PEMBELAJARAN KREATIF
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Rahmulyani,M.Pd.Kons
DISUSUN OLEH:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai pihak, khususnya di dunia pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen (dalam Andang Ismail, 2006: 285)
dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover , ternyata kreativitas
belajar siswa di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya.
Padahal, kreativitas belajar sangat penting bagi perkembangan siswa karena berpengaruh
besar terhadap totalitas kepribadian seseorang. Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar
siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh pemerintah dengan adanya perbaikan
kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran
sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun, dalam pelaksanaannya di
sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan. Pembelajaran masih cenderung menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kreativitas belajar siswa. Untuk itu kreativitas sangat
diperlukan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian problem atau masalah?
2. Apa pengertian kreativitas siswa menurut para ahli?
3. Bagaimana problem kreativitas siswa di sekolah?
4. Sebutkan faktor-faktor penghambat perkembangan kreativitas!
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami pengertian problem, kreativitas siswa, problem
kreativitas siswa di sekolah, dan faktor-faktor penghambat perkembangan kreativitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih menimbulkan masalah;
hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang masih belum dapat dipecahkan. Jadi,
yang dimaksud dengan problematika adalah kendala atau permasalahan yang masih belum
dapat dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan tidak
maksimal.
Proses pembelajaran daring saat ini secara umum berjalan lancar. Namun demikian,
seiring berjalannya waktu muncul berbagai problematika yang menimbulkan keterbatasan
berkreativitas. Menurut Dorothy Craig, masalah merupakan situasi atau kondisi yang akan
datang dan tidak diharapkan. Salah satunya yaitu pendidik terlalu banyak menerapkan
pembelajaran dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan waktu yang
sempit. Disisi lain tugas yang diberikan tidak hanya satu melainkan hampir seluruh mata
pelajaran diberikan tugas. Dalam situasi pandemi Covid-19, kebanyakan dari pendidik harus
bertindak cepat agar pembelajaran dapat tetap berlangsung. Namun demikian, penerapan
pembelajaran tersebut dianggap kurang optimal.
1. Terlalu banyak tugas yang diberikan sehingga peserta didik merasa terbebani.
2. Akibat terlalu banyak tugas yang diberikan, banyak dari peserta didik tidak
mengedepankan sikap kreatif karena hasil kerja diperoleh menjiplak dari internet.
4. Dari segi psikologi terancamnya mental peserta didik menjadi down, karena pola pikir
antar seseorang berbedabeda.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi yang digunakan peserta didik dalam mengasah
kreativitasnya agar para peserta didik tidak mengalami kemunduran pemahaman akan suatu
materi yan g diberika gurunya. Untung nya dizaman ini teknologi sudah semakin memadai
dalam ingin menumbuhkan rasa kreativitas akan suatu hal. Beberapa strategi yang dapat
digunakan guna menumbuhkan rasa kreativitas pelajar. Diantarannya yaitu:
1. Spirit Belajar :
Mahasiswa pada pembelajaran harus mempunyai semangat yang tinggi atau kuat
guna pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran daring mahasiswa sendirilah yang
menentukan kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi. Mahasiswa
dibebankan untuk mandiri serta pengetahuan ditemukan sendiri. Kemandirian belajar
mahasiswa menyebabkan perbedaan keberhasilan yang berbedabeda.
4. Berkolaborasi:
Pendidikan kreatif sangat diperlukan saat ditengah pandemic ini, melalui pendidikan
kreatif peserta didik akan lebih memiliki wawasan yang lebih terhadap pemikiran dibuat oleh
peserta didik. Pada pendidikan kreatif guru tidak berperan penting dalam pembelajaran, akan
tetapi guru sangat berperan dalam pengembangan pola pikir peserta didik. Pola pikir ini akan
mengarah ke kreativitas siswa. Dengan adanya pendidikan kreatif ini akan memberikan
kesenangan belajar terutama saat dirumah. Karena pendidikan kreatif ini menuntut peserta
didik untuk mengembangkan hasil karya yang dibuatnya semenarik mungkin. Seperti yang
dikemukakan oleh Munanda (2004 : 12) yang mengemmuakakan bahwa : “Perkembangan
optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam
suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru
menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan
gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur”. Maka
pendidikan kreatif dengan media desain grafis akan dapat mengembangkan peserta didik
menjadi lebih kreatif dalam berpikir hal yang baru untuk menambah kreativitasnya. Dari sini
pendidikan kreatif akan memberikan keleluasaan peserta didik lebih mempertajam pola
pikirnya, serta memberikan kebebasan belajar bagi peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan.
6. Over Protektif
7. Disiplin Otoriter
Melarang anak untuk menghayal juga dapat menghambat berkembangnya daya imajinasi
anak sehingga dapat memadamkan kreativitas anak. Disiplin otoriter cenderung menuntut anak
untuk patuh terhadap segala aturan atau keputusan orang tua, maka yang muncul adalah anak
menjadi kurang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu dan hal itu dapat menghambat
kreativitasnya, dan penyediaan alat permainan yang terstruktur mengilangkan peluang anak
untuk berpikir kreatif, karena anak tidak dapat menuangkan imajinasinya untuk
membentuk, memodifikasi, dan menciptakan suatu karya melalui media tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan yang akan didapat siswa
dalam belajar. Kreativitas juga memegang peranan penting dalam suatu pencapaian pada
proses pembelajaran. Menurut Usman dan Setiawati (Ayu dan Maili, 2017:20) bahwa siswa
yang memiliki 24 kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan
tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Penelitian ini mengartikan kreativitas belajar
sebagai kemampuan siswa dalam menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya, baik itu berupa
gagasan ataupun suatu produk yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, dan sebagai
kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang baru dengan yang sudah ada sebelumnya, baik
berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat membuat kombinasi baru dalam belajar. Guru perlu
memfasilitasi kondisi belajar siswa yang memungkinkan terjadinya kreativitas siswa dalam
belajar. Para siswa seharusnya dibimbing untuk mempunyai kemampuan kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA
Yeni Rachmawati dan Euis Kurnia, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Kencana, 2010), h, 15
http://idr.uin-antasari.ac.id/9293/5/BAB%20II.pdf
http://repositori.unsil.ac.id/509/5/BAB%202.pdf
https://jurnal.uns.ac.id/joive/article/view/43057/29595
http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html