Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

DOSEN PENGAMPU:
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
ARMITASARI S.Pd, M.Pd
KELOMPOK TIGA
RIWAYATI OCTARIA PAKPAHAN 1223151060
SYAKIRA NAZLA SIMBOLON 1223151062
SITI SYAHARANI HUMAIRA 1223151025
THERESIA ELIZASABET SIANTURI 1223151028

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah kelompok tiga dapat diselesaikan.
Makalah ini sebagai tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Ibu Armitasari S.Pd, M.Pd. yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, serta pihak-pihak yang
telah membantu dan rekan keelompok tiga.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan bagi kita semua. Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Jika terdapat kesalahan pada penulisan nama, gelar, penggunaan Bahasa, penulisan
kata, ataupun penggunaan tanda baca maka dari itu kami memohon maaf atas kesalahan pada
penulisan tersebut. Oleh sebab itu saya berharap jika adanya kritik, saran, dan usulan dari
pembaca yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.

Medan, Seeptember 2022

Kelompok Tiga
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)..................................6
2.2 Jenis Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)..................................................6
A. Format Klasikal dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK).........................6
B. Format Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling (BK).....................................7
C. Format Individual dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)......................8
D. Format Lapangan dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK).......................9
E. Format Jarak Jauh dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)....................10
F. Format Kolaboratif dalam Kegiatan Bimbinngan dan Konseling (BK)................10
2.3 Studi Kasus.....................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk
melakukan menyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan mesyarakat.
(Miller, 1961)

Konseling memiliki pengertian yang sama dengan bimbingan. Bedanya konseling lebih
bersifat individual dan professional antara konselor yang terlatih dengan klien. untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya.

Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pemahaman,


pencegahan, perbaikan, dan pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. Pelayanan
bimbign dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan Pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik mencapai perkembangan
diri yang optimal mandiri, dan mampu mengendalikan diri serta sukses dalam kehidupannya.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi
individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif,
pengembangan lingkungan dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam
lingkungannya. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan
semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan)
atauketentuan dari atas, tetapi yang lebih penting adalah menyangkut mengenai upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar format kegiatan bimbingan dan konseling (BK)?
2. Ada berapakah jenis format kegiatan yang diberikan oleh bimbingan dan konseling?
3. Apa itu format klasikal?
4. Apa itu format kelompok?
5. Bagaimana konsep format individual?
6. Bagaimana layanan format lapangan?
7. Bagaimana system kinerja format jarak jauh?
8. Seperti apa pendekatan dengan format kolaboratif?

1.3 Tujuan
1. Mengatahui bagaimana konsep dasar pada format kegiatan bimbingan dan konseling
dapat berjalan dengan sesuai.
2. Menegetahui ada berapa format kegiatan atau layanan yang diberikan oleh BK.
3. Mengetahui makna format klasikal.
4. Mengetahui makna format kelompok.
5. Mengerti konsep format individual BK
6. Memahami bentuk layanan yang diberikan dari format lapangan.
7. Mengerti system kinerja atau bentuk jalannya format jarak jauh.
8. Paham benuk pendekatan dengan format kolaboratif.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian.
Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang besifat pemahaman,
pencegahan, perbaikan, dan pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. Pelayanan
bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan
tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan Pendidikan Nasional, dan
khususnya membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, dan
mampu mengendalikan diri, serta sukses dalam kehidupannya.

Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh program


yang dirancang oleh konselor. Program ini dirancang oleh konselor dalam bentuk format
kegiatan bimbingan dan konseling. Format ini dibuat dalam berbagai bentuk yang
mempunyai fungsi yang berbeda, baik itu pelaksanaan, Langkah-langkah dan serta tujuan
dari bentuk format kegiatan bimbingan dan konseling.

2.2 Jenis Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)


Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam berbagai format
kegiatan layanan. Adapun format tersebut yaitu :

A. Format Klasikal dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Bimbingan klasikal merupakan bagian dari komponen pelayanan bimbingan atau


pelayanan dasar, yang mana bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai suatu layanan
bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing di dalam kelas (Rahman, 2008). Dalam kegiatan
ini pembimbing menyampaikan berbagai materi bimbingan melalui berbagai pendekatan dan
teknik yang dimaksudkan untuk membelajarkan pengetahuan atau keterampilan kepada
peserta didik, sehingga peserta didik dapat menggunakannya untuk mencapai perkembangan
yang optimal dalam bidang akademik, pribadi-sosial, dan karier.  

Atas dasar inilah maka bimbingan klasikal juga didefinisikan sebagai pembelajaran
tentang perkembangan secara terstruktur dan sistematis yang dirancang untuk membantu
siswa mencapai kompetensi perkembangan yang diharapkan sesuai dengan taraf
perkembangan yang sedang dialami, karena sifatnya yang terstruktur dan sistematis, maka
kegiatan bimbingan dapat dan seharusnya berisikan materi kegiatan yang telah diprogramkan
terlebih dahulu secara jelas, baik dalam bentuk program besar (tahunan atau semesteran) dan
program kecil atau detail dalam bentuk satuan kegiatan (RPBK). Layanan bimbingan klasikal
memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya, yaitu:

 Menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya


perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan tercapainya
kemandirian peserta didik.
 Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling
yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier serta aspek-aspek perkembangan
siswa.
 Tugas guru bimbingan dan konseling menyelenggarakan untuk memandirikan peserta
didik atau konseli.
 Bimbingan klasikal dilakukan melalui langkah-langkah tertentu.

Untuk itu, guru BK perlu menyiapkan perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran


kontekstual dalam layanan informasi format klasikal. Bentuk persiapan guru BK antara lain
yaitu penyiapan RPL, yang di dalamnya memuat media, teknik, materi, dan sebagainya.
Selain itu, guru BK juga perlu melaksanakan evaluasi, baik tertulis maupun lisan. Hal ini
terkait dengan komponen yang ada dalam pembelajaran kontekstual, sehingga masing-masing
komponen perlu terlaksana dengan baik. 

B. Format Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok tersebut.
Misalnya seorang konselor mengarahkan atau membimbing klien dalam sejumlah kelompok,
yang ketika ada permasalahan di waktu itu maka diselesaikan melalui secara kelompok, yang
dibantu oleh seorang konselor yang sudah profesional. Prayitno (2008: 61) menyatakan
bahwa "Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan
bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan
kepada individu melalui kelompok". Tujuan konseling kelompok meliputi:

 Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.


 Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
 Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.

Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut
disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok,
yaitu:

 Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam


rentangan penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh pemimpin kelompok maupun
anggota kelompok yang lainnya.
 Pemimpin kelompok, adalah seorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan
konseling kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau
psikolog yang profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
 Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelompok adalah sama.
 Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses
kelompok dan perasaan kelompok.
 Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa di nomor duakan.
 Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-
masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.
 Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.
 Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling
kelompok.
 Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

C. Format Individual dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan individual adalah suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani klien secara perorangan. Dalam format individual ini, seorang konselor hanya
menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut.  
Hal ini dikarenakan dengan format layanan individual inilah seorang konselor bisa
memberikan masukan-masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien tersebut
bisa mandiri. Format layanan individual ini akan diaplikasikan ke dalam layanan perorangan,
yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya diperlukan dengan cara bertatap
muka antara konselor dan klien. Oleh sebab itu, di sinilah perlu adanya pemahaman konselor
tentang pemahaman individu kliennya, yang mana pemahaman individu merupakan awal dari
kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit
bagi guru pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah
bantuan dalam rangka pengembangan pribadi. Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari
seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut:

 Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.
 Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
 Kapasitas atau kecakapan pribadi.
 Sikap dan minat.
 Watak dan temperamen.
 Cita-cita sekolah dan pekerjaan.
 Aktivitas sosial.
 Hobi dan pengisian waktu luang.
 Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
 Latar belakang keluarga siswa.

D. Format Lapangan dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan kliennya melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. Misalnya, seorang
konselor itu harus berperan penting dalam mengarahkan dan membina kliennya untuk
membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi kliennya, ketika kliennya itu berada
di luar kelas atau di luar ruangan, konselor bisa menjumpai kliennya di lapangan mana saja,
supaya masalah klien tersebut bisa diketahui dan diselesaikan (Ernawati, 2020). 

Dalam hal ini, kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan dengan cara
Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah, yang disebut dengan istilah
PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan,
keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut. Oleh sebab itu, di sinilah konselor atau
guru bisa memberikan bimbingan dan konselingnya pada siswa atau kliennya tersebut.
Manfaat PLBK Luar Sekolah bagi siswa tersebut adalah untuk dapat mencegah dan
mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam bersosialisasi dengan siapa pun.
E. Format Jarak Jauh dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)

Format kegiatan jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.
Pada saat sekarang, alat elektronik merupakan peminat terbanyak di seluruh dunia dan
mengalahkan surat sebagai alat kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling, dan yang sering
kita pakai sebagai alat elektronik penghubung dalam berkomunikasi adalah, seperti internet
dan telepon genggam. Internet merupakan hal yang sangat dinikmati oleh orang dewasa,
orang yang berusia lanjut, remaja, dan termasuk anak-anak. Salah satu layanan format
kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling sebagai alat komunikasi antara konselor dengan
konseli adalah sebagai berikut:

 Layanan bimbingan dan konseling berbasis video conference. Video conference atau


konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference.
Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu
video=video, conference=konferensi, maka video conference adalah konferensi video
yang mana data yang ditransmisikan dalam bentuk video atau audio visual.
Video conference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video
sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda.
 Layanan bimbingan dan konseling berbasis telepon. Pada prinsipnya, kita hidup
dalam dunia yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di
telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri
sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon juga merupakan pelayanan
komunikasi yang sangat bagus dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, yang
merupakan suatu cara inovatif dalam mendukung suatu kegiatan layanan jarak jauh.

F. Format Kolaboratif dalam Kegiatan Bimbinngan dan Konseling (BK)

Format kegiatan pendekatan khusus atau kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada
peserta didik tersebut. Kolaboratif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama dengan
kolaborasi. Jadi kolaborasi adalah suatu bentuk kerja sama, atau kompromi beberapa elemen
yang terkait baik individu, lembaga yang terkait di dalamnya. 

2.3 Studi Kasus


1) Sekolah cahaya insani mengadakan acara porseni untuk menyambut tujuh belasan,
namun terjadi selisih paham antara panitia bagian futsal dan bagian basket karna
jadwal pemakaian lapangan yang bertabrakan.
2) Seorang siswa SMA yang duduk di kelas tiga atau tahun terakhir SMA mengalami
masalah dengan menurunnya nilai pada semua pelajarannya, padahal sebelumnya
siswa tersebut adalah murid yang pintar. Siswa tersebut juga sering marah-marah
kepada temannya.
3) Tulus Yeremia adalah siswa kelas X SMAN 1 Padang Sidempuan, Tulus merupakan
salah satu murid baru di jurusan IPA, selama proses pembelajaran yang diikuti oleh
Tulus dia tidak mempunyai semangat dalam belajar dan sangat malas mengikuti
segala kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran di kelas karena dia tidak
menyukai jurusan IPS, dia terpaksa memilih jurusan IPA karena keinginan
orangtuanya. Tulus menganggap orangtua nya sangat mengekangnya dalam dunia
Pendidikan yang tidak dia gemari.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
klien dalam satu kelas, sedangkan Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui
dinamika kelompok tersebut, sedangkan Format kegiatan individual Yaitu suatu format
kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien secara perorangan, sedangkan
Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan, sedangkan Format
kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik,
dan sedangkan Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang
bermanfaat kepada peserta didik tersebut.
3.2 Saran

Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat
penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam
memberikan pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat memberikan saran
kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai
seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap
selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang
luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan
bimbingan dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, R. (2020). Buku Materi Pembelajaran Profesionalisasi BK.

Hart, P., & Gray, M. J. (1992). From gatekeeper to advocate: Transforming The Role of The
School Counselor. College Board.

Handaka, I. B., & Maulana, C. (2017). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Implementasi Gerakan Literasi Nasional. In Prosiding Seminar Bimbingan dan
Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 227-237).

Prayitno. (2008). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pekanbaru: Suska Press.

Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi


Pustaka. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 4(2), 39-42.

Rahman, F. (2008). Penyusunan Program BK di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.

Santoso, Djoko Budi. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang: Gramedia
Widia Sarana Indonesia.
Prayitno. 2008. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai