Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN

PEMBELAJARAN KREATIF

DOSEN PEMBIMBING:

Dra. Rahmulyani,M.Pd.Kons

DISUSUN OLEH:

15. Indah Putri Dwiyanti (1203351038)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai pihak, khususnya di dunia pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen (dalam Andang Ismail, 2006: 285)
dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover , ternyata kreativitas
belajar siswa di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya.

Padahal, kreativitas belajar sangat penting bagi perkembangan siswa karena berpengaruh
besar terhadap totalitas kepribadian seseorang. Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar
siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh pemerintah dengan adanya perbaikan
kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran
sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun, dalam pelaksanaannya di
sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan. Pembelajaran masih cenderung menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kreativitas belajar siswa. Untuk itu kreativitas sangat
diperlukan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian problem atau masalah?
2. Apa pengertian kreativitas siswa menurut para ahli?
3. Bagaimana problem kreativitas siswa di sekolah?
4. Sebutkan faktor-faktor penghambat perkembangan kreativitas!
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami pengertian problem, kreativitas siswa, problem
kreativitas siswa di sekolah, dan faktor-faktor penghambat perkembangan kreativitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian problem atau masalah


Pengertian Problematika Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang
berarti masalah atau persoalan. Problematika berasal dari kata problem yang dapat diartikan
permasalahan atau masalah. Adapun masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Terdapat juga
di dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih menimbulkan masalah;
hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang masih belum dapat dipecahkan. Jadi,
yang dimaksud dengan problematika adalah kendala atau permasalahan yang masih belum
dapat dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan tidak
maksimal.

B. Kreativitas Siswa menurut para ahli


Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan yang akan didapat siswa
dalam belajar. Kreativitas juga memegang peranan penting dalam suatu pencapaian pada
proses pembelajaran. Menurut Usman dan Setiawati (Ayu dan Maili, 2017:20) bahwa siswa
yang memiliki 24 kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan
tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan.

Mereka selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, berani menanggung resiko yang


sulit sekalipun, lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri. Kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara
baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain merupakan sebuah
kreativitas. Jika dikaitakan dengan pengembangan siswa di sekolah, maka dapat dikatakan
bahwa Pengembangan kreativitas siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk
menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, caracara baru, model baru dalam
pembelajaran agar siswa menjadi kreatif, bukan membuat siswa menerima saja yang
diajarkan guru (Kenedi, 2017:5).

Penelitian ini mengartikan kreativitas belajar sebagai kemampuan siswa dalam


menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya, baik itu berupa gagasan ataupun suatu produk
yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, dan sebagai kemampuan untuk
menerapkan sesuatu yang baru dengan yang sudah ada sebelumnya, baik berupa kemampuan
mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat membuat kombinasi baru dalam belajar. Guru perlu memfasilitasi kondisi belajar siswa
yang memungkinkan terjadinya kreativitas siswa dalam belajar. Para siswa seharusnya
dibimbing untuk mempunyai kemampuan kreativitas.

C. Problem Kreativitas siswa di sekolah


Penerapan teknologi pembelajaran baru akan membawa perubahan besar yang
berpengaruh terhadap administrasi dan fasilitas sekolah, metode pembelajaran, serta peranan
guru dan siswa.Agar teknologi pembelajaran yang baru tersebut dapat dimanfaatkan secara
optimal diperlukan suatu profesi baru yang berperan dalam pengelolaan dan penyusunan
desain, implementasi dan evaluasi program pendidikan secara penuh.

Proses pembelajaran daring saat ini secara umum berjalan lancar. Namun demikian,
seiring berjalannya waktu muncul berbagai problematika yang menimbulkan keterbatasan
berkreativitas. Menurut Dorothy Craig, masalah merupakan situasi atau kondisi yang akan
datang dan tidak diharapkan. Salah satunya yaitu pendidik terlalu banyak menerapkan
pembelajaran dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan waktu yang
sempit. Disisi lain tugas yang diberikan tidak hanya satu melainkan hampir seluruh mata
pelajaran diberikan tugas. Dalam situasi pandemi Covid-19, kebanyakan dari pendidik harus
bertindak cepat agar pembelajaran dapat tetap berlangsung. Namun demikian, penerapan
pembelajaran tersebut dianggap kurang optimal.

Beberapa masalah yang dapat didapatkan selama pembelajaran daring sehingga


berpengaruh terhadap kreatifitasnya. Diantaranya yaitu:

1. Terlalu banyak tugas yang diberikan sehingga peserta didik merasa terbebani.

2. Akibat terlalu banyak tugas yang diberikan, banyak dari peserta didik tidak
mengedepankan sikap kreatif karena hasil kerja diperoleh menjiplak dari internet.

3. Menurunnya pengetahuan peserta didik, karena hanya terfokus dalam penyelesaian


tugas.

4. Dari segi psikologi terancamnya mental peserta didik menjadi down, karena pola pikir
antar seseorang berbedabeda.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi yang digunakan peserta didik dalam mengasah
kreativitasnya agar para peserta didik tidak mengalami kemunduran pemahaman akan suatu
materi yan g diberika gurunya. Untung nya dizaman ini teknologi sudah semakin memadai
dalam ingin menumbuhkan rasa kreativitas akan suatu hal. Beberapa strategi yang dapat
digunakan guna menumbuhkan rasa kreativitas pelajar. Diantarannya yaitu:

1. Spirit Belajar :
Mahasiswa pada pembelajaran harus mempunyai semangat yang tinggi atau kuat
guna pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran daring mahasiswa sendirilah yang
menentukan kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi. Mahasiswa
dibebankan untuk mandiri serta pengetahuan ditemukan sendiri. Kemandirian belajar
mahasiswa menyebabkan perbedaan keberhasilan yang berbedabeda.

2. Literacy terhadap Teknologi:

Disamping kemandirian terhadap belajar, pemahaman siswa tentangpemakaian teknologi


pada pembelajaran online merupakan keberhasilan dari pembelajaran daring.Penguasaan
serta pemahaman tentang teknologi yang akan digunakan untuk pembelajaran
daringmerupakan hal yang harus dilakukan siswa sebelum pembelajaran online. Alat yang
sering digunakansebagai pembelajaran daring adalah laptop serta telpon pintar ataupun
gadget lainnya. Denganperkembangan era 4.0 semakin banyak vitur-vitur atau aplikasi yang
digunakan sebagai saranapembelajaran online.

3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal:

Kemampuan interpersonal serta kemampuanberkomunikasi merupakan suatu hal yang


harus dikuasai mahasiswa agar berhasil dalam pembelajaran daring. Kemampuan
interpersonal dibutuhkan untuk terjalinnya interaksi serta hubungan antarmahasiswa lainnya.
Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain
meskipunpembelajaran online dilaksanakan secara mmandiri. Oleh sebab itu tetap harus
dilatih kemampuaninterpersonal dan kemampuan komunikasi dalam kehidupan
bermasyarakat.

4. Berkolaborasi:

Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran


daringdilaksanakan sendiri oleh mahasiswa, oleh sebab itu mahasiswa harus bisa berinteraksi
denganmahasiswa lainnya ataupun dengan dosen pada forum yang sudah disiapkan.
Diperlukannnyainteraksi tersebut terutama pada saat mahasiswa mwngalami kesulitan
memahami materi. Selain darihal tersebut mahasiswa perlu menjaga interaksi untuk melatih
jiwa sosial mereka. Supaya tidakterbentuk menjadi seorang yang sangat individualisme dan
anti sosial yang di karenakan pembelajarandaring. Dengan adanya pemmbelaaran daring juga
mahasiswa mampu memahami pembelajarandengan kolaborasi. Mahasiswa akan dilatih agar
mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitaratau dengan bermacam sistem yang
mendukung pembelajaran daring.

5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri:

Kemampuan akan belajar mandiri merupakan karakteristik daripembelajaran daring.


Dalam pembelajaran daring sangat diperlukan untuk terampil belajar secara mandiri. Karena
pada saat proses belajar, mahasiswa akan mencari, menemukan dan menyimpulkanyang telah
dipelajari secara mandiri. Seperti yang dikemukakan Kirkman (2007) pembelajaran mandiri
merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam mengidentifikasi apa
yangperlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Ketika
belajar secara mandiri, unsur motivasi menjadi begitu penting guna penenntuan keberhasilan
pada proses pembelajaran.

Pendidikan kreatif sangat diperlukan saat ditengah pandemic ini, melalui pendidikan
kreatif peserta didik akan lebih memiliki wawasan yang lebih terhadap pemikiran dibuat oleh
peserta didik. Pada pendidikan kreatif guru tidak berperan penting dalam pembelajaran, akan
tetapi guru sangat berperan dalam pengembangan pola pikir peserta didik. Pola pikir ini akan
mengarah ke kreativitas siswa. Dengan adanya pendidikan kreatif ini akan memberikan
kesenangan belajar terutama saat dirumah. Karena pendidikan kreatif ini menuntut peserta
didik untuk mengembangkan hasil karya yang dibuatnya semenarik mungkin. Seperti yang
dikemukakan oleh Munanda (2004 : 12) yang mengemmuakakan bahwa : “Perkembangan
optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam
suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru
menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan
gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur”. Maka
pendidikan kreatif dengan media desain grafis akan dapat mengembangkan peserta didik
menjadi lebih kreatif dalam berpikir hal yang baru untuk menambah kreativitasnya. Dari sini
pendidikan kreatif akan memberikan keleluasaan peserta didik lebih mempertajam pola
pikirnya, serta memberikan kebebasan belajar bagi peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan.

D. Faktor yang menghambat perkembangan kreativitas


Musbikin (2007:7) mengemukakan beberapa faktor yang dapat menghambat
perkembangan kreativitas anak yaitu:

1. Tidak adanya dorongan bereksplorasi

2. Jadwal yang terlalu ketat

3. Terlalu menekankan kebersamaan keluarga

4. Tidak boleh berkhayal

5. Orang tua konservatif

6. Over Protektif

7. Disiplin Otoriter

8. Penyediaan alat permainan yang terstruktur


Pendapat di atas, menyebutkan bahwa faktor yang dapat menghambat kreativitas anak yaitu
tidak ada dorongan bereksplorasi, dimana anak tidak mendapat kesempatan untuk
mengeksplorasi atau menjelajah lingkungannya (mengenal dan menemukan hal-hal yang baru)
sehingga dapat menghambat pemikiran kreatif anak untuk berkembang.

Melarang anak untuk menghayal juga dapat menghambat berkembangnya daya imajinasi
anak sehingga dapat memadamkan kreativitas anak. Disiplin otoriter cenderung menuntut anak
untuk patuh terhadap segala aturan atau keputusan orang tua, maka yang muncul adalah anak
menjadi kurang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu dan hal itu dapat menghambat
kreativitasnya, dan penyediaan alat permainan yang terstruktur mengilangkan peluang anak
untuk berpikir kreatif, karena anak tidak dapat menuangkan imajinasinya untuk
membentuk, memodifikasi, dan menciptakan suatu karya melalui media tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan yang akan didapat siswa
dalam belajar. Kreativitas juga memegang peranan penting dalam suatu pencapaian pada
proses pembelajaran. Menurut Usman dan Setiawati (Ayu dan Maili, 2017:20) bahwa siswa
yang memiliki 24 kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan
tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Penelitian ini mengartikan kreativitas belajar
sebagai kemampuan siswa dalam menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya, baik itu berupa
gagasan ataupun suatu produk yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, dan sebagai
kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang baru dengan yang sudah ada sebelumnya, baik
berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat membuat kombinasi baru dalam belajar. Guru perlu
memfasilitasi kondisi belajar siswa yang memungkinkan terjadinya kreativitas siswa dalam
belajar. Para siswa seharusnya dibimbing untuk mempunyai kemampuan kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA

Prima Dewi, Kreativitas Anak, Tersedia: http:// ( 9 Desember 2014)

Yeni Rachmawati dan Euis Kurnia, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Kencana, 2010), h, 15

http://idr.uin-antasari.ac.id/9293/5/BAB%20II.pdf

http://repositori.unsil.ac.id/509/5/BAB%202.pdf

https://jurnal.uns.ac.id/joive/article/view/43057/29595

http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html

Anda mungkin juga menyukai