Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PANDANGAN FILSUF PAUD

DOSEN PENGAMPU
WAN NOVA LISTIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK SATU
 Siti Syaharani Humaira = 1223151025
 Glory Nadine Priscila Silalahi = 1223151035
 Dina Luthfiyyah = 1223151036
 Overina Gloria Lumban Gaol = 1223151029
 Shyndy Monika Sianturi = 1223151032
 Theresia Elizasabet Sianturi = 1223151028

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI PSIKOLOGI BIMBINGAN DAN KONSELING
2022/2023
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.......................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Pandangan Pestalozzi..........................................................................3

B. Pandangan Maria Montessori.............................................................3

C. Pandangan Froebel..............................................................................4

D. Pandangan J.J. Rousseau.....................................................................4

E. Pandangan Konstruktivis....................................................................4

F. Pandangan Ki Hadjar Dewantara........................................................5

BAB III PENUTUPAN......................................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................9

B. Saran...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Selama masa inilah anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap
melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai
lingkungannya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Pestalozzi Tentang PAUD?
2. Bagaimana pandangan Maria Montessori Tentang PAUD ?
3. Bagaimana pandangan Froebel Tentang PAUD ?
4. Bagaimana pandangan J.J. Rousseau Tentang PAUD ?
5. Bagaimana pandangan Konstruktivis Tentang PAUD ?
6. Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara Tentang PAUD ?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pandangan Pestalozzi Tentang PAUD
2. Untuk Mengetahui pandangan Maria Montessori Tentang PAUD
3. Untuk Mengetahui pandangan Froebel Tentang PAUD
4. Untuk Mengetahui pandangan J.J. Rousseau Tentang PAUD
5. Untuk Mengetahui pandangan Konstruktivis Tentang PAUD
6. Untuk Mengetahui pandangan Ki Hadjar Dewantara Tentang PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
A. PANDANGAN PESTALOZZI
Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan Swiss yang
hidup antara 1746-1827. Pestalozzi adalah seorang tokoh yang memiliki
pengaruh cukup besar dalam dunia pendidikan. Pestalozzi berpandangan
bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik. Pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa masing-masing
tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah tercapai
dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap berikutnya. Permasalahan yang
muncul dalam suatu tahap perkembangan akan menjadi hambatan bagi
individu tersebut dalam menyelesaikan tugas perkembangannya dan hal ini
akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada tahap berikutnya.

B. PANDANGAN MARIA MONTESSORI


Maria Montessori hidup sekitar tahun 1870-1952. Ia adalah seorang dokter
dan ahli tentang manusia yang berasal Italia. Pemikiran-pemikiran serta
metode yang dikembangkannya masih populer di seluruh dunia.
Pandangan Montessori tentang anak tidak terlepas dari pengaruh pemikiran
ahli yang lain yaitu Rousseau dan Pestalozzi yang menekankan pada
pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Montessori memandang
perkembangan anak usia prasekolah/ TK sebagai suatu proses yang
berkesinambungan. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri
yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan
pengarahan diri. Menurut Montessori, persepsi anak tentang dunia merupakan
dasar dari ilmu pengetahuan. Untuk itu ia merancang sejumlah materi yang
memungkinkan indera seorang anak dikembangkan. Dengan menggunakan

3
4

materi untuk mengoreksi diri, anak menjadi sadar terhadap berbagai macam
rangsangan yang kemudian disusun dalam pikirannya.

C. PANDANGAN FROEBEL
Froebel yang bernama lengkap Friendrich Wilheim August Froebel, lahir di
Jerman pada tahun 1782 dan wafat pada tahun 1852. Pandangannya tentang
anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi serta para filsuf Yunani.
Froebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik.
Sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang
dimiliki oleh anak tersebut. Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh
anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak
memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan
dikembangkan.

D. PANDANGAN J.J. ROUSSEAU


Jean Jacques Rousseau yang hidup antara tahun 1712 sampai dengan tahun
1778, dilahirkan di Geneva, Swiss, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan
di Perancis. Rousseau menyarankan konsep “kembali ke alam”
dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau
pendekatan alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal, tanpa
hambatan. Menurutnya pula bahwa pendidikan yang bersifat
alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya kualitas semacam
kebahagiaan, spontanitas dan rasa ingin tahu.

E. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS
Pandangan konstruktivis dimotori oleh dua orang ahli psikilogi yaitu Jean
Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai
asumsi bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Anak
mengkonstruksi/membangun pengetahuannya berdasarkan pengalamannya.
Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangunnya sendiri
5

secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan.


Menurut paham ini anak bukanlah individu yang bersifat pasif, yang hanya
menerima pengetahuannya dari orang lain. Anak adalah makhluk belajar yang
aktif yang dapat mengkreasi/mencipta dan membangun pengetahuannya
sendiri.

F. PANDANGAN KI HADJAR DEWANTARA


Nama aslinya adalah Suwardi Suryaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1899.
Ki Hadjar memandang anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan
masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya
sendiri. Akan tetapi kemerdekaan itu juga sangat relatif karena dibatasi oleh
hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain. Anak memiliki hak untuk
menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak patut
diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri
atau dipaksa. Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak
menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan. Hal
tersebut merupakan cerminan dari semboyan “tut wuri handayani”.
Ki Hadjar juga berpandangan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan
yang berfaedah lahir dan batin, serta dapat memerdekakan diri. Kemerdekaan
itu hendaknya diterapkan pada cara berfikir anak yaitu agar anak tidak selalu
diperintahkan atau dicekoki dengan buah pikiran orang lain saja tetapi mereka
harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri berbagai nilai
pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan
kemampuannya sendiri
6

BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Istilah pendidikan anak usia dini telah dilaksanakan jauh sebelum
Indonesai merdeka, Pada saat itu masih menggunakan istilah pendidikan
prasekolah, namun pada pelaksanaannya mengacu kepada rentang usia
tertentu yaitu anak yang berusia di bawah 7 tahun. Pendidikan anak usia terus
dikembangkan sampai sekarang dengan istilah PAUD.

Pendidikan anak usia dini berdiri kokoh sejak di keluarkan Undang-


Undang No 20 Tahun 2003 tentang pendidikan Nasional yang menyatakan
bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

B. SARAN
Kami berharap setelah penjelasan dan membaca materi ini kita dapat
lebih memahami tentang bagaimana pandangan para filsuf tentang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kami juga menyadari bahwa masih ada
kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari para
pembaca untuk membantu penyempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, O., Hasbi, I., Setiawati, E., Supeningsih, S., Lestariningrum, A.,
Suyatno, A., ... & Sidik, N. A. H. (2021). Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai