Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


“Karakteristik Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini”

Dosen Pengampu:
Diana Zumrotus Sa’adah, M. Psi

Disusun Oleh:
Nina Syahpitri
NIM. 1911250104

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.


Segala puji dna syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah
yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW, karena perjuangan beliaulah kita beranjak dari zaman
jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu
Diana Zumrotus Sa’adah, M. Psi yang telah memberikan pembelajaran dan ilmu
pengetahuan kepada kami. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga apa yang telah disampaikan dlam makalah ini dapat
menjadi referensi bermanfaat bagi khalayak pembaca.
Wassalamu’alaikum, Wr,Wb.

Bengkulu, 10 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................II

DAFTAR ISI...................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.............3


B. Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini............................4
C. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Dini...........................6
D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional...........8

Bab Iii Penutup

A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu strategi
pembangunan sumber daya manusia. Masa usia ini merupakan masa
keemasan (the golden age), namun sekaligus periode yang sangat kritis
dalam tahap perkembangan manusia. Pendidikan anak usia dini
merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
stimulus pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik
jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan yang lebih
lanjut.1
Perkembanagan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar
dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan harapan bangsa dan
negara.2 Perkembanagn sosial ini mengikuti suatu pola perilaku sosial.
Dimana pola ini berlaku pada semua anak yang berada dalam satu
kelompok budaya. Perkembangan ini dimulai sejak bayi mampu
berinteraksi dengan keluatganya. Pengalaman sosial yang dialami anak
saat usia dini sangat mempengaruhi pembentukan karakter aanak di masa
yang akan datang.3
Perkembanga sosial emosi semakin dipahami sebagai sebuah krisis
dalam perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena anak terbentuk
melalui sebuah perkembangan dalam proses belajar. Dari masa
perkembangan awal, bayi menunjukkan rasa aman dalam keluarganya
apabila kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungan. Bayi akan

1
Martinis Yasmin, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013), h. 1.
2
Farida Mayar, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa Depan
Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 1 No. 6 November 2013, h.459.
3
Zaenal Aqib, Dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB Dan TK ( Bandung:
Yrama Widya, 2009 ), h. 40-41
mengeksplorasi melalui sentuhan, rasa, dll. Dari mengeksplorasi itulah
bayi akan belajar. Sebaliknya, apabila bayi merasa tidak aman dalam
lingkungan keluarga, bayi akan menghabiskan energinya untuk mengatur
dirinya sehingga bayi tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi.
Ketika bayi tidak dapat kesempatan untuk bereksplorasi, bayi tidak
memiliki kesempatan untuk belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini?
2. Apa Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini?
3. Apa Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Dini?
4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tentang Pengertian Perkembanagn Sosial
Emosional Anak Usia Dini.
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia
Dini.
3. Untuk Mengetahui Tentang Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
Usia Dini.
4. Untuk Mengetahui Tentang Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan sosial Emosiona
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini


Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun
(Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003). Anak usia dini adalah anak
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembanagn yang bersifat unik.4
Perkembangan sosial adalah suatu proses kemampuan belajar dari
tingkah laku yang ditiru dari dalam keluarganya serta mengikuti. Adapun
menurut Hurlock bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, yaitu menjadi
orang yang mampu bermasyarakat.5
Perkembanan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam
menyesuaikan diri dalam aturan-aturan masyarakat dimana anak itu
berada.6
Kecerdasan emosi yaitu kemampuan untuk mengendalikan,
mengelola, dan mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif
setiap kondis yang merangsang munculnya emosi-emosi ini. 7 Emosi
merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu pada suatu
waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi efektif mulai dari
tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat, seperti tidak
terlalu kecewa dan sangat kecewa.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah proses
perkembangan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta proses
4
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2005),
h.88.
5
Elizabeth B Hurlock, Perkembanagn Anak Jilid I (Edisi Ke Enam). Jakarta: Erlangga,
1997), H.250.
6
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.30.
7
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), h. 60.
perkembangan keadaan jiwa anak dalam memberikan responterhadap
keadaan dilingkungannya yang sesuai dengan aturan sosial yang diperoleh
melalui mendengar, mengamati, meniru dan dpat distimulasi melalui
penguatan dan modeling (contoh).

B. Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini


1. Tahapan Usia 0-2 tahun
Pada usia 0 – 3 bulan, anak menjalin hubungan dengan orang
lain dengan tangisannya, ekspresi wajah, dan gerak badannya, tidak
dengan perkataannya. Itulah sebabnya orangtua harus aktif belajar
tentang arti tangisan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh anak. Anak
pun demikian, dia akan belajar arti ibu dan bapaknya mulai dari nada
suarannya, cara menyentuh, dan sikap.8
Pada usia 4-6 bulan, kemampuan menjalin hubungan pada bayi
akan berkembang seiring dengan kebutuhan untuk bertemu orang lain
dengan lebih sering. Pada usia ini, bayi akan lebih menyadari
keberadaan orang lain termasuk orang asig di sekitarnya. Bayi juga
akan menggunakan senyuman, mata, dan suara untuk menarik
perhatian dan berhubungan dengan orang lain. Bayi pada usia ini
tampak bersemangat jika bertemu dengan orang lain yang
membuatnya nyaman. Namun, bukan tidak mungkin pula ia diam atau
bahkan menangis jika melihat orang yang asing baginnya.
Pada usia 7-9 bulan ia mampu untuk menunjukkan pada ibu dan
bapaknya serta orang lain jika ia merasa tak nyaman. Dengan
demikian, dapatlah dikatakan, anak usia dini mulai bisa diajak
berbicara oleh orang lain di usia 7-9 bulan. Pada saat orang tua
berbicara dengannya, perhatikan jawaban anak melalui mimic wajah,
gerakan tubuh, dan suara yang diungkapkannya.

8
Alzena Masykouri, Membangun Sosial Emosi Anak di Usia 0-2 Tahun, (Jakarta: Dirjen
PAUDNI, 2011), hlm. 11.
Pada usia 10 – 12 bulan akan menjalin hubungan yang penuh
antusias dengan orangtuanya atau pengasuhnya, dan sebaliknya ia
akan menjadi pribadi yang pendiam dan pasif dalam berhubungan
dengan orang yang asing baginya.
Pada usia 13 – 18 bulan bayi akan berusaha untuk menampilkan
sikap asertif, yaitu sikap menyatakan keinginan dan kemauannya
sendiri dengan lugas. Amukan biasanya dijadikan sebagai ekspresi
bagi bayi jika keinginan dan kemauannya tidak terpenuhi.
Pada usia 19-24 bulan, bayi mulai mengembangkan kemampuan
untuk membantah apa yang sudah ditetapkan. Ia menginginkan agar
kemampuannya dituruti dan disetujui. Pada sisi lain, kepercayaan
dirinya juga berkembang lebih pesat, walau ia masih sering menangis
jika tidak berhasil melakukan suatu kegiatan.9
2. Tahapan Usia 2-4 tahun
Pada usia 2-3 tahun, anak mulai menjalin hubungan pertemanan.
Dalam hubungan pertemanan tersebut, anak ingin disukai oleh teman-
temannya. Anak ingin bisa bermain dengan sebanyak mungkin teman.
Anak mulai memahami bahwa fungsi pertemanan adalah untuk
berbagi, member dukungan, bergantian, dan berbagai keterampilan
soaial lainnya.10
Pada usia 3-4 tahun hubungan pertemanan anak mulai
meningkat di usia ini anak mulai mengenali mana yang benar dan
mana yang tidak benar. Anak mulai memahami tentang berbohong
dan mengapa ia tidak boleh berbohong, serta memahami tentang
kesalahan. Perkembangan aspek motorik tersebut juga menjadikan
anak dapat bermain bersama dengan teman-temannya.
Pada usia 3-4 tahun hubungan pertemanan anak mulai
meningkat di usia ini anak mulai mengenali mana yang benar dan

9
Novan Ardy Wiyani, Mengelola & Mengembangkan Kecerdasan Sosial & Emosi Anak
Usia Dini, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIAI, 2014), hlm. 33.
10
Ilman Saputra dan Alzena Masykouri, Membangun Sosial-Emosi Anak di Usia 2-4
Tahun, (Jakarta: Dirjen PAUDNI, 2011), hlm. 8.
mana yang tidak benar. Anak mulai memahami tentang berbohong
dan mengapa ia tidak boleh berbohong, serta memahami tentang
kesalahan. Perkembangan aspek motorik tersebut juga menjadikan
anak dapat bermain bersama dengan teman-temannya.
3. Tahapan Usia 4-6 tahun
4-5 tahun pola pertemanan dan hubungan anak sudah lebih
stabil. Hal itu disebabkan anak sudah memahami adanya aturan,
bahkan tidak hanya ketika bermain di limgkungan sekolah, tetapi juga
dalam prilaku dirumah. Itulah sebabnya anak ingin agar prilakunya
dapat diterima oleh orangtuannya dan teman-temannya.
Pada usia 5-6 tahun terjadi peningkatan perkembangan social
pada anak usia. Factor penambhan usia menjadi penyebab, dengan
pertambahan usia tersebut anak menjadi lebih banyak bermain dan
bercakap-cakap dengan anak lainnya, khususnya dengan teman-
temannya. Hubungan anak bersama temantemannya yang semakin
meningkat melalui kegiatan bermain, baik disekolah ataupun di
lingkungan rumah dapat menjadikan ia memahami dirinya sendiri
untuk bersikap kooperatif, toleran, menyesuaikan diri, dan mematuhi
aturan yang berlaku dirumah, sekolah, dan dilingkungan masyarakat.

C. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Dini


Sebagaimana telah diketahui bahwa di usia 0-3 bulan, bayi
cenderung berkomunikasi dengan tangisan untuk mendapatkan sesuatu
perhatian dari orangtua maupun pengasuhnya. Pada saat perhatian ia
dapatkan, ia akan merespons dengan menampilkan senyuman. Jadi, pada
dasarnya senyuman muncul sebagai pola timbale balik di mana bayi dan
orang lain mendapat kesenangan dari hubungan social yang dijalinnya.
Kemudian, senyum pada bayi berkembang dan menjadikannya dapat
tertawa pada usia 4-6 tahun. Tertawa terjadi ketika mendapat hal-hal yang
di luar kebiasaanya, misalnya dicium pada perut, permainan petak umpet,
dan lainnya. Tawa tersebut merupakan respons terhadap kenyamanan dan
kesenangan yang diberikan oleh orang lain kepadanya saat bertemu
dengan orang lain yang membuatnya nyaman.
Pada usia 7-9 bulan, bayi mampu menunjukkan pada ibu dan
bapaknya serta orang lain. Kemarahan, kesedihan, dan ketakutan
merupakan respons yang dimunculkan oleh bayi atas ketidaknyamanan
tersebut. Orang tua atau pengasuhnya dijadikan sebagai pelindung mereka
dari kesedihan dan ketakutannya. Hal itu menjadikan ikatan emosional
antara anak dan orangtua atau pengasuhnya semakin kuat.
Pada usia 10-12 bulan, bayi akan menjalin hubungan yang penuh
antusias dengan orangtua atau pengasuhnya dan sebaliknya, ia akan
menjadi pribadi yang pendiam saat berhubungan dengan orang lain. Hal
itu menjadikan anak terlihat sangat manja dan selalu menempel pada ibu,
bapak, ataupun pengasuhnya. Kemanjaan tersebut menjadikan ia semakin
bergantung dengan orangtua atau pengasuhnya.
Pada usia 13-18 bulan, bayi sudah dapat bermain dengan teman-
temannya walaupun ia sibuk dengan mainannya sendiri. Selanjutnya, pada
saat bermain ia mulai melihat dan memperhatikan anak lainnya yang
sedang bermain bersamanya. Kegiatan bermain bersama tersebut kadang
diresponsnya dengan emosi sekunder seperti kesombongan dan malu-
malu.11
Sementara itu pada usia 19-24 bulan, bayi mulai dapat memahami
berbagai emosi dan keadaan fisiologisnya, seperti kelelahan, tidur, sakit,
tertekan, jijik, dan kasih sayang. Berbagai emosi dan keadaan fisiologis
tersebut dapat mempengaruhi kemampuan pengaturan emosi dirinya dan
kehadiran orangtua sangat dibutuhkannua untuk mengembangkan
kemampuan tersebut.
Pada usia 2-3 tahun, rasa simpati dan empati pada anak muncul. Hal
ini merupakan respons terhadap hubungan pertemanan yang di jalin
dengan anak lain. Keterampialan anak dalam membaca isyarat emosional
11
Aliah B. Purwakari Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: Menyikap rentang
Kehidupan Manusia dan Prakelahiran hingga Pascakematian, (Jakarta: Rajawali Press, 2006),
hlm. 167.
orang lain. Memahami bahwa orang lain berbeda dengan dirinya, dan
mencoba memahami posisi dan perspektif orang lain sangat menentukan
dalam perkembangan rasa empati anak.
Kemudian pada usia 3-4 tahun, kapasitas anak untuk mengatur
perilaku emosinya mulai meningkat. Peningkatan emosi tersebut
disesuaikan denga aturan social yang ada. Perbedaan tersebut muncul
karena konsekuensi yang mereka terima berbeda.
Kemudian seiring dengan meningkatnya kemampuan kognitifnya
(dimana pada usia ini anak berada pada akhir dari tahap pra operasional),
anak usia 5-6 tahun mulai mengembangkan pengertian yang lebih dalam
terhadap emosi yang lain.12

D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional


Perkembangan emosi anak tidak selamanya stabil. Banyak faktor
yang mempengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik
yang berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya.
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak antara lain
yaitu, keadaan didalam individu, konflik-konflik dalam proses
perkembangan, dan lingkungan.

Keadaan di dalam individu yang mempengaruhi perkembangan


social emosi anak antara lain keadaan fisik, intelegensi, dan lain-lain dapat
mempengaruhi perkembangan individu. Hal yang cukup menonjol
terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang dianggap oleh diri anak
sebagai kekurangan akan sangat mempengaruhi perkembangan emosinya.

Konflik-konflik dalam proses perkembangan juga menjadi factor


yang mempengaruhi perkembangan social emosional anak. Di dalam
menjalani fasefase perkembangan, tiap anak harus melalui beberapa
macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses, tetapi
ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam
12
Femmi Nurmalitasari, “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Dini,” Buletin
Psikologi 23(2) (2015): 103–111.
menghadapi konflikkonflik ini. Anak yang tidak dapat mengatasi konflik-
konflik tersebut biasanya mengalami gangguan emosi.

Faktor Lingkungan yang berpengaruh antara lain Lingkungan


keluarga dan factor dari luar rumah. Di antara faktor yang terkait dengan
lingkungan keluarga dan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
sosial anak adalah: status sosial ekonomi keluarga serta Sikap dan
kebiasaan orang tua (dilihat dari latar belakang pendidikan). factor dari
luar rumah bias berupa lingkungan sekolah. Maupun factor lain. Faktor
sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan menyebabkan
terjadinya tingkah laku pada anak antara lain: hubungan yang kurang
harmonis antara anak dan guru dan hubungan yang kurang harmonis
dengan teman-teman. Hal ini bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
orang tua, karena rata-rata pendidikan orang lulusan dari sekolah dasar.

Faktor lingkungan rumah yang berpengaruh antara lain hubungan


mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar rumah. Faktor
pengaruh pengalaman sosial awal menentukan perilaku kepribadian
selanjutnya (Rachmawati, 2010).

Lawrence ( Suyadi 2009 ) Perkembangan sosial emosional anak


dipengaruhi beberapa faktor yaitu: keluarga, Jenis kelamin, jumlah anak
kematangan, status Sosial Ekonomi, Pendidikan dan kasitas Mental: Emosi
dan Intelegensi.13

13
Indanah and Yulisetyaningrum, “Perkembangan Sosial Emosional Anak Prasekolah,”
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 10, no. 1 (2019): 221–228.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun
(Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003). Anak usia dini adalah anak
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembanagn yang bersifat unik.
perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah proses
perkembangan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta proses
perkembangan keadaan jiwa anak dalam memberikan responterhadap
keadaan dilingkungannya yang sesuai dengan aturan sosial yang diperoleh
melalui mendengar, mengamati, meniru dan dpat distimulasi melalui
penguatan dan modeling (contoh).
Beberapa karakter dasar yang dimiliki anak usia dengan rentang
usia akan semakin meningkat. Karena, perkembangan merupakan berbagai
perubahan dalam aspek psikologis atau kejiwaan, seperti aspek social dan
emosi ini.

B. Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Terlepas hal tersebut,
penulis berharap teman-teman/pembaca sekalian mampu memahami
materi dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal, Dkk. ( 2009 ). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru


SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya.
Hasan Aliah B. Purwakari, Psikologi Perkembangan Islami:
Menyikap rentang Kehidupan Manusia dan Prakelahiran hingga
Pascakematian. Jakarta: Rajawali Press, 2006.
Hurlock, Elizabeth B. ( 1997 ). Perkembanagn Anak Jilid I ( Edisi
Ke Enam ). Jakarta: Erlangga.
Ilman Saputra dan Alzena Masykouri, Membangun Sosial-Emosi
Anak di Usia 2-4 Tahun. Jakarta: Dirjen PAUDNI, 2011.
Isjoni, (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung:
Alfabeta.
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Martinis Yasmin, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Referensi Gaung Persada Press Group, 2013).
Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Masykouri Alzena, Membangun Sosial Emosi Anak di Usia 0-2
Tahun. Jakarta: Dirjen PAUDNI, 2011.
Mayar, Farida. (2013). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Sebagai Bibit Untuk Masa Depan Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim 1 (6):
456.
Indanah, and Yulisetyaningrum. “Perkembangan Sosial Emosional Anak
Prasekolah.” Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 10, no. 1 (2019):
221–228.
Nurmalitasari, Femmi. “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Dini.”
Buletin Psikologi 23(2) (2015): 103–111.

Anda mungkin juga menyukai