Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI BENCOLEARN DALAM

MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS PADA


MATA PELAJARAN IPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat urgent dalam meningatkan
intelektual bangsa dan negara. Maka dari itu, pendidikan mengharuskan
masyarakat yang berperan di dalamnya untuk saling berpartisipasi,
bertanggung jawab dan memiliki pengabdian yang penuh dalam menambah
kualitas pendidikan. Menyadari hal itu, aparat negara mempunyai totalitas
dalam membenahi aspek pendidikan. Prosedur pendidikan nasional diharapkan
dapat bertanggung jawab atas kualitas pendidikan untuk mengatasi semua
hambatan yang sejaran dengan proses pergantian masa.
Pendidikan merupakan upaya rasional dan terrancana untuk
memperoleh maksud pendidikan yang diinginkan. 1 Pendidikan merupakan hal
yang penting dalam pengembangan potensi pada anak, baik dari kemampuan
jasmani maupun kemampuan rohani, agar kemampuan itu berubah jadi jelas
dan bisa bermanfaat pada kehidupannya nanti.2 Sehingga dengan potensi
tersebut, seseorang dapat menghadapi segala permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan, bangsa dan negaranya. Dengan demikian untuk dapat
mengambangkan potensi yang dimilikinya maka seseorang harus melalui
proses pendidikan yang disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran adalah sebuah tahapan yang dilaksanakan oleh
individu guna mengalami peningkatan yang tidak hanya dilakukan sekali saja,
tetapi peningkatan yang dilakukan setiap hari selagi individu tersebut masih
hidup. Kegiatan belajar mengajar adalah upaya yang dilakukan guru terhadap

1 Ichsan Anshory dan Ima Wahyu Putri Utami, Pengantar Pendidikan, (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2018), 17.
2 Endang Hangestiningsih, dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas.
Sarjanawiyata Tamansiswa, 2015, 27.
peserta didik supaya dalam kehidupan sehari-harinya terjadi proses belajar.
dalam pembelajaran didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar, menetapan
dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan
yang sejalan dengan silabus yang terdapat di sekolah yang didalamnya
terdapay pendidik.3 Pendidik disini yang dimaksud adalah seorang guru.
Guru merupakan orang yang berkualifikasi penting untuk mendidik
serta berpartisipasi penting dalam meyelenggaraan program pendidikan dengan
tugas utama pendidiksebagai pembina, penuntun, pembimbing, mengukur dan
mengevaluasi siswa pada setiap jenjang pendidikan seperti pendidikan anak
usia dini dengan alur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.4 Selain itu, pendidik juga menjadi faktor utama dalam meningatkan
mutu kesuksesan belajar siswa selama proses pembelajaran. Sebab pada
dasarnya dalam kegiatan pembelajaran peserta didik tak bisa luput dari
pengawasan seorang pendidik.
Selama proses pembelajaran berlangsung pendidik sebisa mungkin
menjalankan peranya sebagai pendidik yang profesional, kreatif, inovatif dan
menyenangkansupaya siswa mampu menangap bahan ajar dengan lancar dan
bisa berlangsung dengan maksimal sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional.
Dalam proses pembelajaran berlangsung pendidik dituntut sebisa mungkin
menggali potensi yang dimiliki oleh siswa dengan membuat aktivitas
pembelajaran yang efisien. Kegiatan belajar mengajar yang efisien merupakan
tahap pembelajaran yang tidak hanya terpusat pada prestasi yang diperoleh
siswa, melainkan dalam pembelajaran yang efisien dituntut untu dapat
memberikan pengertian yang tepat, kepandaian, kesungguhan, peluang dan
kualitas yang baik, serta bisa melakukan transformasi kognitif, afektif dan
psikomotor.5

3 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran: Konsep Dasar Metode dan


Aplikasi Nilai-nilai, Spiritual dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 52.
4 Abdul Kholik dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Bogor: Unida Press, 2017), 29.
5 Bistari Basuni Yusuf, “Konsep dan Indikator Pembelajaran
Efektif”, Pendidikan Matematika FKIP Untan, Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan,
vol. 1, No. 2, (2018), 3. di akses pada 10 Oktober 2021.
Keefektifan dalam aktivitas pembelajaran tak luput dari tugas pendidik
yang mengelola kelas dengan sedemikian rupa agar siswa tidak gampang bosan
dan ngantuk ketika kegiatan belajar mengajar, dan agar siswa mudah menerima
materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik dengan tepat. Ketika
kegiatan belajar mengajar berjalan peserta didik seharusnya menyimak dan
mencermati pemaparan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan
peserta didik juga aktif bertanya dalam kegiatan belajar mengajar secara
langsung, seperti saling berebut bertanya dan menjawab pertanyaan secara tiba-
tiba yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
Keefektifan pembelajaran merupakan salah satu unsur utama dalam
memperoleh keberhasilan dalam proses pebelajaran. Keefektifan yang dicapai
dalam proses belajar mengajara akan dapat menyalurkan potensi yang dimiliki
siswa. Peserta didik juga terbiasa untuk berpendapat secara responsif dan
mampu menyelesaikan berbagai macam permasalahan dalam pembelajaran.
Keefektifan dalam belajar peserta didik tidak lepas dari peserta didik itu sendiri
dalam melaksanakan tugas belajarnya dengan baik, seperti memecahkan
masalah, aktif bertanya dan menjawab, berupaya memperoleh pengetahuan
yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan dan lainnya yang berkaitan
dengan proses proses pembelajaran.6
Pembelajaran daring memiliki keunggulan tersendiri bagi pendidik dan
peserta didik. Kegiatan belajar mengajar secara daring aan menuntut peserta
didik dalam menunjukan perannya untuk aktif dalam proses pembelajaran, hal
tersebut dikarenakan dalam kegitan belajar mengajar secara daring
mengaharuskan siswa untuk berinisiatif mencari materi secara mandiri.
Kegiatan belajaran daring memberikan peluang yang lebih besar untuk siswa
dalam mengasah kemampuan yang dimilikinya untuk bisa belajar secara
cermat sehingga cita-cita pendidikan bisa dicapai dengan baik.6
Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran daring terdapat berbagai macam
kendala, seperti tambahan biaya untuk membeli paket internet, susah sinyal,

6 Anita dan Tika Trisdianawati, “Implimentasi E-learning Pada Mata Pelajaran Kuliah
Fisika Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kemandirian Belajar
Mahasiswa”, (Prosiding Seminar Nasinal Fisik, 2016).pdf.
tidak tepat waktu saat masuk kelas online, dan peserta didik yang masih
kesulitan dalam menggunakan suatu aplikasi pembelajaran untuk ikut
bergabung ke kelas online, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap
keaktifandalam belajar. Yang mana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
kehadiran dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik saat pendidik
menyampaikan materi pembelajaran, yaitu perserta didik bisa saja ketinggalan
pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Disamping itu, siswa juga perlu untuk
beradaptasi terlebih dahulu karena proses pembelajaran yang mulanya di
laksanakan secara tatap muka di sekolah tiba-tiba harus dilaksanakan secara
jarak jauh (daring).
Pembelajaran online menyajikan tingkat kesederhanaan dalam kegitan
belajar mengajar, tak terkecuali dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pembelajaran IPS pada umumnya merupakan pelajaran yang cakupan
materinya cukup banyak dan pelajaran IPS mengimplementasikan kedalam
kehidupan sehari-hari peserta didik. Maka dari itu, pendidik harus
mengeluarkan energi ekstra dan berpikir keras tentang sistem yang dapat
diaplikasikan untuk menciptakan kegitan pembelajaran yang efektif yang bisa
dimengerti dengan mudah walaupun harus dengan kondisi jara jauh.7
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang berkaitan dengan individu
dan lingkungan.IPS adalah rencana pembelajaran atau silabussekolah yang
bertujuan untuk mengkaji kehidupan individu dalam bermasyaraat dan
interaksi antar sesama manusia. Bahan ajar IPS mengandung berbagai macam
problem (masalah sosial) untuk siswa yang selanjutnya diselesaian dengan
maksud supaya siswa terbiasa saat dihadapkan dengan berragam persoalan
sosial. Dengan begitu dalam menghadapi masalah tersebut siswa diharapkan
tetap mempunyai potensi dalam menciptakan hubungan sosial yang
berlandaskan pada asas-asas dan adat, ataupun persepsi ilmu sosial yang bisa
diterapkan dalam kehidupan seharihari.8 Akan tetapi siswa akan mengalami

7 Masruroh Lubis, “Pembelajaran Pendidikan Berbasis ELearning”, Fitrah: Jurnal


Pendidikan Islam, no. 1 (2020), 7-8.
8 Suwito Eko Pramono, Hakikat Pendidikan Ilmu Sosial, (Semarang: Widya Karya,
2013), 15.
kesulitan dalam menyelesaikan persoalan apabila pengetahuan yang didapat
hanya bersumber dari pendidik dan membaca buku LKS. Maka dari itu siswa
memerlukan refrensi penunjang yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
problematika. Refrensi penunjang bisa didaptakan lewat proses belajar
mengajar yang dilakuan secara online. Materi IPS yang cukup banyak dapat
diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun dengan memanfaatkan
teknologi yang semakin kompleks.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seringkali dianggap
sebagai mata pelajaran yang melibatkan tentang pemahaman sejarah, geografi,
ekonomi, dan politik. Siswa sering menghadapi kesulitan dalam memahami
konsep-konsep dalam IPS, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi minat
dan prestasi belajar mereka Dengan ini,aplikasi Bencolearn sebagai alat
pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dapat menjadi pilihan yang menarik.
Dengan adanya perkembangan Aplikasi Bencolearn Ini sangat pentinguntuk
memudahkan siswa lebih mengetahui budaya bengkulu seperti
flora,fauna,makanakan daerah dan pakaian ada yang dapat membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep IPS dengan cara yang menarik.
Dengan memahami efektivitas penggunaan aplikasi Bencolearn dalam
pembelajaran IPS di kelas, para pendidik dan pengembang aplikasi
pembelajaran dapat mendapatkan wawasan yang berharga untuk
mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas, dan membantu siswa meraih hasil belajar yang
lebih baik dalam mata pelajaran IPS.
Kelebihan dalam pembelajaran online daripada kegiatan belajar tatap
muka yani bisa mewujudkan proses belajar mengajar yang lebih terfokus dan
membiasakan kemandirian peserta didik dalam belajar. Selain itu, waktu yang
digunakan dalam pembelajaran daring cukup fleksibel, karena pelaksanaan
pembelajaran daring bisa kapanpun dan dimanapu tanpa terbatas ruang dan
waktu. Maka dengan kegitan belajar daring peserta didik meliki peluang untuk
mendapatkan wawasan sebanyak mungkin tentang bahan ajar yang di pelajari.
Berangkat dari uraian diatas, menarik untuk di tindak lanjuti melalui
penggalian informasi yang terarah terkait dengan efektivitas pembelajaran yang di
lakukan secara daring yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan menelitian lebih lanjut mengenai
“EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI BENCOLEARN DALAM
MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS PADA MATA
PELAJARAN IPS”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan aplikasi Bencolearn efektif dalam meningkatkan
penguasaan materi siswa dalam mata pelajaran IPS?
2. Bagaimana penggunaan aplikasi Bencolearn mempengaruhi motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS?
3. Bagaimana penggunaan aplikasi Bencolearn berdampak terhadap
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas?
4. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok yang
menggunakan aplikasi Bencolearn dan kelompok yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional dalam penguasaan materi, motivasi
belajar, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS?
B. Tujuan Masalah
1. Mengevaluasi efektivitas penggunaan aplikasi Bencolearn dalam
meningkatkan penguasaan materi siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Menilai pengaruh penggunaan aplikasi Bencolearn terhadap motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
3. Mengidentifikasi dampak penggunaan aplikasi Bencolearn terhadap
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas.
4. Membandingkan perbedaan signifikan antara kelompok yang
menggunakan aplikasi Bencolearn dan kelompok yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional dalam penguasaan materi, motivasi
belajar, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS.
C. Batasan Masalah:
1. Lingkup Mata Pelajaran: Penelitian ini akan difokuskan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas.

2. Proses Pembelajaran di Kelas: Penelitian ini akan berfokus pada


penggunaan aplikasi Bencolearn dan bagaimana penggunaan aplikasi ini
dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelas IPS.
3. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Bencolearn: Penelitian ini akan
mengevaluasi sejauh mana penggunaan aplikasi Bencolearn berkontribusi
terhadap hasil pembelajaran siswa, partisipasi aktif siswa, keterlibatan
siswa dalam pembelajaran, dan respons siswa terhadap penggunaan
aplikasi ini.
4. Kelas: Penelitian ini akan melibatkan kelas-kelas tertentu dalam suatu
sekolah atau sekolah-sekolah tertentu sebagai sampel penelitian.
5. Pengukuran Efektivitas: Penelitian ini akan menggunakan metode
pengumpulan data yang sesuai, seperti observasi, tes, kuesioner, atau
wawancara, untuk mengukur efektivitas penggunaan aplikasi Bencolearn
dalam meningkatkan pembelajaran IPS.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Efektivitas Pembelajaran
a) Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas bersumber dari bahasa Inggris yaitu effective yang
maknanya tercapai. Sementara dalam bahasa Indonesia, efektivitas
bermula dari kata efektif yang bearti berhasil, sesuai tujuan dan tepat
sasaran. Efektifitas pembelajaran merupakan keberhasilan peserta didik
dalam berinteraksi dengan pendidik maupun dengan siswa lainya baik di
ruang kelas ataupun di luar ruang kelas untuk memperoleh maksud dari
kegiatan belajar mengajar. Efektifitas kegitan belajar mengajar bisa di
tinjau dari kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara
langsung. Efektifitas kegiatan belajar mengajar bisa berjalan secara efetif
dan efisien manakala dalam proses pembelajarannya terdapat hubungan
interaksi antara guru dan siswa maupun dengan siswa lainnya, serta
adanya media penunjang yang mendorong keberhasilan belajar peserta
didik guna tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang baik dan efisien.9
Adapun definisi efektivitas oleh beberapa para ahli akan di
jelaskan sebagai berikut. Menurut Miarso, efektifitas pembelajaran
merupakan doing to right doing yang artinya standar kualitas pendidikan
yang dapat diukur berdasarkan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara menurut Hamalik efektifitas pembelajaran merupakan

9 Afifatu Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran, (2015), dalamJurnal Pendidikan Usia


Dini, Vol, 9, Edisi 1, hlm. 17.
pemberian peluang untuk belajar memahami konsep yang telah diberikan
selama proses pembelajaran.10

Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mewujudkan


pembelajaran yang efektif diantaranya: 1) guru dituntut dapat membuat
persiapan mengajar yang sistematis, 2) proses pembelajaran yang berkualitas
dengan adanya penyampaian materi oleh guru dengan menggunakan
beberapa variasi mengajar, 3) waktu yang digunakan saat proses belajar
berlangsung efektif, 4) guru dan siswa memiliki motivasi yang tinggi, 5)
terjalin hubungan interaktif antara guru dan siswa. 11Sementara menurut Sani
pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari peran guru yang efekif, kondisi
pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, yang lingkungan belajar
yang mendukung.12
Dengan demikian, pembelajaran bisa di katakan efektif apabila setiap
indikator pembelajaran tersebut termasuk ke dalam tingkatan baik. Apabila
terdapat suatu indeks pembelajaran yang terbilang belum baik, maka
pembelajaran tersebut belum bisa dinyatakan sebagai kegiatan belajar
mengajar yang efektif.
2. Teori Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan pembelajaran sangat penting untuk
mewujudkan karakter siswa yang lebih baik lagi. Oleh karena itu dalam
dunia pendidikan perlu mengetahui teori-teori dalan pembelajaran untuk
mengaplikasikan pendidik dalam memahami karakteristik belajar peserta
didik. Adapun teori-teori pembelajaran digolongkan menjadi empat, antara
lain sebagai berikut:13

10 Afifatu Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran, (2015), dalamJurnal Pendidikan Usia


Dini, Vol, 9, Edisi 1, hlm. 17.
11 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Prenamedia Grup, 2016, hlm 55
12 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi pembelajaran, Jakarta: PT Bumi aksara, 2015, hlm 41
13 Dr. Yuberti, M. Pd, Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan, (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2014), 25-46.
b) Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah gagasan yang mengkaji tentang
transformasi perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teori
behavioristik memandang belajar sebagai perubahan tingkahlaku
seseorang sebagai dampak dari adanya hubungan antara rangsangan dan
tanggapan. Maka sebab itu, dalam proses belajar atau tidaknya peserta
didik bergantung pada aspek-aspek konvensional yang ada di lingkungan
peserta didik.
3. Pembelajaran Daring (online)
a) Pengertian pembelajaran daring
Pengembangan IPTEK yang amat cepat tentu membawa pengaruh
besar terhadap dimensi pendidikan. Dimensi pendidikan diharuskan untuk
selalu menyelaraskan pertumbuhan teknologi sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tersebut khususnya
dalam kegiatan belajara mengajar yang itudengan memanfaatkan metode
online (daring). Kegitan belajar daring adalah suatu metode kegiatan
belajar yang tengah digalakan dan akan menjadi sebuah keharusan pada
pendidikan di waktu mendatang.
Pembelajaran online (daring) merupakan pembelajaran yang
mengharuskan guru dan siswa terpisah yang pelaksanaannya
menggunakan peralatan eletronik, baik berwujud internet, komputer, atau
dengan memakai handphone.14Dengan adanya pembelajaran online
(daring)siswa lebih memiliki keluasan waktu untuk belajar, siswa juga bisa
belajar kapan saja dan dimana saja. Selain itu, siswa juga bia
berkomunikasi dengan pendidik memakai berbagai media seperti zoom,
classroom, gogle meet, live chat, maupun melaluigrup whatshap untuk
membantu berlangsungnya proses belajar mengajar secara daring.15

14 Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoharjo:


Nizamia Learning Canter, 2016), 119.
15 Wahyu Aji Fatma Dewi, Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring Di Sekolah Dasar,Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no, (2020), 56.
Jadi, dapat ditari kesimpulan jika kegiatan belajar mengajar
online adalah kegiatan yang pelaksanaannya dilaksanakan di rumah
masingmasing terpisah antara guru dan siswa, serta dalam pelaksanaan
pembelajarannya memanfaatkan jaringan internet untuk mendukung
kemudahan dalam kegiatan pembelajaran online (daring).
b) Kelebihan dan kekurangan daring
Kegiatan belajar mengajar secara online adalah kegiatan belajar
yang dilakukan oleh gur dan siswa dalam keadaan terpisah yang
memanfaatkan teknologi, terutama memanfaatan ternologi internet yang
digunakan sebagai alat ukur pembantu jalannya proses belajar mengajar.
Selain itu, internet dapat dijangkau dengan mudah kapanpun dan
dimanapun.
4. Pembelajaran IPS
a) Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah disiplin ilmu yang dipelajari
pada jenjang sekolah dasar sampai tingkat universitas. IPS dalam tingkat
jenjang pendidikan mempunyai banyak arti seperti IPS sebagai program
pengajaran, IPS sebagai ilmu yang berdiri sendiri, dan ada yang
mengartikan bahwa mata pelajaran IPS adalah campuran dari berbagai
macam ilmu pengetahuan. Akan tetapi, Ilmu Pengetahuan Sosial pada
jenganjang sekolah memiliki arti yang berbeda, terutama antara IPS di
tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA.16
Pembelajaran IPS pada tingkat SD dan sekolah menengah lebih
memusatkan pembelelajarannya kedalam interaksi antar individu dan
kegiatan untuk mendorong peningkatan kompetensi dalam interaksi itu.
Pemahaman, kompetensi dan tingkah laku yang diwujudkan berdasarkan
telaah ilmu-ilmu sosial yang diperhatikan untuk mencapai keseuaian dalam
kehidupan masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan subjek dasar kurikulum
pendidikan yang memunyai tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

16 Ibad Suhada, Konsep Dasar IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 25.
bermoral dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan warga
negara lain. Ilmu pengetahuan sosial memiliki cakupan materi
pembelajaran sejarah, ilmu kemanusiaan, serta sebagaian ilmu yang
berumber dari humainora dan disiplin ilmu yang diamalkan sesuai dengan
wawasan pribadi, sosial, dan kultur yang sejalan dengan peningkatan
kualitas siswa, juga mentransfer ilmu pengetahuan yang telh dipelajari di
sekolah dengan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.17
IPS adalah disiplin ilmu yang mengkajo kehidupan bermasyarakat
yang dilandaskan pada meteri pembelajaran geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, sosiologi, dan tata negara dengan menampilkan permasalahan
sehiri-hari dalam kehidupan masyarakat.18 Adapun pengertian IPS menurut
para ahli, antara lain sebagai berikut:19
(1) Nu’man Soemantri mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan sosial
adalah dimensi ilmu sosial yang dirangkum dari jenjang pendidikan
SD SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan ilmu-ilmu tersebut
mempunyai arti: a). Ilmu-ilmu sosial yang dikaji di perguruan tinggi
yang kemudian ditransfer menjadi mata pelajaran yang disesuaikan
dengan kemampuan berfikir siswa di jenjang pendidikan sekolah
dasar maupun lanjutan, b) memadukan ilmu-ilmu sosial kedalam
kehidupan masyarakat.
(2) Moeljolno Cokrodikardjo mengemukakan IPS adalah disiplin ilmu
yang di sederhanakan dari bermacam dimensi ilmu sosial seperti
sosiologi, geografi, antropogi, sejarah, politik, psikologi, ekonomi,
budaya, dan ekologi manusia yang bertujuan agar IPS mudah untuk
di pelajari.
(3) S. Nasution mengemukakan bahwa IPS adalah komponen dari
silabus sekolah yang mempunyai hubungan dengan fungsi individu

17 Suwito Eko Pramono, Hakikat Pendidikan Ilmu Sosial, (Semarang: Widya Karya,
2013),
18 Darsono dan Widya Karmilasari, Sumber Belajar penunjang PLPG 2017
Kompetensi Profesional, (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017). 1.
19 Firosalia Kristin, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Ditinjau Dari
Hasil Belajar IPS,
dalam kehidupan sosial yang tersusun dari berragam ilmu sejarah,
geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antopogi dan psikologi yang
dipadukan dengan mata pelajaran di sekolah.
b) Karakteristik Pembelajaran IPS
IPS adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
satuan pendidikan. Selain mempunyai pengertian dan tujuan, pembelajaran
IPS juga mempunyai karakteristik. Adapun karakteristik pembelajaran IPS
dapat dijabarkan sebagai berikut:20
1) Ilmu pengetahuan sosial adalah campuran dari beberapa aspek yakni
geografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, sosiologi, antropologi,
sejarah, bidang humainora, pendidikan dan agama.
2) Kapabilitas utama IPS bersumber dari susunan berbagai disiplin ilmu
seperti: geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dirangkum
menjadi materi tertentu.
3) Kompotensi dasar IPS berkaitan dengan berragam persoalan sosial yang
didefinisian menggunakan strategi interdisipliner dan multidisipliner.
4) Kapabilittas utama bisa berkaitan dengan transformasi pola hidup
masyarakat dengan prinsip sebagai akibat, kewilayahan, kebutuhan,
kekuasaan, keadilan dan perlindungan keamanan.
5) Kompotensi utama IPS menerapkan tiga aspek dalam mnelaah dan
menafsirkan peristiwa sosial serta kehidupan manuia secara
menyeluruh.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang mendukung dilaksanakannya
penelitian mengenai peran guru dalam meningkatkan keaktifan siswa pada
pembelajaran online di masa pandemi Covid-19 antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Firman dan Sari Rahayu Rahman dengan
judul “Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19”. Penelitian
yang dilakukan oleh Firman dan Sari Rahayu Rahman menjelaskan bahwa

20 Darsono dan Widya Karmilasari, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Profesional, 4.
“Pembelajaran online memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan
mampu mendorong munculnya kemandirian belajar dan motivasi untuk
aktif dalam belajar. Pelaksanaan pembelajaran online memungkinkan
mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing. Hal
tersebut mendorong munculnya perilakusocial distancing dan
meminimalisir kemungkinan munculnya kerumunan mahasiswa di
kampus”.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri
membahas efektivitas pembelajaran daring pada mata pelajaran IPS.
2. Penelitan yang dilakukan oleh Riskey Oktavian dan Riantina Fitra Aldyan
dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Daring Terintegrasi Di Era
Pendidikan 4.0”. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar secara online akan lebih efisien apabila mencakup aspek
terpenting kegiatan belajar mengajar yaitu diskursif diskursif, adaptif,
interaktif dan reflektif dengan menggunakan komponen-komponen yang
amat tepat apabila disatukan dengan lingkungan. Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Riskey Oktavian dan Riantina Fitra Aldyan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama membahas
tentang kegiatan belajar mengajar secara daring. Sedangkan perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Riskey Oktavian dan Riantina Fitra Aldyan
dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti adalah peneliti lebih
memfokuskan pembelajaran daring dengan membutuhkan bantuan orang
tua. Sedangkan dalam penelitian Riskey Oktavian dan Riantina Fitra
Aldyan lebih memfokuskan kepada pembelajaran daring yang berintegrasi
kepada lingkungan sekitar.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Basori dengan judul “Efektifitas
Komunikasi Pembelajaran Online Dengan Menggunakan Media Learning
Pada Perkuliahan Body Otomotif tahun 2014”. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode EX Post Facto yaitu
dengan cara mengungkapkan data-data yang ada tanpa memberikan
perlakukan pada subjek atau variabel yang diteliti. Hasil penelitiannya
adalah penyampaian materi tentang Body Otomotif melalui model e-
learning dalam komunikasi pembelajaran yang dinilai cukup efektif. Hal
ini dibuktikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara online yang
dapat mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan tugas, materi modul
yang cukup dipahami oleh mahasiswa.
4. Penelitian yang di lakukan oleh Aan Widiyono dengan judul “Efektifitas
Perkulihan Daring (online) Pada Mahasiswa PGSD di Saat Pandemi
Covid-19” hasil penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran daring
kurang efektif karena disebabkan oleh kurangnya mahasiswa dalam
memahami materi dan banyaknya tugas yang di berikan kepada
mahasiswa. Perbedaan penelitian yang di lakukan oleh Aan Widyono
dengan peneliti sama-sama membahas tentang pembelajaran daring.
Penelitian yang di lakukan oleh AanWidyono terfokus pada pemahaman
dalam pembelajaran daring sementara penelitian ini terfokus pada
efektivitas pembelajaran daring. Kelebihan penelitian ini tidak hanya
terfokus pada pembelajaran daring tetapi juga seluruh pelaksanaan proses
pembelajaran daring dalam mencapai efektivitas pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Efektifitas pembelajaran merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya suatu pembelajaran, dengan menerapkan sarana
pembelajaran, atau sitem kegiatan belajar mengajar yang dijalankan
berdasarkan perencanaan pendidikan. Seperti pembelajaran dengan sistem
daring yang perlu diukur efektifitasnya terhadap hasil belajar yang diperoleh
siswa.
Kegiatan belajar mengajar online (daring) adalah kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan secara terpisah antara guru dan siswa. Kegiatan
belajar mengajar secara online membutuhan teknologi sebagai sarana
pendukung proses belajar mengajar agar bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan pembelajaran secara daring memberikan kemudahan untuk guru
dan siswa dalam memperoleh berbagai informasi sehingga permasalahan
utama dalam mengembangkan efektivitas belajar siswa akibat kurangnya
sumber belajar bisa terselesaikan.
Keefektifan pembelajaran yang dilakukan secara daring tidak memutus
kemungkinan siswa untuk pasif sepanjang kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan. Seperti halnya dalam mata IPS yang sangat membutuhkan
kemampuan untuk aktif dan berfikir secara kritis untuk memecahkan
masalah-masalah sosial. Keefektifan dalam pembelajaran daring bisa di lihat
dari keaktifan peserta didik saat bertanya kepada pendidik terkait dengan
materi yang kurang di fahami, ketepatan peserta didik dalam mengerjakan
dan mengkumpulkan soal serta menjawab pertanyaan yang diberikan
pendidik kepada peserta didik secara online pada setiap harinya. Keaktifan
siswa tersebut dapat mewujudkan cita-cita pembelajaran dan mendorong
siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar agar lebih baik.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian


Menurut Sutrisno Hadi Penelitian merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mencari pengetahuan baru, dan di dalam penelitian inipeneliti
menggunakan janis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif dimaksudkan
untuk memberi ciri-ciri orang tertentu, sedangkan kuantitatif digunakan untuk
menguji teori secara deduksi berdasarkan pengetahuan yang ada dengan
membandingkan data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian dengan
ramalan dat yang seharusnya akan muncul apabila teori itu memang benar.21
Adapun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah
kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitaif merupakan penelitian yang bekerja
dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau
frekuensi) yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab
pertanyaan yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan dan mengetahui nilai
variable mandiri baik satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variable yang lain.22
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VIII di SM.
Sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi, dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel

21 Sutrisno Hadi. Metodologi Reaseach Yogyakarta: yayasan penerbitan UGM.1987.


Hlm 15
22 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan,
Bandung:Remaja Rosdakarya, 2015. Hlm 60
dimana semua anggota populasi digunakan manjadi sampel. Jadi jumlah yang
digunakan dalam penelitian ini ada.
D. Tenik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang tertulis yang
ditujukan kepada responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner.
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti
mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan.
Pernyataan yang diajukan dalam kuesioner harus jelas dan dapat
dimengerti untuk mengurangi kesalahan responden dalam mengisi
kuesioner.23Kuesioner yang digunakan dalam penelitian efektivitas model
pembelajaran daring dalam mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 2
Wedarijaksa Pati ini berbasis web dibuat melalui google form.Teknik ini
dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari observasi dan
wawancara yang diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu siswa.
2. Teknik Wawancara
Penelitian ini menerapkan metode penghimpunan informasi
berbentuk interview. Interview ialah teknik pengumpulan data dengan
menanyakan beberapa pertanyaan kepada informan dan menulis atau
metecord tanggapan dari informan.24 Adapun interview yang dilaksanakan
oleh peneliti adalah wawancara terstruktur.
Wawancara secara sistematis diterapkan sebagai metode
penghimpunan informasi, apabila penulis sudah menggetahui secara pasti
tentang data yang akan diperoleh. Maka dari itu, dalam melaksanakan
interview penulis juga mempersiapkan instrumen penelitian berbentuk

23 Ristya Widi E, “Uji Validasi dan reliabilitas dalam Penelitian Epidemiologi


Kedokteran”, Stomatognatic (J.K.G) 8, No1, 2011, hlm 26
24 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 173.
pertanyaan yang terstruktur. Dalam interview secara sistemati ini penulis
mengajukan pertanyaan yang sama kepada masingmasing informan.
Proses pelaksanaan wawancara terstruktur dilakukan untuk
memperoleh data dan menambah keterangan tentang efektivitas
pembelajaran mata pelajaran IPS kelas VIII SMP. Adapun pihak yang
menjadi informan adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS dan
siswa.
3. Metode observasi
Metode pengamatan ialah suatu tahapan yang lengkap, sebuah
tahapan yang terdiri dari berragam tahapan biologis dan psikologis. Dua
diantaranya yang peling penting ialah pada tahap observasi dan ingatan. 25
Model pengamatan yang diterapkan ialah pengamatan secara tersurat,
yaitu dalam melaksanakan penghimpunan informasi peneliti mengatakan
secara langsung kepada responden bahwa peneliti tengah melaksanakan
penelitian. Jadi subjek yang dikaji mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang krgiatan peneliti. Namun pada suatu ketika peneliti juga
melaksanakan pengamatan secara tersirat, teknik ini dilakukan untuk
mengantisipasi apabila suatu saat ada informasi yang dibutuhkan ialah
informasi yang belum dipublikasikan.26
Teknik pengamatan ini diterapkan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan efektivitas pembelajaran daring pada mata pelajaran IPS
kelas VIII SMP yakni dengan jalan menulis dan merecord data yang
diperoleh pada saat penelitian.
4. Teknik dokumentasi
Dokumen ialah suatu kejadian yang telah terlampaui. Dokumen bisa
berupa catatan, foto, atau hasil karya fenomenal dari seorang tokoh.
Dokumen yang berupa catatan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, seritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Metode

25 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitaf, dan R&D,


199
26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitaf, dan
R&D, 312
dokumentasi merupakan pendukung dari penerapan teknik pengamatan
dan interview dalam penelitian kuantitatif.27
Teknik ini diterapkan untuk memperoleh informasi menganai
efektifitas pembelajaran daring berbentuk RPP, susunan kepengurusan
sekolah, data guru dan karyawan, serta siswa.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis secara sistematis.
Adapun pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan
statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul apa adanya tanpa dengan maksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.28
Statistik deskriptif dapat digunakan peneliti jika ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi yang diambil. Diskripsi datapenelitian dimaksudkan
untuk menggambarkan jawaban responden terhadap variabelvariabel
penelitian guna memperoleh nilai dari setiap indikator.29

27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitaf, dan R&D,


329
28 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung:Alfabeta,
2008. Hlm 147
29 Sugiyono, ”statistika untuk penelitian” Bandung: Alfabeta 2007. Hlm 52

Anda mungkin juga menyukai