MAKALAH
“JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD/MI”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Islam
Dosen Pengampu : Saepulloh, M.A
Disusun Oleh:
Muhamad Dindin f 2001045
Mutiara Febrianti 2001047
Cihampelas,……….…2022
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling........................................................................................3
2. Pengertian Konseling.............................................................................................................3
B. Urgensi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dasar..................................................................4
1. Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar................................................................4
2. Pandangan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar......................................................4
3. Syarat-syarat Pokok Bimbingan Sekolah Dasar...........................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan
pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada
sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang
berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah sumber daya manusia,
maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan
negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Pendidikan adalah proses interaksi antara
masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan
materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan
supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta
bimbingan konseling.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis
kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak
memiliki sistem pengelolaan yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah. Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang
profesional dalam mengelola kegiatan bimbingan dan konseling berbasis
kompetensi di sekolah dasar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin menjabarkan tentang lingkup
bimbingan dan konseling serta jenis-jenis layanan bimbingan konseling pada
sekolah dasar untuk kemudian makalah ini diberi judul “Jenis-Jenis Layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Urgensi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dasar
1. Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Pada sekolah dasar benar-benar terdapat sifat formal pendidikan yang
berbeda dengan taman kanak-kanak dan pendidikan lingkungan keluarga. Dalam
sekolah dasar mulai terdapat pembagian jelas catur -wulan, kenaikan kelas, dan
evaluasi lainnya. Tujuan sekolah dasar sudah terumuskan dengan jelas
sebagaimana terlihat dalam tujuan institusionalnya.
Suasana belajar merupakan ciri yang amat membedakannya dengan taman
kanak-kanak yang lebih pada bermain dibanding kegiatan intelektualnya. Dalam
kelas, anak sekolah dasar dituntut prestasinya menguasai kurikulum sekolah
untuk mencapai angka nilai baik yang menunjang untuk naik kelas. Ringkasnya
ada kegiatan mempelajari ilmu dari kurikulum, ada ujian penguasaan, pencapaian
prestasi dan promosi atau non promosi.
Pada lain pihak, anak sekolah dasar umumnya berada dalam rentang usia 6
samapai 12 atau 13 tahun dengan sifat-sifat umum dan variasi keunikannya.
Disamping kesamaan umum dalam sifat-sifat usia ini, terdapat perbedaan yang
menonjol dalam tempo dan irama perkembangan masingmasing anak. Terdapat
perbedaan kecepatan antara anak-anak pria dibandingkan dengan anak-anak
wanita. Demikian pula, dilihat dari segi pengalaman pendidikan, terdapat dua
kelompok anak: anak-anak yang pernah melalui taman kanak-kanak dan anak
yang langsung memasuki sekolah dasar.
Dalam melaksanakan bimbingan sekolah dasar dipertimbangkan segi-segi
tuntutan eksternal dari lembaga dan segi keadaan anak dalam usia ini, sehingga
bimbingan sekolah dasar berperan dalam menunjang pencapaian tuntutan-
tuntutan kelembagaan tadi.
4
a. Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan
pembimbing.
b. Adanya kegiatan kontinyu guru kelas dalam pengumpulan data murid, hal yang
dapat lebih menunjangnya memperdalam pemahaman menge nai individu
masing- masing muridnya.
c. Adanya kesediaan dan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lingkungan yang
kaya bagi usaha-usaha belajar dan berpengalaman murid- murid. Adanya
kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap murid-murid tertentu
secara individual disamping perhatian terhadap kelompok murid.
d. Adanya keseimbangan sikap guru diantara kutub obyektif yaitu usaha
pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman
tanggung jawab dan disiplin, dengan kutub subyektif yaitu perhatian terhadap
anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya-perasaan, sikap, minat,
kecenderungan, perhatian, dan sebagainya. Adanya pengaturan jarak psikoligis
antara guru kelas dengan siswa, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu
dekat atau akrab
e. Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home visit)
dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan
orang tua murid bagi kepentingan bimbingan.
f. Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang erat
kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan anak. Jadi, dapat
disarikan bahwa bimbingan pada sekolah dasar pada hakekatnya adalah proses
membantu perkembangan intelektual anak sehingga ia dapat mencapai kemajuan
belajar optimal, khususnya dalam kelas, dan mengadakanpenyesuaian-
penyesuaian maksimal dalam kehidupan sekolah sebagai dasar untuk kelanjutan
studi ataupun terjun dalam kehidupan masyarakat.
5
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah
khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus
dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan
data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan
siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan
pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh
pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat
(Sugiyo, 1987 : 14).
6
keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.
Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling
nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat
penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk
menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno,
1997 : 219).
5. Azas-Azas Bimbingan dan konseling
Adapun azas-azas bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Asas kerahasiaan
Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu dalam
proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain yang
tidak berkepentingan. Dengan demikian harus menyimpan dan menjaga
kerahasiaan segala data dan keterangan tentang siswa, baik yang diperoleh
langsung dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Asas
kerahasiaan merupakan asas kunci dalam bimbingan dan konseling. Jika asas ini
benar-benar diterapkan, maka petugas bimbingan akan mendapat kepercayaan
dari murid.
2. Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan, baik
dari pihakl konselor maupun daru pihak klien. Jika siswa telah menyakini bahwa
masalahnya akan dirahasiakan oleh gurunya, maka sangat siswa diharapkan siswa
tadi akan mendatangi gurunya secara sukarela.
3. Asas keterbukaan
Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang besar bila
berlangsung dalam suasana saling terbuka. Dengan adanya keterbukaan ini
pengkajian dan pembahasan masalah klien dengan segenap kekuatan dan
kelemahannya dapat diselenggarakan secara baik. Perlu diingat bahwa asas
keterbukaan sangat berhubungan dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
Kterbukaan klien akan terwujud bilamana ia menyakini asas kerasiaan itu, dan
selanjutnya ia akan secara sukarela membuka dirinya kalau ia tidak merasa
terpaksa dalam suasana bimbingan itu.
4. Asas kekinian
Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam bimbingan dan
konseling adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh klien
pada saat sekarang, bukan masalah yang dialami pada masa lampau, dan akan
datang
5. Asas kemandirian
Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak bergantung
kepada orang lain umumnya, dan kepada pembimbing khususnya.
6. Asas kegiatan
Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling mengharapkan siswa
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan proses layanan
yang diterimanya. Oleh sebab itu, guru hendaklah berusaha membangkitkan
7
semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk penyelesian masalah yang dihadapinya.
7. Asas kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai
aspek kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan,
bakat, minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan.
Asas keterpaduan berisi keterpaduan yang ada pada diri siswa, dan juga
keterpaduan antara isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai terjadi
aspek layanan yang satu tidak sesuai dengan aspek layanan yang lain.
9. Asas kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan menurut norma-
norma yang berlaku; baik norma agama, norma adat, norma hokum maupun
kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan
teknik serta peralatan yang memadai.
5. Asas alih-tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu
siswa, tetapi siswa itu belum juga mampu menyeselaikan masalah yang
dihadapinya, maka guru harus mengalih tangankannya kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli. Di samping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa guru
melayani masalah-masalah sesuai dengan kewenangannya.
6. Asas tut wuri handayani
Asas ini mengacu kepada suasana umum yang hendaknya ada dan tercipta
dalam bimbingan dan konseling.
8
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang
membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami
perkembangan sendiri.
4. Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
(Thomas Elis, 1990).
Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan
konseling mencakup sepuluh jenis layanan antara lain:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai
dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
penting diselenggarakan di sekolah.
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
6. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang
konseli/klien.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah
atau kesulitan pada diri konseli/klien.
8. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan
bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya
9
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas
peserta didik atau sekolah.
10. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat
teratasi dengan konselor sebagai mediator.
10
10. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangani masalah-masalah yang
ringan saja.
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
12
Daftar Pustaka
13