Landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu di
SD yaitu salah satunya landasan filosofi yang sangat dipengaruhi oleh tiga aliran yaitu :
Aliran Progresvisme
Aliran ini beranggapan bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana alamiah (natural) dan memperhatikan pengalaman siswa,
dengan kata lain proses pembelajarannya bersifat mekanistis (Ellis, 1993). Alrain ini sering
dihadakan pada persoalan yang harus mendapatkan pemecahan yang lebih persifat problem
solving.
Aliran Konstruktivisme
Aliran ini lebih terfokus pada melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai
kunci pembelajaran. Aliran ini menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi atau bentukan
manusia dimana manusia mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan objek,
fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan di anggap benar jika pengetahuan
tersebut dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan rsoalan atau fenomena yang sesuai.
Aliran Humanisme
Aliran ini lebih melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasan, potensi, motvasi yang dimiliki
oleh siswa. Impilkasinya dalam kegiatan pembelajaran yaitu layanan selain bersifat klasikal juga
bersifat individual, pengakuan adanya siswa yang lambat dari siswa yang cepat, penyikapan yang
unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor individu maupun yang mengangkut factor
lingkungan.
Benang merahnya yaitu ketiga landasan tersebut keseluruhannya perpihak pada siswa, ketiga
landasan tersebut saling melengkapi satu sama lain. Karena ketiga landasan tersebut benar-benar
melihat siswa dari keunikannya, potensinya, kreativitasnya dan motivasi yang dimilinya. Ketiga
landasan tersebut menggali potensi siswa sesuai dengan pengalaman siswa itu sendiri secara
alamiah dalam proses pembelajaran sehingga pengalaman langsung yang dimiliki siswa tersebut
dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa itu. Dengan ketiga landasan ini, kita sebagai guru didalam
kegiatan pembelajaran bukan satu-satunya sumber informasi, namun siswa kita sikapi sebagai
subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahamannya sendiri. Guru lebih banyak
bertindak sebagai model, teman pendamping, pemberi motivasi, penyedia bahan pembelajaran. Hal
terpenting dari ketiga landasan tersebut yaitu membentuk siswa yang lebih kreatif dan bebas
berekspresi.
2. Sebelum membahas kolaborasi antara Guru A sebagai pendidik muda dan Guru B sebagai
pendidik senior, terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah hakikat dari keterampilan
menjelaskan dan bertanya.
Menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan pembelajaran
terpadu keterampilan menjelaskan merupakan kegiatan yang sangat penting karena akan
berpengaruh besar terhadap siswa. Kegiatan menjelas berpengaruh langsung terhadap pemahaman
siswa akan tema-tema yang diajarkan, dengan keterampilan menjelaskan yang baik dari guru
membuat siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang apa yang menjadi pokok pembelajaran.
Sebagai guru dalam menguasai keterampilan menjelaskan harus benar-benar dapat menjelaskan
secara konkret dan nyata sesuai dengan pengalaman belajar siswa agar lebih bermakna apa yang
dipelajari sehingga diharapkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan,
pendapat, kenginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dapat meningkat, karena
tujuan utama dari menjelaskan itu adalah sebagai alat komunikasi. Lebih rinci lagi sesuai modul
pembelajaran terpadu, keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat di antaranya untuk :
membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang sedang dipelajari;
meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berpikir
yang sistematis dan terintegrasi:
memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan,
meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan
yang bermakna bagi siswa:
membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber,
mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan:
menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien.
Bagi kita sebagai guru SD, keterampilan bertanya dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
sangat diperlukan karena seperti yang diketahui bahwa sampai saat ini guru lebih mendominasi di
kelas dengan metode ceramah, karena guru masih banyak memposisikan dirinya menjadi sumber
belajar dan siswa sendiri dianggap hanya sebagai penerima informasi. Karena anggapan demikian
berakibat pada siswa bersikap kurang aktif dan selalu menerima segala hal yang disampaikan guru
tanpa adanya keginginan dan keberanian untuk menanyakan hal-hal yang masih dianggap ragu.
Artinya denga kata lain, guru SD harus menguasai keterampilan bertanya agar siswa menjadi lebih
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan suasana belajar yang lebih hidup
dan bervariasi. Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat di
antaranya untuk mengarahkan siswa supaya lebih aktif mempelajari suatu tema dari berbagai aspek
secara terintegrasi :
meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna:
mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi:
memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya:
meningkatkan keterlibatan siswa secara mental-intelektual:
menumbuhkan keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan,
menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas.
Dari penjelasan diatas mengenai keterampilan menjelaskan dan bertanya, kita memecahkan
permasalahan yang terjadi yaitu antara Guru A merupakan pendidik pemula yang memhamai teori
pengajaran dengan baik namun memiliki pengalaman mengajar yang masih minim, sedangkan Guru
B adalah pendidik senior yang kaya pengalaman namun masih terpaku dengan pembelajaran satu
arah, maka yang seharusnya dilakukan dengan kedua guru tersebut menurut pendapat saya
adalah:
Guru A sebaiknya memberanikan diri untuk banyak bertanya dengan Guru B karena lebih
senior, buang anggapan bahwa Guru B tidak akan mau mengajarkannya. Karena ini biasa
terjadi bagi guru-guru pemula yang merasa ketakutan sendiri untuk berhadapan dengan guru
senior.
Guru B sebaiknya harus bias membuak diri dan merubah mind set nya, bahwa tidak ada
salahnya belajar dari guru A yang masih pemula namun mempunyai pemahaman tentang teori
pengajaran yang baik.
Guru A dan Guru B harus saling berkolaborasi dan bersinergi dan saling berbagi ilmu dan
pengalaman satu sama lain sehingga substansinya sebagai pendidik dengan tujuan
memcerdaskan anak bangsa dapat terwujud sesuai dengan aturan yang berlaku dengan tetap
mengedepankan pengalaman belajar siswa.
Peran kepala sekolah disini sangat dibutuhkan sebagai fasilitator, mediator dan motivator.
Salah satunya yaitu dengan memberikan ruang kepada para guru pemula dan guru senior
untuk berkumpul seperti pertemuan rutin KKG disekolah.
Contoh bentuk implementasi yang bias dilakukan yaitu :
Guru A dan Guru B mengajar di rombongan kelas yang sama atau satu jenjang kelas. Pada
saat pembelajaran SBdP tentang keterampilan membuat kolase, Guru A dan Guru B saling
berkolaborasi mulai dari pembuatan rencana pembelajaran karena Guru A tergolong masih
muda dan memahami IT maka akan membantu Guru B dalam mencari gambar-gambar yang
akan dijadikan kolase, yang selama ini Guru B jika ada pembelajaran kolase hanya manual saja
yaitu dengan menggambar beberapa buah gambar yang akan digunakan dalam membuat
kolase bagi siswa. Disini Guru A memahami teori bagaimana cara mengajarkan kepada siswa
memahami dan membuat kolase yang baik, benar, tepat dan cepat, guru A akan berbagi ilmu
kepada Guru B. Namun Guru B yang sudah senior juga akan berbagi pengalaman keadaan
nyata yang akan terjadi di kelas jika ada beberapa siswa yang susah untuk memahami kolase
dalam menempel dengan baik dan tepat.
Contoh lain misalnya pada saat pembelajaran IPA tentang memahami bagian-bagian dari
bunga lengkap. Guru A karena mempunyai IT yang bagus makan akan mengajarkan kepada
Guru B bagaimana menggunakan gawai sebagai media pembelajaran yang lebih menarik bagi
siswa dengan memberikan video serta permainan yang menggunakan IT agar soswa dapat
memahami bagoan Bunga lengkap dengan baik melalui permainan (aplikasi game) yang
menyenangkan siswa, Di sisi lain Guru B akan berbagi pengalaman juga bahwa untuk
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi khususnya konten, selain menggunakan game kita
juga harus mempersiapkan bunga sepatu sebagai contoh nyata dalam siswa memahami bagian
bunga lengkap sesuai pengalaman Guru B yang telah mengajar lama.
3. Rancangan Satuan Pembelajaran Terpadu dengan memilih salah satu subtema, menjabarkan
kegiatan pembelajaran serta evaluasi (penilaian) yang mampu dilaksanakan secara mandiri
oleh siswa (kolaborasi dengan orang tua), dengan mengadakan variasi dalam penggunaan
media sebagai bahan integral dalam pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Sekolah/Kelas SD Negeri 001 Kota Jambi / V (Lima) A
Tujuan Pembelajaran Murid dapat menganalisis pengaruh kondisi geografis Indonesia sebagai
negara maritim terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui teknik mindfulness dan kegiatan menyimak, mengamati, dan membaca dengan penuh
tanggung jawab dan percaya diri yang baik, murid mampu :
1. Siswa mampu menganalisa pengaruh kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim
terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat
2. Siswa mampu menyajikan hasil analisis pengaruh kondisi geografis Indonesia sebagai negara
maritim terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat dalam bentuk karya seni atau
multimedia (video)
3. Siswa mampu membuat paragraf menggunakan bahasa sendiri dari ide pokok tentang kondisi
geografis Indonesia sebagai negara maritim terhadap kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat
4. Siswa mampu menyajikan hasil tulisan paragraf menggunakan bahasa sendiri dari ide pokok
tentang kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim terhadap kehidupan ekonomi dan
sosial masyarakat
D. Materi Pembelajaran
IPS : Pengaruh kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim
terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat
Bahasa Indonesia : Ide Pokok
G. Sumber Belajar
Buku siswa : Maryanto, Organ Gerak Hewan dan Manusia/Buku Siswa – Edisi Revisi Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Buku Referensi : Maryanto, Organ Gerak Hewan dan Manusia /Buku Guru – Edisi Revisi Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
STOP sejenak
Sebelum memulai pembelajaran inti, guru mengajak murid untuk melakukan
teknik S-T-O-P agar lebih fokus dalam pembelajaran nantinya.
Sebagai ice breaking, dilakukan tebak-tebak emosi (disajikan gambar di slide
lalu murid menebak emosi pada gambar). (KSE 1 Pengenalan Emosi)
Kemudian guru memberikan 2 gambar emosi (senang dan sedih), murid diberi
kesempatan untuk memberikan pendapat berupa solusi yang dapat
dilakukannya jika ada temannya mengalami 2 emosi pada gambar tersebut.
(KSE 3 Empati)
Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Beramai Ke Laut” ciptaan Ibu Sud,
sebagai wujud dari pengenalan emosi senang/bahagia.
Guru menyampaikan tujuan dan skenario pembelajaran yang akan dilakukan.
Murid menyimak/membaca tugas yang akan dikerjakan selama pertemuan ini
(literasi)
Inti
Guru menampilkan PPT materi tentang kondisi geografis Indonesia sebagai
Negara maritim.
Guru menampilkan beberapa gambar yang berpengaruh terhadap keadaan
maritim Indonesia.
Guru bersama siswa melakukan analisis dan tanya jawab dari gambar
tersebut.
Murid diminta untuk menganalisis pengaruh kondisi geografis Indonesia
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
sebagai negara maritim terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
Murid dapat mengirimkan tugas hasil analisis tersebut melalui Kantong Tugas
“Karya Ku” pada Google Classroom. Produk yang dihasilkan oleh murid
dapat dikumpulkan secara tertulis (membuat paragraf) kemudian difoto,
dapat juga membuatnya dalam bentuk gambar/poster dengan karya
tangan sendiri ataupun dalam bentuk penggunaan aplikasi membuat
poster seperti canva, dan juga dapat membuat penjelasan lisan yang
direkam melalui fungsi suara atau video.
CATATAN
Murid yang belum mampu mengembangkan ide atau gagasan dalam
membuat hasil analisis dalam bentuk karya, guru akan melakukan
bimbingan individual dan meminta bantuan orang tua untuk melatih anak
secara teratur dalam kegiatan belajar.
Murid yang lebih suka belajar secara visual, guru memberikan
pembelajaran melalui tayangan video yang beraudio.
Murid yang mengalami kendala sulit untuk fokus dengan mendengarkan
secara audio, guru memilihkan video pembelajaran yang dilengkapi
dengan teks/kalimat.
Murid yang mengalami hambatan penglihatan, guru memberikan mendia
pembelajaran video secara auditori
I. PENILAIAN
1. Sikap
Strategi : Observasi
Alat : Catatan Anekdot
Checklist
Indikator Baru Mulai Catatan
Berkembang Tercapai
Terlihat Tambahan
Pengetahuan
Menunjukkan hasil analisis
pengaruh kondisi geografis
Indonesia sebagai negara maritim
terhadap kehidupan ekonomi dan
sosial masyarakat
Mengembangkan paragraf yang
terdiri dari kalimat utama dan
kalimat penjelas
Keterampilan
Keterampilan mengembangkan ide
Pilihan kata yang sesuai
Kesesuaian karya dengan materi
Kreativitas bereksplorasi dengan
berbagai media dalam pembuatan
karya
2. TEKNIK PELAJARAN
Teknik STOP, tebak emosi
5. TUJUAN
Mengenali berbagai emosi sebagai wujud kesadaran diri, dan berempati dalam berinteraksi dengan
teman.
1. Melakukan Teknik STOP Sejenak