Anda di halaman 1dari 7

RESUME EMOSIONAL ANAK USIA DINI

(Pengenalan Kemampuan Mengenal Emosi Diri)


Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Emosional Anak Usia Dini

Dosen Pengampu :

Nurhafizah, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D

Oleh :

Ratih Suryani 18022201

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
1. Melabeli Emosi Anak
Setiap anak membutuhkan perasaan dicintai, dihargai, diterima. Tetapi sering kali orang
tua menggunakan cara yang salah untuk mendisiplikan anaknya. Sering kali orang tua
memberikan julukan negatif pada anak. Dan juga ucapan yang mengecilkan arti si anak.
Misalnya orang tua menyebut anak sebagai “tak berguna” dan lain sebagainya. Semua hal
tersebut dapat berakibat destruktif bagi si anak, dapat menurunkan harga diri dan juga
kepercayaan dirinya. Ketika itu terjadi si anak dapat mengalami perilaku yang tidak baik
bahkan dapat mengikuti perilaku sesuai dengan julukan yang diterima dan ini dapat
mengganggu hubungannya dengan teman dan lingkungannya dan bisa memegaruhi prestasi
belaajrnya. Melabeli anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak karena dengan
melabeli baik itu pelabelan positif maupun negatif akan memberikan persepsi didalam diri
anak bahwa dia adaalh seseorang seperti yang dilabelkan oleh orang tua maupun orang orang
yang ada disekitarnya. Contohnya apabila anak tidak sengaja menjatuhkan benda yang
dipegangnya lalu orang tua melabelinya ceroboh maka ia akan berpresepsi bahwa dia adalah
seseorang yang ceroboh dan menjatuhkan benda benda merupakan kecerobohan yang biasa ia
lakukan dan begitupula sebaliknya.

Citra diri negatif dapat membentuknya tumbuh sebagai pribadi pemberontak, kasar,
bodoh, jorok, lamban, pengacau, dan sebagainya. Pendek kata, anak akan menampilkan diri
sesuai dengan julukan yang diberikan kepadanya oleh orangtua. Anak-anak itu sangat percaya
pada ucapan yang berkali-kali keluar dari mulut ayah ibu mereka. Dengan kata lain, jika kita
sebagai orangtua mengharapkan anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang baik, sehat, cerdas,
berbudi luhur; tentunya kata-kata, sikap, dan perilaku kita pun harus sesuai dengan harapan
tersebut. Apabila hal itu telah terjadi, yang perlu dilakukan adalah pertama meminta maaf
pada sianak dan meyakinkan lagi bahwa sebagai anak dia sangat dicintai.

Mendisiplinkan anak memang menjadi tugas orangtua.Tetapi, kata-kata kasar dan


julukan jelek bagi sianak tidak boleh pernah keluar dari mulut orangtua karena dampaknya
sangat besar bagi perkembangan anak dan juga psikologisnya. Berteriak ketika marah
memang sangat mudah dilakukan tetapi perlu diingat bahwa itu tidak akan memberikan
penyelesaian. Apabila kita ingin mendisiplinkan anak, lebih baik menggunakan cara yang lain
seperti mengambil mainan sianak sampai sianak mengubah perilakunya. Misalnya, berikan
satu bintang dari kertas padanya setiap dia melakukan perilaku yang baik dan bila sudah
terkumpul lima bintang berikan hadiah padanya. (prinsip token ecconomy). Setelah sianak
bisa lebih tenang, peluk dan berikan penjelasan padanya kenapa hal tersebut dilakukan. Kata-
katadapatmemberikandampatnegatifdanpositifbagianak, apabila Anda tidak dapat mengontrol
emosi, mintalah bantuan pada psikiater untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

2. Mengkaitkan Pengalaman Anak Dengan Emosi Tertentu


Menurut hurlock (1978:211) emosi memengaruhi penyesuaian pribadi sosial dan anak.
Pengaruh tersebut antara lain tampak dari peranan emosi sebagai berikut:

a) Emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari hari. Salah satu bentuk emosi
adalah luapan perasaan, misalnya kegembiraan, ketakutan ataupun kecemasan. Luapan
ini menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari hari dan
memberikan pengalaman tersendiri bagi anak yang cukup bervariasi untuk memperluas
wawasannya.
b) Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan. Emosi dapat memerngaruhi
keseimbangan dalam tubuh, terutama emosi yang muncul sangat kuat sebagai contoh
kemarahan yang cuku besar. Hal ini memunculkan aktivitas persiapan bagi tubuh untuk
bertindak, yaitu hal hal yang akan dilakukan ketika timbul amarah. Apabila persiapan ini
ternyata tidak berguna akan dapat menyebabkan timbulnya rasa gelisah tidak nyaman
atau amarah yg justru terpendam dalam diri anak.
c) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Emosi yang memuncak
mengganggu kemampuan motorik anak. Anak yang terlalu tegang alan memiliki
gerakan yang kurang terarah, dan apabila ini berlangsung lama dapat menganggu
keterampilan motorik anak.
d) Emosi merupakan bentuk komunikasi. Perubahn mimik wajah bahasa tubuh, suara dan
sebagainya merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyatakan
perasaan dan pikiran.
e) Emosi mengganggu aktivitas mental. Kegiatan mental seperti berpikir, berkonsentrasi,
belaajr, sangat dipengaruhi oleh kestabilan emosi.
f) Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Pengelolaan emosi oleh anak sangat
mempengaruhi perlakuan orang dewasa terhadap anak, dan ini menjadi dasar bagi anak
dalam menilai dirinya sendiri.
g) Emosi mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan. Peran peran anak dalam aktivitas
sosial , seperti keluarga,sekolah masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan
emosi mereka.
h) Emosi mempengaruhi interaksi sosial. Kematangan emosi anak mempengaruhi cara
anak berinteraksi dengan lingkungannya. Dilain pihak emosi juga mengajarkan kepada
anak anak cara berprilaku sehingga sesuai dengan ukuran dan tuntutan lingkungan
sosial.
i) Emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah. Misalnya tersenyum, murung,
atau cemberut. Ekspresi wajah ini akan mempengaruhi penerimaan sosial terhadap anak.
j) Emosi mempengaruhi suasana psikologis. Dengan emosi anak akan memberikan umpan
balik jika ada sesuatu yang tidak enak bagi anak.
k) Reaksi emosi apabila diulang ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.dan pada titik
tertentu akan sangat sulit untuk diubah ubah. Dengan demikian anak perlu dibiasakan
dengan mengulang ulang perilaku yang bersifat positif, sehingga menjadi kebiasaan
yang positif pula.

3. Mengenalkan Bahasa Emosi Pada Anak


Kemampuan berbahasa yang baik setidaknya dapat membantu anak mengendalikan
emosinya dalam dua aspek. Pertama kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan mereka
untuk meminta dukungan pada pada orangtua mereka saat menghadapi situasi frustasi,
misalnya dengan menanyakan pada ibu mereka sudahkah selesai dengan pekerjaanya. Kedua
kemampuan berbahasa yang baik juga dapat mengalihkan mereka dari situasi frustasi seerti
berbicara pada diri mereka sendiri.
Berikut bentuk bentuk emosi yang sering ditemukan pada anak:
a. Takut
Ciri khas yang penting pada semua rangsangan takut ialah bahwa hal itu terjadi
secara mendadak dan tidak diduga duga dan anak hanya mempunyai kesempatan yang
kecil sekali untuk menyesuaikan diri dengan situasi situasi tersebut. Rasa takut yang
muncul pada diri anak bisa jadi anak tidak menyesuaikan diri dengan orang yang belum
dia kenal. Namun dengan seiringnya waktu dan perkembangan, rasa takut pada anak
akan mulai hilang kecuali pada saat saat tertentu.
b. Rasa malu
Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari
hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering jumpa. Rasa malu
pada anak umumnya terjadi karena anak merasa kurang percaya diri dan dihantui
dengan rasa takut, apalagi di lingkungan yang baru untuk anak. Bila orang tua
membiarkan hal ini maka akan berdampak pada sosial anak kedepannya.
c. Canggung
Rasa canggung adalah reaksi takut terhadap manusia,bukan pada objek atau
situasi. Rasa canggung timbul karena adanya keraguan dalam diri manusia. Termasuk
anak usia dini. Anak anak umumnya akan canggung bila berada dilingkungan yang
baru. Bahkan dilingkungannya pun anak anak pun terkadang juga memiliki rasa
canggung karena takut orang orang lain akan menertawakan dan sebagainya.
d. Khawatir
Rasa khawatir tidak langsung ditimbulkan oleh rangsangan dalam lingkungan
tetapi merupakan produk pikiran anak itu sendiri. Pada anak juga akan mengalami rasa
khawatir. Salah satu contohnya rasa khawatir anak dengan ayahnya, dia bahkan tidak
mau tidur sebelum ayah pulang, ini merupakan bentuk rasa khwatir anak.
e. Cemas
Rasa cemas adalah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang
mengancam atau yang dibayangkan. Rasa cemas lebih ke keadaan mental yang
membuat anak jadi memikirkan yang membuat anak merasa cemas. Salah satu
contohnya pada anak TK. Biasanya pergi sekolah diantar pulang sekolah, dijemput oleh
ibunya dan pada suatu hari ketika sudah pulang tapi ibunya belum juga menjemput.
Maka muncullah rasa cemas pada anak.
f. Marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa kanak
kanak jika dibandingkan dengan rasa takut.alasannya ialah karena rangsangan yang
menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia yang dini anak anak mengetahui
bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk memperoleh perhatian atau
memenuhi keinginan mereka.
g. Reaksi kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau benda.
Anak usia dini juga mempunyai seseorang atau benda yang ia senangi dan ia sayangi.
Anak akan menunjukkan melalui sikapnya jika mereka menyayangi seseorang atau
suatu benda. Contohnya anak akan menyukai gutu yang lemah lembut dibandingkan
guru yang mempunyai sifat cuek. Contohnya jika seseorang anak mempunyai benda
kesayangan seperti boneka, maka ia akan merawat boneka tersebut dengan baik.
h. Cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang nyata,
dibayangkan atau ancaman kehilangan kasih sayang rasa cemburu timbul dari
kemarahan yang menimbulkan sikap jengkel dan ditunjukkan kepada orang lain. Rasa
cemburu pada anak umumnya ditumbuhkan dirumah artinya timbul dari kondisi yang
ada dilingkungan rumah.
i. Duka cita
Duka cita adalah trauma fisik suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh
hilangnya sesuatu yang dicintai. Dalam bentuk yang lebih ringan keadaan ini dikenal
sebagai kesusahan atau kesedihan.
j. Kegembiraan, keriangan, kesenangan
Setiap anak berbeda beda dengan intensitas kegembiraan dan jumlah
kegembiraanya serta cara mengekspresikannya sampai batas batas tertentu dapat
diramalkan.

4. Meminta Anak Memberi Nama Tingkah Laku


Bantulah anak memberi nama emosi emosi yang sedang mereka rasakan. Bantulah anak
anak menemukan kata kata untuk melukiskan apa yang sedang mereka rasakan. Orangtua
perlu membantu anak merumuskan masalah dan emosi yang sedang dirasakan dengan nama
nama emosi seperti tegang, marah, cemas, sedih, takut, sakit hati, dan sebagainya.
Menyediakan kata kata untuk membantu memberi nama emosi dapat membantu anak anak
mengubah suatu perasaan yang tidak jelas, menakutkan dan tidak nyaman menjadi sesuatu
yang bisa dirumuskan sesuatu yang mempunyai batas batas serta merupakan bagian wajar dari
sehari hari. Orang tua sangat berperan penting dalam membantu anak memberi nama tingkah
laku. Orang tua perlu membantu anak menentukan perasaan yang sedang ia rasakan. Orang
tua harus membuat anak nyaman dalam membagi perasaan yang sedang ia rasakan, hal yang
penting menjadi orang tua adalah sikap demokratis supaya anak bisa menyampaikan perasaan
yang ia rasakan tanpa rasa takut. Dengan demikian orang tua sudah membantu anak dalam
memberi nama tingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai