Disusun Oleh:
NIM : 2020620016
Zamroni Aza
NIM ; 2020620025
Novita Dianatus Zahroh
NIM : 2020620031
Mosdalifah
NIM :2020620032
UNIVERSITAS MADURA
2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puja dan puji syukur hanya pantas kita
haturkan kehadirat tuhan yang maha esa, Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini meski
jauh dari tahap kesempurnaan.
Sholawat dan salam semoga tetap tertujukan kepada sang revolusioner sejati
yang telah mengubah alam kebodohan dengan alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, yaitu Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Syukran jaziila kami ucapkan kepada Dra. Sri Harini, M.M. dosen pengampu
dalam mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan pengarahan serta
kesempatan kepada kami untuk bisa membuat makalah ini, dan semua kalangan yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sumbagan buah fikiran teman-
teman sangat kami hargai. Saya menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan
karena minimya pengetahuan yang saya miliki dan kurangnya refrensi dari saya. Dan
semuga dengan seiringnya Ridho Allah SWT. Makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi amal sholih bagi kita semua. Amiin yaa robbal ‘Alamiin.
…………………………
….
i
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat di bangku sekolah, tentu kita semua tak asing dengan istilah bimbingan
konseling. Sejak di bangku sekolah, praktik bimbingan konseling menjadi hal yang
penting bagi siswa dan juga sekolah.
Hal ini karena didapati pengertian bahwa kelak pengertian bimbingan konseling
ini cakupannya luas, selain dapat berperan besar dalam menjadi agen kebaikan.
Bimbingan konseling ini mengacu pada tujuan agar terwujudnya perilaku yang
baik kepada para pemuda atau siswa yang didapat dari guru bimbingan
konselingnya agar mereka memiliki kepribadian yang baik untuk masa depan.
Tugas guru pada pengertian bimbingan konseling ini adalah untuk memoles
kepribadian mereka.
1
konseling lebih ke pemahaman karakter dari siswa serta menyelesaikan masalah
yang dialami siswa sehingga dapat mencapai tujian pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Bibingan dan Konseling ?
2. Apa saja Konsep dasar bibingan dan konseling ?
3. Bagaimana Peran guru bidang studi dalam program bibingan dan konseling
disekolah ?
4. Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Bimbingan dan Konseling ?
5. Apa saja Manfaat dan Tujuan diadakanya bimbingan konseling disekolah ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui konsep dasar bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam program bimbingan dan
konseling disekolah.
4. Untuk Mengetahui Mekanisme Pengelolaan Bimbingan dan Konseling
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat bimbingan konseling disekolah.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bimbingan
Pengertian bimbingan konseling atau yang kemudian disingkat (BK) yaitu
serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan seorang ahli pada konseling
dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan
memberikan pengetahuan tambahan.`
3
memberi fasilitas pengembangan konseli agar mencapai kemandirian dan mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Pengertian bimbingan konseling ini berasal dari dua kata, yaitu bimbingan
dan konseling. Bimbingan dalam pengertian bimbingan konseling ini memiliki
banyak makna menurut para ahli.
a. Abu Ahmadi (1991): Abu Ahmadi berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan
yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang
dimilikinya mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami
diri, memahami lingkungan, dan mengatasi hambatan guna menentukan rencana
masa depan yang lebih baik.
b. Priyatno dan Erman Amti (2004): Menurut mereka, bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri.
Mereka juga diharap dapat mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
4
Konseli juga diharapkan mampu bersikap konstruktif terhadap tuntutan
norma kehidupan baik secara agama maupun budaya sehingga dapat mencapai
kehidupan yang lebih bermakna baik secara personal maupun sosial.
2. Pengertian Konseling
Sementara itu, pengertian konseling di dalam pengertian bimbingan
konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
orang yaitu konselor dan konseli, melalui hubungan dengan mengembangkan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya dan dapat menyediakan situasi
belajar.
Dalam hal ini, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya sendiri
dengan keadaan sekarang, dan mungkin keadaannya di masa mendatang yang dapat
ia ciptakan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat.
5
bimbingan konseling menurut pendapatnya masing-masing. Berikut ini merupakan
pengertian bimbingan konseling menurut para ahli.
6
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
dan perencanaan karier.
7
bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan
Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling
8
menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program
pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis
atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
Sebelum kita melanjut lebih jauh ada kalanya kita mengetahui terlebih dahulu apa
itu Bimbingan dan Konseling, Bimbingan adalah proses dan pemberian bantuan, atau
lebih luasnya lagi proses bantuan terhadap individu untuk mencapaian pemehaman
diri dan dapat menyesuaikan diri terhadap keluarga, sekolah, serta masyarakat.
Adapula pengertian dari Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Selain kita mengtahui pengertian dari Bimbingan Dan Konseling, ada baiknya kita
mengetahui fungsi dari Bimbingan dan Konseling yaitu,
9
Fungsi pengentasan : dapat diatasinya permasalahan yang
dihadai peserta didik.
Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan : terhadap potensi dan kondisi
positif siswa, serta berkelanjutan.
Fungsi Advokasi : memberikan pembelaan terhadap hak-hak
atau kepentingan siswa yang kurang mendapat perhatian.
Setelah kita mengetahui beberapa fungsi dari Bimbingan dan Konseling berikut
merupakan bidang layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan belajar
Bimbingan pribadi
Bimbingan karir
Bimbingan social
C. Peran guru bidang studi dalam program bibingan dan konseling disekolah
Jika dilihat dari posisinya sebagai pelaksana proses pembelajaran, guru merupakan
personil sekolah yang mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa,
sehingga dalam bimbingan dan konseling, guru merupakan mitra utama dalam
mendapatkan informasi mengenai siswa yang akan sangat membantu guru bimbingan
dan konseling dalam melaksanakan layanan.
Seperti menurut Afifuddin (2010:192) rincian peran,tugas dan tanggung jawab guru-
guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/ konselor mengidentifikkasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan kosneling, serta mengumpulkan data
tentang siswa-siswa tersebut
10
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan kasus dari guru pembimbing/konseling, yaitu siswa
yang menurut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan
pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan,program
pengayaan)
5. Membantu mengmbangkan suasana kelas, hubungan suru siswa dann hubungan
antar siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksud itu
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan maslah siswa, seperti
konferensi kasus
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Mugiarso (2010:116) merinci beberapa peranan guru mata pelajaran dalam
penyelanggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah berikut:
1. Guru sebagai informator Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan
sebagai informator, terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru
bimbingan dan konseling atau konselor dalam memasyarakatkan layanan
bimbingan dan konseling kapada siswa pada umumnya.
2. Guru sebagai fasilitator Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama
ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik itu yang bersifat preventif
ataupun kuratif. dibandingkan guru bimbingan dan konseling, guru lebih
memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata
pelajaran yang diajarnya. maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar,
guru dapat merancang program perbaikan (remedial teaching) dengan
mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dialami dan menyesuaian dengan
11
gaya belajar siswa. sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru dapat
memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment).
3. Guru sebagai mediator Dalam kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan
langsung dengan siswa, guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa
dengan guru bimbingan dan konseling hal itu tampak misalnya pada saat
seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang memerlukan
bimbingan dan konseling kepada guru bimbingan dan konseling atau konselor
sekolah.
4. Guru sebagai motivator Guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa
dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling,
misalnya pada saat siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas.
5. Guru sebagai kolaborator Sebagai mitra seprofesi yakni sama-sama sebagai
tenaga pendidik di sekolah, guru dapat berperanan sebagai kolaborator
konselor di sekolah.
Berdasarkan batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru mata
pelajaran dalam bimbingan dan konseling tidak hanya ketika di dalam kelas, tetapi
juga di luar kelas. Peran guru mata pelajaran di dalam kelas lebih bersifat upaya
bimbingan guna mendukung proses belajar mengajar di dalam kelas baik dalam
bidang belajar, karier, pribadi, maupun sosial termasuk mengadakan kegiatan
diagnostik kesulitan belajar.
Sedangkan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling di luar kelas
yaitu dengan mengadakan pengajaran perbaikan (Remidial Teaching), pengayaan,
home visit dan menyelenggarakan kelompok belajar yang keseluruhan peran tersebut
akan mendukung dan membantu guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling.
12
D. Mekanisme Pengelolaan Bimbingan dan Konseling
Secara sistematis, mekanisme pengelolaan layanan bimbingan dan konseling ditata
dan mencakup tahap-tahap berikut ini, diantaranya: analisis kebutuhan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.
Kebutuhan dari peserta didik, satuan pendidikan, dan orang tua diidentifikasi
dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan fakta,
laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling (BK) sendiri atau fihak lain yang mempunyai
kredibilitas dalam menjalanan tes tersebut. Hasil identifikasi dianalisis dan
diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan dan
konseling.
13
Sehingga, sejak awal sudah dirancang secara efisiensi dan keefektivan
program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya. Program layanan
bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program
semesteran.
14
dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta
didik.
Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis
kebutuhan. Persentase dalam setiap distribusi waktu konselor atau guru
bimbingan dan konseling (BK) dalam setiap komponen program layanan
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam
satuanpendidikan.
Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%)
untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk
aktivitas manajemen dan administrasi.
15
program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi,
sosial belajar, dan karir peserta didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan
akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling
telah dicapai.
f. Tindak lanjut : Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling akan menjadi sebuha alat yang sangat penting dalam
tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang sudah direncanakan,
mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi
yang sesuai, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci,
16
mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas
analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah
program dilanjutkan, lalu direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta
digunakan untuk mendukung perubahan dalam suatu sistem sekolah.
17
Agar siswa memiliki kemampuan untuk bisa mengambil keputusan secara efektif.
Agar siswa mempunyai sikap serta kebiasaan belajar hal yang positif misalnya
seperti kebiasaan belajar, disiplin, membaca buku dan kegiatan yang positif
lainnya.
Agar siswa memiliki kesadaran terutama dalam hal potensi diri yang dimiliki
dalam aspek belajar serta bisa memahami berbagai macam hambatan yang bisa
kapan saja muncul dalam proses belajar yang sedang dilakukan.
Memiliki keterampilan dalam belajar yang efektif seperti keterampilan
menggunakan kamus, keterampilan membaca buku, keterampilan mencatat mata
pelajaran dan mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian.
a. Fungsi Pemahaman: Ini adalah sebuah fungsi bimbingan yang mana bertujuan
untuk membantu konseli agar bisa memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.
18
3. Fungsi Pengembangan: Ini adalah sebuah fungsi layanan bimbingan konseling
yang memiliki sifat lebih proaktif dibandingkan dengan fungsi lainnya. Fungsi ini
memiliki tujuan agar konselor dapat menciptakan sebuah situasi belajar yang
kondusif. Adapun teknik bimbingan yang dilakukan bisa berupa diskusi kelompok,
pelayanan informasi, tutorial, curah pendapat, home room, dan juga kaya wisata.
4. Fungsi Penyaluran: Ini adalah sebuah fungsi layanan BK yang membantu para
penggunanya dalam memilih jurusan, ekstrakulikuler, dan memantapkan penguasaan
jabatan maupun karier sesuai dengan bakat dan minat. Biasanya dalam melaksanakan
fungsi ini, para konseli akan melakukan kerja sama dengan pendidik lain baik yang
ada dalam satu lembaga maupun di luar lembaga.
5. Fungsi Penyembuhan: Fungsi bimbingan konseling yang satu ini adalah fungsi
yang memiliki sifat kuratif. Maksudnya adalah fungsi ini memiliki kaitan erat dengan
bantuan yang diberikan kepada konseli terutama dalam hal mengatasi masalah baik
yang menyangkut aspek pribadi, belajar, sosial maupun kariernya. Adapun teknik
yang biasanya digunakan pada fungsi ini adalah remedial teaching.
6. Fungsi Adaptasi: Fungsi adaptasi merupakan sebuah fungsi yang akan membantu
para pelaksana pendidikan, konselor, kepala sekolah, guru dalam hal menyesuaikan
program pendidikan dengan latar belakang, kemampuan dan minat yang dibutuhkan
oleh konseli.
19
9. Fungsi Fasilitasi: Fungsi fasilitasi adalah fungsi yang digunakan untuk
memberikan kemudahan kepada konseli dalam hal mencapai perkembangan dan
pertumbuhan yang lebih serasi, optimal dan seimbang sesuai dengan aspek yang ada
pada diri konseli.
20
PENUTUP
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/bimbingan-konseling/
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/bimbingan-konseling/
https://text-id.123dok.com/document/nzwrprnvy-peran-guru-mata-pelajaran-dalam-
pelaksanaan-bk.html
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/02/peran-guru-mata-pelajaran-
dalam.html
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/10/mekanisme-bimbingan-
konseling.html
22