Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS

ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA LIMBAH KAYU PADA


KELOMPOK B DI TK ALAMANDA CIPEUTEUY DARMARAJA
TAHUN 2019/2020
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen : Hj. Dede Suwangsih, M.Pd

Disusun Oleh :
SITI RISMAWATI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


SEBELAS APRIL
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Pembalajaran IPS
ANAK USIA DINI “.
Dalam penyusun makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Sumedang, Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian metode dan strategi pembejaran IPS AUD ............................................... 2
B. Model-model pembelajaran IPS ................................................................................. 3
C. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS ....................................................... 6
BABA III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan dalam kurikulum-
kurikulum di Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata
pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan keterampilan peserta didik sekolah untuk
mampu beradaptasi dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam era
globalisasi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan,
dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga Negara Indonesia yang baik dan warga dunia
yang efektif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS sangat menjemukan karena penyajiannya
bersifat menonton dan ekspositoris sehingga peserta didik kurang antusias dan
mengakibatkan pelajaran kurang menarik padahal guru IPS wajib berusaha secara optimum
merebut minat peserta didik karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan
pembelajaran IPS. Model pembelajaran IPS yang implementasikan saat ini masih bersifat
konvensional sehingga peserta didik sulit memperoleh pelayanan secara optimal. Bahkan,
banyak yang mementingkan aspek akademis dibandingkan dengan aspek-aspek non-
akademis lainnya, seperti moral, atika, iman, dan taqwa.
Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah dengan melakukan model
pembelajaran. Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
menuntut kreativitas guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu
melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari metode dan strategi pembejaran Ips AUD ?
2. Apa saja model-model pengajaran Ips ?
3. Apa saja perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ips ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami metode dan strategi pembelajaran Ips AUD
2. Untuk mengetahui dan memahami model-model pembelajaran Ips
3. Untuk mengetahui dan memahami perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ips

1
BAB II
PEMMBAHASAN

A.Metode dan Strategi Pembelajaran IPS


Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan
suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Sehubungan dengan
pemilihan metode dalam pengajaran IPS, perlu diketahui tujuan pengajaran IPS menurut
Edwin Fenton adalah: (1) pemerolehan pengetahuan, (2) pengembangan keterampilan inkuiri,
(3) pengembangan sikap-sikap dan nilai. Metode-metode pengajaran yang dapat dipilih oleh
guru antara lain:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang umum dipakai. Dengan metode ceramah
dapat menyampaikan pengetahuan faktual yang banyak dan generalisasi-generalisasi,
namun kesemuanya ini tidak berarti banyak jika tidak ada gambaran kongkret dalam
bentuk contoh dan peragaan (model, tiruan, gambar, dll).
2. Metode Diskusi
Jika metode ceramah dinilai belum cukup, maka setelah selesai berceramah dapat
diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Masalahnya,
apakah siswa SD telah memiliki pembendaharaan pengetahuan faktual dan mengerti
konsep-konsep atau generalisasi yang cukup untuk turut aktif dalam diskusi. Selain itu,
jumlah siswa yang banyak dalam kelas menjadi masalah tersendiri untuk membuat
semua siswa ikut bicara dalam diskusi dengan alokasi waktu pelajaran yang terbatas.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini berlangsung dalam interaksi antara guru dengan siswa setelah guru selesai
berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan dan guru menjawabnya.contohnya seperti
pertanyaan mengingat atau hafalan.
4. Metode Proyek
Proyek di sini adalah semacam “penelitian” yang dilakukan di luar kelas atau sekolah,
dilaksanakan secara individu atau kelompok dan membuat laporan dari hasil
pengamatan untuk dibawa dan dibicarakan di kelas.

2
5. Metode karya wisata
Siswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman transmigran, situs sejarah, panti
sosial, dan sebagainya. Selain rekreasi, siswa juga bisa belajar dari tempat yang mereka
kunjungi (mencakup aspek kognitif dan afektif).
6. Metode Bermain Peran (Role-playing)
Di dalam metode ini melibatkan aspek kognitif (problem solfing) dan afektif (sikap,
nilai-nilai pribadi atau orang lain, membandingkan dan mempertentangkan nilai-nilai,
mengembangkan empati dan sebagainya).
7. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja,
menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yangdilakukan oleh
guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.Metode demonstrasi disertai
dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisan atau peragaan secara tepat. (dalam
Canci, 1986 : 38).
Kemudian salah satu strategi pembelajaran lainnya ialah dengan cara menggunakan
nyanyian untuk mengingat nama-nama Negara dan lain sebagainya.

B. Model-Model Pengajaran IPS


1. Pengertian Model Belajar-Mengajar
Menurut Sarifudin (Wahab, Azis, 1990: 1) yang dimaksud dengan ‘model belajar
mengajar’ adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang terorganisasikan
secara sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, yang berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan
demikian, model belajar-mengajar khususnya dapat diartikan sebagai satuan cara, yang
berisi prosedur, langkah teknis yang harus dilakukan dalam mendekati sasaran proses dan
hasil belajar hingga mencapai efektifitasnya, menurut kesesuaian dengan setting waktu,
tempat dan subjek ajarnya.
2. Macam-macam Model Mengajar
a. Model Pemrosesan
Model-model yang berorientasi pada kemampuan pemrosesan informasi dari siswa
dan cara memperbaiki kemampuannya dalam menguasai informasi, merujuk pada
cara orang menangani stimulus dari lingkungannya, mengorganisasikan data,

3
menginderai masalah, melahirkan konsep dan pemecahan masalah, dan menggunakan
simbol verbal da non-verbal.
b. Personal
Model-model yang termasuk ke dalam rumpun personal berorientasi pada
pengembangan diri individu, model-model ini menekankan proses pembentukan
individu dalam mengorganosasikan realitasnya yang unik. Fokus pengembangan diri
berkesan menekankan pada pembinaan emosional antara individu dalam hubungan
produktif dengan lingkungannya hingga diharapkan menghasilkan hubungan
interpersonal yang lebih kaya dan kemampuan pemrosesan yang lebih efektif lagi.
c. Model Interaksi Sosial
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun Interaksi Sosial, menekankan
hubungan antara individu dengan masyarakat dan dengan individu lainnya. Fokus
model ini terletak pada proses di mana dengan proses ini realitas dinegosiasi
memberikan prioritas pada perbaikan kemampuan individu untuk berhubungan
dengan yang lainnya, bergelut dengan proses demokratik dan bekerja secara produktif
dalam masyarakat
d. Model Behavioral
Model-model yang termasuk ke dalam rumpun behavioral berpijak pada landasan
teoritis yang sama, yakni teori tingkah laku (Behavioral Theory). Dalam
penerapannya, model ini banyak menggunakan istilah lain seperti teori belajar, teori
belajar sosial, modifikasi tingkah laku, dan terapi tingkah laku. Ciri pokoknya
menekankanpada usaha mengubah tingkah laku teramati ketimbang struktur
psikologis yang mendasarinya dan tingkah laku yang tidak teramatinya. Model ini
mendasarkan pada prinsip kontrol stimulus dan penguatan (Stimulus Control and
Reinforcement). Lebih dari model lainnya model behavioral memiliki keterpakaian
yang luas dan teruji keefektifannya pada aneka tujuan seperti pendidikan, pelatihan,
tingkah laku interpersonal da pengobatan
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa model pembelajaran untuk mengatasi masalah
pendidikan IPS.. Masing-masing pendekatan pada pandangan teoritis berkenaan
dengan stressingnya, dalam praktisnya dapat terjadi saling berkait antara satu pendekatan
dengan pendekatan lain secara bersamaan. Beberapa dari sejumlah pendekatan yang menjadi
rujukan, secara parsial terliput dalam kerangka teknis model pilihan berikut, antara lain

4
1. Model Inkuiri
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif.
Pengembangan strategi pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sangat sesuai
dengan karakteristik materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan
mengembangkan tanggung jawab individu dan kemampuan berpartisipasi aktif baik
sebagai anggota masyarakat dan warganegara.
2. Model Pembelajaran VCT
VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pancapaian
pendidikan nilai. VCT berfungsi untuk: a) mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran
siswa tentang suatu nilai; b) membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang
dimilikinya baik yang positif maupun yang negatif untuk kemudian dibina kearah
peningkatan atau pembetulannya; c) menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara
yang rasional dan diterima siswa sebagai milik pribadinya.
3. Model Bermain Peta
Keterampilan menggunakan dan menafsirkan peta dan globe merupakan salah satu tujuan
penting dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial. Peta dan globe memberikan manfaat,
yaitu:
a. siswa dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar, batas-batas suatu daerah
b. memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah geografi
c. memahami peta dan globe. Dalam memahami peta dan globe diperlukan beberapa
syarat yaitu arah, skala,lambang-lambang dan warna.
4. Model Role Playing
Role Playing adalah salah satu model pembelajaran yang perlu menjadi pengalaman
belajar peserta didik, terutama dalam konteks pembelajaran Pengetahuan Sosial dan
Kewarganegaraan didalamnya.
5. Model Portofolio
Sapriya (Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa: “portofolio merupakan karya
terpilih kelas atau siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat
kebijakan publik untuk membahas pemecahan terhadap suatu masalah kemasyarakatan”.
Makna pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah
memperkenalkan kepada peserta didik dan membelajarkan mereka.

5
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Tujuan, materi pelajaran, kegiatan belajar, strategi pembelajaran (bahkan sampai pada
evaluasi) harus diorganisasikan sedemikian rupa untuk menggalakkan pembelajaran yang
efektif. Untuk itu perlu perencanaan dan pelaksanaannya. Setiap langkah yang akan
dilakukan oleh guru mengenai apa yang akan diajarkan ditentukan oleh tujuan yang
dirumuskan sebelumnya.
Oleh sebab itu, perumusan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola pembelajran IPS. Tujuan yang akan
dicapai selama proses belajar mengajar berlangsung, dan apakah tujuan itu dapat tercapai
atau tidak setelah proses pembelajaran selesai, hendaknya ditulis dan dirumuskan lebih
dahulu oleh guru dalam Satpel (satuan pelajaran). Satpel yang baik memuat rumusan tujuan-
tujuan itu yang menuntun guru dan siswa kearah proses pembelajaran yang tampak jelas dan
terarah.
Sehubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini ada tiga tujuan yang
harus diperhatikan:
1. Tujuan jangka pendek, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan beberapa jam
pelajaran atau TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
2. Tujuan jangka menengah, yaitu tujuan yang ingin dicapai selama pelaksanaan satu unit
pelajaran.
3. Tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam masa satu semester atau
satu tahun ajaran.
Umumnya guru hanya memperhatikan tujuan jangka pendek saja, sedangkan kedua tujuan
lain kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Tujuan itu sebenarnya menjelaskan
perubahan-perubahan yang dikehendaki dari siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Guru
diminta untuk menuliskan dan merumuskan tujuan-tujuan itu secara jelas, lengkap, spesifik
dan serealis mungkin.Sehingga guru benar-benar memikirkan perubahan apa yang diharapkan
dari siswa dalam meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi) dan aspek afektif (mendengar, menjawab, menilai).
Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini beberapa hal di bawah ini perlu
mendapat perhatian.
1. Materi pelajaran
2. Metode,dinyatakan metode apa saja yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
3. Alat, sumber belajar dan media perlu diketahui dan disiapkan.
6
4. Pemanfaatan lingkungan sekolah.
5. Pemanfaatan ruang kelas
6. Pemanfaatan waktu
7. Pemanfaatan perpustakan

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan
suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Kemudian salah satu
strategi pembelajaran lainnya ialah dengan cara menggunakan nyanyian untuk mengingat
nama-nama Negara dan lain sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://ebekunt.wordpress.com/2010/07/.../strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini

http://yantiekasaputri.blogspot.com/2015/10/strategi-pembelajaran-ips-mipendekatan

Anda mungkin juga menyukai