Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI


“ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK KECERDASAN MAJEMUK”
Dosen Pengampu: Nur Adiyah Yuliastri, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. MUSTIKA PEBRIANTI 210103013
2. MULQUZIADAH 210103011
3. DEWI RATNA 210103031
4. NURDIANA 210103029

PROGRAM STUDI PG.PAUD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas perkenaan-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah. Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan makalah
ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Walaupun demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan memnuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dan tidak lupa penulis pula
penulis menyampaikan banyak terima kasih serta seiring do’a atas segala amal baik dan perhatian yang
telah diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga makalah ini memenuhi syarat dan bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Pancor, 05 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................
C. TUJUAN.....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................

A. Pengertian Kecerdasan Majemuk................................................................................................


B. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk.................................................................................................
C. Contoh APE Kecerdasan Majemuk.............................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................

D. Kesimpulan..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak dalam rentan usia nol tahun sampai enam tahun.
Permendikbud tahun 2014 No. 146 menyebutkan bahwa masa usia dini adalah masa
emas perkembangan anak dimana semua aspek perkembangan dapat dengan mudah
distimulasi. Masa ini sering disebut sebagai ‘golden age’ dimana otak anak
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga anak mampu menerima
informasi sebagai stimulus ataupun rangsangan dengan sangat cepat. Untuk itu anak
membutuhkan stimulus atau rangsangan yang tepat untuk membantu mereka dalam
mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Aspek - aspek yang perlu
dikembangkan oleh anak, yaitu moral – religious, fisik – motorik, bahasa, kognitif,
sosial – emosional dan seni.
Mengeksplorasi dunia disekitarnya, menemukan dan memp elajari hal-hal baru
dalam permainannya. Selain itu melalui bermain anak juga dapat
meningkatkan kemapuan Pada umumnya, anak - anak memiliki karakteristik senang
bermain.Anak dan bermain adalah dua hal yang sangat erat berkaitan, karena dunia anak
adalah dunia bermain. Menurut Zaini (2015) bermain merupakan kebutuhan anak, dengan
bermain anak-anak dapat motorik, bahasa, sosial – emosional, kognitif dan belajar.
Studi dan penelitian menunjukkan bahwa bermain bermanfaat bagi seluruh
aspek perkembangan anak. Saat melakukan kegiatan bermain anak menggunakan
anggota tubuhnya untuk bergerak. Gerakan memanjat, berjinjit, melompat,
menggambar dapat meningkatkan kemampuan fisik – motorik anak. Selain itu, saat
bermain peran bersama teman, anak belajar tentang tugas kewajiban seseorang seperti
ibu, ayah, kakak, guru, polisi, dan peran lain. Saat bermain, anak belajar berbagi hak
milik misalnya memakai mainan secara bergiliran. Melalui bermain anak juga belajar
berkomunikasi dengan teman, misalnya saling bertukar pendapat tentang aturan
bermain. Contoh lain adalah saat anak bermain puzzle dan balok kemampuan
kognitifnya dapat meningkat karena mereka belajar tentang jumlah, warna, pola,
bentuk, dan ukuran. Selanjutnya, satu hal penting saat bermain adalah bermain
membuat senang dan puas. (Tedjasaputra, 2001)
Beberapa kegiatan bermain/permainan yang umumnya dilakukan anak – anak
adalah bermain peran, bermain sepeda, bermain bola, bermain petak umpet, bermain
plastisin, bermain masak memasak, dan memainkan permainan tradisional seperti
congklak atau kelereng. Bagi orang dewasa hal – hal tersebut mungkin adalah hal
yang biasa, namun bagi anak hal – hal tersebut adalah hal yang menyenangkan.
Melalui permainan – permainan tersebut anak belajar bersosialisasi, mengenal satu
sama lain, berkomunikasi, serta belajar empati dan simpati.
Hasil – hasil studi dan penelitian tentang manfaat bermain bagi perkembangan
anak membawa dampak bagi dunia pendidikan anak usia dini. Salah satunya adalah
penggunaan pendekatan / metode bermain dalam pembelajaran anak usia dini. Di
Indonesia, kurikulum anak usia dini menyebutkan bahwa pemberian rangsangan
pendidikan dengan cara yang tepat adalah melalui bermain, karena dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna pada anak. Prinsip bermain sambil belajar ini sudah
banyak di terapkan oleh lembaga pendidikan anak usia di Indonesia.
Meskipun pada kenyataannya, pelaksanaan prinsip bermain sambil belajar ini
belum diterapkan secara optimal. Rahardjo (2016) menyebutkan bahwa masih
ditemukan hal - hal yang menghambat penerapan prinsip bermain seperti guru yang
lebih mementingkan hasil dari pada proses anak belajar. Selain itu, adanya tradisi
klasikal dari jaman dahulu bahwa dalam pembelajaran anak usia dini cenderung
berpusat pada guru. Guru lebih banyak memberikan instruksi kepada anak untuk
melakukan kegiatan pembelajaran. Serta adanya tuntutan orang tua yang
mengharuskan anak bisa membaca, menulis dan berhitung.
Dengan masih ditemukannya kendala dalam bermain disekolah, maka waktu
yang tepat untuk mengoptimalkan kegiatan bermain anak adalah di luar lingkungan
sekolah. Karena sebagian besar waktunya digunakan di luar sekolah dan anak dapat
bermain dengan bebas sehingga ada kemungkinan tercipta high quality play atau High
level of play. Rahardjo (2016) menyebutkan bahwa bermain memiliki 6 prinsip atau
karakteristik yaitu motivasi intrinsik, partisipasi aktif, menyenangkan, non literal,
kontrol/peraturan intrinsik, dan orientasi pada proses bukan hasil. Kegiatan yang
mengandung keenam prinsip itulah yang dinamakan High quality play atau high level
of play (kualitas bermain yang baik). Dengan kegiatan bermain yang berkualitas inilah
anak akan lebih mudah mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.
Namun bukan hanya 6 prinsip bermain saja yang berpengaruh dalam
perkembangan aspek anak. Menurut Van Hoorn (2011) faktor pendukung terciptanya
high quality play adalah lingkungan (penataan), peran orang dewasa (orang tua atau
pengasuh), dan waktu yang cukup. Karena keterbatasan waktu dan sumber daya
peneliti maka penelitian ini hanya berfokus pada peran orang dewasa saja. Selain itu,
Vygostky (Salkind, 2010) berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada
interaksi anak dengan orang lain. Peran orang dewasa penting ketika anak bermain
karena mereka dapat membantu mengoptimalkan aspek perkembangan anak, yaitu
dengan memberikan rangsangan atau stimulus ketika anak bermain.
Peran orang dewasa untuk mendukung anak bermain selama ini berfokus pada
pengamatan disekolah, yaitu guru. Tetapi untuk di luar sekolah, orang dewasa yang
berperan adalah orang tua, pembantu rumah tangga dan anggota keluarga seperti
nenek atau kakek. Menurut Tedjasaputra (2001) orang dewasa memiliki beberapa
peran ketika anak bermain yaitu sebagai pendamping, penyedia tempat bermain dan
alat permainan, kemudian teman bermain, pendamai, motivator dan pemberi petunjuk
permaian yang baru bagi anak. Dengan adanya peran orang dewasa tersebut maka
kebutuhan anak saat bermain akan terpenuhi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kecerdasan majemuk?
2. Apa jenis-jenis kecerdasan majemuk?
3. Apa contoh APE kecerdasan majemuk?
C. Tujuan
1. Memberi pengetahuan tentang arti pentingnya bermain bagi anak usia dini.
2. Mengetahui jenis-jenis bermain dan permainan.
3. Memberi informasi bermain di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan MajemuK
Kecerdasan merupakan cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas dalam
belajar. Kecerdasan bagi seseorang memiliki manfaat yang besar selain bagi dirinya sendiri dan
juga dalam pergaulan di masyarakat. Melalui tingkat kecerdasan yang tinggi seseorang akan
semakin dihargai di masyarakat apalagi ia mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal baru
yang fenomenal.
Seorang professor bidang pendidikan di Harvard University, Gardner (Armstrong,
2002:2), tidak memandang kecerdasan manusia berdasarkan skor semata dan bukan sesuatu yang
dapat dilihat atau dihitung, melainkan dengan ukuran kemampuan yang diuraikan sebagai berikut.
(1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah; (2) kemampuan untuk menghasilkan persoalan-
persoalan baru untuk dipecahkan; (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan
penghargaan untuk budaya seseorang. Kecerdasan majemuk (multiple intelligences) adalah
sebuah penilaian yang melihat secara dekriptif bagaimana individu menggunakan kecenderungan
untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu (Gardner, 2003:27-46). Pendekatan ini
merupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik itu benda-
benda yang konkret maupun hal-hal yang abstrak. Bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau
pintar yang ada anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Berikut ini
adalah tabel kecerdasan majemuk (Multiple intelligences).
B. Jenis-jenis kecerdasan majemuk
Berikut adalah penjelasan tentang kecerdasan-kecerdasan yang terdapat di dalam kecerdasan
majemuk.
1. K e c e r d a s a n v e r b a l - l i n g u i s t i k
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan berfikir dalam  bentuk kata-kata secara
efektif dan mengunakan bahasa untuk mengekspresikan dan mengapresiasikan makna.
Terdapat 4 komponen dalam kecerdasan ini yaitu; fonologis (kepekaan bunyi), sintaksis
(struktur dan susunan kalimat), semantik (pemahaman tentang makna), dan pragmatika
(kemampuan berbahasa untuk mencapai sasaran  praktis).
Karakteristik :
a. S e n a n g m e n d e n g a r k a n c e r i t a .
b. Senang bercerita.
c. B e r m a i n p e r a n .
d. P e r m a i n a n k a t a , s e p e r t i t e b a k k a t a * t e k a t e k i #
Tanda-tanda kesulitan:
a. S u l i t d a l a m e k s p r e s i v e r b a l .
b. Sulit dalam menangkap informasi verbal.
c. S u l i t d a l a m p e r c a k a p a n .
d. Lebih suka tugas yang tidak mengandalkan pendengaran.
Upaya menstimulasi:
a. L a t i h r a n g k a i a n c e r i t a
b. Diskusi.
c. B e r m a i n p e r a n

2. K e c e r d a s a n L o g i s
Yaitu kemampuan menggunakan angka secara efektif dan  penalaran secara baik.
Kecerdasan logis matematis mencakup  perhitungan matematis, berfikir logis, pemecahan
masalah  pertimbangan deduktif dan induktif, serta ketajaman pola-pola dan hubungan.
Karakteristik:
a. G e m a r b e r e k s p e r i m e n .
b. Pandai mengkategorikan sesuatu.
c. M e l a k u k a n p e n g u k u r a n - p e n g u k u r a n .
d. Menganalisa kuantifikasi dan memberikan penjelasan logis
Tanda tanda kesulitan:
a. Sulit untuk menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab
akibat.
b. Sulit menangkap simbol dan konsep abstrak.
c. Tidak mampu mengajukan dan menguji hipotesis.
Upaya menstimulasi:
a. M e n g e n a l k a n b e n t u k g e o m e t r i .
b. Eksplorasi.
c. P e n g e n a l a n p o l a .
d. E k s p e r i m e n d i a l a m .
e. M e n g g a m b a r d a n m e m b a c a .
3. K e c e r d a s a n v i s u a l - s p a s i a l
Kecerdasan visual spasial yaitu kemampuan berpikir secara visual, imajinatif dan kreatif,
khususnya terhadap objek tiga dimensi. Kecerdasan ini meliputi kemampuan mengenali
objek dari sudut  pandang yang berbeda.
Karakteristik:
a. P e k a d a n c e r m a t d a l a m m e n g a m a t i s u a t u o b j e k .
b. Mampu berpikir dalam gambar.
c. M a m p u m e m v i s u a l i s a s i k a n s e s u a t u d a l a m g r a f i k .
d. Mudah membayangkan bentuk-bentuk geometri atau bangun tiga dimensi.
Kecendrungan Lain:
a. Suka bermain puzzle dan maze, menggambar, bermain balok.
b. Nampak sering melamun.
c. M e n y u k a i p r e s e n t a s i v i s u a l .
d. M e n g a m a t i l i n g k u n g a n s e c a r a h o l i s t i k .
Upaya Menstimulasi:
a. M e n g g a m b a r a t a u m e l u k i s .
b. Menyanyi.
c. M e m b u a t p r a k a r y a .
d. M e n g a t u r d a n m e r a n c a n g .
e. P e r m a i n a n d a n t u g a s k o n s t r u k t i f .
4. K e c e r d a s a n k i n e s t e t i k
Kecerdasan Kinestetik yaitu kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan dan menyelesaikan  problem (Amstrong,1994;Gardner, 19936
Lazear,1991. Kemampuan untuk menggerakkan objek dan mengembangkan keterampilan
motorik yang halus. Kecerdasan ini mencakup 2 keseimbangan  kelenturan  kegesitan 
ketangkasan kontrol keanggunan dan ketahanan dalam gerak tubuh.
Karakteristik :
a. K e c e n d e r u n g a n b e r t u b u h a t l e t i s .
b. Menguasai banyak keterampilan fisik.
c. Memiliki keterampilan motorik halus dan kasar yang baik.
d. Merasakan dan mampu melakukan bagaimana seharusnya tubuh membentuk.
e. Menggunakan tubuh untuk mengekspresikan ide  ger ak kinestetik lain.
Kecenderungan lain :
a. S e n a n g b e r g e r a k .
b. Sulit dimana duduk diam.
c. K o o r d i n a s i g e r a k t u b u h y a n g b a i k .
d. T a n g k a s d a n c e p a t .
e. S e n a n g d e n g a n k e r a j i n a n t a n g a n .
Upaya menstimulasi :
a. ......................................................................................................................................M
e n a r i .
b. Bermain peran.
c. .......................................................................................................................................S
e n a m o t a k .
d. M e l a t i h g e s t u r e f i s i k .
e. L a t i h a n f i s i k d a n b e r b a g a i b e n t u k o l a h r a g a .
5. K e c e r d a s a n m u s i c
Kecerdasan musik ialah kemampuan memahami dan menyusun  pola titi nada, irama dan
melodi. 3ingkat sensitivitas dan kemampuan mengenali, mengikuti dan menghasilkan
berbagai pola titi nada. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek
kecerdasanlainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (Khusus music klasik).
Karakteristik :
a. M u d a h m e n g e n a l i d a n m e n g i n g a t n a d a - n a d a .
b. Cakap mentransformasikan kata-kata menjadi lagu.
c. P i n t a r m e l a n t u n k a n b e a t l a g u d e n g a n b a g u s .
d. S u k a m e n g g u n a k a n k o s a k a t a m u s i k a l .
e. Peka terhadap ritme, ketukan, melodi, atau  arna suara pada sebuah potongan
komposisi musik.
Kecenderungan lain :
a. S u k a m e n y a n y i d a n m e m u t a r l a g u - l a g u .
b. Suka melakukan gerak berirama.
c. S u k a m e l a k u k a n k e g i a t a n d i i r i n g i m u s i k .
d. M e n g g a m b a r d e n g a n m u s i k .
e. M e n c o b a - c o b a m e m b u a t a l a t m u s i k .
Upaya menstimulasi :
a. M e n y a n y i k a n a t a u m e m u t a r k a n l a g u - l a g u .
b. Latihan mengenal ritme.
c. B e l a j a r b e r s e n a n d u n g .
d. M e l a k u k a n g e r a k b e r i r a m a .
e. L a t i h a n l a g u d a n a k s i ( o p e r e t ) .
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan
orang lain secara efektif. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain,
mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain, dan umumnya dapat
memimpin kelompok.
Karakteristik :
a. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain.
b . Pandai menjalin hubungan sosial.
c . Mampu mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat  berinteraksi.
d . Mampu merasakan perasaan, pikiran dan tingkah laku serta harapan orang lain.
e. Mampu bekerja sama dengan orang lain.
Kecenderungan lain :
a . Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok.
b . Menikmati suasana kebersamaan.
c . Tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial.
d. Gemar humor saat berkomunikasi.
e . M a m p u m e m b e r i k a n r e s p o n s e c a r a e f e k t i f d a l a m  berkomunikasi.
Upaya menstimuasi :
a . Mengembangkan dukungan kelompok(Group supportive).
b . Menetapkan aturan tingkah laku yang mendukung.
c. Memberikan kesempatan bertanggung jawab.
d. Bersama sama menyelesaikan konflik.
e . Melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
7. K e c e r d a s a n I n t r a p e r s o n a l
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan membuat presepsi yang akurat tentang diri
sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri. !elalui kecerdasan ini
kita dapat memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta mampu memotivasi dan
melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan
Aaturan), etika (sopan santun), dan moral.
Karakteristik :
a . Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah  berlangsung.
b . Mampu berinstropeksi.
c . Mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik.
d . Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam lingkungan sosial.
e . Mampu memahami diri dan memiliki citra diri yang positif.
Ciri-ciri lain :
a. Umumnya memiliki etika yang baik.
b . Terkadang tampak pemalu dan pendiam di lingkungan sosial.
c. Mampu mengungkapkan diri dengan baik.
d . Memiliki motivasi untuk mencapai yang diinginkan.
e. Kerap penasaran akan makna hidup.
Upaya menstimulasi :
a . Melakukan program 4A atau P3K dalam pembimbingan (attention B/perhatian;
acceptance /penerimaan; appreciation / penghargaan; dan affection / kasih sayang).
b . Menciptakan citra diri yang positif.
c . Pengembangan suasana lingkungan belajar yang mendukung.
d. Penuangan isi hati dalam buku harian.
e. Mengajak membayangkan diri di masa depan.
8. K e c e r d a s a n N a t u r a l i s
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan tanaman,
batu-batuan, binatang, dan artefak atau simbol-simbol budaya. Kecerdasan ini berkenaan
dengan kemampuan mengamati dan merasakan bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-
elemen yang ada di alam.
Karakteristik :
a . Memiliki ketertarikan yang besar pada dunia luar, sangat  berminat pada
lingkungan, bumi, dan spesies.
b . Gemar mengumpulkan benda-benda alam.
c . Pandai menandai kesamaan dan perbedaan yang ada di sekitar, mengingat dan
menandai kekhasan suatu benda, tumbuhan, atau binatang.
d . Selalu ingin tahu mengenai detail benda dan m akhluk di sekitar.
Kecenderungan lain :
a. Lebih menyukai bermain di luar rumah.
b . Suka menyendiri dan mengamati benda-benda atau makhluk di sekitar.
c . Suka memandangi benda-benda angkasa dan perubahan alam.
d . Menikmati dan gemar berkemah, hiking dan sejenisnya.
e . Tidak takut dengan binatang yang umumnya dipandang menjijikan.
Upaya menstimulasi :
a . Menyediakan atau bahkan mengajak membuat diorama mini untuk serangga,
bebatuan, dll.
b . Berpetualang di hutan.
c. Pengamatan terhadap tumbuhan tanpa tanah.
d. Penambahan pengetahuan tentang alam.
e. Pemberian kesempatan mengeksplorasi alam
C. Contoh APE Kecerdasan Majemuk
Cara belajar efektif pada balita dan anak-anak jelas berbeda dengan cara belajar ketika
mereka telah remaja dan dewasa. Balita dan anak-anak tentu tak bisa dipaksa duduk di kelas
selama berjam-jam dan menghafal begitu banyak materi pelajaran. Cara belajar yang efektif pada
balita dan anak-anak adalah bermain serta aktif mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.
Beberapa penelitian eksperimental menunjukkan bahwa anak-anak memiliki perhatian
yang lebih baik pada pelajaran yang diberikan setelah mereka mendapatkan istirahat singkat di
mana mereka bisa bermain dengan bebas tanpa arahan dari orang dewasa. Penelitian lain
menunjukkan bahwa pelajar Cina dan Jepang yang dianggap sebagai pelajar yang paling
berprestasi di dunia mendapatkan istirahat singkat setiap 50 menit sekali di sekolah. Hal ini
menunjukkan hubungan antara bermain dengan proses belajar. Berikut ini adalah beberapa contoh
jenis permainan serta manfaatnya pada pengembangan multiple intelligence anak, di antaranya:
1 . Permainan sandiwara Pernah bermain ‘pura-pura’ bersama si kecil? Misalnya ketika si kecil
berperan sebagai guru bagi boneka mainannya yang menjadi muridnya atau ketika si kecil
bermain masak-masakan dan membuatkan makanan yang lezat untuk Bunda. Psikolog Edward
Fisher menemukan bahwa permainan ‘pura-pura’ atau sandiwara seperti ini punya manfaat
positif pada kemampuan linguistik dan sosial/interpersonal anak. Dialog serta kondisi
situasional yang dikembangkan anak dalam permainan ini meningkatkan kemampuan bahasa,
memperluas kosa kata, serta mengembangkan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan
orang lain.
2 . Blok mainan Blok kayu sederhana yang penuh warna ternyata kaya manfaat untuk proses
perkembangan multiple intelligence anak. Secara langsung, permainan ini
3 . melatih kemampuan motorik dan kecerdasan kinestetik anak serta kecerdasan spasial dan
kreativitas anak. Bila anak bermain bersama orang tua atau temannya, blok mainan juga
melatih kemampuan sosial/interpersonal serta kecerdasan linguistik anak.
4 . Bermain aktif Berlari, menendang, melempar, serta permainan lain yang mendorong anak
untuk bergerak aktif akan melatih gerak motorik anak, sehingga akan mengasah kecerdasan
kinestetiknya. Tapi, manfaat bermain aktif tak berhenti pada kecerdasan kinestetik saja. Gerak
aktif akan meningkatkan aliran darah pada tubuh yang memberi makan otak serta
meningkatkan aktivitas otak dan hubungan antara saraf-saraf pada otak.
BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan
Menurut Gardner, kecerdsan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musical, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestesik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Dengan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, siswa dengan beragam dominasi kecerdasan dapat
terfasilitasi pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa dari segi kognitif (prestasi belajar) dan
afektif (minat)meningkat. Maka guru dalam peroses pembelajaran juga harus memandang siswa
sebagai makhluk yang memiliki banyak unsur dari dirinya. Dengan demikian maka semua potensi
yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. (2002). Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia


Pendidikan. Bandung: Kaifa
Alwi, Muhammad. (2014). Anak Cerdas Bahagia Dengan Pendidikan Positif. Jakarta : Noura
Books.
Armstrong, Thomas. (2013). Kecerdasan Multiple Dalam Kelas. Jakarta: Indeks
Campbell, Linda, Campbell, B., dan Dickinson, D. (2002). Multiple Intelligences:
MetodeTerbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.
Musfiroh, T. (2010). Perkembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka
https://www.academia.edu/21483149/MAKALAH_KECERDASAN_MAJEMUK
https://www.zwitsal.co.id/archive/bermain-untuk-kecerdasan-majemuk-anak

..........................
..........................

Anda mungkin juga menyukai