Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KREATIVITAS ANAK USIA DINI

Menjelaskan dan Menerapkan Teknik Mengajar Secara Kreatif


Memberikan Pemanasan, Pemikiran dan Perasaan Berakhir
Terbuka

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rakimahwati, M. Pd

Oleh Kelompok 1
Cici Ramadhani 17022010
Citra Pratiwi 17022011
Futri Bunayya 17022016
Kuntum Khairah Umah 17022140
Deni Rahma Fitri 170221

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
membahas tentang Menjelaskan dan Menerapkan Teknik Mengajar Secara Kreatif
Memberikan Pemanasan, Pemikiran dan Perasaan Berakhir Terbuka tepat pada
waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kelompok tidak dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kreativitas Anak
Usia Dini. Dengan terselesaikannnya makalah ini kelompok mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Prof. Dr. Rakimahwati, M. Pd selaku pembimbing yang telah
membimbing kelompok dalam penyusunan makalah ini. Kelompok berusaha
menyajikan makalah ini dalam bahasa yang mudah dimengerti.
Kelompok menyadari bahwasanya kesempurnaan bukanlah milik manusia.
Mungkin terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kelompok harapkan sebagai bahan revisi
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membawa hasanah pengetahuan bagi kita semua.

Padang, Maret 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Akibat dari Kekurangan Makanan....................................................................2
B. Obesitas.............................................................................................................3
C. Alergi Terhadap Makanan.................................................................................9
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

BAB 1 : Latar Belakang

BAB 2 : Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana memberikan pemanasan?
2. Bagaimana pemikiran dan perasaan terbuka?

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Memberikan Pemanasan


Teknik pemanasan yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang
menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu siswa sehingga diperoleh
gagasan sebanyak mungkin. Untuk menumbuhkan suasana kreatif dalam kelas yang
memungkinkansiswa untuk membuka dirinya, merasa bebas, dan aman dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaannya, guru perlu melakukan warming up atau
pemanasan sama seperti sebelum melakukan olahraga, hanya saja di sini
pemanasannya secara mental. Jika sebelumnya siswa di dalam kelas dituntut untuk
mengerjakan berbagai tugas yang sangat terstruktur, seperti mengulang apa yang
diucapkan guru, menghafal, mengerjakan tugas -tugas yang hanya memiliki satu
jawaban benar, maka siswa memerlukan switch mental dari proses pemikiran
produktif dan konvergen ke proses pemikiran divergen dan imajinatif.
Tugas atau kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pemikiran dan sikap
kreatif menuntut cara dan sikap belajar yang berbeda, lebih bebas, terbuka, dan
tertantang untuk berperan secara aktif dengan memberanikan diri dan kesenangan
memberikan gagasan sebanayak mungkin. Teknik pemanasan ini pada intinya
merupakan kegiatan prabelajar yang digunakan pada tahap awal pelajaran. Tahap
pemanasan ini mengupayakan adanya kondisi pelepasan pikiran pebelajar dengan
cara pembebasan diri dari peraturan-peraturan dan hukum-hukum berpikir yang
berlaku. Pembelajar dikondisikan untuk terbebas dari kebiasan menjawab dengan
tepat, dari batasan-batasan waktu, serta diarahkan untuk lebih banyak menghasilkan
ide. Dengan kegiatan pemanasan tersebut diharapkan pembelajar sudah masuk pada
suasana pemikiran yang siap untuk menelaah hal dan masalah baru yang kan
dipelajari pada tahapan pembelajaran berikutnya.
Pemanasan adalah merupakan satu hal yang sangat penting untuk diberikan
kepada para anak didik atau siswa, kita pelu melepaskan pikiran kita dengan cara
berusaha membebaskan diri dari peraturan-peraturan dan hukum berfikir yang
berlaku. Kita mencoba membebaskan diri dari jawaban yang tepat dan dari batas
waktu serta mengarahkan perhatian kita kepada proses menghasilkan banyak
gagasan.

2
Munandar (1990: 44 ) gagasan yang mengajak siswa untuk sejenak beralih ke
masalah yang lebih imajinatif dan eksploratif merupakan suatu bentuk upaya
eksklusif untuk menstimulasi kreativitas siswa dalam menjawab suatu pertanyaan
yang memberi kemungkinan banyak jawaban. Sasaran akhirnya adalah mencoba
membuka cakrawala siswa dalam melihat suatu masalah, mengajak siswa melihat
suatu hal atau masalah dari berbagai perspektif. Dalam pemanasan ini dapat
dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terbuka (opend questions)
yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
Kemampuan yang diharapkan teknik memberikan pemanasan yaitu pada
aspek kognitif; kelamcaran, kerincian kelunturan, kognisi dan ingatan, keaslian. Pada
aspek afektif; ingin tahu, mengambil resiko, keterbukaan kepada pengalaman,
keinginan merespon, kepekaan terhadap masalah, toleransi terhadap ambiguitas dan
kepercayaan diri.

2.2 Pemikiran dan Perasaan Terbuka


Teknik pemikiran dan perasaan berakhir terbuka ingin mengupayakan agar
peserta didik terdorong memunculkan perilaku divergen. Teknik pemikiran dan
perasaan berahir ini pada intinya ingin mengupayakan agar pembelajar terdorong
memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara
mengajukan pertayaan yang memungkinkan pembelajar mengungkapkan segala
peraaan dan pikiran sebagai jawaban. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara
mengajukan pertanyaan dan memungkinkan peserta didik mengungkapkan segala
perasaan dan pikiran sebagai jawaban.
Adapun kegiatan pemikiran dan perasaan pengamiran terbuka dapat
dicontohkan sebagai berikut:
1. Andai kata
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan tentang situasi yang
tidak benar atau sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
2. Peningkatan suatu produk
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pengungkapan pemikiran
pengembangan atau peningkatan terhadap suatu kondisi yang telah ada.
Contoh: Bagaimana cara memperbaiki cara belajar yang biasa dilakukan
sekarang.
3. Pemulaan yang tidak selesai

3
Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan suatu kondisi yang
belum selesai atau belum sempurna, untuk dipikirkan kemungkinan
penyelesaian atau penyempurnaannya.
4. Penggunaan baru dari objek-objek umum
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu benda atau hal
untuk dipikirkan fungsi lainnya dilain fungsi yang lazim. Contoh: tali sepatu,
kancing baju, kumis, dan lain sebagainya.
5. Alternatif judul
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu stimulasi untuk
dipikirkan judulnya yang tepat. Contoh kepada peserta didik diperlihatkan
naskah sebuah cerita, lukisan, atau gambar-gambar tentang sesuatu.
6. Membantu siswa atau anak mengajukan pertanyaan.
Kegiatan ini dilakukan mengingat pada biasanya siswa beranggapan bahwa
gurulah yang banyak mengajukan pertanyaan dalam konteks pembelajaran.
Disini siswa diberi kesempatan untuk memikirkan banyak pertanyaan.
Melalui strategi pemikiran dan persaan terbuka ini diharapkan peserta didik
akan terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan menguatkan
minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
Kemampuan yang diharapkan teknik memberikan pemanasan yaitu pada
aspek kognitif; kelamcaran, kerincian kelunturan, kognisi dan ingatan, keaslian. Pada
aspek afektif; ingin tahu, mengambil resiko, keterbukaan kepada pengalaman,
keinginan merespon, kepekaan terhadap masalah, toleransi terhadap ambiguitas dan
kepercayaan diri.

4
BAB III
PENUTUP

BAB 3 : Kesimpulan

BAB 4 : Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca lebih memahami mengenai
menjelaskan dan menerapkan teknik mengajar secara kreatif memberikan
pemanasan, pemikiran dan perasaan berakhir terbuka sehingga para pembaca mampu
menambah wawasannya. Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bermanfaat bagi perbaikan makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Conny Semiawan, A.S.Munandar, S.C.Utami Munandar. 1990. Memupuk Bakat dan


Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.
Juanti, L., Santoso, B., & Hiltrimartin, C. 2016. Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Treffinger. Jurnal Tatsqif, 14(2), 198-217.

Anda mungkin juga menyukai