Anda di halaman 1dari 4

Adi Ismail

858409138

Silahkan kerjakan Latihan 1 ini dengan benar!


No. Soal Skor
1 Seorang guru hendaknya memahami bahwa pembelajaran terpadu mucul atas 3 20
landasan filosofis diantaranya progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme.
John Dewey, Jean Piaget, Lev Vgotsky dan William James merupakan tokoh-tokoh
yang berada dibelakangnya. Paparkan benang merah dari ketiga landasan tersebut
sehingga mendorong lahirnya pembelajaran terpadu. Serta uraikan keterkaitan
landasan tersebut terhadap kegiatan pembelajaran.

2 Keterampilan menjelaskan dan bertanya merupakan salah satu hal krusial dalam 40
pembelajaran terpadu. Alasannya adalah dalam pembelajaran terpadu siswa
merupakan pusat dalam proses pembelajaran dan posisi guru sebagai fasilitator
bukanlah satu-satunya sumber informasi. Di sekolah x terdapat 2 guru dengan
karakteristik yang berbeda. Guru A merupakan pendidik mula yang memahami
teori pengajaran dengan baik namun secara implementasi mengajar di kelas masih
minim pengalaman. Sedangkan guru B adalah pendidik senior yang kaya
pengalaman namun masih terpaku dengan pembelajaran satu arah.
Bagaimanakah kedua guru ini saling berkerjasama sehinga mampu menguasai
dengan baik keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran
terpadu. Berikan beberapa contoh dari implementasi kedua keterampilan
tersebut.

3 Mewabahnya Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah pusat dan daerah 40


untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru, salah satunya menghentikan
sementara pembelajaran tatap muka di sekolah dan mengalihkannya dengan
Learning from home (Pembelajaran di rumah). Rancanglah Satuan Pembelajaran
Terpadu dengan memilih salah satu subtema, jabarkan melalui kegiatan
pembelajaran serta evaluasi (penilaian) yang mampu dilaksanakan secara mandiri
oleh siswa (kolaborasi dengan orang tua). Pertimbangkan Satuan Pembelajaran
Terpadu tersebut dengan mengadakan variasi dalam penggunaan media sebagai
bagian integral dalam pembelajaran.
Skor Total 100

JAWABAN
1.1. Landasan filosofis dalam pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (a)
progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme.

a. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan


kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa.

b. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi
harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa
ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

c. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.

2. Landasan psikologis dalam pembelajaran terpadu terutama berkaitan dengan psikologi


perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahapperkembangan
peserta didik.

Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut
disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3. Landasan praktis, berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pembelajaran terpadu yang meliputi :

a.Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat
dalam kurikulum.

b.Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya
saling terkait.

c.Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan uasaha


kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.

d.Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang
dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu
berpikir praktis.
4. Landasan yuridis dalam pembelajaran terpadu berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, serta (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Disamping itu pada Permendiknas No 22 Th 2006 02. BAB II Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
menyatakan Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan terpadu, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

2.Seiring dengan waktu, wajah pendidikan di Indonesia nampaknya masih belum mampu bersaing
dengan dunia. Indonesia sebagai negara berkembang masih dalam proses peningkatan mutu
pendidikan. Akan tetapi, tidak semua siswa di Indonesia rendah dalam pendidikan, buktinya banyak juga
yang memenangkan lombatingkat internasional. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki
potensi yang tidak bisa di anggap remeh.

Pemerataan pendidikan terus di lakukan oleh pemerintah sampai ke pelosok-pelosok desa, dan wajib
belajar 9 tahun merupakan bukti nyata dari program pemerintah. Namun, fakta menunjukkan bahwa
pendidikan yang sebenarnya menjadi hak warga negara tidak sepenuhnya didapat oleh seluruh lapisan
masyarakat. Banyak anak-anak di Indonesia yang putus sekolah, bahkan ada yang tidak sekolah karena
kekurangan biaya. Hal ini harus segera di selesaikan oleh pemerintah, walaupun upaya-upaya
pemerintah sedang di galakkan, dan kita sebagai warga negara wajib mendukung hal tersebut.

Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, khususnya Sekolah Dasar, masih menggunakan metode
lama dalam proses pembelajaran, yaitu penyelesaian program yang di rancang oleh pemerintah. Guru
sebagai pelaksana pembelajaran tentu harus mengikuti aturan yang dibuat pemerintah, guru harus
menyelesaikan program yang sudah di rancang tersebut dengan tepat waktu. Perancangan program
yang dilakukan pemerintah tersebut dirasa belum melihat berbagai potensi berbeda yang ada pada
setiap anak didik yang tersebar di seluruh Indonesia, hal ini membawa dampak negatif yaitu potensi
anak tidak berkembang secara maksimal. Anak hanya sebagai wadah untuk menerima materi yang
diberikan oleh guru. Sebenarnya siapa yang salah? Pemerintah atau guru? Menurut penulis, sebaiknya
tidak usah mencari siapa yang salah, akan tetapi bagaimana menyelesaikannya. Mencari sebuah
alternatif dalam pendidikan, yang dapat memaksimalkan potensi yang ada pada peserta didik.
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu alternatif tersebut, sebuah pendekatan belajar mengajar
yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi siswa.
contoh keterampilan guru dalam menjelaskan dan membuat pertanyaan :

-membuat permainan yang asik untuk belajar

-penjelasan materi dengan aplikasi nya sehari-hari

-membuat pertanyaan yang ada di kehidupan sehari-hari kreatif yang merangsang siswa

-membuat model yang sederhana buat pembelajaran mudah dipahami

-tugas yang memicu kesenangan dan pengembang an pemahaman yang

3.Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung
antara guru dan siswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Hal ini merupakan
tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa
mengelolah, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran
model daring tersebut.

Bukan hanya itu saja, dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan
belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor : Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang
belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK
dan SD (Sekolah Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak
memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang
tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada
juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan
menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya
diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan
tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai