Anda di halaman 1dari 9

MODUL PENGEMBANGAN SAINS ANAK USIA DINI

Modul 2 : PENTINGNYA PENGEMBANGAN SAINS UNTUK AUD


Pembelajaran sains bertujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan dan potensi yang
dmiliki anak, bertujuan juga untuk mengembangkan individu agar mengenal lingkup sains serta
mampu menggunakan aspek-aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Tujuan ini memiliki ciri yaitu tingkat ketepatan, memiliki makna dan fungsi. Dalam
pengembangan sains harus memperhatian tingkat keterukuran dan praktek sesuai dengan
fenomena sains yang nyata. Kompetensi Dasar Sains untuk AUD adalah mampu mengetahui
konsep sederhana dengan kegiatan keseharian anak, sikap sains untuk AUD, yaitu tanggung
jawab, jujur, rasa ingun tahu, dan dapat menerima pendapat lain. Pengembangan sains ini
bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan alam untuk AUD dan mengembangkan
kemampuan perkembangan anak, yaitu :
a. Kognitif : mencari pengalaman, lebih banyak berpikir, dan mengembangkan kreativitas.
b. Afektif : sikap, nilai, emosi, dan aktualisasi.
c. Psikomotorik : berkaitan dengan keterampilan motoric kasar dan halus. Mengembangkan
keterampilan motoric kasar seperti cocok tanam, membentuk, melakukan percobaan.
Motorik halus seperti memilah, mengguntung, dll.
d. Keterampilan berpikir kritis dan kreativitas anak : sangat penting agar anak bisa meilih dan
memilah informasi, anak mampu membuat ketahanan dalam pola berpikir anak. Dengan
kreativitas anak akan kaya inspirasi, kreatif, inisiatif dan berpikir logis. Nilai ini bisa diambil
anak secara langsung atau melalui percobaan
e. Kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya : sains
mempersiapkan anak sebagai investasi dan SDM untuk masa depan yang cerah.
f. Nilai sains bagi perkembangan religius anak : pemahaman mengenai sains berkolerasi
terhadap pemahaman agaa seseorang.

Modul 3 : CARA ANAK MEMPELAJARI SAINS


Setiap anak memiliki potensi, bakat, dan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya,.
Anak merupakan pembelajar dan meiliki tingkat interest untuk belajar yang sangat tinggi. Anak
merupakan pemeran karena dalam mempeljaran sains ini ia bereksperimen sendiri. Anak adalah
makhluk yang peka karena anak belajar melalui mendengarkan, melihat (fungsi indere
penglihatan untuk cara belajar visual fungsinya melatih kecakapan visual), membau , meraba &
mencicipi (pengalaman langsung, bermakna dan efektif), menghapal, dan membaca. Anak-anak
perlu mengembangkan sendiri berbagai hipotesis dan secara terus menerus membuktikannya
melalui interaksi sosial, mengotak-atik barang dan proses berpikirnya sendiri-mengamati apa
yang terjadi, memikirkan yang ditemukannya, mengajukan pertanyaan, dan merumuskan
jawaban. Anak-anak dengan aktif secara terus-menerus mengolah berbagai pengalamannya
dengan cara membongkar pasang, mengembangkan dan mereorganisasikan struktur mentalnya
melalui berbagai proses yang dilakukannya. Agar anak mudah bermain sains caranya yaitu
menarik penuh warna dan proyek yang nyata maksudnya anak langsung terjun ke lapangan
langsung praktek eksperimen dan mengembangkan pikiran anak juga.

Modul 4 : PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS


1. Ruang Lingkup Pengembangan Pembelajaran Sains untuk AUD, meliputi :
a. Isi bahan kajian yang berisi materi/disiplin terkait dengan bumi (bintang), hayati
(makhluk hidup) dan fisika kimia(gaya, energy).
b. Bidang pengembangan meliputi penguasaan produk, proses dan sikap sains.
2. Model-model pengembangan pembelajaran Sains untuk AUD, pendekatan utamanya
bersifat:
a. Situasional : sains itu luas, jadi anak boleh bertanya diluar sains karena semuanya bisa
berhubungan dengan sains
b. Terpisah / tersendiri : di PAUD, sains terpisah dengan pembelajaran lainnya,
kelebihannya lebih efektif karena memilihi ruang dan waktu sendiri, guru jadi lebih
fokus untuk merencanakan pembelajaran sain (tema, sub tema, indicator, alat bahan,
kegiatan, instrument penilaian)
c. Merger : penggabungan sains dengan bidang lain jadi kurikulumnya lebih luas. Contoh :
tematik. Kelebihannya anak bisa belajar lebih bervariatif
Pendekatan ini semuanya baik tergantung tujuan, karakteristik, alat bahan, dan kemampuan
guru. Tetapi ada yang berpendapat pendekatan merger atau terintegrasi lebih baik diaplikasikan
kepada anak karenalebih bervariasi
Untuk mengembangkan program sains, tutor harus memahami karakteristik perkembangan
ank, memahami program sains (bahan kajian dan dimensinya), pembelajarannya bisa dilakukan
secara berkelompok dan berkolaborasi, bentuk program sains disesuaikan oleh lembaga, dan
kemaslah isi program dengan prinsip-pronsip pembelajaran yang ada.
3. Pengembangan Unit dan Perencanaan Pembelajaran Sains
Memberikan kesempatan pada siswa dan guru untuk menguasai cara belajar anak, dengan
memperhatikan prinsip-prinsipnya, yaitu berkaitan dengan pengalaman anak, berbentuk konsep
yang mudah dipahami anak, mendukung materi berdasarkan penelitian, materi dengan aktivitas
yang bervariasi, dan dikemas dengan pendemonstrasian yang menarik.
Cara memilih tema yang tepat untuk integrative dalam pembelajaran sains, yaitu :
berdasarkan minat anak dan guru, kebutuhan anak, sesuai dengan situasi dan kondisi,
pertimbangan prioritas yang mesti dikuasai, kurikulum sekolah dan harapan masyarakat, serta
ketersediaan sumber. Pengembangan pembelajaran sains dimulai dari mengonsep perencanaan
dan mengembangkan konsep. Komponen format perencanaan ini meliputi rumusan masalah
(bisa memakai yang sudah ada atau membuat sendiri dengan konsep ABCD), pemilihan tema,
penyiapan anak dan setting lingkungan, pengembangan kegiatan, penguatan penghargaan,
tindakan dan pengayaan, serta lembar kerja anak.
4. Strategi Pendekatan Pembelajaran Sains untuk AUD
Strategi harus mendukung tujuan yang diharapkan, luas, dan adaptif terhadap anak.
Pendekatannya ada dua aitu teacher centered dan student centered. Pada pengembangan sains ini
lebih baik menggunakan pendekatan student centerd untuk membebaskan anak agar memahami
konsep dan praktek sains.
5. Organisasi Kelas untuk Pembelajaran Sains AUD
a. Distribusi material pembelajaran : materi yang disiapkan perlu memperhatian kualitas,
kuantitas, dan daya jangkau sasaran belajar, serta memperhatikan karakteristik anak.
Dengan ini beranfaat untuk memanfaatkan material yang mendalam dan bermakna,
menghindari yang menggangu dan lebih holistik. Bermanfaat untuk meminimalisir
bergerombolnya anak pada unsur salah satu sains.
b. Penyediaan area : area kerja yang disediakan harus memdai dan guru menyediakan alat-
alat yang dibutuhkan dalam pengembangan sains. Areanya harus memungkinkan untuk
berkelompok, guru bisa mengkondisikan anak, dan prasarana harus bisa menunjang
pengembangan sains
c. Pemberian petunjuk bekerja : pemberian petunjuk ini bertujuan agar anak paham dalam
pembelajaran sains ini, penyampaian dilakukan dengan kalimat sederhana untuk
mempermudah pembelajaran dan guru mempraktekkan terlebih dahulu alat-alat
sainsnya.
d. Mengatasi kejenuhan belajar : guru mengemas pembelajaran dengan nilai kreatif dan
yang membuat anak senang
6. Penilaian Pembelajaran Sains pada AUD : dilakukan dengan pendekatan autentifikasi, hal
yang dinilai yaitu spiritual (kegamaan), sikap sosial (bekerja sama), pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian ini dilakukan saat anak mengikuti kegiatan agar hasilnya nyata dan
perkembangan anak dapat dilihat. Penilaian ini memiliki prinsip mendidik,
berkesinambungan, objektif, akuntabel, transparan, menyeluruh, bermakna. Penilaian ini
bisa berupa catatan anekdot dan hasil karya
7. Kriteria guru pembelajaran anak usia dini : perencana, inisiator, fasilitator, observer, dan
elaborator, motivator, antisifator, model, evaluator, teman eksplorasi anak, dan promotor

Modul 5 : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS


1. Materi Sains untuk Anak Usia Dini
a. Pelaksanaan Pembelajaran Dasar Bumi dan Jagat Raya pada Anak Usia Dini
Bumi : salah satu planet dan bisa dihuni oleh manusia. Jagat raya : kehidupan seluruh
alam semesta. Konsep bumi dan jagat raya yang dapat dijelaskan pada anak usia bumi, isi
dan struktur bumi, ragam bentuk batuan dan sedimen, temuan fosil, tumbuhan dan hewan
yang sudah punah, perubahan oermukaan bumi, iklim, sistem tata syrya, matahari, roke,
satelit, SDA yang terbatas, kualitas air, udara, dan tanah, pelestarian akam, tanggung jawab
menjaga kualitas alam. Ruang Lingkup materi pelajaran tentang bumi dan jagat raya pada
AUD : Materi yang terkait dengan pengenalan permukaan bumi, materi yang terkait dengan
atmosfir bumi dan cuaca, serta ,ateri yang terkait dengan jagat raya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi untuk Anak Usia Dini
Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup tentang kehidupan dari
organisme hidup, biologi ini sangat dekat dengan anak jadi pembelajarannya dapat dilakukan
dimanapun dan kapanpun. Secara alami anak adalah ilmuwan sains jadi pendidik harus bisa
menstimulus anak. Sains menekankan pada acara berpikir dan bertindak secara saintifik.
Konsep biologi yang dapat di ajarkan pada anak adalah : benda hidup, benda mati,
menjelaskan konsep kehidupan merupakan suatu kesatuan yang saling terikat (rantai
makanan), pengelompokkan berdasarkan ciri khasnya (jenis hewan), cara makhluk hidup
berkembangbiak (dijelaskan secara sederhana), pengaruh makhluk hidup terhadap
lingkungannya, perbedaan lingkungan di beberapa daerah dan cara beradaptasinya, serta
penjelasan tentang konsep manusia (ciri-ciri, dll). Ruang lingkup materi : fungsi kehidupan,
cabang keilmuan, penggolongan kehidupan, persamaan antara tumbuhan dan hewan,
kerajaan tumbuhan dan binatang, pengenalan tubuh manusia (pencernaan, rangka otot, )
c. Pelaksanaan Pembelajaran Fisika untuk Anak Usia Dini
Fisika adalah ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam
lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya.
Konsep dasar fisika pada AUD adalah materi, wujud, jarak ukuran materi sebagai objek, ciri-
ciri, energi, dan pemanfaatan energi yang bervariasi. Ruang lingkup materi fisika pada AUD
adalah wujud benda, gerak, warna, sifat benda, neraca, bunyi, gesek, magnet, dan mengenal
bayang-bayang.
d. Pelaksanaan Pembelajaran Sains tentang Kelestarian Alam dan Lingkungan untuk Anak
Usia Dini
SDA adalah sumber daya alam, dibedakan jenis yg terdiri biotik, abiotik, sifat yang
terdiri dari dapat diperbaharui, tidak dapat diperbaharui, dan tidak dapat habis, dan
permasalahannya. Materi ini diarahkan pada pengembangan sikap sadar dan cinta
lingkungan, pengembangan tanggung jawab , serta kemampuan untuk melindungi dan
menjaga kelestarian lingkungan. Ruang lingkup materi ini adalah pentingnya kelestarian
lingkungan untuk makhluk hidup, ciri keadalaan alam yang sehat dan seimbang, pengaruh
ekspoitasi lingkungan, pembiasaan budaya sehat dan hemat, pembiasaan makanan bergizi,
serta pembiasaan buang sampah pada tempatnya.

2. Keterampilan Proses yang Dikembangkan oleh Anak pada Pelaksanaan Sains


a. Mengamati : anak bisa mengenali dan mengidentifikasi konsep pelaksanaan sains
b. Mengelompokkan : anak dituntuk bisa mengelompokkan bagian-bagian dari pelaksanaan
sains
c. Menggunakan angkata : anak dapat menghitung terkautpelaksanaan sains (menimbang,
menghitung banyakya benda, dll)
d. Mengkomunikasikan : anak dapat membaca dan menjelaskan ulang terkait pelaksaaan
sains
e. Menyimpulkan : anak dapat recalling matero dan menjawab pertanyaan
f. Memprediksi : dengan belajar sains anak dapat memperkirakan sesuatu tentang
pelaksanaan sains

3. Strategi / Metode pada Pelaksanaan Sains Anak Usia Dini


a. Membuat sudut area sains yang terdiri dari jagat raya, biologi, fisika dan alam
b. dibuat bulletin board / mading yang dibuat dengan berwarna dan menarik agar anak
tertarik dan mudah dipahami
c. Permainan terkait Sains
d. Eksperimen
e. Field trip ke museum, alam, dll

4. Strategi Mengoptimalkan Program Sains


Dalam menerapkan pembelajaran sains untuk AUD ini ada berbagai kendala mulai dari
sarana-prasarana, keterbatasan sekolah dalam mengelola sumber yang ada, dan rendahnya
motivasi serta kreativitas guru dalam pembelajaran sains ini.. Strategi untuk mengoptimalkan
pembelajaran sains ini adalah dengen pengembanga sudut are yang terintegrasi, pembuatan
kebun sekolah, pemanfaatan sumber belajar yang tersedia dan terjangkau, peningkatanan
kemampuan guru dalam pembelajaran sains, peningkatan kemampuan komunikasi guru dengan
anak, dan membangun hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat.

Modul 6 : PEMBELAJARAN SAINS BAGI AUD YANG MENGALAMI GANGGUAN


Setiap anak berhak memenuhi kebutuhan dasar untuk mensejahterakan hidupnya, semua
anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
1. Gangguan Penglihatan
Anak yang mengalami gangguan penglihatan, mereka dapat menangkap pesan yang
dimaksud dengan baik melalui komunikasi verbal menggunakan ucapan, buku braile, dan
benda timbul. Jadi untuk pembelajaran sains ini, guru/orang tua lebih menekankan
penjelasan melalui audio dan lembaga PAUD ditekankan menyediakan buku braile untuk
pembelajaran anak yang mengalami gangguan penglihatan.
2. Gangguan Pendengaran
Anak yang mengalami gangguan pendengaran, mereka dapat menangkap pesan yang
dimaksud dengan baik melalui membaca gerakan bibir orang lain atau disajikan dengan
simbol. Dalam pembelajaran sains ini, guru/orang tua bisa mengikuti kursus bahasa isyarat
untuk anak tuli dan lebih menutamakan pembelajaran pada visual.
3. Gangguan Fisik
Anak yang mengalami gangguan fisik ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan alat
bantu (tongkat/kursi roda). Pendidik melakukan setting kelas menyesuaikan kondisi anak,
pendidik/orang tua tidak menyinggung fisik anak, dan memotivasi anak agar terus semangat
4. Gangguan Emosi
Dengan gangguan emosi ini, anak tidak dapat beraktivitas secara baik dalam pembelajaran
sains, maka huru harus berhati-hati saat menyimpulkan perilaku anak dan melakukan
tindakan. Guru memberikan motivasi agar anak belajar dan memperhatikan tahapan-tahapan
perkembangan anak dengan baik.

Strategi Pembelajaran Sains


1. Membantu anak untuk menguasai proses, hasil produk, dan menilai produk sains
2. Melakukan pendekatan dan penyesuaian : stimulasi menyesuaikan gangguan yang anak
alami
3. Melakukan tanggapan positif : menumbuhkan rasa percaya diri anak dan memberi
apresiasi
Anak berhak mendapakan semua pembelajaran walaupun dengan tingkat intelegensia yang
berbeda. Maka pendidik harus peka dan memberi pembelajaran menyesuaikan karakteristik anak.

MODUL 7-ADAPTASI & TANTANGAN SAINS AUD DI INDONESIA


1. Pengembangan Pembelajaran Sains Berbasis Sosio-Kultural Dan Dinamika Lingkungan
Penerapan sains pada lingkungan sosial-budaya yang kompleks dan dinamis, menyatakan bahwa
faktor sosial, ekonomi, demografi, geografis, dan faktor-faktor lainnya yang merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat harus dipertimbangkan dalam perencanaan pendidikan. Salah satu pilihan
yang tepat untuk pengembangan pembelajaran sains pada tingkatan Pendidikan usia dini adalah
dengan menggunakan pendekatan STM/STS. STM/STS adalah pengajaran sains yang menekan pada
konsep sains serta peranan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, terhadap dampak-dampaknya yang terjadi. Sasaran
pengembangan STM/STS adalah untuk memenuhi kebutuhan individu, diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, sains mengembangkan kesadaran siswa tentang lingkungan sesuai
minat dan bakatnya, serta sains memberi kesempatan anak untuk mengembangkan sosial pendidikan
sainsnya secara akademik/professional. Ciri-ciri STS/STM adalah siswa dapat mengidentifikasi
masalah dan dampaknya yang ada di lingkungan, pembelajaran berdasarkan sumber yang ada,
keterlibatan siswa secara aktif, dan oenekanan pada keterampilan proses sains dalam mencari solusi.
STS/STM dapat terlaksana dengat berkualitas dengan prinsip TQM, yaitu tujuan, sasaran, guru
sebagai pengembang kemampuan sains anak, warga sekolah hendaknya bekerjasama, setting kelas
dengan standar yang ada, pengelolaan dengan perbaikan kelas, dan anak sebagai fokus pembelajaran
dalam kelas.

2. Dilema dan Hambatan Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini di
Indonesia
a. Dilema & Hambatan Pengembangan Pembelajaran Sains pada AUD :
Masih beragamnya pemahaman dan kemampuan guru dalam konsep pengembangan pendidikan
sains dan penerapannya pada pembelajaran di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga PAUD. Masih
kurang kesadaran dan kemampuan para guru dalam memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran
sains yang berada di lingkungan sekitar anak maupun sekolah. Masih terbatasnya sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran sains pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, terutama
pada lembaga-lembaga yang berada di daerah pedesaan. Belum efektifnya dukungan kebijakan
bahwa promosi dan pengembangan pembelajaran sains pada pendidikan anak usia dini betl-betul
sesuatu yang mendasar dan amat penting, sehingga sulit mencapai konsistensi dalam perwujudannya.
Anak masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan proses sains dikarenakan
guru hanya menggunakan metode pemberian tugas. Anak hanya belajar dengan mendengarkan
penjelasan guru kemudian anak mengerjakan tugas berupa lembar kerja anak. Pemberian tugas ini
belum dapat dipahaminya karena anak tidak mengalami pengalaman langsung dalam suatu proses
percobaan. Keterampilan guru PAUD dalam melihat sekitar dan mengkaitkannya dengan sains masih
kurang memadai.
b. Solusi dari hambatan pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini.
Guru harus mempunyai inovasi pembelajaran sains untuk anak. Maksimalkan alat dan bahan yang
ada di lingkungan sekitar. Kolaborasi dengan pihak terkait agar pengembangan pembelajaran sains
lebih bermakna di jenjang PAUD. Kolaborasi dengan pemerintah daerah agar jenjang PAUD
diberikan sarana dan prasarana yang memadai, karena jenjang PAUD merupakan jenjang yang
penting.

3. Optimalisasi Peran Partisipan dalam Pengembangan Pendidikan Sains pada AUD di


Indonesia
Pendidikan sains dapat membantu mengembangkan keunggulan yang menunjang berbagai
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. untuk mewujudkan hal tersebut maka pendidikan dan
pengembangan pembelajaran sains perlu diperhatikan dan difokuskan pada tujuan
pengembangannya sebagai target ideal yang terumuskan dalam tiga aspek utama, yaitu kognitif,
keterampilan, emosi, dan perasaan. Dalam mengembangkan pengembangan Sains AUD ini guru
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan penilai. Upaya-upaya terkait optimalisasi
pengembangan pendidikan sains AUD, yaitu kurikulum pembelajaran sains AUD dikembangkan
secara terintegrasi, meningkatkan kemampuan SDM, melibatkan peran masyarakat, upaya
pembuatan kebijakan pada masyarakat, masalah yang dihadapi berakar dari sosio-kultural yang
dialami anak, unsur dan instrument harus saling mengingatkan, semua instrument saling terikat,
pengembangan program peningkatan mutu, diperlukan pemetaan, melakukan dan menganjurkan
perintisan sekolah-sekolah yang berwawasan sains.

Referensi :
Nugraha, A. & Gustiana, A. (2019). Pengembangan Pembelajaran Sains untuk AUD. Bandung :
PGPAUD FIP UPI

Anda mungkin juga menyukai