Anda di halaman 1dari 16

2

MAKALAH
“JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD/MI”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Islam
Dosen Pengampu : Saepulloh, M.A

Disusun Oleh:
Muhamad Dindin f 2001045
Mutiara Febrianti 2001047

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH


PERODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Jl. Raya Cihampelas No. 12 Kec. Cihampelas Kab. Bandung Barat Jawa Barat
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah dari mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Islam ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah limpahkan kepada Rasulallah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SD/MI” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap
agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Dalam proses pembuatan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
disebabkan oleh keterbatasannya ilmu pengetahuan kami mengenai tema pembahasan
makalah ini. Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah ini,
kami memohon maaf dan semoga bermanfaat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami
meminta kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Saepulloh, M.A

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cihampelas,……….…2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling........................................................................................3
2. Pengertian Konseling.............................................................................................................3
B. Urgensi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dasar..................................................................4
1. Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar................................................................4
2. Pandangan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar......................................................4
3. Syarat-syarat Pokok Bimbingan Sekolah Dasar...........................................................................4

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan
pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada
sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang
berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah sumber daya manusia,
maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan
negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Pendidikan adalah proses interaksi antara
masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan
materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan
supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta
bimbingan konseling.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis
kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak
memiliki sistem pengelolaan yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah. Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang
profesional dalam mengelola kegiatan bimbingan dan konseling berbasis
kompetensi di sekolah dasar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin menjabarkan tentang lingkup
bimbingan dan konseling serta jenis-jenis layanan bimbingan konseling pada
sekolah dasar untuk kemudian makalah ini diberi judul “Jenis-Jenis Layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan Konseling?


2. Apa tujuan dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
3. Apa fungsi dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
4. Apa jenis dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Maksud dari Bimbingan dan Konseling.


2. Untuk mengetahui Tujuan dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
3. Untuk mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
4. Untuk mengetahui Jenis-jenis dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
pengertian bimbingan, yaitu:
a. Menurut Rochman Natawidjaja (1987 : 31), bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu, yang dilakukan secara
berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri dan ia
sanggup mengarahkan dirinya serta dapat bertindak wajar. Sehingga, ia dapat
mencapai perkembangan dirinya secara optimal sebagai makhluk social.
b. Menurut Moh. Surya (1988:12), bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan
yang dilakukan secara terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Menurut Prayitno (2004 : 99), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan menjadi mandirdengan
memanfaatkan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orfang secara terus-menerus
dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompokm individu
tersebutg menjadi pribadi yang mandiri.
2. Pengertian Konseling
Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
konseling, yaitu :
a. Rochman Natawidjaja (1987:32), mendefinisikan konseling sebagai hubungan
timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha
membantu yang lain yaitu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya
sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dialaminya.
b. Prayitno (1983 : 38), mengemukakan bahwa konseling adalah pertemuan empat
mata antara konseli dan konselor yang berisi usaha yang selaras, unik, dan
manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas
norma-norma yang berlaku.
Dari dua pendapat yang dikemukakan para ahli, dapat ditarik kesimpulan
bahwa konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata
atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang selaras, unik
dan manusiawi agar konseli dapat menyelesaikan masalah-masalh yang
dihadapinya.

3
B. Urgensi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dasar
1. Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Pada sekolah dasar benar-benar terdapat sifat formal pendidikan yang
berbeda dengan taman kanak-kanak dan pendidikan lingkungan keluarga. Dalam
sekolah dasar mulai terdapat pembagian jelas catur -wulan, kenaikan kelas, dan
evaluasi lainnya. Tujuan sekolah dasar sudah terumuskan dengan jelas
sebagaimana terlihat dalam tujuan institusionalnya.
Suasana belajar merupakan ciri yang amat membedakannya dengan taman
kanak-kanak yang lebih pada bermain dibanding kegiatan intelektualnya. Dalam
kelas, anak sekolah dasar dituntut prestasinya menguasai kurikulum sekolah
untuk mencapai angka nilai baik yang menunjang untuk naik kelas. Ringkasnya
ada kegiatan mempelajari ilmu dari kurikulum, ada ujian penguasaan, pencapaian
prestasi dan promosi atau non promosi.
Pada lain pihak, anak sekolah dasar umumnya berada dalam rentang usia 6
samapai 12 atau 13 tahun dengan sifat-sifat umum dan variasi keunikannya.
Disamping kesamaan umum dalam sifat-sifat usia ini, terdapat perbedaan yang
menonjol dalam tempo dan irama perkembangan masingmasing anak. Terdapat
perbedaan kecepatan antara anak-anak pria dibandingkan dengan anak-anak
wanita. Demikian pula, dilihat dari segi pengalaman pendidikan, terdapat dua
kelompok anak: anak-anak yang pernah melalui taman kanak-kanak dan anak
yang langsung memasuki sekolah dasar.
Dalam melaksanakan bimbingan sekolah dasar dipertimbangkan segi-segi
tuntutan eksternal dari lembaga dan segi keadaan anak dalam usia ini, sehingga
bimbingan sekolah dasar berperan dalam menunjang pencapaian tuntutan-
tuntutan kelembagaan tadi.

2. Pandangan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar


Mengenai bimbingan di Sekolah Dasar terdapat 3 pandangan dasar, yaitu:
a. Bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik (Instructional guidance)
b. Bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan gejalagejala
penyimpangan dari laju perkembangan yang normal
c. Pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses perkembangan
berjalan lebih lancar.

3. Syarat-syarat Pokok Bimbingan Sekolah Dasar


Usaha-usaha bimbingan sekolah dasar khususnya lebih efektif, menurut A.J.
Jones, karena:
a. Pada anak-anak usia ini fleksibel dan masalah-masalah yang mereka hadapi
belum sempat berurat-berakar atau tertanam dalam
b. Para orang tua umumnya bekerjasama lebih aktif dengan sekolah
c. Panjang waktu yang tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid,
khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri dan untuk
memperoleh pendekatan-pedekatan yang tepat-guna kearah pemecahan masalah-
masalahnya.
Disamping faktor penunjang ini, demi lebih lancarnya bimbingan sekolah
dasar; diperlukan persyaratan pokok yang sekurang-kurangnya adalah:

4
a. Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan
pembimbing.
b. Adanya kegiatan kontinyu guru kelas dalam pengumpulan data murid, hal yang
dapat lebih menunjangnya memperdalam pemahaman menge nai individu
masing- masing muridnya.
c. Adanya kesediaan dan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lingkungan yang
kaya bagi usaha-usaha belajar dan berpengalaman murid- murid. Adanya
kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap murid-murid tertentu
secara individual disamping perhatian terhadap kelompok murid.
d. Adanya keseimbangan sikap guru diantara kutub obyektif yaitu usaha
pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman
tanggung jawab dan disiplin, dengan kutub subyektif yaitu perhatian terhadap
anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya-perasaan, sikap, minat,
kecenderungan, perhatian, dan sebagainya. Adanya pengaturan jarak psikoligis
antara guru kelas dengan siswa, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu
dekat atau akrab
e. Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home visit)
dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan
orang tua murid bagi kepentingan bimbingan.
f. Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang erat
kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan anak. Jadi, dapat
disarikan bahwa bimbingan pada sekolah dasar pada hakekatnya adalah proses
membantu perkembangan intelektual anak sehingga ia dapat mencapai kemajuan
belajar optimal, khususnya dalam kelas, dan mengadakanpenyesuaian-
penyesuaian maksimal dalam kehidupan sekolah sebagai dasar untuk kelanjutan
studi ataupun terjun dalam kehidupan masyarakat.

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling di SD


Sugiyo, dkk. (1987 : 14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan
konseling, yaitu:
1. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan
siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah,
memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan
kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di
samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di
sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan
lain-lain.
2. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan
khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa
dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
3. Fungsi adaptasi ( adaptif )

5
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah
khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus
dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan
data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan
siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan
pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh
pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat
(Sugiyo, 1987 : 14).

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di SD


Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno,
1997 : 219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari
sejumlah sumber, sebagai berikut:
1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya
adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek
kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap
dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-
cara yang sesuai atau tepat.
2. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh
karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-
teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya
orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
4. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai
bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang
yang dibimbing.
5. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi
apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah
(petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada
petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
6. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan
identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang
dibimbing.
7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan
kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program
pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena
usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah
dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang
bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan
petugas-petugas lain yang terlibat.
10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan
penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat

6
keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.
Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling
nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat
penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk
menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno,
1997 : 219).
5. Azas-Azas Bimbingan dan konseling
Adapun azas-azas bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Asas kerahasiaan
Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu dalam
proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain yang
tidak berkepentingan. Dengan demikian harus menyimpan dan menjaga
kerahasiaan segala data dan keterangan tentang siswa, baik yang diperoleh
langsung dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Asas
kerahasiaan merupakan asas kunci dalam bimbingan dan konseling. Jika asas ini
benar-benar diterapkan, maka petugas bimbingan akan mendapat kepercayaan
dari murid.
2. Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan, baik
dari pihakl konselor maupun daru pihak klien. Jika siswa telah menyakini bahwa
masalahnya akan dirahasiakan oleh gurunya, maka sangat siswa diharapkan siswa
tadi akan mendatangi gurunya secara sukarela.
3. Asas keterbukaan
Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang besar bila
berlangsung dalam suasana saling terbuka. Dengan adanya keterbukaan ini
pengkajian dan pembahasan masalah klien dengan segenap kekuatan dan
kelemahannya dapat diselenggarakan secara baik. Perlu diingat bahwa asas
keterbukaan sangat berhubungan dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
Kterbukaan klien akan terwujud bilamana ia menyakini asas kerasiaan itu, dan
selanjutnya ia akan secara sukarela membuka dirinya kalau ia tidak merasa
terpaksa dalam suasana bimbingan itu.
4. Asas kekinian
Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam bimbingan dan
konseling adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh klien
pada saat sekarang, bukan masalah yang dialami pada masa lampau, dan akan
datang
5. Asas kemandirian
Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak bergantung
kepada orang lain umumnya, dan kepada pembimbing khususnya.
6. Asas kegiatan
Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling mengharapkan siswa
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan proses layanan
yang diterimanya. Oleh sebab itu, guru hendaklah berusaha membangkitkan

7
semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk penyelesian masalah yang dihadapinya.
7. Asas kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai
aspek kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan,
bakat, minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan.
Asas keterpaduan berisi keterpaduan yang ada pada diri siswa, dan juga
keterpaduan antara isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai terjadi
aspek layanan yang satu tidak sesuai dengan aspek layanan yang lain.
9. Asas kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan menurut norma-
norma yang berlaku; baik norma agama, norma adat, norma hokum maupun
kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan
teknik serta peralatan yang memadai.
5. Asas alih-tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu
siswa, tetapi siswa itu belum juga mampu menyeselaikan masalah yang
dihadapinya, maka guru harus mengalih tangankannya kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli. Di samping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa guru
melayani masalah-masalah sesuai dengan kewenangannya.
6. Asas tut wuri handayani
Asas ini mengacu kepada suasana umum yang hendaknya ada dan tercipta
dalam bimbingan dan konseling.

1. Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SD


Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling
(2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam
suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk
membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan
siswa.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta
didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin kuratif. Stategi
yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan
konsultasi.
3. Layanan Perencanaan individual

8
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang
membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami
perkembangan sendiri.
4. Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
(Thomas Elis, 1990).
Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan
konseling mencakup sepuluh jenis layanan antara lain:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai
dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
penting diselenggarakan di sekolah.
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
6. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang
konseli/klien.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah
atau kesulitan pada diri konseli/klien.
8. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan
bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya

9
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas
peserta didik atau sekolah.
10. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat
teratasi dengan konselor sebagai mediator.

2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Konseling SD


Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru
kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan
tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik kelas IV, V, dan VI
dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan
konseling kelompok.
Pada SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang
konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.

3. Kesalah Pahaman Dalam Bimbingan Konseling


1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali
dari pendidikan. Ada dua pendapat :
a. Menganggap bahwa bimbingan konseling sama saja dengan pendidikan.
Pendapat ini mengganggap bahwa pelayanan khusus bimbingan dan
konseling tidak perlu di sekolah.
b. Bimbingan daan konseling harus benar-benar dilaksanakan secara khusus
oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan peralatan yang begitu lengkap
dan memenuhi syarat.
2. Konselor di anggap sebagai polisi sekolah, masih banyak anggapan bahwa
peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga
dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di anggap semata-mata sebagai proses pemberian
nasihat, kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan
berupa pemberian nasihat saja, pemberian nasihat hanya merupakan bagian
kecil dari upaya bimbingan dan konseling.
4. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menanganimasalah yang bersifat
insidel, konselor dan mengemukakan masalahnya.
5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” atau ‘kurang normal”,
bimbingan dn konseling hanya melayani orang yang normal mengalami masalah
tertentu.
7. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.
8. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja, untuk melaksakan bimbingan dan konseling hendaknya dilakukan oleh
para orang yang professional.
9. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penanganan
instrumentasi bimbingan dan konseling.

10
10. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangani masalah-masalah yang
ringan saja.

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulannya,


antara lain:
1. Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu
agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan
membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima
dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan
merealisasikan dirinya (self realization).
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di SD
Sugiyo, dkk. (1987 : 14) menyatakan fungsi bimbingan dan konseling,
yaitu:
a. Fungsi penyaluran ( distributif )
b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
c. Fungsi adaptasi ( adaptif )
2. Jenis Layanan Bimbingan
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
d. Layanan Konseling Perorangan
e. Layanan Konseling Kelompok
f. Layanan Bimbingan Kelompok
g. Layanan Mediasi
h. Layanan Konsultasi

12
Daftar Pustaka

Depdiknas. 2004. Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang


Bimbingan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
http://catatanmahligapratiwindyanti.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-
layanan-bimbingan-dan.html
http://agussupyans.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-layanan-bim-
bingan.html
http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-
bimbingan.html
Amti, Erman dan Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Depdikbud.
Darmiyati. 2005. Diktat Bimbingan dan Konseling Sekolah. Banjarmasin :
Depdiknas.

13

Anda mungkin juga menyukai