Dosen Pengampu :
Nurhafizah, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D
Oleh :
2020
1. Melabeli Emosi Anak
Setiap anak membutuhkan perasaan dicintai, dihargai, diterima. Tetapi sering kali orang
tua menggunakan cara yang salah untuk mendisiplikan anaknya. Sering kali orang tua
memberikan julukan negatif pada anak. Dan juga ucapan yang mengecilkan arti si anak.
Misalnya orang tua menyebut anak sebagai “tak berguna” dan lain sebagainya. Semua hal
tersebut dapat berakibat destruktif bagi si anak, dapat menurunkan harga diri dan juga
kepercayaan dirinya. Ketika itu terjadi si anak dapat mengalami perilaku yang tidak baik
bahkan dapat mengikuti perilaku sesuai dengan julukan yang diterima dan ini dapat
mengganggu hubungannya dengan teman dan lingkungannya dan bisa memegaruhi prestasi
belaajrnya. Melabeli anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak karena dengan
melabeli baik itu pelabelan positif maupun negatif akan memberikan persepsi didalam diri
anak bahwa dia adaalh seseorang seperti yang dilabelkan oleh orang tua maupun orang orang
yang ada disekitarnya. Contohnya apabila anak tidak sengaja menjatuhkan benda yang
dipegangnya lalu orang tua melabelinya ceroboh maka ia akan berpresepsi bahwa dia adalah
seseorang yang ceroboh dan menjatuhkan benda benda merupakan kecerobohan yang biasa ia
lakukan dan begitupula sebaliknya.
Citra diri negatif dapat membentuknya tumbuh sebagai pribadi pemberontak, kasar,
bodoh, jorok, lamban, pengacau, dan sebagainya. Pendek kata, anak akan menampilkan diri
sesuai dengan julukan yang diberikan kepadanya oleh orangtua. Anak-anak itu sangat percaya
pada ucapan yang berkali-kali keluar dari mulut ayah ibu mereka. Dengan kata lain, jika kita
sebagai orangtua mengharapkan anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang baik, sehat, cerdas,
berbudi luhur; tentunya kata-kata, sikap, dan perilaku kita pun harus sesuai dengan harapan
tersebut. Apabila hal itu telah terjadi, yang perlu dilakukan adalah pertama meminta maaf
pada sianak dan meyakinkan lagi bahwa sebagai anak dia sangat dicintai.
a) Emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari hari. Salah satu bentuk emosi
adalah luapan perasaan, misalnya kegembiraan, ketakutan ataupun kecemasan. Luapan
ini menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari hari dan
memberikan pengalaman tersendiri bagi anak yang cukup bervariasi untuk memperluas
wawasannya.
b) Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan. Emosi dapat memerngaruhi
keseimbangan dalam tubuh, terutama emosi yang muncul sangat kuat sebagai contoh
kemarahan yang cuku besar. Hal ini memunculkan aktivitas persiapan bagi tubuh untuk
bertindak, yaitu hal hal yang akan dilakukan ketika timbul amarah. Apabila persiapan ini
ternyata tidak berguna akan dapat menyebabkan timbulnya rasa gelisah tidak nyaman
atau amarah yg justru terpendam dalam diri anak.
c) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Emosi yang memuncak
mengganggu kemampuan motorik anak. Anak yang terlalu tegang alan memiliki
gerakan yang kurang terarah, dan apabila ini berlangsung lama dapat menganggu
keterampilan motorik anak.
d) Emosi merupakan bentuk komunikasi. Perubahn mimik wajah bahasa tubuh, suara dan
sebagainya merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyatakan
perasaan dan pikiran.
e) Emosi mengganggu aktivitas mental. Kegiatan mental seperti berpikir, berkonsentrasi,
belaajr, sangat dipengaruhi oleh kestabilan emosi.
f) Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Pengelolaan emosi oleh anak sangat
mempengaruhi perlakuan orang dewasa terhadap anak, dan ini menjadi dasar bagi anak
dalam menilai dirinya sendiri.
g) Emosi mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan. Peran peran anak dalam aktivitas
sosial , seperti keluarga,sekolah masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan
emosi mereka.
h) Emosi mempengaruhi interaksi sosial. Kematangan emosi anak mempengaruhi cara
anak berinteraksi dengan lingkungannya. Dilain pihak emosi juga mengajarkan kepada
anak anak cara berprilaku sehingga sesuai dengan ukuran dan tuntutan lingkungan
sosial.
i) Emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah. Misalnya tersenyum, murung,
atau cemberut. Ekspresi wajah ini akan mempengaruhi penerimaan sosial terhadap anak.
j) Emosi mempengaruhi suasana psikologis. Dengan emosi anak akan memberikan umpan
balik jika ada sesuatu yang tidak enak bagi anak.
k) Reaksi emosi apabila diulang ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.dan pada titik
tertentu akan sangat sulit untuk diubah ubah. Dengan demikian anak perlu dibiasakan
dengan mengulang ulang perilaku yang bersifat positif, sehingga menjadi kebiasaan
yang positif pula.