Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANALISIS PERKEMBANGAN AUD

CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK SERTA ASPEK PERKEMBANGAN


DAN PERTUMBUHAN ANAK

Di Susun Oleh : Kelompok 9

Nama Anggota

Sukmawati (NIM: 1930210119)

Zara Delfina (NIM:1930210105)

Dosen Pengampu: Elsa Cindrya, M.Pd

Mata Kuliah: Analisis Perkembangan AUD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Serta Aspek Perkembangan Dan
Pertumbuhan Anak” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Analisis Perkembangan Anak Usia Dini yang diampu oleh Ibu
Elsa Cindrya.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
anggota kelompok 9. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Palembang, 17 soktober 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak Usia Dini .......................................... 3
B. Jenis-Jenis Tumbuh Kembang .................................................................... 4
C. Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini ............................................. 4
D. Pola Perkembangan Anak Usia Dini .......................................................... 5
E. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Usia Dini ............................................. 5
F. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan anak ................................. 6
G. Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak ..................................... 9
H. Contoh Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah .................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
ber-beda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu PERTEMBUHAN
dan PERKEMBANGAN.Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan
dalam ukuran baik besar, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu. Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk
atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada
aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan pematangan intelektual
dan emosional organ atau individu.

Pertumbuhan (growth) ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta


jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan. Bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur
dengan mempergunakan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuhyang


lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak usia dini?
2. Apa saja jenis-jenis tumbuh kembang anak usia dini?
3. Apa saja tahap-tahap tumbuh kembang anak usia dini?
4. Bgaimana pola perkembangan anak usia dini?
5. Apa saja ciri-ciri dari tumbuh kembang anak usia dini?

1
6. Apa saja aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini?
7. Bagaiaman cara memberikan stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini?
8. Seperti apa contoh tumbuh kembang anak usia prasekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak usia
dini
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis tumbuh kembang anak usia dini
3. Utnuk mengetahui apa saja tahap-tahap tumbuh kembang anak usia dini
4. Untuk mengetahui pola perkembangan anak usia dini
5. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari tumbuh kembang anak usia dini
6. Untuk mengetahui apa saja aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini
7. Untuk mengetahui bagaiaman cara memberikan stimulasi untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
8. Seperti apa contoh tumbuh kembang anak usia prasekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang


sifatnya ber-beda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu
PERTEMBUHAN dan PERKEMBANGAN.Pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan dalam ukuran baik besar, jumlah, atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu. Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek
perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk
pula perubahan pada aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan. 1

Dengan demikian proses pertumbuhan mempunyai dampak terhadap


aspek fisis sedangkan proses perkembangan berkaitan dengan fungsi
pematangan intelektual dan emosional organ atau individu.

Pertumbuhan (growth) ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta


jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan. Bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur
dengan mempergunakan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuhyang


lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh.

Perkembangan bersifat kualitatif yang pengukuranya lebih sulit


daripada pengukuran pertumbuhan. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi organ tubuh menjadi lebih kompleks

1
Candra Wahyuni, “Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun”, Kediri: Strada
Press, 2018, Hal 5

3
dalam pola yang benar, sebagai hasil dari proses pematangan sehingga organ
tersebut dapat menjalankan fungsinya.

B. Jenis-Jenis Tumbuh Kembang


Secara garis besar tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu:
1. Tumbuh kembang fisis
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuaran besar dan fungsi
organisme atau individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi tingkat
molekular yang sederhana seperti aktivasi enzim terhadap diferensiasi sel,
sampai kepada psoses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk
fisis pada masa pubertas dan remaja.
2. Tumbuh kembang intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi
dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik,
seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca.
3. Tumbuh kembang emosional
Proses tumbuh kembang emosional bergantung kepada kemampuan bayi
untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih
sayang, kemampuan untuk menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan
kemampuan untuk rangsangan agersif.
C. Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu: 2
1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa prenatal mulai masa
embrio (mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai
lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonates (0-28 hari), masa bayi
(29 hari – 1 tahun), masa anak (1-2 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12
tahun) dan masa remaja (12-18 tahun).

2
Ibid, Hal 6

4
D. Pola Perkembangan Anak Usia Dini
Pola perkembangan’merupakan proses terjadinya perkembangan yang dapat
mengalami percepatan dan perlambatan. Pola perkembangan terdiri dari 3:
1. Pola perkembangan dari umum ke khusus yaitu pola perkembangan dimulai
dari yang lebih umum ke khusus misalnya dari menggerakkan tangan
kemudian menggerakkan jari-jari.
2. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan yaitu pola
perkembangan ini merupakan ciri khusus dalam setiap tahap perkembangan.
Tahapan ini dibagi menjadi sebagai berikut:
a. Masa prenatal, terjadi petumbuhan yang cepat pada jaringan tubuh.
b. Masa neonatal, terjadi penyesuaian kehidupan diluar rahim dalam aspek
pertumbuhan.
c. Masa bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan pengaruh lingkungannya.
d. Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat pada sikap, minat, dan
sifatnya sesuai pengaruh lingkungan.
e. Masa remaja, terjadi perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang
ditandai dengan masa pubertas.
3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan. Pola
perkembangan ini dipengaruhi oleh kematangan dengan adanya rangsangan,
latihan ataupun belajar untuk mencapai perkembangan yang sempurna.
E. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya.

3
Mesta Limbong, “Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik”, Jakarta: UKI Press, 2020, Hal
9

5
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 4
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu:

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian


menuju ke arah kaudal/anggota tubuh.
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus.
c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
d. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur
dan berurutan, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu
berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

4
Ibid, hal 11

6
F. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan anak
a. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar


dan panjang, dimana prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.
b. Intelektual
Intelektual atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan
saraf dan fungsi otak. Jadi, kemampuan intelektual (kemampuan berpikir)
dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara
baik. Bayi menggunakan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungan. Anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep
Anak mulai mengembangkan 3 macam operasi berpikir, yaitu identifikasi,
negasi, & reprokasi Seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis, serta
sudah dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan.
c. Emosi
Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dapat berupa
perasaan/pikiran yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul dari
perilaku seseorang (Surtono & Hartono, 2008:149).Ada 4 (empat) emosi dasar
(basic emotions) pada manusia, yaitu: 1) Senang (gembira).2) Marah.3) Takut.
4) Sedih.
Emosi positif dan negatif Mempengaruhi iklim psikologisEmosiFungsi
emosi pada perkembangan anak adalah :
a. Merupakan bentuk komunikasi.
b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak
dengan lingkungan sosialnya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas motorik
dan mental anak.
d. Sosial
Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan
memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal kehidupan
bersama,kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial.

7
e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pengertian bahasa sebagai
alat komunikasi diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan
isi pikiran kepada orang lain.
f. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu (sejak lahir) yang hanya dengan rangsangan atau sedikit
latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik.
g. Sikap, Nilai, dan Moral
Sikap adalah predisposisi (kecenderungan untuk menerima atau menolak
sesuatu berdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya) emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek (Fishbein,
1975).Stephen R. Covey mengemukakan 3 (tiga) teori determinisme
untukmenjelaskan sikap manusia, yaitu:1) Determinisme genetis (genetic
determinism) Berpandangan bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap kakek-
neneknya.2) Determinisme psikis (psychic determinism) berpandangan bahwa
sikap individu merupakan hasil pelakuan, pola asuh, atau pendidikan orang tua
yang diberikan kepada anaknya.
Stephen R. Covey mengemukakan 3 (tiga) teori determinisme untuk
menjelaskan sikap manusia, yaitu: 3) Determinisme lingkungan (environmental
determinism) Berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan individu itu tinggal dan bagaimana lingkungan
memperlakukan individu tersebut. Sikap merupakan salah satu aspek psikologi
individu yang sangat penting karena sikap merupakan kecenderungan untuk
berperilaku, sehingga akan banyak mewarnai perilaku seseorang Sikap, Nilai,
dan Moral Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu
untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
Spranger menggolongkan nilai ke dalam 6 (enam) jenis, yaitu:1) Nilai agama
(A) 2) Nilai teori atau nilai keilmuan (I) 3) Nilai sosial atau nilai solidaritas (Sd)
4) Nilai ekonomi (E) 5) Nilai seni (S) 6) Nilai politik atau nilai kuasa (K)
Moral adalah segala sesuatu yang sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima (tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar). Berasal dari
bahasa Latin, yaitu Mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat,
atau kebiasaan. Kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu
dalam kehidupannya dalam kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan

8
standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu sebagai anggota kelompok
sosial.5
G. Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan)
yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah
akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak
mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang
bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti
stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil
(sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian
stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-
gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi
dapat seba;liknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal
pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun
pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat
bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata
yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut)
anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.
Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif
misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan,
dll.
Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi
taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dll..
Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada
anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih

5
Nur Hayati . belajar psikologi aspek-aspek tumbuh kembang. Al Azhar Syifa, 2015

9
berkembang. Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan
berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya
melalui sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku anak tersebut.
Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang
membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku mana yang
mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal
juga dibutuhkan pada tahap perkembangan ini.
Dengan penguasaan bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya
melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi
perkembangan kognitifnya (kecerdasan).Pada masa sekolah, perhatian anak
mulai keluar dari lingkungan keluarganya, perhatian mulai teralih ke teman
sebayanya.
Akan sangat menguntungkan apabila anak mempunyai banyak kesempatan
untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui sosialisasi anak akan
memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan
sosial anak Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah
makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan
yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi
perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang
berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal.

H. Contoh Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah


a. Pertumbuhan Fisik Anak Usia Prasekolah

Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm per tahun.
Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-anak usia 4 tahun adalah
103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun adalah 118,5 cm. Pertambahan berat
badan selama periode usia prasekolah sekitar 2,3 kg per tahun.
Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg dan akan
mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada usia 5 tahun. Tulang akan tumbuh
sekitar 5 hingga 7,5 sentimeter per tahunLemak bayi yang hilang dan
pertumbuhan otot selama tahun-tahun prasekolah menjadikan penampilan anak
terlihat lebih kuat dan dewasa. Panjang tengkorak juga bertambah sedikit,
dengan rahang bawah menjadi lebih jelas. Rahang atas melebar selama tahun

10
prasekolah sebagai persiapan untuk munculnya gigi permanen, biasanya mulai
sekitar usia 6 Tahun (Kyle, 2012; MedlinePlus, 2019).6
b. Pematangan Sistem Organ Anak Usia Prasekolah

Sebagian besar sistem tubuh telah matang pada usia prasekolah.


Mielinisasi sumsum tulang belakang memungkinkan untuk kontrol usus dan
kandung kemih menjadi lengkap pada sebagian besar anak pada usia 3 tahun.
Sistem Organ Proses Pematangan
1 Pernafasan – Ukuran struktur pernapasan terus bertambah– Jumlah alveoli
terus meningkat, mencapai jumlah orang dewasa sekitar 7 tahun. – Pipa
Eustachius relatif pendek dan lurus.
2 Jantung – Denyut jantung menurun – Tekanan darah sedikit meningkat selama
usia prasekolah– Suara Murmur jantung yang bukan kelainan dapat didengar
dengan auskultasi – Pemisahan bunyi jantung kedua kadang terdengar dengan
jelas.
3 Gigi – Anak prasekolah harus memiliki 20 gigi sulung pada usia 3 tahun4
Usus – Usus kecil terus bertambah panjang. – Buang Air Besar (BAB)
sebanyak satu atau dua kali sehari. – Anak usia 4 tahun umumnya memiliki
kontrol usus yang sudah baik.
4 Uretra – Uretra atau Saluran Kencing tetap pendek pada anak laki-laki dan
perempuan, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih
dibandingkan dengan orang dewasa
5 Kandung Kemih – Anak biasanya sudah mampu mengontrol kandung kemih,
ketika berusia 4 dan 5 tahun, tetapi terkadang kehilangan kontrol khususnya
dalam situasi stres atau menegangkan.
6 Tulang dan otot – Tulang terus bertambah panjang dan otot-otot terus menguat
dan menjadi dewasa.
7 Sistem Otot – Sistem muskuloskeletal masih belum sepenuhnya matang,
membuat anak-anak prasekolah rentan terhadap cedera, terutama dengan
aktivitas berlebihan.
Perkembangan keterampilan dan fungsi anak berlangsung dari yang
sederhana hingga yang kompleks dan dari yang umum untuk bicara ke belajar
menulis. Sebagai gantinya, beberapa pencapaian perkembangan lainnya harus
terjadi, setiap bangunan berdasarkan pencapaian pada tahap perkembangan

6
Sugeng, Santoso. Dasar-dasar Pendidikan Taman kanak-kanak , UT.1998

11
sebelumnya, untuk mencapai Perkembangan berlangsung secara kepala ke kaki
atau cephalocaudal, mode dan secara proximodistal, atau garis tengah ke
pinggiran. Misalnya, bayi yang belajar mengangkat kepalanya dan kemudian
duduk, merangkak, berjalan, dan berlari berkembang dengan cara sefalokaudal
(Bowden & Greenberg, 2010).
c. Perkembangan Otak

Penelitian menunjukkan dampak mendalam dari pengalaman awal pada


perkembangan otak (plastisitas saraf) telah menjelaskan hubungan interaksi alam
dan pengasuhan. Otak bayi terdiri dari 100 miliar neuron saat lahir, dan masing-
masing neuron atau sel saraf berkembang rata-rata 15.000 sinapsis pada usia 3
tahun. Jumlah sinaps tetap konstan selama dekade pertama kehidupan karena
jumlah neuron menurun. Sinapsis pada jalur yang sering digunakan otak (alam).
Anak-anak dengan bakat dan temperamen yang berbeda (alam) juga
mendapat rangsangan yang berbeda dari lingkungan mereka (pengasuhan).
Pengalaman awal dalam kehidupan anak sangat jalur sinaptik yang sudah mapan
Pengalaman traumatis juga dapat memicu perubahan yang bertahan lama dalam
sistem neurotransmitter dan endokrin yang memediasi respons stres, dengan efek
yang dicatat di kemudian hari.
Tetapi pengalaman, positif atau negatif, jarang menentukan hasil total.
Sebaliknya, mereka mengubah probabilitas dengan satu atau cara lainnya,
dengan mempengaruhi kemampuan anak untuk merespons secara adaptif
terhadap rangsangan di masa depan. Plastisitas otak berlanjut hingga remaja,
dengan perkembangan lebih lanjut dari korteks prefrontal, yang penting dalam
pengambilan keputusan, perencanaan masa depan, dan kontrol emosional.
(Kliegman et al., 2007). Penelitian Neuroscience menunjukkan bahwa
perkembangan otak selama 5 tahun pertama lebih cepat, intensif dan sensitif
terhadap pengaruh eksternal atau lingkungan. Tahun-tahun pembentukan ini
adalah ketika anak-anak membangun fondasi mereka untuk belajar dan
kesuksesan masa depan. Dengan mengikuti pendidikan usia prasekolah. Kualitas
pengasuh utama (Ibu atau bapak) dapat memiliki dampak penting bagi
pembelajaran anak. Pendidikan prasekolah membantu anak-anak kecil
mengembangkan keterampilan fungsi kognitif, motorik, dan fungsi eksekutif
yang merupakan dasar membangun kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional yang baik.
Lingkungan prasekolah memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi
baik di dalam maupun di luar ruangan, dan yang paling penting adalah dapat
memberikan anak-anak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya

12
dan menstimulasi pertumbuhan / perkembangan sosial dan emosional.Anak usia
prasekolah seringkali dapat membantu mengetahui apakah seorang anak
memiliki kebutuhan dan memberikan kesempatan untuk intervensi dini.
d. Perkembangan Psikososial

Menurut Erik Erikson, tugas perkembangan psikososial pada usia


prasekolah adalah Membangun Rasa Inisiatif Versus Rasa Bersalah, anak usia
prasekolah adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat antusias mempelajari
hal-hal baru. Anak usia prasekolah merasakan suatu perasaan prestasi ketika
berhasil dalam melakukan suatu kegiatan, dan merasa bangga dengan seseorang
yang membantu anak untuk menggunakan inisiatifnya. Anak usia prasekolah
ingin mengembangkan dirinya melebihi kemampuannya, kondisi ini dapat
menyebabkan dirinya merasa bersalah.
Tahap pengembangan hati nurani selesai selama periode prasekolah, dan
tahap ini merupakan dasar untuk tahap perkembangan moral yaitu anak dapat
memahami benar dan salah. Selama tahap perkembangan sebelumnya,
kepercayaan versus ketidakpercayaan, anak-anak hampir sepenuhnya
bergantung pada orang lain untuk perawatan dan keamanan mereka. Selama
tahap inilah anak-anak membangun dasar kepercayaan pada lingkungan
sekitarnya. Namun, ketika mereka maju ke tahap kedua, penting bagi anak-anak
kecil untuk mulai mengembangkan rasa kemandirian dan kontrol pribadi. Ketika
mereka belajar melakukan hal-hal baru untuk diri mereka sendiri, mereka
membangun rasa kontrol atas diri mereka sendiri dan juga kepercayaan dasar
pada kemampuan mereka sendiri. Mendapatkan rasa kendali pribadi terhadap
dunia merupakan sesuatu yang sangat penting pada tahap perkembangan ini.
Anak-anak pada usia ini menjadi semakin mandiri dan ingin mendapatkan
kontrol lebih besar atas apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka
melakukannya (Kyle, 2012).
Pelatihan toilet (Toilet Training) memainkan peran utama; belajar
mengendalikan fungsi tubuh seseorang mengarah pada perasaan kontrol dan rasa
kemandirian. Peristiwa penting lainnya termasuk mendapatkan kontrol lebih
besar atas pemilihan makanan, mainan, dan pakaian. Anak-anak dalam tahap
perkembangan ini sering merasa perlu untuk melakukan hal-hal secara mandiri,
seperti memilih apa yang akan mereka kenakan setiap hari, mengenakan pakaian
mereka sendiri, dan memutuskan apa yang akan mereka makan. Walaupun hal
ini sering membuat orang tua dan pengasuh merasa frustasi, ini merupakan
bagian penting dari pengembangan rasa kontrol diri dan otonomi pribadi.Anak-
anak yang berhasil menyelesaikan tahap ini merasa aman dan percaya diri,
sedangkan mereka yang tidak berhasil dibiarkan dengan rasa tidak mampu dan

13
keraguan diri. Anak-anak yang memiliki kepercayaan pada keterampilan mereka
lebih mungkin untuk berhasil dalam tugas-tugas berikutnya seperti menguasai
keterampilan sosial, akademik, dan lainnya (Cherry, 2019).
Melakukan toilet training memang harus melihat kesiapan anak juga
tidak boleh terlambat dilakukan. Usia 2-3 tahun harus sudah dikenalkan ke
toilet, apa itu BAK dan BAB. Jika sudah lewat dari usia 3 tahun, apalagi ketika
akan memasuki masa sekolah, namun belum diberi toilet training, itu akan
berpengaruh terhadap perkembangan sosial si kecil. Manfaat toilet training
berkaitan dengan kemandirian si kecil. Toilet training juga membuat anak
mengetahui bagian-bagian tubuh serta fungsinya. Pada usia 2-3 tahun,
umumnya anak lebih siap untuk melakukan toilet training. Berikut ini
merupakan cara melatih anak Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar
(BAB) mandiri :”Mengajarkan anak balita untuk BAK (Buang Air Kecil) atau
BAB (Buang Air Besar) secara mandiri atau bahasa yang lebih trendnya yaitu
toilet training itu sebenarnya gampang-gampang susah, tergantung kesabaran
dari orangtua atau si pengasuh anak. Dengan toilet training, balita tidak perlu
memakai diapers atau popok lagi, dan rumah bersih.
Ketika anak-anak memasuki usia prasekolah, mereka memulai tahap
ketiga perkembangan psikososial yang berpusat pada inisiatif versus rasa
bersalah. Jika mereka telah berhasil menyelesaikan dua tahap sebelumnya, anak-
anak sekarang memiliki perasaan bahwa dunia dapat dipercaya dan bahwa
mereka dapat bertindak secara mandiri. Sekarang penting bagi anak-anak untuk
belajar bahwa mereka dapat mengerahkan kekuatan atas diri mereka sendiri dan
dunia. Mereka perlu mencoba berbagai hal sendiri dan mengeksplorasi
kemampuan mereka sendiri. Anak-anak perlu mulai menegaskan kontrol dan
kekuasaan atas lingkungan dengan mengambil inisiatif dengan merencanakan
kegiatan, menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan. Selama tahap ini,
penting bagi pengasuh untuk mendorong penjelajahan dan membantu anak-anak
membuat pilihan yang tepat.
Orang tua dan orang dewasa lainnya mungkin ingin membimbing anak-
anak dengan teman-temannya, kegiatan, atau pilihan tertentu, tetapi anak-anak
mungkin menolak dan bersikeras membuat pilihan mereka sendiri. Meskipun hal
ini dapat menyebabkan beberapa pertentangan dengan keinginan orang tua pada
waktu-waktu tertentu, penting untuk memberi anak-anak kesempatan untuk
membuat pilihan seperti itu. Namun, penting agar orang tua terus menegakkan
batasan yang aman dan mendorong anak-anak untuk membuat pilihan yang baik
melalui pemberian teladan dan memberikan apresiasi.Permainan dan imajinasi
berperan penting pada tahap ini. Anak-anak memiliki rasa inisiatif yang

14
diperkuat dengan diberi kebebasan dan dorongan untuk bermain. Ketika upaya
untuk terlibat dalam mulai merasa bahwa upaya yang diprakarsai sendiri adalah
sumber rasa malu. Anak-anak yang terlalu diarahkan oleh orang dewasa akan
berusaha untuk mengembangkan rasa inisiatif dan kepercayaan pada
kemampuan mereka sendiri.7
e. Perkembangan Kognitif
Piaget anak usia prasekolah berada di tahap praoperasi. Pemikiran pra
operasi mendominasi selama tahap ini dan didasarkan pada pemahaman dunia
yang mementingkan diri sendiri. Pada fase prakonseptual pra operasi berpikir,
anak tetap egosentris dan mampu mendekati masalah hanya dari satu sudut
pandang. Anak usia prasekolah muda memahami konsep penghitungan dan
mulai terlibat dalam permainan fantasi atau khayalan. Mereka percaya bahwa
pikirannya sangat kuat, fantasi yang dialami melalui pemikiran magis
memungkinkan anak-anak prasekolah untuk membuat ruang di dunianya yang
nyata. Melalui khayalan dan pemikiran magis, anak usia prasekolah memuaskan
rasa ingin tahu mereka tentang perbedaan di dunia sekitar mereka.
Anak usia prasekolah juga sering memiliki teman khayalan. Teman ini
berfungsi sebagai cara kreatif bagi anak usia prasekolah untuk mencontoh
berbagai kegiatan dan perilaku serta praktik keterampilan berbicara. Terlepas
dari imajinasi ini, namun anak usia prasekolah dapat
Anak-anak prasekolah mulai membentuk pemahaman baru, saat mereka
memperluas pengalaman mereka dengan dunia di sekitarnya. Anak usia
prasekolah sangat ingin belajar, dan cara terbaik bagi mereka untuk belajar pada
usia ini adalah melalui permainan. Berikut adalah beberapa contoh untuk
membantu siswa meningkatkan keterampilan kognitif mereka.
1. Permainan Pencocokan Memori Permainan pencocokan memori atau permainan
kartu sederhana memungkinkan anak usia prasekolah bekerja secara intelektual
melalui masalah untuk menemukan jawaban atau solusi. Ada ratusan aktivitas
pencocokan memori untuk dipilih, tetapi tidak peduli yang mana yang Anda
pilih, semuanya melibatkan pengembangan keterampilan yang sama
2. Teka-TekiTeka-teki memberi anak-anak peluang untuk mengasah keterampilan
memecahkan masalah, saat mereka memikirkan bagian mana yang cocok atau
tidak. Permainan ini melatih anak usia prasekolah untuk menyelesaikan masalah
dan berpikir dengan cara yang lebih logis.Karena hanya ada satu cara untuk
memecahkan teka-teki (sepotong cocok atau tidak), permainan ini juga

7
Suyanto. Suyanto. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketegagasan Perguruan Tinggi. 2005

15
mengajarkan anak bagaimana menjadi pribadi yang lebih sabar. Sebagai seorang
pendidik atau pengasuh, berikanlah perhatian ekstra dan dorong anak-anak untuk
terus mencari bagian yang tepat jika mereka mulai tidak sabar.
3. Sortifikasi Dan KlasifikasiPengkategorian memainkan peran besar dalam
perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Melalui sortasi, anak-anak mulai
memahami bahwa hal-hal tertentu memiliki persamaan dan perbedaan. Jenis
pemikiran logis ini membentuk dasar untuk konsep matematika masa depan dan
bahkan tugas sehari-hari. Pilih aktivitas yang mendorong menyortir mainan
berdasarkan warna, jenis atau ukuran.
4. PengurutanAnak usia prasekolah biasanya menggunakan rutinitas mereka
sendiri untuk memahami peristiwa dan mengingat urutan. Mereka
5. memahami waktu secara umum (misalnya, “kemarin” bisa berarti sesuatu yang
terjadi kapan saja di masa lalu), tetapi dapat bekerja pada keterampilan urutan
mereka untuk mengembangkan rasa waktu yang lebih baik. Misalnya, Anda bisa
meminta anak usia prasekolah untuk menggambar urutan rutinitas pagi Anda
dengan urutan yang benar. Sebagai seorang pendidik, ingatlah untuk
menekankan urutan kata-kata seperti, pertama, mulai, selesai, berikutnya,
terakhir, lalu, sebelum, setelah, dll. Sehingga mereka menjadi bagian dari
kosakata anak prasekolah.Anak-anak prasekolah biasanya menggunakan
rutinitas mereka sendiri untuk memahami peristiwa dan mengingat urutan..’
6. memperingatkan atau mengancam berkembang saat usia prasekolah tahap
prakonvensional, yang ditandai dengan orientasi hukuman-dan-kepatuhan. Anak
usia prasekolah mereka tunduk pada kekuasaan (orang dewasa). Standar moral
anak adalah standar orang tua mereka atau orang dewasa lain yang memengaruhi
mereka, belum tentu milik mereka sendiri. Anak usia prasekolah mematuhi
standar-standar itu untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman. Sejak
usia prasekolah anak menghadapi tugas psikososial inisiatif versus rasa bersalah,
wajar bagi anak untuk mengalami rasa bersalah ketika terjadi kesalahan. Anak
itu mungkin memiliki keyakinan kuat bahwa jika seseorang sakit atau sekarat,
maka hal itu karena kesalahan dan penyakit atau kematian itu adalah hukuman .
Seiring perkembangan moral anak, ia belajar bagaimana menghadapi perasaan
marah. Terkadang cara yang dipilih anak untuk menghadapi perasaan itu
mungkin tidak pantas, seperti berkelahi dan menggigit. Anak usia prasekolah
sangat sering berimajinasi dan berfantasi . Anak usia prasekolah juga
menggunakan pengalaman hidup mereka yang terbatas untuk membuat
merasakan dan membantu mereka mengatasi krisis. Mereka perlu mempelajari
batasan perilaku yang dapat diterima secara sosial dan juga mempelajari imbalan
sopan santun
7. Anak akan mengembangkan rasa moralitas, prinsip-prinsip yang mempengaruhi
cara ia memperlakukan orang lain dan bagaimana ia memandang keadilan.

16
Keyakinan inti, temperamen, dan pengalaman hidupnya hanyalah beberapa hal
yang akan memengaruhi moralitasnya. Setiap hari, anak usia prasekolah
dikelilingi oleh teman-teman dan situasi yang akan memandu perkembangan
moralnya, diantaranya adalah teman bermain di sekolahnya atau alur cerita di
acara TV favorit akan membentuk pandangan anak.
8. Ketika anak Anda sering melanggar kode moral yang sudah Anda tetapkan,
kondisi ini merupakan kesempatan untuk membantunya untuk belajar. Strategi
disiplin yang Anda gunakan, dikombinasikan dengan strategi proaktif yang
Anda gunakan untuk mengajarnya hal yang benar dan salah, akan memandu
perkembangan moral anak usia prasekolah.8
f. Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar
Membutuhkan gerakan seluruh tubuh dan yang melibatkan otot-otot besar
untuk melakukan fungsi sehari-hari, seperti berdiri dan berjalan, berlari dan
melompat, dan duduk tegak di meja. Keterampilan koordinasi mata-tangan seperti
keterampilan bola (melempar, menangkap, menendang) serta mengendarai sepeda
atau skuter dan berenang).
g. Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah (3-4 Tahun )
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan dasar
seperti sedih, bahagia, marah dan bersemangat
2) Anak mampu merasa menyesal dan mengerti dia harus meminta maaf ketika
dia telah melakukan kesalahan - meskipun Anda mungkin perlu memberikan
banyak pengingat.
3) Anak merasa murah hati dan menunjukkan bahwa dia memahami bahwa dalam
hidup kita harus saling berbagi dengan orang lain tetapi jangan berharap dia
berbagi sepanjang waktu.
h. Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah (4-5 Tahun )
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang
lebih kompleks seperti frustrasi/Kegagalan, jengkel dan malu
2) Anak mampu menyembunyikan kebenaran tentang sesuatu, jika dia merasa
bersalah, malu atau takut.
3) Anak mampu lebih baik dalam mengelola emosi yang kuat seperti kemarahan,
frustrasi dan kekecewaan, dan memiliki lebih sedikit amarah.
i. Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah (5 Tahun )

8
John w. Santrock , Life span Development. Brown & Benchmark. USA.1997

17
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang
kompleks seperti rasa bersalah dan kecemburuan
2) Anak menjadi lebih sadar akan perasaannya terhadap orang lain dan
menindaklanjutinya, misalnya anak Anda mungkin baik kepada teman dan
keluarga dan ingin lebih membantu Anda
3) Anak akan berusaha sungguh-sungguh untuk mengikuti aturan agar terhindar
dari masalah (State Government of Victoria, 2018

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah disusun oleh kelompok 9 mengenai ciri-ciri
tumbuh kembang serta aspek perkembangan dan pertumbuhan anak, maka dapat
disimpulkan bahwasanya Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuhyang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan
hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan
penting dalam kehidupan manusia yang utuh
Pertumbuhan (growth) ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau keseluruhan. Bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan
mempergunakan satuan panjang dan berat
Ciri-ciri dari tumbuh kembang AUD adalah perkembangan menimbulkan
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan pada tahp awal menentukan
perkembangan selanjutnya, pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda, perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak adalah pertumbuhan
fisik, intelektual, emosi, social, bahasa, bakat khusus serta sikap, nilai dan moral.
B. Saran

Dari makalah yang telah disusun oleh kelompok 9 kiranya dapat


menambah wawasan bagi pembaca dan kami juga mengharapkan agar pembaca
dapat memahami materi yang telah kami sajikan dengan baik dan benar, apabila
ada kesalahan baik dalam tata cara penulisan maupun lainnya kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memotivasi agar dapat memberikan
semangat bagi pembuatan makalah selanjutnya dan bagi orang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
Hayati Nur .2015.belajar psikologi aspek-aspek tumbuh kembang.Al Azhar Syifa
Limbong, Mesta. 2020. Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: UKI
Press. Hal 9
Santoso, Sugeng. Dasar-dasar Pendidikan Taman kanak-kanak , UT.1998
Santrock , John w. Life span Development. Brown & Benchmark. USA.1997
Suyanto. Suyanto. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketegagasan Perguruan
Tinggi. 2005
Wahyuni, Candra. 2018. Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun.
Kediri: Strada Press. Hal 5

20

Anda mungkin juga menyukai