Anda di halaman 1dari 10

NAMA : AYU TIARA PIRONICA

NIM : 856797925
KELAS : PGSD A
MATKUL : PEMBELAJARAN TERPADU

TUGAS 1

1. Seorang guru hendaknya memahami bahwa pembelajaran terpadu mucul atas 3 landasan
filosofis diantaranya progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. John Dewey, Jean Piaget,
Lev Vgotskydan William James merupakan tokoh-tokoh yang berada dibelakangnya. Paparkan
benang merah dari ketiga landasan tersebut sehingga mendorong lahirnya pembelajaran terpadu.
Serta uraikan keterkaitan landasan tersebut terhadap kegiatan pembelajaran ?

2. Keterampilan menjelaskan dan bertanya merupakan salah satu hal krusial dalam
pembelajaran terpadu. Alasannya adalah dalam pembelajaran terpadu siswa merupakan pusat
dalam proses pembelajaran dan posisi guru sebagai fasilitator bukanlah satu-satunya sumber
informasi. Di sekolah x terdapat 2 guru dengan karakteristik yang berbeda. Guru A merupakan
pendidik mula yang memahami teori pengajaran dengan baik namuns ecara implementasi
mengajar di kelas masih minim pengalaman. Sedangkan guru B adalah pendidik senior yang
kaya pengalaman namun masih terpaku dengan pembelajaran satu arah. Bagaimanakah kedua
guru ini saling berkerjasama sehingga mampu menguasai dengan baik keterampilan menjelaskan
dan bertanya dalam pembelajaran terpadu. Berikan beberapa contoh dari implementasi kedua
keterampilan tersebut ?

3. Mewabahnya Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk


mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru, salah satunya menghentikan sementara pembelajaran
tatap muka di sekolah dan mengalihkannya dengan Learning from home (Pembelajaran di
rumah). Rancanglah Satuan Pembelajaran Terpadu dengan memilih salah satu subtema, jabarkan
melalui kegiatan pembelajaran serta evaluasi (penilaian) yang mampu dilaksanakan secara
mandiri oleh siswa (kolaborasi dengan orang tua). Pertimbangkan Satuan Pembelajaran Terpadu
tersebut dengan mengadakan variasi dalam penggunaan media sebagai bagian integral dalam
pembelajaran !
JAWABAN

1. Benang merah dari landasan progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme sehingga


mendorong lahirnya pembelajaran terpadu yaitu siswa memiliki bekal atau potensi yang
sama dalam upaya memahami sesuatu. Dan dari tiga landasan tersebut kita bisa melihat
siswa dari keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya, dan landasan tersebut ketika
berjalan beriringan akan bersifat saling melengkapi dan akan menghasilkan anak didik yang
handal dan tangguh. Implikasi dari pandangan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
(1) isi pembelajaran harus memiliki manfaat bagi siswa secara aktual, (2) dalam kegiatan
belajarnya siswa harus menyadari penguasaan isi pembelajaran itu bagi kehidupannya, dan
(3) isi pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan
pengetahuan siswa. Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada
umumnya perlu sekali ditekankan pada: pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Dengan
kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis. Aliran ini juga memandang bahwa
dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus
mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving. Dalam memecahkan masalah
tersebut, siswa perlu memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman belajar
yang telah dimilikinya. Dalam hal demikian maka terjadi proses berpikir yang terkait dengan
“metakognisi”, yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan pengalaman belajar dengan
pengetahuan lain untuk menghasilkan sesuatu
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran. Sebab itu, pengalamanorang lain yang diformulasikan
misalnya dalam suatu buku teks perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung.
Aliran konstruktivisme ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi atau
bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,
fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila
pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena
yang sesuai.
Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru
kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus
mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan
suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktifan siswa yang
diwujudkan oleh rasa ingin tahunya amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar, pengetahuan lebih dianggap sebagai
proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berkembang, dan berubah. Para
penganut konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Alat dan
sarana yang tersedia bagi siswa untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Siswa
berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan cara melihat, mendengar, menjamah,
mencium, dan merasakan. Dari sentuhan inderawi itulah siswa membangun gambaran
dunianya.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi: keunikan/kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.
Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) layanan pembelajaran selain
bersifat klasikal, juga bersifat individual, (b) pengakuan adanya siswa yang lambat dan siswa
yang cepat, (c) penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut faktor
personal/individual maupun yang menyangkut faktor lingkungan sosial/kemasyarakatan.
Keterkaitan ketiga landasan tersebut terhadap pembelajaran yaitu ketiga landasan
mempunyai tujuan yang sama untuk pendidikan yang mencari keseimbangan diantara ketiga
dimensi tersebut. Hal ini menggambarkan proses pendidikan yang diwarnai oleh ketiga filsafat
pendidikan baik konstruktivisme, progresivisme, maupun humanisme.

2. Guru A yang merupakan pendidik mula yang memahami teori pengajaran dengan baik
namun memiliki pengalaman mengajar yang masih minim. Sedangkan guru B adalah
pendidik senior yang kaya pengalaman namun masih terpaku dengan pembelajaran satu arah
(teori behum berkembang). Untuk menjadi lebih baik dalam proses pembelajaran, kedua
guru ini dapat saling bekerja sama serta bertukar pikiran terkait pembelajaran. Guru B dapa
tbelajar kepada guru A terkait metode pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, innovative dan
efektif, dan Guru A dapat belajar serta mengasah keterampilan bertanya, menjelaskan serta
penguasaan kelas kepuda guru yang sudah memiliki lebih banyak pengalaman. karena
berkembungnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kurikulum bersifat dinamis, sehingga
diperlukan adanya perbaikan metode pembelajaran secara terus menerus, agar didapatkan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu serta terbentuk
pengetahuan dari dirinya sendiri. Guru juga bisa melakukan teaching collaboration agar
guru menerima ilmu-ilmu baru dalam hal mengajar, guru dapat mempraktikan langsung
metode ini dikelas. Sehingga para murid tidak merasa terbebani dalam belajar dan juga
menerima materi-materi belajar dengan baik.
Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) guru bukan
merupakan satu satunya sumber informasi, (2) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang
secara kreatif mampu menemukan pemahaman nya sendiri, (3) dalam proses pembelajaran,
guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemberi motivasi, penyedia
bahan pembelajaran, dan actor yang juga bertindak sebagai siswa (pembelajar). Dilihat dari
motivasi dan minat, siswa memiliki cirri tersendiri.

3. RPP COVID
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 11 PAGAR GUNUNG


Kelas / Semester : 2 /1
Tema : Hidup Bersih dan Sehat ( Tema 4)
Sub Tema : Hidup Bersih dan Sehat di Rumah ( Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 X pertemuan ( 6 x 30 )
Muatan Terpadu : SBDP, Bahasa Indonesia, Matematika

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dibimbing melalui media Daring siswa dapat membedakan panjang dan pendek bunyi pada
lagu anak menggunakan simbol dengan benar.
2. Melalui penugasan, siswa dapat mencatat isi teks yang berkaitan dengan lingkungan sehat
dengan bahasa tulis secara tepat.
3. Dibimbing melalui media Daring siswa dapat menuliskan hasil pengamatan sederhana
tentang lingkungan sehat menggunakan ejaan yang tepat.
4. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi ruas garis yang membatasi model bangun
datar secara tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiata Alokasi
Deskripsi Kegiatan
n Waktu
1. Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan 15
Membaca Doa dipandu melalui Group Whats Apps, Zoom, Google menit
Pembuk
Meet, dan Aplikasi Daring laiinya (Orientasi)
a
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
(Sintak Model Discovery Learning)
Inti  Pada awal pembelajaran, bertanya jawab dengan siswa tentang lagu yang 150
pernah mereka nyanyikan atau yang mereka kuasai. menijt
 Guru bersama siswa bernyanyi bersama sesuai dengan lagu yang dikuasai
siswa.
 Guru memberikan arahan tentang cara bernyanyi yang baik sesuai dengan
panjang dan pendeknya nada.
 Langkah pertama yang harus dijelaskan adalah panjang pendek setiap
nada, misalnya seperti yang terdapat pada Buku Siswa.
 Setelah siswa paham dengan panjang pendek nada, kemudian
dicontohkan pada lagu yang ada di Buku Siswa, yaitu lagu “Membuang
Sampah” . Perhatikan teks utuh lagu “Membuang Sampah” berikut!
 Siswa diarahkan berdiskusi untuk mencari makna kata yang ada pada
tabel di Buku Siswa.
 Siswa diarahkan untuk mengamati gambar tentang lingkungan rumah
yang bersih dan sehat.
 Bertanya jawab tentang isi gambar secara utuh.
 Siswa diarahkan untuk mengamati gambar alat-alat kebersihan, misalnya
kemoceng, keset, ember, dan serbet.
 Siswa diminta mengidentifikasi bentuk permukaan setiap benda yang
diamati.
 Menentukan bangun datar yang tergolong ke dalam bangun datar.
 Menjelaskan bahwa permukaan keset berbentuk persegi panjang,
sedangkan serbet berbentuk persegi.
 Membimbing siswa tentang ruas garis pada bangun datar.
 Memberikan contoh bangun datar yang lebih bervariasi dan bertanya
jawab tentang ruas garis pada setiap bangun datar yang diajukan.
 Siswa diarahkan untuk mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada
Buku Siswa.

Penutup Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point- 15


point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang menit
baru dilakukan. Dibimbing melalui media Daring

Refleksi dan Konfirmasi


Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian
proses pembelajaran dan perbaikan.
ASSESMENT (Penilaian)
Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan (Lihat Lampiran)
Mengetahui Lahat, 25 Oktober 2022, .
Kepala Sekolah, Guru Kelas 2

ELPI DIRHAM AYU TIARA PIRONICA


NIP. 196702252008011002 NIM 856797925

LAMPIRAN PENILAIAN
A. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 11 Pagar Gunung

Kelas / Semester : 3 /1
Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan (Tema 2)
Sub Tema : Menyayangi Tumbuhan (Sub Tema 3)
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 hari

A. TUJUAN
1. Dengan membaca teks, siswa dapat mengidentifikasi langkah-langkah cara perawatan
tumbuhan dengan tepat.
2. Setelah kegiatan wawancara, siswa dapat menuliskan hasil wawancara mengenai cara-
cara perawatan tumbuhan dengan kaidah EYD yang tepat.
3. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menentukan posisi bilangan cacah
pada garis bilangan dengan tepat.
4. Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menyelesaikan penjumlahan bilangan
cacah dengan menggunakan garis bilangan dengan tepat.
5. Dengan mengamati gambar motif batik, siswa dapat mengidentifikasi garis dan warna
sebagai unsur karya dekoratif.
6. Dengan kegiatan menggambar, siswa dapat menggunakan garis dan warna untuk
membuat karya dekoratif dengan tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 15
Membaca Doa (Orientasi)
Pendahuluan menit
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)

3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran


yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan Ayo Membaca 140
Inti  Siswa membaca teks bacaan di dalam hati selama waktu menit
tertentu. Guru menginformasikan lama waktu untuk
membaca (dalam menentukan lama membaca guru
mempertimbangkan kondisi siswa)
 Siswa dan guru mendiskusikan kata-kata yang belum
dipahami siswa. Kegiatan diskusi dapat diawali dengan
beberapa siswa menuliskan kata-kata yang belum
dipahaminya di papan tulis. (Collaboration, Critical
Thinking and Problem Formulation)
 Siswa dan guru mendiskusikan isi teks bacaan melalui
kegiatan tanya jawab. Siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan ber dasar-kan teks bacaan. Guru
atau siswa lainnya menjawab pertanyaan yang diajukan.

Ayo Berlatih

 Siswa memberi tanda centang (v ) untuk kalimat yang


sesuai dengan teks bacaan.
 Guru dan siswa mendiskusikan kalimat-kalimat yang harus
diberi tanda centang oleh siswa.
(Collaboration, Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Menulis

 Siswa melakukan kegiatan wawancara tentang perawatan


satu tanaman. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Tiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok
melakukan wawancara tentang perawatan satu tanaman.
Wawancara dapat dilakukan kepada orang-orang di sekitar
sekolah (guru, penjaga sekolah, tukang kebun, kepala
sekolah, atau lainnya)
 Siswa menuliskan hasil wawancara pada buku siswa.
Ayo Mengamati

 Siswa mengamati garis bilangan yang ada pada buku


siswa.
 Siswa menuliskan angka yang menempati huruf pada garis
bilangan.
 Guru dan siswa mengamati langkah pengerjaan
penjumlahan pada garis bilangan.
Ayo Berlatih

 Siswa menyelesaikan penjumlahan menggunakan garis


bilangan.
(Critical Thinking and Problem Formulation)

Ayo Mengamati

 Siswa mengamati beberapa gambar motif hias tumbuhan


yang terdapat pada buku siswa.
 Guru dan siswa mendiskudikan gambar motif hias
tumbuhan. Hal-hal yang didiskusikan meliputi bentuk motif
hias tumbuhan dan warna-warna yang dipilihnya
 Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada buku siswa.
Ayo Berkreasi
Siswa membuat motif hias tumbuhan.
(Creativity and Innovation)
Kegiatan 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15

Penutup 2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan menit

3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan


menambahkan informasi dari siswa lainnya.

4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan


nasionalisme, persatuan, dan toleransi.

5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

3. PENILAIAN (ASESMEN)

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,
tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.

Mengetahui Lahat, 20 Oktober 2022

Kepala Sekolah, Guru Kelas 3

ELPI DIRHAM AYU TIARA PIRONICA

NIP. 196702252008011002 NIM. 856797925

Anda mungkin juga menyukai