Anda di halaman 1dari 13

PDGK4106.

PENDIDIKAN IPS DI SD

TUGAS 1 (SATU)

Tutor :
Rendy Nugraha Frasandy, M.Pd

Oleh :
Sefniyowanita

NIM :
856599451

T.A. 2022.2

0852 6651 7700

sefniyowanita@gmail.com
TUGAS 1
MATA KULIAH : PDGK4106. PENDIDIKAN IPS DI SD

1. Guru IPS di SD hendaknya perlu memiliki wawasan tujuan dan arah


pembelajaran IPS yang hendaknya dipertimbangkan pula ketika
mengembangkan materi pembelajaran. Terkait hal tersebut, Berilah
beberapa contoh ktiteria yang hendaknya dapat menjadi kemampuan
terintegrasi dan terinternalisasi dalam diri guru IPS SD ketika
mengembangkan materi pembelajaran!
Jawab :
Pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek kognitif dan psikomotor
saja, namun juga menekankan pada aspek afektif dalam menghayati serta
menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah tantangan, hambatan dan
persaingan. Disinilah posisi kita sebagai guru IPS di SD harus memiliki wawasan
tujuan dan arah dalam pembelajaran IPS yang hendaknya dipertimbangkan pula
ketika mengembangkan materi pembelajaran. Ada 5 kriteria yang hendaknya
dapat menjadi kemampuan yang terintegrasi dan terinternalisasi dalam diri guru
IPS SD ketika mengembangkan materi pembelajaran sebagai berikut :
1. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan
memahami berbagai fenomena sosial yang meliputi kemelek-wacanaan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap mengenai: kebudayaan, ruang
dan waktu, kontinuitas dan perubahan, interaksi antara manusia dengan
lingkungan, serta kelangkaan, produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan
jasa dalam konteks kebhinekaan masyarakat Indonesia dan dinamika
kehidupan global yang berguna dalam proses pengambilan keputusan serta
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis.
2. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial yakni keterampilan menangkap berbagai fenomena yang
terjadi di lingkungan siswa, mengemas gagasan baik berupa konsep,
keterampilan, nilai, prinsip, norma maupun sikap sosial, serta menjelaskan
fenomena interaksi, perkembangan masyarakat, dan saling ketergantungan
global (global interdependence).
3. Pembelajaran IPS di SD mengembangkan kemampuan dasar dalam
memecahkan masalah sosial yang perlu dilatihkan kepada para mahasiswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Kriteria kompetensi guru dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan peta, atlas, bola dunia, data
dan informasi, serta media massa guna mengambil keputusan sosial kultural
dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang seyogianya dibelajarkan
kepada siswa meliputi kemampuan dalam merasakan adanya masalah,
mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah,
mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang
paling layak.
4. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan
membiasakan diri peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap
lingkungan sekitar guna memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam
serta mengembangkan kehidupan yang sejahtera dan harmonis dalam
kebhinekaan. Para mahasiswa pun diharapkan dapat membiasakan diri
dalam berpikir kritis, yaitu mampu menggunakan logika dan “evidence” ketika
dihadapkan pada suatu isu dan atau peristiwa sosial kemudian memproses
secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada kesimpulan atau
keputusan. Beberapa aktivitas berpikir yang perlu ditempuh untuk
menghasilkan kesimpulan yang tepat dan baik meliputi proses mencari
sebab, memprediksi akibat, menganalisis hubungan antar fenomena, melihat
keterpaduan dari berbagai fenomena serta menganalisis secara logis dan
sistematis.
5. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam menganalisis masalah sosial secara terpadu untuk sampai pada
kesadaran bahwa ada saling ketergantungan antar fenomena dan gagasan
dalam setiap pemecahan masalah sosial serta dalam membangun
kehidupan masyarakat yang damai, dinamis, dan harmonis.
(Sumber : Modul PDGK4106.Pendidikan IPS di SD Edisi 4, Modul 1, Kegiatan Belajar 1,
Halaman 1.9)
2. Kurikulum IPS SD di Indonesia semakin lama semakin berkembang dan
mempunyai ciri karakteristik tersendiri di setiap kurikulum. Analislah
beberapa perbedaan yang terdapat dalam kurikulum IPS SD Tahun 1994 dan
Kurikulum IPS SD Tahun 2006 (KTSP)!
Jawab :
Beberapa perbedaan yang terdapat dalam kurikulum IPS SD Tahun 1995 dan
Kurikulum IPS SD Tahun 2006 (KTSP) sebagai berikut :
a) Kurikulum IPS SD 1994
 Pengembang kurikulum (guru) lebih leluasa di dalam mengembangkan
kurikulum karena pada Kurikulum 1994 tidak menempatkan alokasi waktu
berdasarkan pokok bahasan melainkan alokasi waktu per catur wulan.
 Penyampaian materi (kedalaman dan keleluasaan materi) guru diberi
kebebasan selama pokok bahasannya masih dalam satu catur wulan.
 Dilihat dari struktur kurikulum, tidak terbentuk matriks horizontal yang terdiri
dari beberapa kolom, melainkan terbentuk format vertical khususnya dalam
GBPP dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama pendahuluan yang
memuat rambu-rambu berkenaan dengan operasional GBPP dan bagian
kedua program pengajaran IPS yang memuat substansi materi pokok
setiap tingkatan kelas.
 Banyak lebih memberikan peluang kepada guru selaku pengembang GBPP
di lapangan maka terdapat beberapa teknik pengembangan materi, seperti
pengembangan materi berdasarkan konsep, berdasarkan isi (conten),
berdasarkan keterampilan proses, berdasarkan masalah, berdasarkan
kekhususan daerah dan berdasarkan pendekatan penemuan (inkuiri).
 Pada kurikulum IPS 1994 lebih menekankan pada :
 Penguasaan 3 kemampuan dasar yaitu membaca, menulis dan
berhitung.
 Pengembangan muatan lokal disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan alam, social dan budaya yang ada di daerah
yang bersangkutan.
 Siswa dikenalkan sejak dini pada teknologi dalambentuk informasi dan
perilaku teknologi yaitu berupa kajian mengenal kajian dasar-dasar
IPTEK sederhana sesuai dengan tingkat kemampuan siswa serta
perkembangan zaman.
 Penguatan wawasan lingkungan dengan menggunakan berbagai media
salah satunya melalui pendidikan, dimana kepedulian dan perhatian
terhadap lingkungan dikenalkan sejak dini.
 Pendidikan tidak hanya menguasai IPTEK tetapi juga mengembangkan
kepribadian siswa secara keseluruhan termasuk pengembangan sikap
dan nilai IMTAQ.
 Pengembangan keterampilan meliputi keterampilan fisik atau manual,
keterampilan sosial dan keterampilan mental atau kognitif.

b) Kurikulum IPS SD Tahun 2006


 Sangat simple dan praktis serta lebih sederhana.
 Lebih menekankan pada ketercapaian kompetensi dasar dari standar
kompetensi yang dipersyaratkan pada setiap kelas.
 Disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran.
 Memberikan peluang kepada pengembang kurikulum (guru) untuk
melaksanakan paradigm baru pembelajaran di SD yang mengacu pada
pendekatan PAKEM.
 Pada kurikulum SD 2006 lebih menekankan pada kerangka kurikulum yang
terdiri dari :
 Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, ditujukan uuntuk
membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia.
 Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan
status hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.
 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilau ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
 Kelompok mata pelajaran estetika, dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
 Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sprotivitas dan kesadaran hidup sehat.
(Sumber : Modul PDGK4106.Pendidikan IPS di SD Edisi 4, Modul 1, Kegiatan Belajar 3,
Halaman 1.29 – 1.31 dan halaman 1.36 – 1.37)

3. Kita telusuri beberapa peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS SD tahun 2006 di kelas rendah.
Terkait hal tersebut, Berilah contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
IPS SD tahun 2006 di kelas rendah!
Jawab :
Sebelum memberikan contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi, berikut diberikan pengertian terhadap istilah-istilah tersebut :
 Peristiwa. Peristiwa dalam Ilmu Pengetahuan Sosial secara sederhana
merupakan suatu kejadian atau dapat diartikan sebagai hal – hal yang pernah
terjadi.
 Fakta. Secara harfiah kata “Fakta” berarti sesuatu yang telah diketahui atau
telah terjadi benar adanya. Bisa juga diartikan bahwa sesuatu yang dipercaya
atau apa yang benar dan merupakan kenyataan.
 Konsep. Konsep merupakan sebuah istilah, pengungkapan abstrak yang
digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu
kelompok dari suatu (benda), gagasan atau peristiwa.
 Generalisasi. Merupakan abstraksi dan sangat terkait dengan konsep. Untuk
memahami generalisasi diperlukan paling sedikit 2 konsep dapat dari satu
disiplin ilmu ataupun dari disiplin ilmu social yang berbeda.

contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dalam Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD tahun 2006 di kelas rendah sebagai
berikut :
 Topik
Lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
 Sub topik
Lingkungan rumah (IPS Kelas 3 Semester 1)
 Peristiwa
Menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah
 Fakta
 Daftar benda-benda lingkungan alam dan lingkungan buatan.
 Cerita tentang pengalaman siswa sebagai anggota keluarga dirumah.
 Hak dan kewajiban anggota keluaga terhadap lingkungan alam dan
lingkungan buatan hasil pengamatan guru dan siswa.
 Konsep
 Rumah, lingkungan alam, lingkungan buatan, lingkungan social, tanaman,
tanah, batu, binatang, jalan, jembatan, manusia, radio, televise, norma dan
sanksi, nilai, kedudukan dan peran, sosialisasi (sosiologi), pembagian kerja.
 Generalisasi
 Disekitar rumah terdapat lingkungan alam dan lingkungan buatan.
 Kebersihan dan keindahan lingkungan rumah ditentukan oleh rasa
tanggugjawab setiap anggota keluarga dirumah sesuai dengan perannya
masing-masing.
(Sumber : Modul PDGK4106.Pendidikan IPS di SD Edisi 4, Modul 2, Kegiatan Belajar 1,
Halaman 2.8 – 2.13; Modul 2, Kegiatan Belajar 3, Halaman 2.40 – 2.41)

4. Sudah kita pahami bahwa KTSP IPS di kelas rendah dirancang membantu
peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
pengertian, nilai dan sikap/keterampilan masing-masing. Berikan
tanggapanmu dan analisislah mengenai keterampilan intelektual, personal
dan sosial dalam KTSP IPS SD Kelas Rendah!
Jawab :
Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan lebih banyak ditentukan oleh
siswa dalam aktivitas belajar secara langsung dan terprogram. Aspek-aspek
tersebut tidak mungkin tercapai jika hanya dengan membaca buku teks saja atau
mendengarkan penjelasan guru saja. Aspek ini dapat dicapai dengan
mengerahkan seluruh potensi siswa. Ketiga aspek tersebut adalah :
1) Keterampilan Intelektual atau kemampuan analisis
Dalam KTSP IPS SD Kelas rendah, kemampuan intelektual ditekannkan
tentang kemampuan analisis dari siswa. Sebenarnya kemampuan intelektual
dan kemampuan analisis tidak dapat dipisahkan, dimana kemampuan analisis
merupakan bagian dari keterampilan intelektual, dimana kemampuan analisis
merupakan kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Di sisilain,
kemampuan intelektual berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan untuk
mewujudkan pengetahuan dan pengertiannya kedalam perbuatan untuk
menyelidiki suatu peristiwa atau masalah. Kemampuan dan keterampilan
memerlukan perkembangan pemikiran yang kritis pada subjek yaitu siswa.

2) Keterampilan personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
intelektual, namun dalam pemahamannya ditekankan pada keterampilan yang
sifatnya mandiri, yaitu :
 Keterampilan yang bersifat praktis atau keterampilan psikomotor, misalnya
keterampilan berbuat, berlatih, mengkoordinasi indra dengan anggota
badan. Kemampuan praktis ini tampak dalam hal kemampuan siswa
menggambar, membuat peta, dan membuat model.
 Keterampilan studi dan kebiasaan kerja, contohnya keterampilan
menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan.
Dengan latihan yang benar siswa diberi peluang untuk memiliki
kecakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri.
 Keterampilan bekerja dalam kelompok. Berkenaan dengan kemampuan
seseorang di dalam kelompok, seperti menyusun rencana, memimpin
diskusi, menilai pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat
penting dimiliki siswa dalam mengembangkan pengalamannya. Oleh
sebab itu keterampilan ini hanya dapat diraih melalui serangkaian
pengalaman dan berkembang secara bertahap.
 Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning
skills), Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belajar
sepanjang hayat. Keterampilan ini sangat esensial dimiliki oleh setiap
orang dalam konsep belajar seumur hidup. Sesungguhnya dalam
keterampilan belajar inilah terletak sendisendi kemampuan belajar
mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar sasarannya adalah
baru dalam tahapan mengembangkan segenap potensi diri peserta didik
di kemudian hari. Peserta didik memiliki semangat, kemampuan dan
kepercayaan diri yang sehat. Yang terpenting bahwa dalam diri peserta
didik tertanam semangat untuk belajar terus sepanjang hayatnya.
 Keterampilan lainnya, antara lain :
l) keterampilan fisik:
2) keterampilan politik agar “melek politik” sesuai dengan perkembangan
usia dan kemampuan berpikirnya.
3) keterampilan pengembangan emosional (emotional growth) sebagai
saran utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri.

3) Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina
kesadaran sosial. Melalui keterampilan ini siswa mampu berkomunikasi
dengan sesamateman di sekolah, dan sesama teman dalam lingkungan
masyarakat secara baik. Hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS
dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam
proses pembelajaran antara lain: mampu melaksanakan dengan baik.
Ketiga keterampilan ini yang harus dikembangkan melalui proses kegiatan
pembelajaran yang tepat secara terencana dan terprogram untuk menghasilkan
keterampilan yang fungsional, yang secara esensial sifatnya mampu memberikan
peningkatan kualitas hasil belajar dan pembentukan kepribadian siswa yang
paripurna.
(Sumber : Modul PDGK4106.Pendidikan IPS di SD Edisi 4, Modul 2, Kegiatan Belajar 2,
Halaman 2.31 – 2.33)

5. Terdapat erat hubungan antara nilai dan sikap, bahkan ditegaskan bahwa
“nilai itu menyebabkan sikap”. Berdasarkan pernyataan singkat tersebut
dapat disimpulkan bahwa sikap akibat sistem nilai yang dianut seseorang.
Jelaskan dan berilah contoh keterkaitan antara nilai dan sikap dalam
kurikulum IPS SD KTSP 2006 di kelas tinggi!
Jawab :
Ada hubungan yang sangat erat antara nilai dan sikap, bahkan ditegaskan bahwa
“nilai itu menyebabkan sikap”, jelas sekali dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa sikap itu akibat dari sistem nilai yang dianut seseorang.
Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai yang dianut seseorang tercermin dan
sikapnya terhadap sesuatu hal.
1. Nilai
Mubarok (2007) menjelaskan, bahwa satu hal yang sangat penting yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan IPS adalah segala tingkatan dan jenjang
pendidikan adalah pendidikan nilai atau pendidika moral. Pandangan tentang
nilai dan pendidikan nilai perlu dipertimbangkan dalam aktivitas belajar siswa
dalam kaitannya dengan pendidikan IPS, dimana siswa diharapkan dapat
menentukan mana nilai positif dan mana yang bernilai negatif, sehingga kelak
mereka dapat berkontribusi terhadap perbaikan kehidupan masyarakat sesuai
dengan tatanan system nilai budaya bangsa mereka. Jhonson (dalam Gross
1978 : 215) mengemukakan bahwa belajar nilai itu dapat dilakukan baik
didalam maupun diluar kelas melalui action learning model dengan
menekankan pembelajaran skill agar dapat berpartisipasi didalam masyarakat.
Menurut Notonegoro (Darmodiharjo, 1979 : 55 – 56) ada 3 bagian dari nilai
yaitu :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia unsur
jasmani manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

2. Sikap
Sikap seseorang dapat ditentukan dari nilai-nilai yang dianutnya, yang menjadi
masalah adalah bagaimana nilai tersebut dapat terbentuk. Berikut beberapa
teori dalam pembentukan sikap, yaitu :
a) Theoretic of learning. Teori ini berkaitan dengan proses dimana terdapat
hubungan antara stimulus (S) dengan respon (R). Teori ini dirintis oleh
Thorndike, Skinner dan Crowder. Menurut teori ini proses belajar sangat
penting artinya dalam pembentukan sikap, SIkap positif akan muncul
dimana pada saat berinteraksi diikuti oleh suatu perbuatan yang
menyenangkan.
b) Modelling Theoretic. Dikembangkan oleh Bandura, pada teori ini, sikap
tumbuh dengan cara dipelajari langsung dengan mengamati kegiatan
perilaku orang yang dijadikan contoh.
c) Balance of Theoretic (teori keseimbangan). Dikembang oleh Heider,
menurut teori ini, perolehan informasi yang ampu memperluas wawasan
yang tepat sangat penting dalam rangka mencapai keseimbangan.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap dapat dibentuk
dengan 2 cara yaitu melalui proses belajar dan melalui keteladanan dari orang-
orang yang dijadikan contoh.

Contoh keterkaitan antara nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD KTSP
2006 di kelas tinggi, sebagai berikut :
 Topik
Perjuangan para Tokoh pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
(Kelas 5)
 Nilai-nilai yang dapat dikemukakan :
 Nilai Material
Siswa merasa telah menikmati kemerdekaan yang pada hakikatnya
merupakan rahmat Tuhan YME dan ridho-Nya terhadap perjuangan
kemerdekaan bangsa kita.
 Nilai Vital
Siswa diharapkan memiliki sifat sebagai berikut :
a. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah tentang perkembangan
perjuangan kemerdekaan.
b. Objektif dalam menilai informasi.
c. Kreatif, misalnya dalam mengembangkan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi.
 Nilai Kerohanian
Siswa memiliki rasa/menjunjung tinggi :
a. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat nikmat
kemerdekaan sebagai rahmat-Nya. Ini sebagai ungkapan nilai
keagamaan, nilai religius.
b. Rasional dalam mengemukakan argumentasi, alasan, dan
sebagainya. Ini merupakan nilai kebenaran yang dimiliki.
c. Memiliki rasa simpati, terhadap pengorbanan para pejuang
kemerdekaan kita. Ini merupakan cetusan keharuan, sebagai
ungkapan perasaannya.
d. Rasa bertanggungjawab atas kelangsungan hidup bangsa dan
negara sesuai dengan kemampuan dan jenjang kemampuan
berpikirnya. Ini merupakan perwujudan karsa yang dimilikinya.

 Sikap yang dapat dimiliki oleh siswa sebagai berikut :


1) Sikap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
kemerdekaan tanah air dan bangsa. Sikap ini disertai konsekuensi
logis, misalnya kita berikan contoh bagaimana perwujudan sikap
bersyukur itu harus diwujudkan. Guru bisa menjelaskan bahwa yang
dimaksud bersyukur itu, antara lain kita merasa bisa menjelaskan
bahwa yang dimaksud bersyukur itu, antara lain kita merasa
bertanggung jawab mempertahankan karunia Tuhan ini,
mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan negara dan bangsa ini
dan seterusnya. Perbuatan. perbuatan yang merusak, menimbulkan
kerugian kepada bangsa kita, itu jelas menunjukkan perbuatan yang
tidak bersyukur.
2) Tanggap terhadap perkembangan sejarah disertai sikap kritis dalam
menilai informasi. Guru dapat memberikan penjelasan, misalnya
dengan menerangkan bahwa dalam sejarah orang tidak boleh
percaya begitu saja kepada informasi yang diterima. Orang jangan
terlalu mudah percaya. Selidiki dulu kebenarannya, fakta-fakta yang
mendukungnya, jangan mudah percaya kepada isu-isu yang kadang-
kadang irasional, bisa meresahkan masyarakat.
3) Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat orang lain. Dijelaskan
oleh guru bahwa jangan merasa benar sendiri. Orang Jain juga
memiliki kebenaran menurut pandangannya. Dalam hal ini kita harus
belajar toleran, tetapi bukan berarti toletan dalam membiarkan
kesalahan. Tentu guru memiliki kiat-kiat tertentu untuk dapat
menjelaskan hal ini kepada siswa. Tetapi Anda pasti dapat
melaksanakan tugas ini dengan baik.
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan
negaranya. Sikap ini penting ditanamkan kepada siswa agar mereka
memiliki rasa hormat kepada bangsanya sendiri dan menghargai
prestasi yang dicapai bangsanya. Guru dapat menanamkan sikap ini
kepada siswa disertai sikap tidak melecehkan kelompok bangsa atau
etnik lain. Rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan negaranya
adalah sehat, dan harus dikembangkan dengan baik, asal dalam iklim
dapat menghargai bangsa lain. Inilah dasar dan semangat
kebangsaan Indonesia. Guru bisa memberikan contoh konkret,
misalnya dengan perkembangan kemampuan bangsa kita dalam
bidang teknologi pesawat terbang yang dikelola IPTN, tansportasi laut,
darat.
(Sumber : Modul PDGK4106.Pendidikan IPS di SD Edisi 4, Modul 3, Kegiatan Belajar 2,
Halaman 3.22 – 3.23; 3.31 – 3.32)

Anda mungkin juga menyukai