Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MINI RISET

MATA KULIAH BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BKP

OLEH BK REGULER D 2020 KELOMPOK 2

02_Adinda Annisa Luthfiyah NIM : 1203151076


06_Arlanda Perangin Angin NIM : 1203151024
08_Audy Faiza Rahmaini NIM : 1203151064
15_Indah Putri Dwiyanti NIM : 1203351038
24_Reza Luzi Hastari NIM : 1203351029
Dosen Pengampu : Dr. Rahmulyani. M.Pd., Kons.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan
taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Adapun laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Bimbingan
Konseling Kelompok” dengan judul “MINI RISET”
Dan ucapan terima kasih penulis kepada:
1. Ibu yang telah membimbing penulis dalam menyusun laporan ini. Semoga ilmu yang
Ibu berikan kepada penulis di balas dengan kebaikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kedua orang tua yang memberi bantuan berupa material sehingga laporan ini dapat
diselesaikan.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi dari pokok pembahasan. Penulis berharap
saran maupun kritikan dari Ibu yang sifatnya membangun, sehingga laporan ini mencapai
kesempurnaan. Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca, khususnya bagi penulis
sendiri.

Medan, Mei 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat.................................................................................................................... 4
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN................................................................................5
2.1. Uraian Permasalahan............................................................................................... 9
2.2. Subjek Penelitian..................................................................................................... 9
2.3. Assesment Data....................................................................................................... 9
BAB III METODE PELAKSANAAN............................................................................. 10
3.1. Metode penelitian.....................................................................................................10
3.2. Langkah Penelitian...................................................................................................10
3.3. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 12
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................................ 12
4.2. Analisa Pembahasan................................................................................................ 14
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 17
5.1. Kesimpulan.............................................................................................................. 17
5.2. Saran........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bimbingan dan konseling terjemahan dari istilah guidance dan counselling dalam
bahasa Ingris. Kata “guidance” berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti
“menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu” (Hallen 2005:2). Sesuai dengan
istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai bantuan dan tuntunan,
namun tidak semua bantuan diartikan bimbingan. Menurut Shertzer dan Stone mengartikan
bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri
dan lingkungannya.
Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia
memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara,
dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan
pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Banyaknya siswa yang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengembangkan
wawasan bagaimana cara mempercepat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Banyak Guru
BK dilapangan tidak memberikan layanan kepada siswa yang seharusnya siswa pernah
mendapat layanan Bimbingan Konseling Kelompok. Diperoleh data dari hasil Mini Riset
yang dilakukan kakak kelas Ahmad Thalha Abdillah pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Terdapat siswa yang Dimarah-marahi Guru BK sebanyak 20 dari 40 siswa (50%),


Dihukum Guru BK sebanyak 15 dari 40 siswa (35%), Dibimbing dalam bentuk kelompok
sebanyak 19 dari 40 siswa (47,5%), dan Membahas dan menyelesaikan masalah umum
(masalah umum yang dibahas berasal dari guru BK) sebanyak 12 dari 40 siswa (30%).
Berdasarkan contoh data tersebut disinilah kami kelompok 2 melakukan mini riset untuk
mengetahui sejauh mana mahasiswa/I BK Reguler D 2020 pernah atau tidak mendapatkan
layanan bimbingan konseling semasa SMA/Sederajat.

1
Penyelenggaraan bimbingan konseling sudah sejak lama dijalankan bahkan disetiap
jenjang pendidikan ada penyampaian dan penerapan bimbingan koseling ini. Pemahaman
orang dalam melihat bimbingan dan konseling, baik dalam tatanan konsep maupun
praktiknya, sangat mengganggu terhadap pencitraan dan laju pengembangan profesi ini.
Kekeliruan pemahaman ini tidak hanya terjadi dikalangan orang-orang yang berada diluar
bimbingan dan konseling tetapi juga banyak ditemukan dikalangan orang-orang terlibat
langsung dengan bimbingan dan konseling.
Di samping itu, literature yang memberikan wawasan, pengertian, dan berbagai seluk
beluk teori dan praktek bimbingan dan konseling yang dapat memperluas dan mengarahkan
pemahaman mereka itu juga masih sangat terbatas. Melihat hal tersebut, maka tak heran bila
dalam kenyataannya masih banyak terjadi kesalahpahaman tentang bimbingan dan konseling.
Selain kesalahpahaman dalam bimbingan konseling, ada juga siswa yang tidak
mengetahui mengenai apa itu bimbingan dan konseling. Ada juga siswa yang tidak peduli
tentang keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah mereka. Padahal, jika mereka
mengetahui apa sebenarnya bimbingan dan konseling tersebut, mereka dapat memanfaatkan
bimbingan dan konseling yang ada di sekolah mereka masing-masing, karena sekolah
menyediakan layanan bimbingan konseling untuk siswa,di sana siswa dapat memanfaatkan
untuk bimbingan konseling sesuai dengan kebutuhan mereka, layanan layanan bimbingan
konseling di sekolah dimaksudkan untuk membimbing anak ke arah yang lebih optimal dan
lebih berkembang.Di sekolah peran layanan bimbingan konseling sebagai wadah pelayanan
bimbingan konseling bisa dilakukan dengan setting lembaga pendidikan (sekolah atau
madrasah) keluarga, masyarakat, organisasi, industri dan lain sebagainya. adapun macam
macam layanan bimbingan dan konseling yang sering di lakukan di sekolah addalah : layanan
informasi, bimbimbigan karir, bimbingan kelompok, dan konseling individual terhadap siswa
yang sedang mengalami permasalahan baik masalah pribadi, sosial, karir maupun pendidikan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan mini riset ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana realisasi Guru BK melakukan layanan Bimbingan
Konseling Kelompok di sekolah.
2. Untuk mengetahui apakah siswa pernah mendapatkan layanan Bimbingan Konseling
Kelompok di sekolah (Selama 1 tahun sekali).
3. Untuk mengetahui sejauh mana siswa Bimbingan Konseling Kelompok di sekolah
mereka.
2
Instrumen Mini Riset di Masa Pandemi Belajar Dari Rumah
Jawaban
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya tahu nama guru BK saya 33 0
2. Saya tahu ruang guru BK saya 31 2
3. Saya pernah keruang guru BK saya 31 2
4. Guru BK saya sangat menyenangkan 25 8
5. Saya pernah mendapat layanan dari guru BK 21 12
6. Saya pernah mendengar ada layanan BKP dari guru BK 15 18
7. Saya pernah dipanggil guru BK bukan karena membuat kesalahan 20 13
8. Saya pernah dipanggil guru BK karena saya membuat kesalahan 17 16
9. Saya pernah ikut layanan BKP topik tugas (Topik yang dibahas berasal 23 10
dari guru BK)
10. Saya pernah ikut layanan BKP Topik Bebas (Topik yang dibahas 19 14
berasal dari anggota kelompok)
11. Saya pernah ikut layanan KKP topik masalah berasal dari anggota 14 19
kelompok
12. Saya pernah ikut Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok 21 12
(PKC-KO) Topik Tugas
13. Saya pernah ikut Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok 20 13
(PKC-KO) Topik Bebas
14. Saya pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik Sosio Drama 28 5
15. Saya pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik Home Room 25 8
16. Saya pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving 23 10
17. Saya pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi 22 11
18. Saya pernah ikut Bimbingan Kelompok dengan guru BK tapi saya 22 11
tidak pernah tahu apa nama Bimbingan Kelompok tersebut
19. Guru BK pernah menginformasikan bahwa semua siswa harus pernah 21 12
mendapat layanan termasuk layanan konseling kelompok
Note: Ada 33 mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam mengisi instrumen ini.

3
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai acuan untuk mengetahui
perkembangan BKP terkini di sekolah, untuk memperbaiki cara pelaksanaan BKP kedepan
dan untuk memperluas pengetahuan calon guru BK mengenai realisasi BKP.
Sejak dini calon Guru BK mengetahui data yang authentic tentang tahu-tidaknya/
pernah-tidak siswa :
Nama Guru BK, Ruang Guru BK, Pernah Ke Ruang Guru BK, Guru BK Sangat
Menyenangkan, Pernah Mendapat Layanan Dari Guru BK, dst
No. Pernyataan
1. Tahu nama Guru BK
2. Tahu Ruang Guru BK
3. Pernah Ke Ruang Guru BK
4. Guru BK Sangat Menyenangkan
5. Pernah Mendapat Layanan Dari Guru BK
6. Pernah Mendengar Ada Layanan BKP Dari Guru BK
7. Pernah Dipanggil Guru BK Bukan Karena Membuat Kesalahan
8. Pernah Dipanggil Guru BK Karena Saya Membuat Kesalahan
9. Pernah Ikut Layanan BKP Topik Tugas (Topik Yang Dibahas Berasal Dari Guru BK)
10. Pernah Ikut Layanan BKP Topik Bebas (Topik Yang Dibahas Berasal Dari Anggota
Kelompok)
11. Pernah Ikut Layanan KKP Topik Masalah Berasal Dari AnggotaKelompok
12. Pernah Ikut Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Topik Tugas
13. Pernah Ikut Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Topik Bebas
14. Pernah Ikut Bimbingan Kelompok Teknik Sosio Drama
15. Pernah Ikut Bimbingan Kelompok Teknik Home Room
16. Pernah Ikut Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving
17. Pernah Ikut Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi
18. Pernah Ikut Bimbingan Kelompok Dengan Guru BK Tapi Saya Tidak Pernah Tahu
Apa Nama Bimbingan Kelompok Tersebut
19. Guru BK Pernah Menginformasikan Bahwa Semua Siswa Harus Pernah Mendapat
Layanan Termasuk Layanan Konseling Kelompok
Note: Ada 33 mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam mengisi instrumen ini

4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Landasan Teori Tentang Layanan Bimbingan Konseling Kelompok

Pengertian Bimbingan Konseling Kelompok


Bimbingan dan konseling kelompok adalah kegiatan dalam membantu murid atau
sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok, yaitu
yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu
sebagai anggota kelompok.
Dengan kata lain bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang
berdenyut, bergerak, berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama
anggota kelompok.
Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu
semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
Menurut Prayitno (1995) tujuan bimbingan kelompok secara khusus antara lain adalah
“Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya, yang
pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar”.

 Tujuan Bimbingan Konseling Kelompok


Tujuan bimbingan kelompok yaitu agar individu mampu memberikan informasi seluas-
luasnya kepada angota kelompok supaya mereka dapat membuat rencana yang tepat serta
membuat keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa depan
serta cenderung bersifat pencegahan (Mungin, 2005:39). Tujuan yang ingin dicapai dalam
bimbingan kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas,
pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas dan
mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok (Prayitno, 2004: 310).

5
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang
mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu bimbingan kelompok juga
bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai
suasana yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan. Sedangkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
a. Melatih peserta didik dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.
b. Melatih peserta didik untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam
kelompok khusunya, dan dengan teman-teman diluar kelompoknya
c. Melatih peserta didik untuk mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
d. Melatih peserta didik untuk memperoleh keterampilan sosial.
e. Membantu peserta didik mengenali dan memahami dirinya dalam berhubungan dengan
orang lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan kelompok adalah
untuk melatih individu bersikap terbuka, mampu berbicara dihadapan orang banyak, melatih
siswa agar dapat mengambil sikap, bertanggungjawab, mengambil keputusan, siswa mampu
mengembangkan perasaan, pikiran, serta memunculkan tingkah laku baru yang lebih efektif
sebagai fungsi pencegahan agar siswa tidak mengalami permasalahan yang menjadi topik
dalam bahasan bimbingan kelompok.

Pentingnya Bimbingan Konseling Kelompok


Hidup bersosial sudah menjadi suatu kewajiban untuk manusia. manusia sendiripun
disebut dengan mahkluk sosial, karena hakikatnya, seorang manusia tidak akan bisa hidup
tanpa bantuan atau kontribusi dari manusia lainnya.Namun problematika saat ini, banyak dari
manusia mengakui dan membenarkan bahwa manusia adalah mahkluk sosial tapi
kenyataanya mereka tidak mencerminkan kesosialan dalam hidunya. Banyak dari manusia
bersikap acuh tak acuh terhadap masalah orang, tidak menutup kemungkinan menganggap
bahwa permasalahan orang adalah masalah mereka sendiri saja dan harus dihadapi oleh
mereka saja.
Masalah seperti ini sudah sangat sering kita jumpai dalam kehidupan zaman sekarang
ini. Perilaku korupsi, saling menjatuhkan satu sama lain, berkeputusan yang mana
menguntungkan golongan sendiri tapi merugikan orang lain, dan lain sebagainya. Sering
sekali manusia sekarang menutup mata mengenai permasalahan orang lain dan parahnya

6
mereka tak merasa bersalah sedikitpun atas seluruh kelakuannya. Inti dari seluruh permasalah
ini adalah kurangnya rasa sosial dan merasa mampu atas segala-galanya tanpa bantuan orang
lain.
Menindak lanjuti permasalahan ini, guru Bimbingan dan Konseling memiliki suatu
layanan yang disebut layanan bimbingan kelompok dalam menjalankan tugasnya.
Keefektifan dari layanan ini sangatlah dibutuhkan, bertolak kepada salah satu fungsi sekolah
adalah untuk membentuk karakter peserta didik, maka bisa dikatakan bahwasanya
pemahaman akan pentingnya hidup bersosial perlu dimulai dari dini, dengan harapan
pemahaman ini menjadi suatu karakter yang melekat pada peserta didik yang notabene nya
adalah pemegang kekuasaan dimasa depan.
Layanan bimbingan kelompok yang dimiliki guru BK adalah suatu layanan bimbingan
yang beriorentasi kepada siswa atau peserta secara bersama-sama bukan dengan perindividu.
Bentuk layanan bimbingan atau konseling seyogyangnya secara individu dengan tujuan
keefektifan dan kerahasiaan masalah peserta didik, namun ada juga layanan yang dimiliki
oleh seorang guru bimbingan konseling yang dilakukan secara bejama'ah atau bersama-sama
yaitu layanan bimbingan kelompok.
Salah satu contoh pengaplikasian dari kegiatan ini adalah memberikan suatu outbond
atau permainan yang dilakukan secara bersama-sama. Alangkah lebih efektifnya ketika suatu
kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan diperlombakan, jadi seluruh peserta didik
memiliki kesempatan untuk berkecimpung dalam permainan tersebut. Setelah selesainya
permainan, peserta didik diajak untuk kembali menelaah apa-apa pelajaran yang sudah
didapat dari permainan tersebut. Konselor sendiri memiliki peran untuk mengarahkan
beberapa pelajarang yang sudah dirasakan oleh seluruh kelompok, untuk mengarah kepada
kesadaran bahwa kehirupan bersosial yang terbentuk dalam kerjasama antar anggota itu
penting dan bertujuan tidak lain adalah mempermudah mencapai tujuan yang diinginkan,
serta menuntukkan kurangnya kerjasama akan menyebabkan kekalahan.
Dari penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan sendiri, betapa pentingnya peran dan
keefektifan dari layanan bimbingan kelompok untuk dimaksimalkan, demi mencapai masa
depan yang lebih cerah dan terwujudnya rasa sosial dan kepedulian satu sama lain untuk
meraih kesuksesan bersama.

7
 Hasil penelitian tentang keberhasilan layanan Bimbingan Konseling Kelompok
(Berdasarkan Jurnal)
Dalam jurnal Egy Novita Fitri dan Marjohan tahun 2016 yang menjelaskan tentang
manfaat konseling kelompok dalam menyelesaikan masalah pribadi siswa diperoleh melalui
angket yang disebarkan ke 48 responden yaitu siswa-siswi SMA Negeri 3 Padang. Hasil
penelitian mengenai manfaat layanan konseling kelompok dalam menyelesaikan masalah
pribadi siswa yang ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek diri pribadi, teman dan keluarga.
Didapatkan bahwa secara keseluruhan sekitar 89% siswa menjawab sangat setuju dan
setuju bahwa konseling kelompok membantu menyelesaikan masalah siswa siswa dalam
aspek pribadi ditinjau dari aspek diri sendiri. 87% siswa menjawab sangat setuju dan setuju
konseling kelompok membantu menyelesaikan masalah siswa dalam aspek berteman. 71%
siswa menjawab sangat setuju dan setuju konseling kelompok membantu menyelesaikan
masalah pribadi siswa ditinjau dari aspek keluarga.
Sedangkan ditinjau dari aspek sosial, 90% siswa menjawab sangat setuju dan setuju
konseling kelompok membantu menyelesaikan masalah siswa ditinjau dari aspek interaksi
dengan lingkungan. 93% siswa menjawab sangat setuju dan setuju konseling kelompok
membantu siswa dalam meyelesaikan masalah siswa ditinjau dari aspek penyesuaian diri
dengan lingkungan.
Dilihat dari aspek belajar sebanyak 79% siswa menjawab sangat setuju dan setuju
konseling kelompok membantu siswa dalam aspek menyelesaikan tugas-tugas. 96% siswa
menjawab sangat setuju dan setuju konseling kelompok membantu siswa dalam aspek
motivasi dalam belajar. 91% siswa menjawab sangat setuju dan setuju konseling kelompok
membantu siswa dalam aspek.
Secara keseluruhan manfaat layanan konseling kelompok dalam meyelesaikan masalah
pribadi siswa sangatlah bermanfaat karena setelah layanan konseling kelompok duiadakan
siswa mampu berkomunikasi secara lancar dengan orang lain, mampu mengendalikan diri,
mampu menlain persahabatan dengan baik. Sedangkan dari sosialnya siswa mampu
berinteraksi dan menyeasuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan dari belajar siswa
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik termotivasi dalam belajar dan mengetahui
cara belajar yang baik.

8
2.2. Uraian Permasalahan
Pelayanan bimbingan dan konseling yang mempunyai tiga segi orientasi itu
diselenggarakan di berbagai ruang lingkup kerja. Di sekolah, pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan bidang pelayanan pokok di samping dua bidang pelayanan lainnya,
yaitu bidang pelayanan kurikulum dan pengajaran serta bidang administrasi dan pengelolaan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah memberikan perhatian utama dan
menyelenggarakan pelayanan yang secukup-cukupnya. Untuk para siswa agar mereka
mampu berkembang dan belajar secara optimal. Konselor sekolah merupakan tenaga utama
dan inti setelah ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah itu. Dalam
menjalankan tugasnya itu, konselor sekolah memiliki dan mewujudkan tanggung jawabnya
kepada siswa, orang tua, sejawat, masyarakat, diri sendiri, dan profesi.
Namun, banyak konselor sekolah yang tidak menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab sehingga masyarakat yang ada di sekolah itu menjadi salah persepsi
mengenai bimbingan dan konseling. Banyak konselor sekolah yang menjalankan tugasnya
dengan tidak mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan atau teori yang sudah mereka
pelajari. Mereka menjadi konselor sekolah yang hanya duduk-duduk saja, yang hanya
menghukum siswa yang salah saja, dan hanya marah-marah kepada siswa-siswa nya. Sikap
seorang konselor sekolah itulah yang membuat orang-orang yang ada di sekolah itu, terutama
siswa menjadi tidak tahu apa sebenarnya fungsi bimbingan konseling itu di sekolah.

2.3. Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah 33 orang Mahasiswa/i kelas BK Reguler D 2020. Berasal
dari Alumni SLTA (SMA/Sederajat) yang berbeda-beda yang ada dari berbagai kota yang
ada di Indonesia (Medan, Batam, Aceh, dll).

2.4. Assesment Data


Assesment data dalam penelitian ini menggunakan intrumen/angket disebar melalui
Grup WhatsApp selanjutnya dikumpulkan melaului Google Formulir. Analisis dilakukan
dengan penghitungan dengan cara manual dari angket yang telah di sebar kepada 33 orang
Mahasiswa/i kelas BK Reguler D 2020. Berasal dari Alumni SLTA (SMA/Sederajat), yang
berbeda-beda yang ada di Indonesia (Medan, Batam, Aceh, dll).

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan pengisian
google form kepada mahasiswa dan dengan memberikan angket sebagai instrumen penelitian.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (nantural setting); disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa kelas BK
REG D 2020. Peneliti memilih untuk memberikan link google form kepada mahasiswa kelas
BK REG D 2020 yang ada di Unimed. Peneliti mengambil sampel sebanyak 33 orang
mahasiswa.

3.2. LangkahPenelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menerima pengarahan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah “Bagaimana Cara


Membuat Tugas Mini Riset”.
2. Kelompok kecil (Kelompok Presentasi) menyiapkan proposal tugas Mini Riset.
3. Peneliti menerima instrument penelitian dari Dosen Pengampu Mata Kuliah yang
diberikan dari Grup Komting-Sekretaris Kelas yang mengirimkan kegrup kelas
masing-masing.
4. Intrument diisi secara individual sesuai dengan apa yang dialami selama di SLTA.
5. Intrument yang sudah diisi dikumpulkan dalam Goole Formulir sebanyak 33 rangkap.
6. Seluruh Intrument (33 Rangkap) dishare kekelompok kecil (Kelompok Presentasi).
7. Setiap anggota kelompok kecil (kelompok Presentasi) mengolah data secara manual.
8. Hasil perhitungan dimasukkan ke table hasil analisis instrument tugas Mini Riset.
9. Kelompok kecil (Kelompok Presentasi) menarasikan data yang diperoleh.
10. Kelompok kecil (Kelompok Presentasi) menyelesaikan laporan akhir tugas MiniRiset.
11. Mengumpulkan laporan Via Google Drive yang telah disiapkan oleh Komting-
Sekretaris dan link drive dikirim ke Dosen Pengampu Mata Kuliah.
10
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian tugas Mini Riset ini menggunakan Instrument
Angket. Angket tersebut berisi pernyataan-pernyataan mengenai sejauh mana subyek
penelitian tersebut mengenal guru Bimbingan dan Konseling serta mengetahui layanan
Bimbingan Konseling Kelompok yang seharusnya mereka dapat. Angket (Kuesioner)
merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain
itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan secara manual dari hasil angket, diperoleh data sebagai
berikut:

Table 4.1 Hasil Analisias Instrumen Tugas Mini Riset

Instrumen Mini Riset di Masa Pandemi Belajar Dari Rumah

NO PERTANYAAN YA % TIDAK %

1. Yang tahu nama guru BK di sekolah 33 100% - -

2. Yang tahu ruang guru BK di sekolah 31 93,9% 2 6,1%

3. Yang pernah ke ruang guru BK di sekolah 31 93,9% 2 6.1%

4. Guru BK di sekolah sangat menyenangkan 25 75,8% 8 24,2%

5. Yang pernah mendapat layanan dari guru BK 21 63,6% 12 36,4%

6. Yang pernah mendengar ada layanan BKP dari guru 15 45,5% 18 54,5%
BK

7. Yang pernah dipanggil guru BK bukan karena 20 60,6% 13 39,4%


membuat kesalahan

8. Yang pernah dipanggil guru BK karena saya 17 51,5% 16 48,5%


membuat kesalahan

9. Yang pernah ikut layanan BKP topik tugas (Topik 23 69,7% 10 30,3%
yang dibahas berasal dari guru BK)

10. Yang pernah ikut layanan BKP Topik Bebas (Topik 19 57,6% 14 42,4%
yang dibahas berasal dari anggota kelompok)

12
11. Yang pernah ikut layanan KKP topik masalah 14 42,4% 19 57,6%
berasal dari anggota kelompok

12. Yang pernah ikut Pendidikan Karakter Cerdas 21 61,8% 12 38,2%


Format Kelompok (PKC-KO) Topik Tugas

13. Yang pernah ikut Pendidikan Karakter Cerdas 20 58,8% 13 41,2%


Format Kelompok (PKC-KO) Topik Bebas

14. Yang pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik 28 84,8 5 15,2%


Sosiodrama

15. Yang pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik 25 75,7 8 24,3%


Home Room

16 Yang pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik 23 69,7% 10 30,3%


Problem Solving

17 Yang pernah ikut Bimbingan Kelompok Teknik 22 66,6% 11 33,4%


Simulas

18. Yang pernah ikut Bimbingan Kelompok dengan guru 22 66,6% 11 33,4%
BK tapi saya tidak pernah tahu apa nama Bimbingan
Kelompok tersebut

19. Yang BK pernah menginformasikan bahwa semua 21 63,6% 12 36,4%


siswa harus pernah mendapat layanan termasuk
layanan konseling kelompok

Note: Ada 33 mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam mengisi instrumen ini.

13
4.2. Analisis Pembahasan

Berdasarkan dari hasil angket yang sudah diisi oleh 33 Mahasiswa, dapat diperoleh data
bahwa:

1. Sebanyak 33 orang (100%) Mahasiswa mengetahui nama guru BK mereka.


2. Sebanyak 31 orang (93,9%) Mahasiswa mengetahui ruang guru BK mereka, namun
sebanyak 2 orang (6,1%) Mahasiswa tidak mengetahui ruang guru BK mereka.
3. Sebanyak 31 orang (93,9%) Mahasiswa pernah keruang guru BK, namun sebanyak 2 orang
(6,1%) Mahasiswa tidak pernah keruang guru BK.
4. Sebanyak 25 orang (75,8%) Mahasiswa beranggapan bahwa guru BK mereka sangat
menyenangkan, namun sebanyak 8 orang (24,2%) Mahasiswa beranggapan bahwa guru BK
mereka sangat tidak menyenangkan.
5. Sebanyak 21 orang (63,6%) Mahasiswa pernah mendapatkan layanan dari guru BK, namun
sebanyak 12 orang (36,4%) Mahasiswa tidak pernah mendapatkan layanan dari Guru BK
mereka.
6. Sebanyak 15 orang (45,5%) Mahasiswa pernah mendengar ada layanan BKP dari guru BK
mereka, namun sebanyak 18 orang (54,5%) Mahasiswa tidak pernah mendengar adanya
layanan BKP dari Guru BK mereka.
7. Sebanyak 20 orang (60,6%) Mahasiswa pernah dipanggil guru BK bukan karna membuat
kesalahan, namun sebanyak 13 orang (39,4%) Mahasiswa pernah dipanggil guru BK karna
sudah membuat kesalahan.
8. Sebanyak 17 orang (51,5%) Mahasiswa pernah dipanggil oleh guru BK karena mereka
membuat kesalahan, namun sebanyak 16 orang (48,5%) Mahasiswa tidak pernah dipanggil
oleh guru BK karena mereka tidak pernah membuat kesalahan.
9. Sebanyak 23 orang (69,7%) Mahasiswa pernah mengikuti layanan BKP Topik Tugas
(topik yang dibahas berasal dari guru BK), namun sebanyak 10 orang (30,3%) Mahasiswa
tidak pernah mengikuti layanan BKP Topik Tugas (topik yang dibahas berasal dari guru BK)
10. Sebanyak 19 orang (57,6%) Mahasiswa pernah mengikuti Topik Bebas (topik yang
dibahas berasal dari anggota kelompok), namun sebanyak 14 orang (42,4%) Mahasiswa tidak
pernah mengikuti Topik Bebas (topik yang dibahas berasal dari anggota kelompok).

14
11. Sebanyak 14 orang (42,4%) Mahasiswa pernah mengikuti layanan KKP (topic masalah
berasal dari anggota kelompok), namun sebanyak 19 orang (57,6%) Mahasiswa tidak pernah
mengikuti layanan KKP (topic masalah berasal dari anggota kelompok).
12. Sebanyak 21 orang (61,8%) Mahasiswa pernah mengikuti Pendidikan Karakter Cerdas
Format Kelompok (PKC-KO) Topik Tugas, namun sebanyak 12 orang (38,2%) Mahasiswa
tidak pernah mengikuti Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Topik
Tugas.
13. Sebanyak 20 orang (58,8%) Mahasiswa pernah mengikuti Pendidikan Karakter Cerdas
Format Kelompok (PKC-KO) Topik Bebas, namun sebanyak 13 orang (41,2%) Mahasiswa
tidak pernah mengikuti Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Topik
Bebas.
14. Sebanyak 28 orang (84,8%) Mahasiswa pernah mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik
Sosio Drama dengan teman-teman dan bersama guru BK, namun sebanyak 5 orang (15,2%)
Mahasiswa tidak pernah mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Sosio Drama.
15. Sebanyak 25 orang (75,7%) Mahasiswa pernah mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik
Home Room, namun sebanyak 8 orang atau (24,3%) Mahasiswa tidak pernah mengikuti
Bimbingan Kelompok Teknik Home Room.
16. Sebanyak 23 orang (69,7%) Mahasiswa pernah mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik
Problem Solving, namun sebanyak 10 orang (30,3%) Mahasiswa tidak pernah mengikuti
Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving.
17. Sebanyak 22 orang (66,6%) Mahasiswa pernah mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik
Simulasi dengan teman-teman, namun sebanyak 11 orang (33,4%) Mahasiswa tidak pernah
mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi.
18. Sebanyak 22 orang (66,6%) Mahasiswa pernah mengikuti Bimbingan Kelompok dengan
guru BK tetapi mereka tidak mengetahui apa nama Bimbingan Kelompok tersebut, namun
sebanyak 11 orang (33,4%) Mahasiswa tidak pernah mengikuti Bimbingan Kelompok dengan
guru BK.
19. Sebanyak 21 orang (63,6%) Mahasiswa pernah mendengar Guru BK menginformasikan
bahwa semua siswa harus pernah mendapat layanan termasuk layanan Konseling Kelompok,
namun sebanyak 12 orang (36,4%) Mahasiswa tidak pernah mendengar Guru BK
menginformasikan bahwa semua siswa harus pernah mendapat layanan termasuk layanan
Konseling Kelompok.

15
Setelah mengetahui hasil dari angket yang telah dianalisis, kami sebagai anggota
kelompok berkomitmen ketika nantinya kami menjadi seorang guru BK, hal-hal yang harus
kami lakukan sebagai guru BK adalah sebagai berikut:

1. Kami akan memperkenalkan diri kami kepada seluruh peserta didik yang ada di sekolah.

2. Memperkenalkan BKP kepada seluruh peserta didik yang ada di sekolah.

3. Memberikan gambaran tentang bagaimana fungsi guru BK yang sebenarnya.

4. Memberitahukan kepada peserta didik dimana letak kantor guru BK.

5. Mengimplementasikan pola 17+ layanan BK untuk peserta didik yang ada di sekolah.

6. Membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

7. Menjalankan dengan baik teori-teori yang telah saya pelajari.

8. Mengoptimalkan kinerja kami sebagai guru BK.

9. Kami akan mengubah persepsi negatif peserta didik mengenai guru BK.

10. Kami akan melakukan kegiatan BKP,KKP maupun PKC-KO untuk membahas
permasalahan yang ada pada peserta didik kami nantinya sekaligus mengakrabkan diri kami
kepada mereka. Agar nantinya mereka mau menerima kami yang bertujuan untuk
mempermudah proses konseling yang akan dilakukan.

11. Kami akan mengontrol emosi kami untuk tidak memarahi peserta didik kami.

12. Mengadakan dan meginformasikan pendidikan karakter cerdas format kelompok


(PKC-KO) topic tugas

13. Mengadakan dan meginformasikan pendidikan karakter cerdas format kelompok


(PKC-KO) topic bebas

14. Mengadakan teknik bimbingan kelompok sosiodrama

15. Mengadakan teknik bimbingan kelompok home room

16. Mengadakan teknik bimbingan kelompok teknik problem solving

17. Mengadakan teknik bimbingan kelompok simulas

18. Kami akan mengadakan bimbingan kelompok antara siswa dan guru BK agar siswa
tahu pengertian bimbingan kelompok

19. Kami akan menginformasikan kepada siswa bahwa mereka harus mendapatkan
layanan konseling kelompok

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan :
1. 93,9 % siswa mengetahui nama guru BK, namun mereka tidak mengetahui letak
kantorguru BK.
2. 36,4 % siswa tidak pernah dibimbing melalui layanan bimbingan kelompok.
3. 50 % siswa pernah di marah-marahi oleh guru BK.

5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada guru,
dalam hal ini Guru BK, agar kiranya dapat mengembangkan berbagai kompetensi, khususnya
pada kompetensi kepribadian, Sehingga guru BK benar- benar dapat menjadi teladan di
sekolah. Kompetensi kepribadian ini tentunya perlu dikembangkan oleh kepala sekolah dan
guru mata pelajaran yang lain, sehingga sekolah benar-benar menjadi satu lingkungan yang
bernuansa pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, kami menyarankan kepada calon guru BK, Guru BK:
 Calon Guru BK :
• perlu menghayati informasi yang diperoleh dari hasil tugas Mini Riset yang pernah
dilakukan Ahmad Thalha Abdillah tahun 2017
• Harus membekali diri sejak dini tentang bagaimana mengaplikasikan layanan
Bimbingan Konseling di sekolah.
• Harus memperkenalkan diri dan menjelaskan peran dan tugasnya sebagai Guru BK
di sekolah kepada seluruh siswa asuh mulai dari awal bertugas.
• Harus kreatif memikirkan bagaimana cara agar layanan Bimbingan Konseling
Kelompok untuk semua siswa terlaksana dengan baik.
 Guru BK yang sedang bertugas :
• Harus memperkenalkan diri dan menjelaskan peran dan tugasnya sebagai Guru
BK di sekolah kepada seluruh siswa asuh mulai dari awal bertugas.
• Harus kreatif memikirkan bagaimana cara agar layanan Bimbingan Konseling
Kelompok untuk semua siswa terlaksana dengan baik.
• Kita semua perlu menyadari bahwa hak-hak diterima kewajiban harus
dilaksanakan.
17
DAFTAR PUSTAKA

Egy Novita Fitri dan Marjohan. 2016. “MANFAAT LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PRIBADI SISWA.” Jurnal EDUCATIO
Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2), 19-24. https://jurnal.iicet.org/index.php/j-
edu/article/view/61/64

Prayitno, H. & Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta: PT Rineka
Cipta

Sukardi. (1996). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Jakarta: Rineka Cipta.

18

Anda mungkin juga menyukai