Anda di halaman 1dari 10

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 2, No 2, September 2015 (126-134)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DAN PBL


TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SMPN KECAMATAN SEWON
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PPs, Universitas Negeri Yogyakarta
Madyarini89@gmail.com, abdul_gafur@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar antara siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL; (2) perbedaan
hasil belajar antara penggunaan model pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL pada
siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi; (3) perbedaan hasil belajar antara penggunaan
model pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL pada siswa yang mempunyai
motivasi belajar rendah; dan (4) interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen
dengan desain faktorial 2x2. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varian (Anava)
GXD MDOXU GHQJDQ WDUDI VLJQLILNDQVL . . Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL; (2) terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara penggunaan model pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL pada
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi; (3) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara penggunaan model pembelajaran portofolio dan model pembelajaran PBL pada siswa yang
mempunyai motivasi belajar rendah; dan (4) terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan model
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
Kata kunci: model pembelajaran portofolio, problem based learning, motivasi belajar, dan hasil
belajar IPS.

COMPARISON OF PORTFOLIO LEARNING MODELS AND PBL ON THE LEARNING


OUTCOMES OF SOCIAL STUDIES IN SMPN SEWON SUB-DISTRICT
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PPs, Universitas Negeri Yogyakarta
Madyarini89@gmail.com, abdul_gafur@uny.ac.id
Abstract
This study aims to find out: (1) the differences of learning outcomes between students who
learn by using portfolio learning models and PBL learning models; (2) the difference of the
learning outcome between the use of portfolio learning models and PBL learning models at
learners who have high learning motivation ; (3) the difference of the learning outcome between
the use of portfolio learning models and PBL learning models at learners who have low learning
motivation; and (4) the interaction effect between of learning models and students motivation to
learning outcomes. This was a quasi experiment research study employing the factorial 2x2 design.
The data analysis used the varian analyzes (Anava) two way with significance level of . 0.05. The
results of the research show that: (1) There are significant differences in learning outcomes
between students who learn by using using portfolio learning models and PBL learning models; (2)
There are significant differences in learning outcomes between the use of portfolio learning models
and PBL learning models at learners who have high learning motivation; (3) there are significant
differences of the learning outcome between the use of portfolio learning models and PBL learning
models at learners who have low learning motivation; and (4) There are significant interaction
effect between of learning models and students motivation to learning outcomes.
Keywords: portfolio learning models, problem based learning, learning motivation, and learning
outcome of social studies.

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS


p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN: 2460-7916
Komparasi Model Pembelajaran Portofolio ... 127
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur

Pendahuluan wa merupakan individu yang aktif, bukan


pasif hanya menerima apa yang diberikan oleh
Pendidikan merupakan tonggak pen- guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
ting bagi kemajuan sebuah bangsa, karena untuk mengantarkan siswa menemukan kon-
keberhasilan bidang pendidikan akan terkait sep-konsep dari proses pembelajaran yang di-
erat dengan keberhasilan pembangunan di lakukan dan menciptakan suasana kelas yang
bidang lainya. Pendidikan bermutu dalam mendorong siswa untuk aktif.
pembangunan suatu bangsa dapat melahirkan Proses pembelajaran seharusnya me-
sumber daya manusia yang berkualitas dan nyenangkan dan mencerdaskan siswa bukan
berdaya saing tinggi. Pendidikan adalah suatu hanya sekedar menyampaikan materi pelajar-
proses panjang yang berkesinambungan dan an untuk mencapai keberhasilan ujian. Le-
berlangsung terus menerus, oleh sebab itu mahnya proses pembelajaran merupakan salah
kualitas pendidikan harus selalu senantiasa satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
ditingkatkan guna mencapai tujuan pendidik- di Indonesia. Dalam proses pembelajaran, sis-
an yang diinginkan. Sesuai dengan amanat wa kurang didorong untuk mengembangkan
undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
sistem pendidikan nasional, menyatakan bah- dalam kelas mengarahkan kemampuan siswa
wa tujuan pendidikan nasional adalah untuk untuk menghafal informasi tanpa memahami
mengembangkan potensi peserta didik agar informasi yang diingatnya. Proses pendidikan
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa tidak diarahkan untuk membentuk manusia
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mu- yang cerdas, memiliki kemampuan memecah-
lia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan men- kan masalah hidup, serta tidak diarahkan
jadi warga negara yang demokratis serta ber- untuk membentuk manusia yang kreatif dan
tanggung jawab. inovatif, akibatnya ketika siswa lulus sekolah,
Melalui pendidikan nasional diharap- mereka pintar secara teoritis tetapi miskin
kan dapat membentuk sumber daya manusia aplikasi (Sanjaya, 2006, p.1).
yang berkualitas, untuk itu pendidikan nasio- Agar proses pembelajaran dapat ber-
nal diharapkan mampu menghasilkan generasi langsung secara efektif maka sudah seharus-
yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, nya kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
berkepribadian, cerdas, berketerampilan serta menggunakan model pembelajaran yang
memiliki rasa tanggung jawab. Untuk mewu- mampu merangsang siswa untuk belajar, se-
judkan tujuan pendidikan nasional tersebut, hingga siswa ikut berpartisi aktif dalam proses
maka sistem pendidikan nasional yang seka- pembelajaran. Siswa tidak lagi ditempatkan
rang ada harus terus menerus di sempurnakan sebagai objek pembelajaran tetapi diberikan
dan ditingkatkan kualitasnya. keleluasaan untuk mengembangkan kreatifitas
Salah satu usaha untuk meningkatkan dan potensinya dalam proses pembelajaran.
kualitas pendidikan adalah melalui penyem- Guna mewujudkanya maka proses pembela-
purnaan proses pembelajaran. Proses pembel- jaran di kelas harus dilakukan dengan mene-
ajaran merupakan sebuah sistem yang memi- rapkan berbagai model pembelajaran yang
liki beberapa komponen untuk mencapai tuju- mampu menciptakan suasana belajar yang
an pembelajaran. Selain guru dan siswa pemi- menarik, menyenangkan, serta menciptakan
lihan model pembelajaran yang tepat merupa- pembelajaran yang berkesan dan bermakna,
kan salah satu komponen yang sangat penting sehingga kegiatan pembelajaran akan menjadi
dalam proses pembelajaran, sebab ketepatan lebih berkualitas dan memudahkan siswa
guru dalam memilih model pembelajaran akan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
sangat berpengaruh terhadap kualitas dan ke- Prinsip pembelajaran tersebut sangat
berhasilan proses pembelajaran. sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran
Proses pembelajaran pada dasarnya Ilmu pengetahuan Sosial (IPS). IPS sebagai
merupakan interaksi antara siswa dan guru. salah satu mata pelajaran yang diberikan mu-
Interaksi yang dibangun haruslah bersifat dua lai dari SD/MI sampai SMP/MTs, memiliki
arah dan menempatkan siswa bukan sebagai tujuan untuk mempersiapkan para peserta
objek pembelajaran tetapi sebagai subjek didik agar menguasai pengetahuan (know-
pembelajaran (student center). Kedudukan ledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
siswa sebagai subjek pembelajaran berarti sis- (attitudes and values) yang dapat digunakan
Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS
Volume 2, No 2, September 2015
128 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

untuk memecahkan masalah pribadi atau banyak digunakan oleh guru karena dianggap
masalah sosial serta kemampuan mengambil sebagai model pembelajaran yang paling mu-
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai dah dan cepat guna mengejar tuntutan kuri-
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga kulum sebab tidak membutuhkan banyak
negara yang baik (Sapriya, 2009, p.12). waktu dan persiapan mengingat materi IPS
Pada dasarnya pendidikan IPS mem- memiliki cakupan yang sangat luas dan
punyai peranan yang penting, sebab IPS tidak kompleks. Selain itu pemahaman guru tentang
hanya mengembangkan pengetahuan siswa berbagai jenis model pembelajaran juga masih
tetapi juga nilai, sikap, dan keterampilan kurang, sehingga mengalami kesulitan untuk
sosial. Namun pada prakteknya pembelajaran memvariasikan model pembelajaran konven-
IPS lebih didominasi oleh pemberian infor- sional dengan model pembelajaran yang lain.
masi, fakta dan hafalan serta kurang diarahkan Hal ini menjadikan guru sebagai satu-satunya
pada pembelajaran yang bermakna bagi kehi- sumber belajar di kelas sehingga proses
dupan. Hal ini menimbulkan adanya anggapan pembelajaran kurang memiliki ruang untuk
pada siswa bahwa IPS adalah mata pelajaran mengaktifkan siswa.
yang monoton dan membosankan. Proses Proses pembelajaran IPS juga belum
pembelajaran seharusnya dikemas sebagai menghadirkan fenomena-fenomena atau ma-
proses mengkonstruksi bukan transfer penge- salah-masalah sosial ke dalam kelas. Proses
tahuan dari guru ke siswa, jadi dalam proses pembelajaran belum melatih siswa untuk bel-
pembelajaran siswa tidak begitu saja meneri- ajar memecahkan masalah-masalah yang ada
ma pengetahuan dari guru tetapi harus mem- dalam masyarakat. Guru lebih mengejar target
bangun sendiri pengetahuan mereka melalui materi yang harus diselesaikan tanpa melihat
keterlibatan secara aktif dalam proses pem- kebermaknaan dari materi IPS itu sendiri,
belajaran. sehingga IPS seolah-olah mempelajari sesuatu
IPS adalah sebuah mata pelajaran di yang abstrak dan bersifat hafalan semata tanpa
sekolah yang ruang lingkup kajianya mem- ada relevansi dan aplikasinya dengan kehi-
pelajari kehidupan manusia dalam masyara- dupan sehari-hari. Beberapa permasalahan da-
kat, oleh sebab itu proses pembelajaran IPS lam pembelajaran IPS yang telah dikemu-
akan menjadi lebih bermakna jika menghadir- kakan di atas pada ahirnya berdampak pada
kan masalah-masalah atau fenomena-feno- rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat
mena sosial yang terjadi dalam masyarakat. dari nilai IPS siswa pada ujian semester ganjil
Hal ini bertujuan untuk melatih siswa agar tahun ajaran 2013/2014 masih banyak yang
menjadi peka terhadap masalah-masalah sosi- belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
al serta memiliki kemampuan untuk meme- Minimal (KKM).
cahkan masalah dalam kehidupan bermasyara- Salah satu upaya untuk mengatasi
kat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumaat- permasalahan tersebut adalah dengan mende-
madja (2008, p.1.10) yang menyatakan bahwa sain proses pembelajaran yang dapat menarik
IPS sebagai pendidikan bukan hanya semata- minat dan perhatian siswa, yaitu dengan
mata membekali anak didik dengan penge- menggunakan model pembelajaran yang aktif,
tahuan yang membebani siswa, melainkan inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
membekali siswa dengan pengetahuan sosial diantaranya yaitu dengan menerapkan model
yang berguna yang dapat diterapkan dalam pembelajaran portofolio dan Problem Based
kehidupan sehari-hari. Learning (PBL). Pembelajaran portofolio dan
Berdasarkan hasil observasi yang PBL merupakan model pembelajaran yang
telah dilakukan di beberapa SMP Negeri di berpusat pada siswa (student centered). Model
Kecamatan Sewon, diketahui bahwa pelaksa- pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai
naan proses pembelajaran IPS secara umum pusat dari kegiatan pembelajaran sehingga
masih berpusat pada guru (teacher centered), melibatkan siswa secara aktif dalam keselu-
siswa kurang dilibatkan dalam aktivitas pem- ruhan proses pembelajaran, sedangkan guru
belajaran di kelas. Selain itu proses pembela- hanya sebagai fasilitator.
jaran juga masih didominasi oleh model Portofolio dan PBL merupakan model
pembelajaran konvensional, guru masih ja- pembelajaran yang akan menggunakan masa-
rang menggunakan variasi model pembelajar- lah dunia nyata sebagai awal dari proses pem-
an. Model pembelajaran konvensional paling belajaran. Masalah yang dipilih harus relevan

Volume 2, No 2, September 2015


Komparasi Model Pembelajaran Portofolio ... 129
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur

atau sesuai dengan materi yang dipelajari. yang saling mempengaruhi. Dalam proses
Model pembelajaran ini melatih siswa untuk pembelajaran motivasi sangat diperlukan
belajar memecahkan masalah yang ada di sebab, adanya motivasi akan mendorong
masyarakat dengan menggunakan pendekatan semangat belajar siswa. Siswa yang memiliki
berfikir secara ilmiah, sehingga siswa dapat motivasi untuk belajar akan bersemangat dan
memperoleh pengetahuan yang mendalam. merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan
Selain itu model pembelajaran portofolio dan pembelajaran. Sebaliknya, bagi siswa yang
PBL juga akan melatih siswa untuk belajar tidak memiliki motivasi untuk belajar akan
bekerja sama dengan dengan siswa dalam satu kurang bersemangat untuk belajar sehingga
kelompoknya maupun siswa dalam kelompok merasa kurang tertarik untuk mengikuti ke-
lainya untuk melakukan penyelidikan atau giatan pembelajaran. Siswa yang belajar tanpa
pencarian informasi guna mencari solusi atas adanya motivasi tentu tidak akan berhasil
permasalahan yang dihadapai. dengan maksimal.
Model pembelajaran portofolio me- Motivasi belajar yang dimiliki oleh
mungkinkan siswa untuk lebih aktif karena masing-masing siswa tentu berbeda, sese-
penyelidikan atau pencarian informasi yang orang yang memiliki motivasi tinggi dalam
lebih luas. Pencarian informasi tidak hanya belajar akan menaruh minat terhadap kegiat-
dilakukan di dalam kelas saja tetapi juga di an-kegiatan belajar, sehingga akan merasa
luar kelas baik dari media cetak dan elek- senang dan tekun untuk mengerjakan tugas
tronik, tokoh atau pakar, maupun kunjungan yang diberikan serta merasa tertantang untuk
pada tempat-tempat yang dapat dijadikan se- mencari hal-hal baru. Siswa yang kurang
bagai sumber informasi. Hasil ahir dari proses memiliki motivasi belajar akan merasa cepat
pembelajaran bukan hanya laporan hasil pene- bosan dengan kegiatan belajar, sehingga ku-
litian saja tetapi juga dibuat dalam bentuk por- rang tertarik untuk mengerjakan tugas serta
tofolio tayangan yang hampir sama dengan cepat merasa puas dengan hasil belajarnya.
majalah dinding (mading) yang akan dipre- Hal ini menunjukan pentingnya motivasi
sentasikan dalam acara showcase. dalam belajar, oleh sebab itu sudah seharus-
Model pembelajaran portofolio ber- nya dalam proses pembelajaran juga memper-
tujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk hatikan aspek motivasi belajar siswa.
mencari dan mengorganisir informasi yang Berdasarkan latar belakang masalah
ditemukan, menuliskan apa yang ada dalam tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
pikiranya, dan selanjutnya dituangkan secara mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar antara
penuh dalam pekerjaanya baik dalam porto- siswa yang belajar menggunakan model pem-
folio dokumentasi maupun portofolio tayang- belajaran portofolio dan model pembelajaran
an. Menurut Fajar (2009, p.46) pembelajaran PBL; (2) perbedaan hasil belajar antara peng-
portofolio memberikan pengalaman secara fi- gunaan model pembelajaran portofolio dan
sik dan mental kepada siswa. Pengalaman model pembelajaran PBL pada siswa yang
fisik dalam arti melibatkan siswa atau mem- mempunyai motivasi belajar tinggi; (3) per-
pertemukan siswa dengan objek pembelajar- bedaan hasil belajar antara penggunaan model
an. Pengalaman mental dalam arti memper- pembelajaran portofolio dan model pembel-
hatikan informasi awal yang telah ada pada ajaran PBL pada siswa yang mempunyai
diri siswa, sehingga siswa memiliki suatu motivasi belajar rendah; dan (4) interaksi pe-
kebebasan untuk berpikir, berpendapat, aktif ngaruh antara penggunaan model pembel-
dan kreatif serta menyusun (merekonstruksi) ajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
sendiri informasi yang diperolehnya. hasil belajar.
Keberhasilan proses pembelajaran di-
pengaruhi oleh banyak hal. Model pembela- Metode penelitian
jaran merupakan salah satu faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi proses pembelajar- Jenis Penelitian
an. Selain faktor eksternal keberhasilan proses
pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor Penelitian ini merupakan quasi expe-
internal, salah satu faktor tersebut adalah riment research atau eksperimen semu.
motivasi belajar siswa. Menurut Uno (2008, Desain penelitian yang digunakan adalah
p.3) Motivasi dan belajar merupakan dua hal faktorial design atau rancangan faktorial 2x2.

Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS


Volume 2, No 2, September 2015
130 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Menurut Sukardi (2009, p.187) desain fak- terkumpul kemudian diuji prasyarat yang
torial merupakan suatu tindakan terhadap satu meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
variabel atau lebih yang dimanipulasi secara Teknik analisis data yang digunakan adalah
simultan agar dapat mempelajari pengaruh analisis varian $QRYD GXD MDOXU GHQJDQ .
setiap variabel terhadap variabel terikat atau 0,05.
pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi
antara beberapa variabel. Desain faktorial ini, Data
masing-masing dari kedua variabel bebas Data primer yang dikumpulkan ada-
mempunyai dua nilai. Pertama, variabel ek- lah data hasil belajar IPS dengan tes pilihan
sperimental (variabel bebas yang dimanipu- ganda dan data motivasi belajar dengan kue-
lasi). Kedua, variabel atribut yang telah dibagi sioner. Pertanyaan dalam tes hasil belajar
menjadi 2 tingkat. terkait dengan materi pembelajaran IPS pada
BAB 7 semester 2 kelas VIII. Serta dalam
Tempat dan waktu
pertanyaan kuesioner terkait dengan variabel
Penelitian ini dilaksanakan di 2 SMP motivasi belajar.
Negeri di Kecamatan Sewon yaitu SMP Ne-
geri 1 Sewon dan SMP Negeri 2 Sewon Ban- Instrumen
tul Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan Instrumen dalam penelitian ini adalah
pada semester genap tahuan ajaran 2013/2014 tes hasil belajar dan angket motivasi belajar.
mulai dari bulan Mei sampai Juni 2014. Tes hasil belajar menggunakan tes tertulis
dalam bentuk tes pilihan ganda (multiple
Populasi dan Sampel
choice test). Jumlah seluruh soal sebanyak 25
Populasi dalam penelitian ini adalah butir dengan empat alternatif pilihan jawaban.
semua SMP Negeri di Kecamatan Sewon, Skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk
yang keseluruhanya berjumlah 4 Sekolah. jawaban salah. Jumlah skor jawaban benar
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa akan dikali 4, sehingga diperoleh skor mini-
kelas VIII A di SMP Negeri 1 Sewon yang di- mal adalah 0 dan skor maksimal 100.
berikan perlakuan dengan menggunakan mo- Angket yang digunakan dalam pene-
del pembelajaran portofolio dan siswa kelas litian ini adalah angket tertutup dengan 26
VIII F di SMP Negeri 2 Sewon yang diberi- pernyataan yang terdiri dari 13 pernyataan
kan perlakuan dengan menggunakan model positif dan 13 pernyataan negatif. Kriteria pe-
pembelajaran PBL. Sampel dalam penelitian nyususnan angket menggunakan skala likert
ini diambil dengan menggunakan teknik yang terdiri atas lima kategori alternatif jawa-
simple random sampling, yaitu teknik peng- ban, sehingga diperoleh skor minimal adalah
ambilan sampel yang dilakukan secara acak 26 dan skor maksimal 130.
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi (Sugiyono, 2010, p.120). Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
Prosedur
dalam penelitian ini adalah teknik statistik
Jenis penelitian kuantitatif, dengan deskriptif. Analisis statistik deskriptif terdiri
data primer diperoleh dari tes hasil belajar IPS dari: nilai maksimal, minimal, mean, modus,
dan kuesioner motivasi belajar. Instrumen tes median. Pada bagian ini data tersebut
hasil belajar dan kuesioner motivasi belajar dianalisis satu persatu berdasarkan jawaban
terlebih dahulu diuji validitasnya dengan me- responden yang dihimpun dari tes hasil belajar
minta pertimbangan kepada ahli (expert dan kuesioner yang telah diisi oleh responden
judgement) dan selanjutnya di uji cobakan selama penelitian berlangsung.
pada kelas IX D di SMP Negeri 1 Sewon. Penelitian ini menggunakan Anova
Penghitungan uji validitas angket motivasi dua jalur untuk analisis datanya. Sebelum
belajar menggunakan teknik korelasi produck dilakukan Anova dua jalur, terlebih dahulu
moment, sedangkan uji validitas tes hasil dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri
belajar menggunakan program Iteman. Uji dari uji normalitas dan uji homogenitas. Apa-
Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach bila uji prasyarat analisis terpenuhi, maka uji
disyaratkan harus lebih dari 0,6. Data yang hipotesis dapat dilakukan.

Volume 2, No 2, September 2015


Komparasi Model Pembelajaran Portofolio ... 131
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur

Hasil dan Pembahasan belajar tinggi dan rendah sama, yaitu masing-
masing sebanyak 13 siswa.
Data hasil belajar siswa pada kelas
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 disaji-
perlu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat
kan pada Tabel 2.
terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Tabel 1. Data Hasil Belajar IPS Hasil dari uji normalitas dan homogenitas
adalah sebagai berikut.
Deskripsi Eksperimen 1 Eksperimen 2
Pretest Posttest Pretest Posttest Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Mean 62,76 81,07 64,92 76,15 Variabel Signifikansi Kolmogrov-Smirnov
Median 64,00 80,00 68,00 76,00 Kelompok data
Modus 64,00 76,00 68,00 80,00 Pretest Posttest Pretest Posttest
Minimum 48,00 64,00 52,00 64,00
Hasil Belajar 0,435 0,458 0,292 0,061
Maksimum 76,00 96,00 76,00 84,00
Motivasi Belajar 0,437 0,179 0,663 0,592

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat


Tabel 4 menunjukan bahwa nilai sig-
perbedaan pada hasil pretest dan posttes hasil
nifikansi pretest dan posttest motivasi dan
belajar siswa, serta dapat diketahui bahwa
hasil belajar IPS mempunyai nilai signifikansi
kemampuan awal siswa pada semua model
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
pembelajaran adalah sama.
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Data motivasi belajar siswa pada ke-
las eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 disa-
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas
jikan dalam tabel berikut ini.
Signifikansi Lavene Statistic
Tabel 2. Data Motivasi Belajar Siswa Variabel
Pretest Posttest
Deskripsi Eksperimen 1 Eksperimen 2 Hasil Belajar 0,426 0,097
Pretest Posttest Pretest Posttest Motivasi Belajar 0,384 0,779
Mean 71,42 85,34 70,15 79,96
Median 72,00 84,00 70,00 80,00 Tabel 16 menunjukan bahwa nilai
Modus 70,00 84,00 69,00 80,00
signifikansi dari hasil uji Lavene test mem-
punyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Minimum 57,00 76,00 57,00 71,00
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Maksimum 88,00 98,00 79,00 95,00 varians kedua kelompok adalah homogen.
Distribusi frekuensi motivasi belajar Hipotesis 1
siswa pada kelas eksperimen 1 maupun kelas
eksperimen 2 disajikan pada Tabel 3. Tabel 6. Hasil Uji Anova Dua Jalur

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Motivasi (Perbandingan Hasil Belajar Antara


Belajar Siswa Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio
dengan Model Pembelajaran PBL)
Motivasi Belajar IPS
Model Pembelajaran Jumlah
Tinggi Rendah Model Pembelajaran Rata-rata Fhitung sig.
Portofolio 14 12 26 Portofolio 17,23 8,624 0,005
PBL 13 13 26 PBL 11,23
Jumlah 27 25 52
Tabel 6 menunjukan bahwa dari hasil
Tabel 3 menunjukan bahwa pada ke- uji anova dua jalur diperoleh nilai rata-rata
las portofolio terdapat 14 siswa yang memiliki hasil belajar ahir portofolio adalah 17, 23 dan
motivasi belajar tinggi dan 12 siswa motivasi rata-rata hasil belajar ahir PBL adalah 11, 23,
motivasi belajar rendah. Sedangkan pada ke- dengan Fhitung 8,624 dan nilai signifikansi
las PBL jumlah siswa yang memiliki motivasi 0,005. Oleh karena p = 0,005 < 0,05 maka

Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS


Volume 2, No 2, September 2015
132 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan rendah adalah 12,00, dengan Fhitung 4,015 dan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai signifikansi 0,044. Oleh karena p =
perbedaan hasil belajar antara siswa yang 0,044 < 0,05 maka bahwa Ho ditolak dan Ha
belajar menggunakan model pembelajaran diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
portofolio dengan siswa yang belajar meng- bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
gunakan model pembelajaran PBL. penggunaan model pembelajaran portofolio
dan model pembelajaran PBL pada siswa
Hipotesis 2 yang mempunyai motivasi belajar rendah

Tabel 7. Hasil Uji Anova Dua Jalur Hipotesis 4


(Rata-rata Hasil Belajar IPS Pada Siswa
Tabel 9. Hasil Anova Dua Jalur
Dengan Motivasi Belajar Tinggi)
(Interaksi Penggunaan Model Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Rata-rata Fhitung sig. Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar)
Portofolio 21,71 16,774 0,000
Model Motivasi Rata- Fhitung Sig.
PBL 10,76 Pembelajaran Belajar rata

Tabel 7 menunjukan bahwa dari hasil Tinggi 21,71 8,389 0,006


Portofolio
uji anova dua jalur diperoleh nilai rata-rata Rendah 11,69
hasil belajar ahir siswa yang menggunakan Tinggi 11,14
model pembelajaran portofolio pada siswa PBL
Rendah 12,00
yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah
21, 71 dan rata-rata hasil belajar ahir siswa Tabel 9 menunjukan bahwa dari hasil
yang menggunakan model pembelajaran PBL uji anova dua jalur diperoleh nilai Fhitung 8,389
pada siswa yang memiliki motivasi belajar dan nilai signifikansi sebesar 0,006. Oleh
tinggi adalah 10, 76, dengan Fhitung 16,774 dan karena p= 0,006 < 0,05 maka ho ditolak dan ha
nilai signifikansi 0,000. Oleh karena p = 0,000 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
< 0,05 maka bahwa Ho ditolak dan Ha bahwa terdapat interaksi pengaruh antara
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran dan motivasi
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara belajar terhadap hasil belajar IPS.
penggunaan model pembelajaran portofolio Grafik interaksi antara model pem-
dan model pembelajaran PBL pada siswa belajaran dan motivasi belajar terhadap hasil
yang memiliki motivasi belajar tinggi. belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat
dilihat pada Gambar 1.
Hipotesis 3
Interaksi Model Pembelajaran, Motivai
Tabel 8. Hasil Anova Dua Jalur Belajar
dan Hasil Belajar
(Rata-rata Hasil Belajar IPS Pada Siswa dengan
Motivasi Belajar Rendah) 25
21,71
Model Pembelajaran Rata-rata Fhitung sig. 20

Portofolio 11,69 4,015 0,044 15 Motivasi


Mean

12 Tinggi
PBL 12,00
10 11,14
11,69 Motivasi
Rendah
Tabel 8 menunjukan bahwa dari hasil 5
uji anova dua jalur diperoleh nilai rata-rata
0
hasil belajar ahir siswa yang menggunakan
Portofolio PBL
model pembelajaran portofolio pada siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah adalah
11,69 dan rata-rata hasil belajar ahir siswa Gambar 1. Grafik Interaksi Model
yang menggunakan model pembelajaran PBL Pembelajaran, Motivasi Belajar,
pada siswa yang memiliki motivasi belajar dan Hasil Pembelajaran

Volume 2, No 2, September 2015


Komparasi Model Pembelajaran Portofolio ... 133
Dyan Desi Madyarini, Abdul Gafur

Dalam sebuah proses pembelajaran akan tahan lama dalam belajar. Pembelajaran
ada banyak komponen pembelajaran yang IPS dengan model pembelajaran PBL mem-
saling berkaitan, oleh karenanya keberhasilan berikan pengaruh yang signifikan terhadap
proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh hasil belajar siswa dengan motivasi belajar
banyak hal. Model pembelajaran merupakan rendah. Hal ini disebabkan siswa dengan
salah satu faktor eksternal yang dapat mem- motivasi belajar rendah lebih senang dengan
pengaruhi proses pembelajaran. Selain faktor langkah-langkah model pembelajaran PBL
eksternal keberhasilan proses pembelajaran yang lebih sederhana dan singkat dibanding-
juga dipengaruhi oleh faktor internal, salah kan dengan model pembelajaran portofolio.
satu faktor tersebut adalah motivasi belajar Kegiatan pembelajaran dan penyelidiakan da-
siswa. Dalam belajar motivasi memiliki fungsi lam pembelajaran PBL terjadi di dalam kelas
yang sangat besar sebagai pendorong usaha serta tidak banyak melibatkan dunia luar,
dan pencapaian prestasi, sehingga hasil belajar sehingga lebih mudah dan cocok untuk siswa
akan lebih optimal jika disertai dengan yang memiliki motivasi belajar rendah. Se-
motivasi yang tinggi. perti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
Motivasi dan belajar merupakan dua seseorang dengan motivasi rendah akan cepat
hal yang saling mempengaruhi (Uno, 2008, merasa bosan dalam belajar, sehingga kurang
p.3). Seseorang yang memiliki motivasi tinggi tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar yang
dalam belajar akan menaruh minat terhadap terlalu rumit dan banyak memberikan tugas.
kegiatan-kegiatan belajar, sehingga akan me-
rasa senang dan tekun untuk mengerjakan
Simpulan dan Saran
tugas yang diberikan serta merasa tertantang
untuk mencari hal-hal baru. Hal ini sesuai Simpulan
dengan pendapat Sardiman (2009, p.75) yang
menyatakan bahwa motivasi belajar merupa- Dari pembahasan tersebut dapat di-
kan faktor psikis perananya untuk menumbuh- simpulkan sebagai berikut. Pertama, terdapat
kan gairah, rasa senang dan semangat untuk perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi siswa yang belajar menggunakan model pem-
memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi, belajaran portofolio dan model pembelajaran
sehingga akan lebih tertarik untuk terlibat PBL. Hasil belajar IPS siswa yang belajar de-
dalam kegiatan pembelajaran. ngan menggunakan model pembelajaran por-
Pembelajaran IPS dengan model tofolio lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
pembelajaran portofolio memberikan penga- belajar IPS siswa yang belajar menggunakan
ruh yang signifikan terhadap hasil belajar model pembelajaran PBL.
siswa dengan motivasi belajar tinggi. Model Kedua, terdapat perbedaan hasil bel-
pembelajaran portofolio akan terasa lebih me- ajar yang signifikan antara penggunaan model
nantang bagi siswa yang memiliki motivasi pembelajaran portofolio dan model pembela-
belajar tinggi karena akan memberikan siswa jaran PBL pada siswa yang memiliki motivasi
ruang untuk menemukan hal-hal baru dan belajar tinggi. Penggunaan model pembelajar-
bereksplorasi dengan tugas-tugas yang diberi- an portofolio lebih sesuai untuk pembelajaran
kan selama proses pembelajaran. Model pem- IPS pada siswa yang mempunyai motivasi
belajaran portofolio mempersiapkan siswa belajar tinggi.
untuk melakukan eksperimen yang lebih luas Ketiga, terdapat perbedaan hasil bela-
karena penyelidikan tidak hanya terjadi di jar yang signifikan antara penggunaan model
kelas tapi juga di lingkungan masyarakat. pembelajaran portofolio dan model pem-
Sehingga model pembelajaran ini lebih efektif belajaran PBL pada siswa yang mempunyai
untuk siswa dengan motivasi belajar tinggi motivasi belajar rendah. Penggunaan model
yang memiliki rasa ingin tahu yang besar serta pembelajaran PBL lebih sesuai untuk pem-
tekun dan memiliki semangat yang besar belajaran IPS siswa yang mempunyai moti-
dalam belajar. vasi belajar rendah. Keempat, terdapat inter-
Menurut Uno (2008, p.27) motivasi aksi pengaruh atara penggunaan model pem-
dalam belajar menyebabkan seseorang tekun belajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
belajar sebaliknya seseorang yang tidak atau hasil belajar.
kurang memiliki motivasi untuk belajar tidak
Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS
Volume 2, No 2, September 2015
134 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Saran Daftar Pustaka


Dari pembahasan tersebut, ada bebe- Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI No-
rapa saran yang dapat disampaikan. Pertama, mor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
seorang guru perlu mengenali tingkat motivasi Pendidikan Nasional.
belajar siswa, agar penggunaan model pem-
Fajar, Arnie. (2009). Portofolio dalam pela-
belajaran dapat disesuaikan dengan karakteris-
jaran IPS. Bandung: Remaja Rosda-
tik siswa, sehingga materi yang disampaikan
karya.
mampu diserap dengan baik oleh siswa dan
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran
tercapai. Kedua, model pembelajaran porto- berorientasi standar proses pendidik-
folio dapat dijadikan sebagai salah satu alter- an. Jakarta: Kencana.
natif model pembelajaran IPS, karena telah Sapriya. (2009). Pendidikan IPS konsep dan
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaranya. Bandung: Remaja
siswa. Rosdakarya.
Ketiga, perlunya menumbuhkan moti-
vasi belajar pada setiap siswa karena berdasar- Sardiman A. M. (2009). Interaksi dan moti-
kan hasil penelitian motivasi belajar sangat vasi belajar mengajar. Jakarta: Raja-
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ke- wali Pers.
empat, proses penerapan model pembelajaran Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendi-
portofolio dan PBL membutuhkan waktu yang dikan pendekatan kuantitatif, kualit-
cukup lama oleh sebab itu guru harus melaku- atif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
kan persiapan yang matang serta pengaturan
waktu yang baik sehingga dalam pelaksanaan- Sukardi. (2009). Metodologi penelitian pendi-
nya dapat berjalan dengan lancar. Kelima, dikan kompetensi dan praktiknya. Ja-
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal karta: Bumi Aksara.
disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk Sumaatmadja, Nursid. (2008). Konsep dasar
dapat melanjutkan penelitian ini pada materi IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
pelajaran yang berbeda, atau melakukan pene-
litian dengan cakupan dan skala yang lebih Uno, H. B. (2008). Teori motivasi dan peng-
luas lagi. ukuranya analisis bidang pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Volume 2, No 2, September 2015

Anda mungkin juga menyukai