gelap dapat juga
goresan ditumpuk dengan menggunakan arah garis yang berbeda. Biasanya perbedaan
arah dari garis awal kegaris berikutnya adalah 45 derajat.

c. Arsiran searah kontur(contour hatcing)

34
Pada teknik ini goresan arsir pada pena mengikuti bentuk kontur bidang yang
ingin diarsir, maka akan terlihat volume pada benda tersebut. Biasanya teknik ini
digunakan pada menggambar figure manusia, hewan dan tumbuhan.

d. Arsiran coretan bebas (scumbing)


Pada teknik ini arsiran berbentuk coret-coret bebas. Biasanya goresan tidak
berupa garis namun seperti coretan. Coretan bebas ini akan lebih menarik bila arah
goresan dapat diubah secara acak membentuk ilusi volume yang di inginkan.

e. Arsiran titik(stippling)
Adalah teknik arsiran dengan membuat titik-titik seperti pointilisme. Semakin
dekat dan rapat, titik-titik yang dibuat maka semakin gelap efek yang ditimbulkan.

Arsiran memiliki fungsi jika kita menerapkannya pada gambar, diantaranya:


1. Memberikan karakter kepada objek gambar
2. Memberikan kesan bentuk dan volume benda
3. Memberikan kesan karakter ke dalam gambar
4. Mengisi bidang kosong.

BAB XI
TEKNIK MENGGAMBAR KREATIF DAN SEMI KREATIF

35
A. Pengertian Kreativitas Menggambar
Secara umum kreativitas diartikan sebagai kemampuan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 456) kreativitas adalah kemampuan
untuk mencipta. Hurlock (1980: 4) menyatakan kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru,
dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis
pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman.
Menurut Sumanto (2006: 6) kreativitas berkarya senirupa termasuk menggambar
di artikan sebagai kemampuan untuk menemukan, mencipta,membuat, merancang ulang,
dan memadukan suatu gagasan baru maupun lama menjadi kombinasi baru yang
divisualisasikan kedalam komposisi suatu karya seni rupa yang didukung dengan
kemampuan terampil yang dimilikinya.Karakteristik atau Ciri-ciri Kreativitas
Menggambar Para ahli berpendapat bahwa kreativitas memiliki beberapa ciri-ciri dan
karakteristik.
Anik Pemilu (2007: 15) mengatakan bahwa ciri-ciri anak kreatif biasanya
memiliki sifat-sifat yang antara lain:
1. selalu ingin tahu
2. memiliki minat yang sangat luas
3. suka melakukan aktivitas yang kreatif
4. Memiliki spontanitas dan energi yang luar biasa
5. memiliki sifat sebagai petualang
6. memiliki rasa humor yang tinggi
7. dapat melihat suatu masalah dari berbagai sudut
8. memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu ide yang baru, konsep-konsep
ataupun keinginan-keinginan yang diimajinasikan yang dituangkan menjadi berbagai
penemuan, karya sastra, ataupun seni.

Sumanto (2006: 10) menegaskan bahwa proses penciptaan sebuah karya dari
kreativitas menggambar bukan hanya berupa kepandaian secara fisik saja dalam proses
berkaryanya, melainkan juga termasuk kemampuan mencurahkan segenap potensi

36
pribadi, baik berupa bakat, kepekaan, pengalaman, dan sebagainya. Sumanto (2006: 10)
menyebutkan proses penciptaan sebuah karya tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengolah media ungkap sesuai alat yang digunakan sewaktu berkarya
2. ketepatan dalam mewujudkan gagasan ke dalam karya
3. kecekatan atau keahlian tangan dalam menerapkan teknik-teknik dalam berkarya.
B. Manfaat Kreativitas Menggambar bagi Anak
Terdapat sejumlah alasan mengapa kreativitas perlu dikembangkan kepada anak
sejak usia dini. Munandar (dalam Suratno, 2005: 5), merumuskan dua alasan mengapa
kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini, adalah sebagai berikut:
1. Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah perwujudan diri. Untuk
mewujudkan dirinya manusia perlu berkreasi sehingga diakui karyanya oleh orang
lain. Menurut Maslow diperlukan kreativitas yang berfungsi untuk
memanifestasikan dirinya diperlukan untuk perwujudan diri. Kreativitas untuk
memecahkan suatu permasalahan Kreativitas atau pikiran yang berdaya atau berpikir
kreatif merupakan kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu permasalahan.
2. Kreativitas untuk memuaskan diri
Keberhasilan anak dalam melakukan percobaan, penelusuran, dan berbagai
upaya lainnya akanmemberikan kepuasan tersendiri bagi yang bersangkutan.
Kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Orang yang memiliki banyak ide,
memiliki penemuan-penemuan baru, dan menguasai tekhnologi baru jelas akan
memiliki peluang pendapatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak memilikinya.
3. Teknik Menggambar bagi Anak Usia Dini
Terdapat dua teknik menggambar bagi anak usia dini diantaranya adalah :
1. Teknik kering
Teknik kering adalah teknik pewarnaan gambar model tanpa menggunakan
minyak cat atau dalam keadaan kering. Alat dan bahan untuk menggambar dengan
teknik kering menggunakan beberapa alat misalnya, penci, capur, krayon, atau bahan
lain yang tidak memerlukan air.

2. Teknik basah

37
Teknik basah merupakan teknik lukis dengan cara mengencerkan cat minyak
terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat, baru kemudian dipoleskan diatas
permukaan kanvas.
C. Pembelajaran Seni Rupa dan Kreativitas Anak Usia Dini
Terdapat banyak pengertian atau definisi tentang kreativitas tetapi hampir semua
definisi tersebut sepakat bahwa kretivitas merupakan aktivitas berfikir diluar kebiasaan
cara berfikir orang biasa pada umumnya, termasuk dalam hal ini adalah berfikir meluas
(devergen) untuk mencari solusi alternative atas persoalan yang muncul tanpa
dipekirakan sebelumnya. Walaupun kreativitas menunjukkan bahwa kreativitas dapat
dipelajari dan diajarkan.
Seni merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan daya kreativitas anak
usia dini. Namun untuk mengembangkan kreativitas anak, anak harus diberi kebebasan
dalam menggunakan berbagai media seni. Dengan kebebasan yang diberikan, anak akan
melakukan ekplorasi sendiri dalam membuat sebuah karya.
Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas alamiah yang dibawa sejak lahir, dan
merupakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran asli tidak biasa, dan
sangat fleksibel dalam merespon dan mngembangkan pikiran dan kreativitas. Kreativitas
alami anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahu yang besar. Terkait dengan seni rupa,
maka dalam hal ini kreativitas seni rupa adalah kemapuan menemukan suatu gagasan
baru maupun lama menjadi kombinasi baru yang di visualkan kedalam komposisi suatu
karya seni rupa dengan didukung kemampuan terampil yang dimiliki seorang anak.
Semua kegiatan seni dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya dalam hal ini
adalah seni rupa, adalah bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kreativitas anak.
Sebagai contoh dalam kegiatan menggambar bebas, anak diberikan kesempatan dan
kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan ide, gagasan, dalam sebuah
gambar yang sesuai dengan imajinasinya, apa yang yang pernah ia lihat atau ia ketahui
dan apa yang ada dilingkungannya.

BAB XII

38
TEKNIK MENGGAMBAR DEKORATIF

A. Pengertian Menggambar Dekoratif


Menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan disukai anak-anak.
Salah satu kegiatan yang disenangi oleh anak adalah menggambar. 11Hal ini senada
dengan pendapat seefeldt dan wasik, yang menjelaskan bahwa menggambar adalah satu-
satunya kegiatan seni yang paling penting bagi anak usia dini khususnya usia tiga, empat
dan lima tahun. Bahkan, kalo perlu setiap hari anak-anak harus menggambar. Hal ini
karena bagaimana pun pada usia ini anak-anak sedang memasuki tingkat seni dan
berfikir membuat lambang.
Benda-benda yang ada sekeliling kita rata-rata memiliki motif hiasan,
diantaranya piring, gelas, meja, kursi ukiran, sendok makan, baju, kalender, dan tas.
Menggambarkan benda memiliki tujuan, yaitu agar benda tersebut tampak lebih menarik,
sehingga diminati orang. Menggambar demikian itu dinamakan menggambar hiasan atau
dekoratif. Menggambar dekoratif yang paling mudah adalah menggunakan cetakan dari
bahan kertas karton membentuk pola cetakan. Cara lainnya adalah pola dengan cetak
tinggi.12
Soepratno, menjelaskan bahwa “Ornamen atau dekorasi berasal dari bahasa
Yunani yaitu kata “ornare” yang artinya hiasan atau perhiasan. Menggambar dekorasi
adalah suatu kegiatan menggambar hiasan pada kertas gambar, atau pada benda tertentu.
Sifat dekoratif pada gambar menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan (motif hias).
Dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan
benda menjadi lebih indah Gambar dekoratif adalah berupa gambar hiasan yang dalam
perwujudannya tampak rata, tidak ada kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang
tidak terlalu ditonjolkan. Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan
deformasi atau penstiliran alami. Bentuk bentuk objek di alam disederhanakan dan
digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Menggambar dekoratif ialah kegiatan
menggambar hiasan (ornamen) pada kerta gambar, atau pada benda tertentu. Sifat
dekoratif pada gambar menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan (motif hias). Bahan
dan alat yang diperlukan kertas gambar, pewarna, kuas, pinsil hitam pinsil warna/spidol.

Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:

11
Novi mulyani, M.pd.I. Pengembangan seni anak usia dini. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2017).hlm.65
12
Dedi Nurhadiat.2004.Kerajinan Tangan Dan Kesenian.Jakarta : Medio hal 157-15

39
1. Buat rancangan atau gambar berupa motif hias ornamen padi kertas yang sudah
disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
2. Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak, atau
geometris.
3. Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau
berwarna.
4. Wana-warna yang digunakan bisa diambil dari pewarna buatan, atau pewarna alam.
B. Jenis Motif Gambar Dekoratif
Jenis motif menggambar dekoratif, yaitu:
1. Motif Geometris
Motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti
garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander,
swastika, dan bentuk pilin, patra Mesir “L/T” dan lain lain. Ragam hias ini pada
mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam
perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik,
(digambar dipahat, dicetak).
2. Motif Tumbuh-tumbuhan
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan
berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya,
demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda
tergantung dari lingkungan (alam, sosial dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat
motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian
rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang
digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
3. Motif Binatang
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil
gubuhan/stilerisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut
masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya
bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (tidak sepenuhnya) dan
dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan
antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dan lain-lain.

4. Motif Manusia

40
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen
mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan
secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
5. Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain
Motif benda-benda alami seperti batú, air, awan dan lain-lain. Dalam
penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif
dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan
pertimbangan unsur dan asas estetika. Misalnya motif bebatuan biasanya
ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan
motif tersebut.
6. Motif Kreasi atau khayalan
Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi
manusia atas persepsinya, mouf mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh
motif ini adalah motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk
gaib lainnya.
C. Teknik Penggambaran Dekoratif
Adapun teknik dalam menggambar dekoratif, diantaranya:
1. Realis atau naturalis pembuatan motif dekoratif yang berusaha mendekati atau
mengikuti bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk
alami yang dimaksud berupa bentuk binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda
alam lainnya.
2. Stilirisasi atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan
gubahan atau merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri
khas dari bentuk yang digubah/distilirisasi, atau dengan menggayakan bentuk
tertentu menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi adalah
binatang, tumbuhan, manusia, dan benda alam lainnya.
3. Kombinasi atau kreasi yaitu motif yang dibuat dengan mengkombinasikan beberapa
bentuk atau motif, yang merupakan hasil kreasi dari senimannya. Motif yang tercipta
dengan cara ini biasanya mewakili karakter atau identitas individu penciptanya
(idealisme).

D. Cara Membuat Gambar Dekoratif

41
Cara membuat gambar dekoratif adalah:
1. Hal utama yang harus dilakukan untuk membuat gambar dekoratif ialah tema.
Dalam membuat sebuah gambar pasti membutuhkan sebuah tema sebagai sebuah
patokan kita dalam membuat sebuah gambar. Tema disini bisa bermacam-macam.
2. Memproyeksikan tema ke dalam sketsa atau rancangan atau gambar berupa motif
hias ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
3. Motif hias berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam, benda) abstrak atau geometris.
4. Penyelesaian gambar akhir seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja atau
berwarna.
5. Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari pewarna buatan atau pewarna alam.
Contoh gambar dekoratif, yaitu:

BAB XIII

42
TEKNIK MENGGAMBAR BENTUK NYATA (DUPLIKASI)

A. Pengertian Menggambar Bentuk Benda


Dalam ilmu Bahasa kata menggambar berasaal dari kata dasar gambar yang
mendapat imbuhan awalan me-, dengan kata asalnya akan menimbulkan peristiwa
persengauan atau mengalami proses nasalisasi. Sehingga kita dapat memahami bahwa
kata menggambar dan kata gambar memiliki pengertian yang berbeda. Menggambar
yang artinya kegiatan manusia membuat gambar. Sedangkan gambar ialah hasil tiruan
benda mati atau hidup.
1. Arti Bentuk dan Sifatnya
Istilah bentuk dalam Bahasa Indonesia dapat berarti bangun (shape) atau
bentuk plastis (form). Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk plastis. Bangun
ialah benda yang polos seperti yang terlihat oleh mata sekedar menyebutkan sifatnya.
2. Menggambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah menggambar dengan meniru bentuk objek alam
atau objek benda yang sebenarnya. Dengan kata lain, pengertian gambar bentuk
adalah gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi aslinya.
B. Bentuk Dasar Benda
Ada beberapa bentuk dasar pada benda, diantaranya:
1) Kubus
2) Balok
3) Piramid atau limas
4) Silinder atau tabung
5) Kerucut
6) Bola
Dalam bidang seni rupa terdapat dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk figuratif (Bentuk nyata sesuai dengan aslinya).
2. Bentuk Nonfiguratif (Bentuk yang tidak nyata)
Selain itu dapat juga digolongkan dalam :
1. Bentuk Abstrak merupakan bentuk yang tidak nyata atau tidak meniru benda yang
ada di alam.
2. Bentuk Geometris merupakan bentuk yang beraturan.
3. Bentuk Non-geometris merupakan bentuk yang tidak beraturan.

43
4. Bentuk Stilasi merupakan bentuk yang dihasilkan dari modifikasi bentuk hewan
maupun tumbuhan. Contohnya pada batik.
5. Bentuk Visual Realistis atau Naturalis adalah bentuk yang ada di alam dan dibuat
sesuai dengan kondisi aslinya.
C. Prinsip-Prinsip Menggambar Bentuk
1. Perspektif merupakan prinsip menggambar sesuai dengan penglihatan. Objek gambar
yang dekat di gambar lebih besar, tinggi dan jelas.
2. Proporsi merupakan perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
secara menyeluruh.
3. Komposisi diartikan dengan susunan atau letak objek gambar yang menyatu.
4. Gelap-terang (Half-tone) adalah bagian benda yang terkena cahaya akan tampak
terang (putih atau warna muda). Sedangkan yang tidak terkena cahaya berkesan gelap
(hitam atau warna tua).
5. Bayang-bayang (Shadow) untuk menunjukkan kesan tiga dimensi (realis).
D. Langkah-Langkah Menggambar Bentuk
1. Pengamatan: kegiatan mengenali objek yang akan digambar
2. Sketsa: gambar dasar (gambar yang belum jadi)
3. Menentukan gelap-terang dengan memperhatikan arah cahaya
4. Menentukan teknik dengan menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan. Bila
menggunakan pensil gambar (warna), teknik arsir atau dusel lebih cepat.
5. Sentuhan akhir dengan memberikan penekanan pada karya gambar bentuk.
E. Teknik Menggambar Bentuk
1. Teknik Linear merupakan teknik menggambar dengan menjadika garis sebagai
unsur utama.

2. Teknik Blok merupakan cara menggambar dengan menggunakan satu warna.

44
3. Teknik Arsir merupakan cara menggambar dengan garis-garis sejajar atau
menyilang untuk menentukan gelap-terang objek gambar sehingga tampak seperti
tiga dimensi.

4. Teknik Dusel merupakan cara menentukan gelap-terang pada gambar dengan


menggoreskan pensil dalam posisi miring atau rebah.

5. Teknik Pointilis merupakan cara menentukan gelap-terang dengan memberi titik-


titik padat untuk begian gelap dana titik-titik yang jarang untuk bagian yang agak
terang.

6. Teknik Aquarel merupakan cara menggambar dengan menggunakan sapuan tpis


pewarna cat air, sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus pandang.

7. Teknik Plakat merupakan cara menggambar menggunakan bahan cat air atau cat
poster dengan sapuan warna tebal, sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.

45
BAB XIV
TEKNIK MENGGAMBAR MANIPULATIF

A. Pengertian Menggambar Manipulatif


Teknik menggambar adalah sebuah cara untuk mempermudah dalam proses
menciptakan sebuah gambar, sehingga dengan adanya teknik-teknik menggambar
tersebut dapat membuat pekerjaan seseorang untuk menggambar akan sangat terbantu
dan akan lebih cepat selesai.
Untuk menciptakan suatu gambar dibutuhkan sebuah proses yang tidak mudah
bagi setiap orang. Karena tidak semua orang yang mengetahui dan menguasai teknik-
teknik dalam menggambar, untuk itu sebelum kita menggambar sebaiknya kita harus
memahami terlebih dahulu tentang teknik-teknik menggambar.
Dengan menguasai teknik-teknik dasar di dalam menggambar kita akan
mempunyai bekal yang sangat berarti dan akan lebih mudah untuk langkah selanjutnya
dalam menggambar. Dan itu jauh lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki basic sama sekali walaupun dia mempunyai semangat yang tinggi.
Menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan disukai anak-anak.
Hal ini senada dengan pendapat seefeldt dan wasik, yang menjelaskan bahwa
menggambar adalah satu-satunya kegiatan seni yang paling penting bagi anak usia dini
khusus nya tiga, empat dan lima tahun. Bahkan kalau perlu setiap hari anak-anak harus
menggambar. Hal ini karena bagaimana pun pada usia ini anak-anak sedang memasuki
tingkat seni dan berfikir membuat lambang. Dalam hal demikian, piaget menghubungkan
proses membuat karya seni (menggambar) dengan perkembangan pikiran pada anak. Ia
mempercayai bahwa kesenian berawal pada perkembangan tentang menetapnya
(permanen) benda pada anak, dan untuk berfikir tentang benda tersebut walaupun benda-
benda itu tidak hadir secara fisik didepan mata mereka.
Menurut Eisner, jika anak-anak sedang menggambar, mengecat atau membangun
bangunan dari balok, terlebih dahulu secara mental iya menciptakan gambar atau pikiran
didalam benak mereka. Dengan pikiran tersebut lalu mereka “membuat penelitian
mental” untuk mencari lambang yang bisa mereka gunakan untuk mengungkapkan
pikiran itu. Jadi gambar yang dihasilkan oleh anak (atau orang dewasa menyebutnya
dengan coret-coretan) tidak hanya asal-asalan tanpa dasar yang jelas. Akan tetapi,
didahului oleh proses berfikir (mencari lambang yang bisa digunakan untuk mengungkap
pikiran dan perasaan anak.

46
Dengan menggambar anak bisa menuangkan berbagai imajinasi atau khayalan
yang ia bangun sendiri lewat sebuah lambang. Selain itu, gambar yang mereka hasilkan
juga dapat menunjukan tingkat kreativitas dan suasana hati anak-anak. Akan tetapi,
secara sadar atau tidak, kebanyakan dari orang tua malah sering menghambat kecerdasan
dan kreatifitas mereka. Misalnya, ada sebagian orang tua yang memarahi dan
menghentikan aktivitas anak, ketika menemui anaknya sedang mencoret-coret tembok.
Secara tidak sengaaj, sebenarnya kita sedang menghambat kreativitas anak.
Gerak manipulatif merupakan suatu gerak yang menghubungkan suatu objek atau
benda lain sebagai medianya. Setelah anak mampu menguasai beberapa objek maka
kemampuan gerak manipulatif dapat dikembangan kepada anak. Gerak manipulatif ini
dapat meningkatkan minat dan antusias anak dikarenakan objek sebagai medianya dapat
berganti-ganti sehingga anak tidak mengalami kebosanan, serta dalam kegiatannya dapat
menciptakan suasana yang senang dan bersemangat untuk anak.
B. Macam-Macam Teknik Gerakan Manipulatif
Sumantri mengemukakan beberapa macam gerak manipulatif dalam motorik
halus, sebagai berikut:
1. Meregang
Kegiatan mengusahakan dalam pelepasan suatu benda pada tangan.
2. Meremas
Kegiatan yang dilakukan untuk memegang dengan erat suatu objek ditangan. Menarik
3. Menggengam
Memegangsuatubendadalam satu maupun kedua tangan.
4. Memotong
Kegiatanmembelahbendamenggunakanalat.
5. Meronce
Menyusun atau merangkai benda menjadi satu dengan seutas tali.
6. Membentuk
Membuat suatu kabinet ruang yang baru.
7. Menggunting
Kegiatanpemotongansuatuobjek menjadi berbagai bentuk menggunakan alat bernama
gunting.
8. Menempel
Merekatkan suatu objek dengan objek yang lain menggunakan lem

47
9. Menulis
Kegiatan dalam usaha untuk menghasilkan sebuah catatan dengan media yang
disebut aksar.
Dari macam– macam gerakan manipulative tersebut akan digunakan dalam suatu
menggambar dengan teknik gerak manipulatif akan dikembangkan menjadi suatu
kegiatan yang inovatif dengan membuat karya. Macam gerak manipulatif yang
digunakan adalah menggunting, menempel, membentuk bentuk tabung, dan meronce.
Kegiatan membuat karya yang dilakukan secara sambung menyambung dari satu
kegiatan ke kegiatan selanjutnya sehingga tercipta suatu karya.

48
DAFTAR PUSTAKA
http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/menggambar-bagi-anak-usia-dini.html?
m22;10.15621.
https://masfikr.com/perbedaan-melukis-dan-menggambar.23:05.19621.
http:file.upi.edu/Direktur/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/19550913198532-
TITY_SOEGIARTY/MENGGAMBAR_BAGI_ANAK_USIA_DINI.pdf. 23.53. 19621.
Pamadhi, Hajar dan Evan Sukardi S. 2014.Seni Keterampilan Anak. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran Paud, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyani, novi. 2017. Pengembangansenianakusiadini. Bandung: ptremajarodakarya.
Piaud4403-Mi.Pdf
Sulastianto,Hary.2007 .Teknik Seni Rupa. Yogyakarta:Gravindo media Pratama.
Mursid. 2015. Belajar Dan Pembelajaran PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sit Masganti, dkk. 2016.Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Medan : Perdana
Publishing.
Mulyani, Novi. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mursid. 2015. Belajar Dan Pembelajaran PAUD.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trisna Oktavierasasi, Winna Mardani. 2020. Prinsip Karya Dua Demensi. Direktorat
Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan khusus.
Widyokusumo, Lintang. Teknik Arsir Dan Proses Menggambar Dengan Media Pena. Jakarta
Barat.
Suryadi.2014.Teori Pembelajaran Anak Usia Dini.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofiset
Nurhadiat Dedi.2004.Kerajinan Tangan Dan Kesenian. Jakarta : Medio
Tim Abdi Guru. 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mulyani, Novi. 2017.Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: Ptremajarodakarya.

49

Anda mungkin juga menyukai